Sikap Ziya Berubah.

Set...

Deg...

Ziya tersentak kaget saat dia turun ke lantai bawah, bertepatan dengan Dirga yang baru saja datang dari arah pintu utama rumah itu.

Tubuh Ziya langsung saja membeku saat pandangan nya bertemu dengan sorot mata Dirga yang tajam.

Seketika, bayangan demi bayangan tentang kejadian malam itu pun kembali hadir di dalam benak Ziya. Hingga membuat tubuh Ziya kembali bergetar karena ketakutan.

"Ada apa denganmu? Kenapa menatapku seperti itu? Aku ini manusia, bukan hantu." tanya Dirga yang merasa ada yang aneh dengan sorot mata Ziya saat bertemu dengan nya.

Ziya terlihat sangat ketakutan. Padahal, seingat Dirga, dia tidak pernah melakukan hal yang bisa membuat Ziya takut. Namun, entah apa yang terjadi pada wanita itu saat ini.

Karena saat ini, Ziya terlihat sangat ketakutan saat bertemu dengan dirinya. Sementara itu, Ziya sendiri hanya diam membisu saat Dirga bertanya padanya.

Bibirnya keakan terkunci, hingga Ziga tidak mampu mengeluarkan suaranya untuk menjawab pertanyaan dari Dirga. Bahkan, sampai Dirga pergi dari hadapan nya pun, Ziya masih bungkam.

Jangankan untuk menjawab, untuk sekedar menatap pria itu pun Ziya tidak berani. Selama Dirga berdiri di dahapan nya, Ziya terus saja menundukkan kepalanya karena tak sanggup lagi menahan rasa takut saat melihat sorot mata pria itu.

Ziya akan selalu teringat kembali kepada kejadian malam dimana Dirga menggagahinya dengan cara dipaksa saat bertatap muka dengan Dirga dan sungguh, hal itu membuat Ziya sangat ketakutan.

"Nyonya, apa anda baik baik saja?" tanya Bi Inah, yang berhasil membangunkan Ziya dari lamunan nya.

"Astagfirullah al adzim. Bibi, bikin kaget saja," pekik Ziya, sembari mengusap usap dadanya karena kaget saat mendengar suara Bi Inah.

"Nyonya kenapa? Kenapa, Nyonya terlihat sangat ketakutan saat bertemu dengan Tuan? Apa, Tuan melakukan hal yang membuat Nyonya takut?" tanya Bi Inah yang kembali membuat Ziya kaget.

Ziya tidak menyangka jika sikapnya akan membuat orang di sekitarnya menyadari akan rasa takut yang di rasakan nya saat bertemu dengan Dirga.

"Ta_takut? Me_memangnya, ke_kenapa saya harus takut sama Mas Dirga, Bi? Ah, Bibi ini. Ada ada saja," kilah Ziya, sambil berlalu pergi meninggalkan Bi Inah yang masih menatapnya penuh dengan tanya.

"Kalau tidak takut, kenapa harus gugup seperti itu? Jawabnya saja sampai terbata bata begitu. Sebenarnya, apa yang terjadi diantara mereka? Tidak biasanya Nyonya Ziya bersikap seperti itu saat bertemu dengan Tuan." gumam Bi Inah, sembari menatap punggung Ziya yang semakin lama semakin menjauh. Lalu, menghilang di balik pintu dapur.

*

*

"Sebenarnya, apa yang terjadi Bi? Kenapa Ziya selalu terlihat ketakutan saat bertemu dengan ku? Terlebih lagi, sudah tiga minggu ini dia menghindar dariku. Apa, terjadi sesuatu kepadanya? Karena, tidak biasanya dia bersikap seperti ini." tanya Dirga pada Bi Inah.

Dirga yang sudah tidak tahan melihat sikap Ziya yang selalu ketakutan saat bertemu dengan dirinya pun akhirnya bertanya kepada Bi Inah.

Wanita yang sudah lama bekerja dengan nya itu memang memiliki hubungan yang cukup baik dengan Ziya. Sehingga, Dirga pun mencoba mencari informasi dari art nya itu perihal perubahan sikap Ziya akhir akhir ini.

Tiga minggu sudah berlalu dari kejadian itu dan tiga minggu juga lah sikap Ziya berubah total kepada Dirga. Yang awalnya selalu menyapa saat bertemu, meski kerap di tanggapi dingin oleh Dirga.

Kini, wanita berhijab syar'i itu selalu saja menghindari Dirga. Padahal, selama tiga minggu ini entah karena apa, Dirga tiba tiba sering pulang ke rumah.

Akan tetapi, setiap kali pulang kerumah. Ziya selalu saja mengurung diri di dalam kamarnya dan tidak pernah lagi menyapa Dirga. Hal itu, tentu saja menimbulkan banyak tanya di hati Dirga.

Karena tidak biasanya Ziya bersikap seperti itu. Meski kerap ditanggapi dingin oleh Dirga, Ziya selalu saja datang menemui dirinya hanya untuk sekedar menyapa saat Dirga pulang kerumah.

"Seingat saya tidak terjadi apa apa, Tuan. Semua berjalan seperti biasa, hanya saja. Memang akhir akhir ini Nyonya jadi sedikit pendiam dan kagetan," jawab Bi Inah.

"Kagetan? Maksudnya?" tanya Dirga lagi.

"Sudah tiga minggu ini Nyonya sering tidak fokus. Nyonya seringa sekali melamun disaat saya sedang mengajaknya bicara. Bahkan, Nyonya jadi sering kagetan saat saya memanggilnya," jelas Bi Inah.

"Aneh. Sepertinya, ada sesuatu yang terjadi tapi dia tidak mau memberi tahu kita,"

"Sepertinya begitu, Tuan,"

"Baiklah. Tolong, Bibi awasi dia terus. Jika keadaan nya semakin aneh dan meresahkan, tolong segera hubungi saya. Namun, ingat jangan sampai Ziya tahu jika saya yang meminta hal ini pada Bibi," lanjut Dirga yang membuat dahi Bi Inah mengerut.

"Loh, memangnya kenapa Tuan? Kok Nyonya jangan sampai tahu?" tanya Bi Inah heran saat mendengar permintaan dari majikannya itu.

"Tidak apa apa. Saya, hanya tidak ingin dia berpikir yang aneh aneh saja tentang saya. Sudah, tidak perlu bertanya apapun lagi. Cukup lakukan apa yang saya katakan. Mengerti?"

"Baik, Tuan. Akan saya lakukan seperti apa yang Tuan minta,"

"Bagus. Kalau begitu, saya pergi dulu. Tolong titip Ziya ya Bi, karena selama satu minggu ini, saya akan pergi ke luar negeri untuk melakukan perjalanan bisnis,"

"Iya, Tuan. Anda tidak usah khawatir, Nyonya aman dalam pengawasan saya,"

"Bagus dan terima kasih,"

"Iya, Tuan. Sama sama."

Usai mengakhiri percakapan nya dengan Bi Inah. Dirga pun bergegas pergi menuju ke bandara, karena hari ini Dirga bersama dengan asisten pribadinya akan terbang ke Amerika untuk menghadiri undangan jamuan bisnis yang kerap dilakukan oleh para pengusaha besar dan salah satunya adalah Dirga.

Selain untuk menghadiri jamuan bisnis. Rencananya Dirga juga akan melakukan kerja sama dengan salah satu pengusaha sukses yang ada di Amerika untuk mengembangkan perusahaan nya agar semakin besar lagi.

*

*

"Ting..."

"Tong..."

Suara bel di pintu utama mengalihkan perhatian Bi Inah yang sedang memasak di dapur. Karena ada tamu yang datang, Bi Inah pun segera mematikan kompor. Lalu, bergegas pergi ke arah depan untuk melihat siapa yang datang siang ini.

Kreeekkkk...

"Assalamualaikum," ucap sang tamu saat Bi Inah membuka kan pintu untuknya.

"Wa'alaikum salam. Maaf, cari siapa ya?" jawab Bi Inah sembari bertanya kepada tamu nya yang merupakan seorang wanita paruh baya beserta seorang wanita muda yang kini berdiri di depan rumah majikan nya.

"Maaf, apa benar ini rumah nya Pak Dirga Bimantara?" tanya wanita muda yang ada di samping wanita paruh baya yang tadi mengucap salam.

"Benar, ini memang rumah Pak Dirga. Kalau boleh tahu, ada keperluan apa ya ibu mencari Pak Dirga?"

"Saya datang untuk menemui istrinya Bu. Apa, Ibu Ziyana nya ada?"

"Ada, tapi mohon maaf sebelumnya. Kalau boleh saya tahu, Ibu ini siapa ya? Ada keperluan apa sama Nyonya Ziyana?"

"Saya Aisyah dan saya adalah Ibunya Ziyana. Apa, saya bisa bertemu dengan putri saya Ziya?"

Terpopuler

Comments

Lilik Juhariah

Lilik Juhariah

lah Dirga bangun kanpasti ada.ziya disampingnya , mosok GK lihat , aneh saja

2024-12-22

0

Jossy Jeanette

Jossy Jeanette

pura2 lupa..amnesia ya Dirga

2024-09-30

0

Enisensi Klara

Enisensi Klara

Takut lah kamu ntar menerkam lagi ,Ziya kan trauma 🥺🥺

2024-09-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!