...***Jangan lupa untuk meninggalkan jejak dukungannya sebelum membaca👍...
...Terimakasih🤗***...
"Kenapa gak ada yang coba buat ngebangunin gue!?" Bara mengambil dasinya lalu memasangnya asal. Lalu setelah itu ia mengambil jasnya dari dalam lemari.
"Sial! Umpatnya ketika sepatunya tertukar antara kanan dan kiri saat ia buru buru mengenakannya.
"Jam segini kamu belum pergi ke kantor?" Tanya Mala heran yang melihat putranya pagi itu.
"Koq gak ada yang bangunin Bara sih ma...?"
"Mama pikir kamu udah berangkat ke kantor, kan biasa nya tanpa di bangunin juga kamu udah pergi pagi-pagi" jawab Mala seraya mengoles selai ke rotinya.
"Kamu gak sarapan dulu!?" Tanyanya lagi.
"Gak ma..., nanti sarapan di kantor aja. Kan, udah telat ini!" Bara setengah berlari menuju keluar lalu masuk ke mobilnya.
Mala hanya bisa menggelengkan kepala nya melihat tingkah putranya sambil melirik jam di tangan nya.
"Nggak telat-telat banget koq," gumamnya.
...-----***-----...
Terlihat Raisa sedang berdiri di pinggir jalan depan toko kuenya sambil sesekali memeriksa ponselnya.
"Gimana mbak, udah dapat taksi nya?" Tanya Nia menghampiri.
"Belum," jawab Raisa menengok seraya menengok kanan kiri.
"Naik ojek aja gimana mbak?" Usul Nia.
"Mbak kapok naik ojek lagian gak mungkin juga mbak naik ojek dengan pakaian seperti ini?" Ucap Raisa seraya memandang dress selutut yang ia pakai.
"Hehe..., iya ya mbak," sahut Nia ikut memandangi Raisa dengan balutan dress putih selututny tersebut.
Bara melajukan mobil nya fokus memperhatikan setiap sisi jalan yang ia lewati, sambil sesekali ia berdecak kesal mengumpat diri nya sendiri.
Hingga akhirnya ia melihat seseorang yang ia cari.
Tidak ingin menyia nyiakan ia pun langsung menghentikan mobilnya di tepi jalan tempat Raisa dan pegawai tokonya sedang terlihat sedang berbincang.
"Pagi tante," sapanya seraya menghampiri.
"Pagi juga. Sahut Raisa. "Kamu darimana?" Tanya Raisa agak sedikit heran melihat penampilan Bara yang terlihat tidak seperti bisanya.
"Kebetulan tadi saya ada sedikit urusan di dekat sini," jawab Bara berbohong.
" Oo, begitu," ucap Raisa mencoba mengabaikan penglihatan nya atas penampilan Bara yang terlihat berbeda pagi itu. Tapi tidak dengan Nia yang setengah mati menahan rasa ingin tertawanya.
"Apa Tante lagi nunggu taksi?"
"Iya, udah lama tapi belum dapat," jawab Raisa kembali melirik ponsel nya.
"Ya udah sekalian aja biar saya anterin," ucap Bara menawari bantuan.
"Terimakasih. Tapi bukannya kamu harus ke kantor ya?"
"Gak apa-apa. Kebetulan hari ini saya gak ada jadwal apa pun di kantor," ucapnya lagi. Padahal setengah jam lagi ada meeting.
"Gimana ya..., tante benar bener bener gak enak kalau harus merepotkan kamu."
"Udah mbak, ikut aja daripada mbak nunggu lama," usul Nia.
"Ya sudah jika memang nggak ngerepotin kamu," ucap Raisa menerima bantuan yang di tawarkan oleh Bara.
Bara pun bersorak girang di dalam hatinya.
Di dalam Mobil
"Tunggu..." ucap Raisa menatap Bara.
"Ya, ada apa?" Bara pun membalas tatapan Raisa.
"Apa kamu yakin kalau kamu dari rumah?" Tanya Raisa memastikan.
"Iya, memangnya kenapa?" Tanya Bara heran.
"Apa kamu sudah melihat cermin pagi ini? ehm..., maksud tante penampilan kamu gak seperti biasanya," jelas Raisa.
"Oya?" Bara memperhatikan wajah nya di spion mobil namun tidak menemukan keanehan sedikit pun.
Raisa hanya bisa berdecak melihat tingkah Bara yang tidak menyadari kemejanya terkancing dengan selisih lubang tersebut.
Karena merasa gemas Raisa pun merapikan kancing kemeja tersebut.
Bara kaget mendapat perlakuan seperti itu, namun juga merasa senang hingga jantung nya hampir melompat dari sana.
"Pantes aja kalian tuh cocok berteman, ternyata kamu sama Ricky punya kebisaan yang sama," ucap Raisa lalu merapikan kerah kemeja dan dasi Bara juga.
Karena sudah terbiasa mengurus Ricky seperti itu hingga dengan refleks ia melakukan itu juga pada Bara.
"Sudah, terlihat rapi. Boleh kita jalan sekarang?" Tanya Raisa membuyarkan lamunan Bara.
"Oo, i... iya," sahut Bara gugup. Lalu ia pun menjalankan mobilnya.
"Antar tante ke kampus Ricky," ucap Raisa memberitahukan tujuannya.
Bara hanya mampu bergumam sambil fokus menyetir.Karena jujur saja jantungnya terus berdegup kencang sejak tadi.
Entah kenapa ia merasa perasaannya menjadi campur aduk tak karuan. Tiba-tiba saja ada rasa tidak percaya diri yang muncul dalam dirinya, apa lagi ketika Raisa mengatakan bahwa dirinya seperti Ricky.
Apa mungkin dia hanya akan di anggap sebagai anak-anak saja pikirnya.
"Terimakasih atas tumpangannya," ucap Raisa begitu sudah memasuki halaman kampus dan Bara menghentikan mobilnya.
Bara terus memandangi langkah Raisa dari jendela mobil nya. Terlihat beberapa sekumpulan mahasiswa juga tampak tertarik dengan kehadiran Raisa disana.
Ada beberapa yang mengira bahwa ibu satu anak tersebut adalah mahasiswi baru di kampus itu.
Melihat aksi dari segerombolan mahasiswa tersebut Bara buru-buru keluar dari mobilnya.
"Eh loe semua bubar gak!?" Tunjuk Bara mengancam pada sekelompok mahasiswa tersebut.
Tanpa menunggu mereka pun segera membubarkan diri.
Entah perasaan seperti apa yang membuat Bara ingin terus melindungi wanita yang kenyataannya adalah ibu dari sahabatnya sendiri.
Bukan masalah wajar atau tidak. Tapi siapa yang mampu menolak rasa yang muncul dari hati seseorang.
Siapa yang mampu mencegah sebuah perasaan.
...***...
"Pak, meeting sudah selesai setengah jam yang lalu. Dan kami sudah melaksanakan seperti yang bapak perintahkan," Lapor Nina.
"Bagaimana hasilnya?" Tanya Bara
"Sesuai dengan yang anda harapkan."
"Bagus, kembalilah ke ruanganmu."
"Maaf, kalau boleh saya tau apa yang menyebabkan bapak tidak menghadiri meeting kita hari ini, bukankah kemarin bapak yang terlihat begitu bersemangat?" Tanya sekretaris bernama Nina tersebut. Kekepoan nya membuatnya memberanikan diri untuk bertanya. Karena ini pertamakalinya atasannya terlambat.
"Ada sedikit urusan," jawab Bara singkat.
"Maaf seharusnya saya tidak menanyakan itu pada bapak, pasti urusan tersebut sangat penting bagi bapak. Kalau begitu saya permisi," ia pun kembali ke ruangannya.
Bara hanya bisa menghembuskan nafas berat seraya bersandar di kursi kebesarannya tersebut. Bahkan pangkat dan jabatan tidak mampu membeli perasaan dari seseorang yang sangat di inginkan nya.
Mau bagaimana lagi, ia sudah berusaha menahannya tapi tidak pernah bisa.
Peluang terbuka lebar, namun sangat kecil kemungkinan yang akan ia dapatkan. Selain wanita tersebut adalah ibu dari sahabatnya, dia juga harus melewati ibunya yang mungkin tidak dengan mudah memberikan ijin.
Ia benar-benar dilema antara harus berusaha atau berhenti. Namun hatinya terus membawanya untuk melangkah maju.
Perjalanan cinta setiap orang berbeda beda. Tidak semua bisa berjalan mulus dan baik baik saja. Dan kalau bisa memilih Author ingin baik baik saja tapi apa lah daya😌😅
..._ 👍...
..._ ❤...
..._ 🎁 Bila berkenan😚 ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •
selamat berjuang bara🥰
2022-12-12
1
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Stargirl✨
Alasannya coba tanya sama diri sendiri 😆
2022-05-22
2
M.azril maulana
baru nemu novelnya thor,jadi baru baca,seru, menarik, tantangan cinta nya pasti sulit 😊🥰🙏
2022-01-22
2