3. Hari Yang Menyenangkan

"Faith! Faith!"

Suara panik Beth adalah hal pertama yang dapat Faith respon ketika kesadarannya mulai pulih. Selanjutnya adalah suara-suara orang banyak yang mengerumuni mereka. Rupanya ia jatuh pingsan dan ada yang membopong tubuhnya ke tepi jalan. Faith mencoba membuka kedua matanya meski terasa berat. Ekspresi wajah Beth yang pertama dilihatnya benar-benar menunjukkan betapa tegang dan kuatirnya dia. Faith mencoba tersenyum untuk menenangkan sahabatnya itu.

"Kau tidak apa-apa, Faith?" tanya Beth. Jelas ia masih cemas. Suaranya terdengar bergetar.

"Aku tidak apa-apa," jawab Faith pelan. "Tolong bantu aku berdiri." Beth segera membantu menopangnya. Faith memalingkan wajah memandangi orang-orang yang melihatnya dengan tatapan heran. Ia masih tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Setelah sejenak berbasa-basi dan berterima kasih, mereka berdua memutuskan untuk tidak jadi makan siang dan segera kembali ke mobil.

"Kau benar-benar tidak apa-apa, Faith?" tanya Beth lagi untuk kesekian kalinya. Faith yang sedang memasang sabuk pengaman menganggukan kepalanya. "Atau sebaiknya kita ke rumah sak..."

"Aku baik-baik saja, Beth." tukas Faith. Senyumnya sedikit dipaksakan. Beth memandangnya dengan tatapan waswas. Tapi ia tak bisa memaksa. Beth menyalakan mesin dan mobil pun mulai berjalan.

"Apa yang sebenarnya terjadi, Faith?" tanya Beth beberapa saat kemudian. "Mengapa tadi kau berlari ke tengah jalan? Kau telah berjanji padaku untuk tidak melakukan perbuatan tolol semacam itu lagi kan?"

Faith yang sedang mengamati kondisi jalanan dari kaca jendela sontak menoleh. "Apa yang kau maksud dengan perbuatan tolol, Beth?"

"Kau tadi berniat bunuh diri kan?" Beth melirik Faith sekilas sebelum kembali berkonsentrasi pada jalanan yang cukup padat. Suara klakson terdengar saling bersahutan.

Faith memandang Beth dengan tatapan tak percaya. "Bunuh diri?"

Beth melirik Faith lagi dan mengangguk.

"Aku tidak berniat bunuh diri, Beth." Faith mendesah kesal. "Aku tadi mencoba menyelamatkan anak kecil yang berlari ke tengah jalan. Bagaimana keadaan anak itu? Apakah dia tidak apa-apa?"

"Anak kecil?" Alis Beth terangkat.

Gantian Faith yang mengangguk. Ia mengulang pertanyaannya. "Apakah dia tidak apa-apa?"

Alih-alih menjawab, Beth menyalakan lampu sein, menepikan mobil dan berhenti tepat di bawah sebuah pohon besar yang rindang. Ia melepas sabuk pengaman dan membalikkan tubuh ke arah Faith. Wajah Beth tampak serius saat bertanya, "Kau bilang kau mencoba menyelamatkan anak kecil yang berlari ke tengah jalan?"

Faith mengangguk lagi.

"Faith." kata Beth lagi. "Tidak ada anak kecil."

Melihat raut wajah Beth yang tampak serius jelas sahabatnya ini tidak sedang bergurau. Sesaat Faith tidak tahu harus berkata apa. Ia bingung. Jelas-jelas dilihatnya tadi ada seorang anak kecil.

"Tidak ada anak kecil?" ulang Faith kemudian dengan suara seperti berbisik.

Beth memandangnya dengan tatapan iba lalu menggeleng pelan.

Faith terlihat bingung. Beth juga.

Selama beberapa saat keheningan melingkupi mereka berdua. Di tengah kebingungan mereka mencoba berpikir logis tapi tak bisa. Tak tahu harus berkata apa. Hingga akhirnya suara Beth memecah kesunyian.

"Yang tadi kulihat hanyalah kau mencoba melepaskan gandengan tanganku lalu berlari cepat ke tengah jalan menyambut mobil yang sedang melaju kencang." Gurat kesedihan terpancar dari wajah Beth. "Sempat terpikir tadi aku akan kehilanganmu selamanya, Faith."

Seulas senyuman muncul di wajah Faith.

"Tapi yang membuatku heran," kata Beth lagi. "Bagaimana bisa kau tidak mengalami luka sedikitpun? Jelas kulihat mobil tadi melaju kencang ke arahmu." Beth tampak kesulitan menyusun kalimatnya. "Tapi mobil tadi seperti menabrak angin dan terus melaju. Aku, jujur aku bingung, Faith."

"Dia menolongku, Beth." sahut Faith cepat. "Dia menyelamatkan nyawaku lagi."

"Dia siapa?" Beth berusaha mencerna kalimat Faith. "Leon?"

Faith mengangguk mengiyakan. "Ia mendekap tubuhku. Kami sempat saling bertatapan." Raut wajah Faith berubah kecewa. "Tapi aku tidak sempat melihat jelas wajahnya. Ternyata aku jatuh pingsan."

Beth, yang menyelidiki wajah Faith dengan penuh simpati, tidak bisa berkata apa-apa. Semua peristiwa yang terjadi di depan mata kepalanya sendiri ini terlalu fantastis untuk dipercaya.

"Kau tidak berpikir aku sudah gila kan, Beth?" tanya Faith dengan ekspresi wajah memelas. "Kau percaya padaku kan, Beth?"

"Aku percaya padamu, Faith." jawab Beth tulus. "Hanya saja semua ini terasa begitu mengejutkan buatku. Kuharap kau mengerti." Dengan lembut ia meletakkan tangannya di atas tangan Faith. "Aku percaya padamu sepenuhnya."

Faith mencondongkan tubuh dan Beth menyambutnya. Keduanya berpelukan cukup lama. Faith menyeka kedua matanya yang mulai basah. "Terima kasih, Beth. Kau memang sahabat terbaik."

"Semua ini membuatku kelaparan." celoteh Beth yang tiba-tiba membuat keduanya tergelak. "Bagaimana kalau kali ini aku yang memilih menu makan siang kita." Beth mengedipkan matanya. "Tenang, aku tetap mentraktirmu." Faith hanya bisa mengangguk setuju sambil tertawa melihat tingkah sahabatnya.

Hari ini hari yang menyenangkan.

Malam itu, Faith tersenyum sendiri di atas tempat tidurnya. Akhirnya pria itu datang lagi dalam hidupnya. Meski hanya bertemu sebentar, meski hanya bertatapan sedetikpun, tidak mengapa, ia merasa bahagia. Sudah lama sekali ia tidak sebahagia ini.

Faith memejamkan kedua matanya. Bukan karena rasa kantuk yang dari tadi menyerangnya. Tapi hanya karena ia ingin sebisa mungkin membayangkan wajah pria itu. Sebisanya. Berharap pria itu datang kembali meski hanya dalam mimpi. Dengan senyum yang terus menghiasi wajahnya, Faith menancapkan earbuds di telinga.

Love, I really wish you had a face.

Maybe I could beg for you to stay.

I'm on the floor, I'm begging, oh-oh-oh

Love, don't let me go.

If only I could look you in the eye.

There wouldn't be no place for you to hide.

I'm on the floor, I'm begging, oh-oh-oh

Love, don't let me go...

Dan ia pun tertidur.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!