Melupakan.

Dirga menarik, lalu melemparkan tubuh Ziya ke atas ranjang dengan cukup keras. Hingga membuat Ziya meringis kesakitan dan juga ketakutan.

Set...

Brugghhh...

"Aawww, ssttttt..." rintih Ziya saat Dirga melemparkan dirinya ke atas kasur.

Set...

Greeppp...

Belum juga hilang keterkejutan nya dengan kedatangan Dirga yang tiba tiba. Ziya kembali dibuat kaget saat Dirga datang lalu mengungkung tubuhnya yang masih terbaring di atas kasur. Karena Ziya belum sempat bangun, Dirga sudah lebih dulu mengungkung tubuhnya.

Bahkan, saking shocknya dengan apa yang di lakukan oleh Dirga saat ini. Tubuh Ziya pun sampai gemetar karena ketakutan. Apalagi saat melihat Dirga mulai membuka satu persatu baju yang tengah dia pakai.

"Ma_Mas, ja_jangan begini." lirih Ziya mencoba kembali berontak dan melepaskan diri dari kungkungan Dirga.

Akan tetapi, semua usaha yang Ziya lakukan berakhir dengan sia sia saja karena kini, Dirga sudah kembali menyerangnya dengan mencumbu setiap inci tubuh Ziya.

Ziya benar benar dibuat shock. Hingga akhirnya, Ziya pun hanya bisa pasrah dengan apa yang di lakukan oleh Dirga terhadapnya. Karena sekuat apapun Ziya melawan, dia akan tetap kalah tenaga dengan pria yang sudah lima bulan ini menjadi suaminya.

Ziya hanya tidak menyangka jika Dirga akan meminta hak nya secara paksa. Meski itu adalah hak Dirga sebagai seorang suami. Namun, bagi Ziya, tidak seharusnya hal itu di lakukan dengan cara dipaksa seperti saat ini.

Karena sejujurnya, tanpa di paksa pun Ziya akan melakukan kewajiban nya sebagai seorang istri. Termasuk memberikan hak Dirga sebagai seorang suami.

*

*

Keesokan paginya.

Ziya yang tertidur lelap itu mulai mengerjapkan matanya saat samar samar terdengar suara adzan berkumandang. Mendengar suara panggilan untuk melakukan kewajiban nya sebagai seorang muslimah, Ziya pun segera bangkit dari tidurnya.

Akan tetapi, seketika Ziya pun dibuat kaget saat melihat keadaan nya saat dia bangun dari pembaringannya. Ziya tersentak kaget saat melihat tubuhnya dalam keadaan polos. Tanpa sehelai benang pun menempel di tubuhnya.

Tubuh polos Ziya hanya tertutupi oleh selimut tebal yang ada di dikamarnya. Sejenak, Ziya pun terdiam. Mencoba mengingat kejadian apa yang terjadi semalam, sebelum Ziya tertidur.

"Astagfirullah al adzim." gumam Ziya setelah mengingat kembali kejadian semalam.

Kejadian disaat Dirga akhirnya berhasil merenggut kehormatan nya secara paksa. Saking shock dengan apa yang di lakukan oleh Dirga terhadap dirinya. Ziya pun hanya bisa menangis semalaman hingga akhirnya Ziya pun tertidur tanpa sempat memakai pakaiannya kembali.

Sementara Dirga sendiri, Langsung pergi begitu saja usai melampiaskan hasratnya kepada Ziya tanpa berucap sepatah kata pun. Meninggalkan Ziya yang masih menangis tersedu sedu diatas ranjangnya.

Setelah termenung selama beberapa saat, Ziya pun akhirnya memutuskan untuk mulai beranjak untuk membersihkan dirinya di kamar mandi. Dengan langkah yang tertatih tatih, Ziya pun mulai melangkah dari ranjang menuju ke arah kamar mandi.

Dibawah guyuran air shower, tangis Ziya pun kembali pecah. Ziya tidak menyangka jika dia akan kehilangan kehormatannya dengan cara dipaksa seperti yang di lakukan oleh Dirga tadi malam.

Ziya sama sekali tidak menyesali apa yang terjadi, karena itu memanglah hak Dirga sebagai suaminya. Namun, yang Ziya sesalkan adalah cara Dirga meminta hak nya.

Ziya tidak mengerti, kenapa Dirga harus memaksanya hingga melakukan kekerasan. Karena sejujurnya, tanpa Dirga paksa pun Ziya akan memberikan hak itu jika Dirga memintanya.

Setelah merasa cukup tenang, Ziya pun segera membersihkan diri dan bersuci. Usai merampungkan urusannya di kamar mandi. Ziya pun bergegas melaksanakan kewajiban nya sebagai seorang muslimah.

"Ya Allah, ujian apa lagi yang akan engkau berikan kepada hamba? Haruskan seberat ini jalan takdir yang engkau gariskan untukku?" gumam Ziya, di sela doa doa yang kerap dia panjatkan didalam sujudnya.

Rasanya, ingin sekali mengakhiri pernikahan itu. Karena jujur, Ziya sudah merasa lelah dengan sikap Dirga yang cuek dan tidak pernah menganggapnya ada. Namun, Ziya teringat kembali dengan kontrak pernikahan yang sudah dia tanda tangani.

Jika pernikahan itu akan berakhir tepat satu tahun usia pernikahan itu. Maka, mau tidak mau Ziya pun harus tetap bersabar sampai waktu satu tahun itu tiba dan pernikahan nya dengan Dirga pun akan berakhir.

*

*

Sementara itu, Dirga sendiri kini masih termenung di dalam ruangan kerjanya. Dirga masih mencoba mengingat kejadian - kejadian disaat dirinya tengah dalam keadan mabuk tadi malam.

Dirga tidak menyangka jika kedatangan nya ke acara jamuan bisnis yang kerap dia hindari. Akan membuatnya meminum minuman yang selama ini tidak pernah Dirga sentuh di seumur hidupnya.

Dirga juga tidak menyangka, jika rekan bisnisnya yang selama ini terlihat baik. Tega menipu dan menjebak dirinya. Padahal, selama ini rekan bisnisnya itu tahu jika Dirga tidak mengkonsumsi minuman beralkohol.

Akan tetapi, entah kenapa. Dia melakukan hal itu dan membuat Dirga pulang dalam keadaan mabuk berat. Hingga membuat Dirga lupa apa yang terjadi selama dia mabuk.

Dirga yang tidak mengingat kejadian apa saja yang terjadi setelah dia mabuk. Terus saja berusaha mengingat apa yang terjadi tadi malam. Apalagi, saat dia melihat luka cakaran yang ada di kedua lengan nya membuat Dirga berusaha keras untuk mengingat apa yang terjadi.

Dirga meyakini jika luka cakaran yang ada di tangan nya bukanlah luka yang disebabkan oleh benda mati. Dirga sangat yakin, jika luka cakaran itu berasal dari cakaran seseorang. Yang sialnya, Dirga sama sekali tidak ingat siapa orang yang telah mencakar kedua lengan nya.

“Tok…”

“Tok…”

“Tok…”

seketika, Dirga pun terbangun dari lamunan nya saat mendengar suara ketukan pintu di ruangan kerja nya.

“Masuk,” seru nya dari arah dalam.

“Permisi, Tuan. Ada tamu untuk anda,” jawab seorang wanita muda yang muncul dari arah luar. Yang tidak lain adalah sekretaris dari Dirga sendiri.

“Siapa? Aku tidak ada janji dengan siapa pun,” tanya Dirga pada sang sekretaris.

“Yang datang Nona Elisa, Tuan.” jawab sekretaris itu lagi, tersenyum kikuk.

Dirga pun menghela nafas cukup panjang saat mendengar siapa yang saat ini datang untuk menemui dirinya. Rasanya, lelah sekali bersinggungan dengan wanita itu. Namun, untuk lepas darinya pun terasa begitu sulit untuk Dirga lakukan.

“Baiklah. Suruh dia masuk,” jawab Dirga yang pada akhirnya, membiarkan Elisa masuk untuk menemui dirinya.

“Baik, Tuan.”

Sekretaris Dirga pun kembali keluar ruangan untuk mempersilahkan tamu atasan nya itu masuk dan setelah beberapa saat, seorang wanita cantik bertubuh ramping pun masuk kedalam ruang kerja Dirga. Wanita itu tersenyum sumringah saat melihat sang kekasih yang selama beberapa minggu ini tidak dia temui.

“Sayang... Aku kangen.” ucap Elisa setelah berada di dalam ruang kerja milik Dirga.

Wanita itu langsung berlari, lalu memeluk erat tubuh kekar Dirga. Sementara Dirga sendiri hanya terdiam, tanpa berniat untuk membalas pelukan dari kekasih nya itu.

Terpopuler

Comments

Budi Paryanti

Budi Paryanti

waduuuuh gawat dagh ternyata dirga benar" amnesia dengan kejadian saat dia mabuk, jadi makin penasaran neh thor giman kelanjutan xa

2025-01-15

1

asiah puteri mulyana

asiah puteri mulyana

aneh masa ga ingat kan dia bangun mungkin sm istrinya dikamar

2025-01-01

1

Enisensi Klara

Enisensi Klara

Nyebelin banget si Elisa 🙄🙄🙄

2024-09-28

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog.
2 Awal Kisah 6 Tahun Lalu
3 Rumah Baru Ziya.
4 Tiba Tiba Datang.
5 Melupakan.
6 Sikap Ziya Berubah.
7 Sakit.
8 Bahagia dan Duka.
9 SWA.Bab 9
10 SWA.Bab 10
11 SWA.Bab 11
12 SWA.Bab 12
13 SWA.Bab 13
14 SWA.Bab 14
15 SWA.Bab 15
16 SWA.Bab 16
17 SWA.Bab 17
18 SWA.Bab 18
19 SWA.Bab 19
20 SWA.Bab 20
21 SWA.Bab 21
22 SWA.Bab 22
23 SWA.Bab 23
24 SWA.Bab 24
25 SWA.Bab 25
26 SWA.Bab 26
27 SWA.Bab 27
28 SWA.Bab 28
29 SWA.Bab 29
30 SWA.Bab 30
31 SWA.Bab 31
32 SWA.Bab 32
33 SWA.Bab 33
34 SWA.Bab 34
35 SWA.Bab 35
36 SWA.Bab 36
37 SWA.Bab 37
38 SWA.Bab 38
39 SWA.Bab 39
40 SWA.Bab 40
41 SWA.Bab 41
42 SWA.Bab 42
43 SWA.Bab 43
44 SWA.Bab 44
45 SWA.Bab 45
46 SWA.Bab 46
47 SWA.Bab 47
48 Bab. 48
49 Bab.49
50 Bab.50
51 Bab.51
52 Bab.52
53 Bab.53
54 Bab.54
55 Bab.55
56 Bab.56
57 SWA.Bab 57
58 SWA.Bab 58
59 SWA.Bab 59
60 SWA.Bab 60
61 SWA.Bab 61
62 SWA.Bab 62
63 SWA.Bab 63
64 SWA.Session 2 | Zingga Pingsan
65 SWA.Session 2 | Baik Baik Saja
66 SWA.Session 2 | Dijenguk Dua Pemuda Asing
67 SWA.Session 2 | Kemarahan Ayah Dirga
68 SWA.Session 2 | Perasaan Aneh
69 SWA.Session 2 | Kembali Ke Kempus
70 SWA.Session 2 | Bisikan, Isu Tak Sedap
71 SWA.Session 2 | Tekad Zingga
72 SWA.Session 2 | Bab.9
73 SWA.Session 2 | Bab.10
74 SWA.Session 2 | Bab.11
75 SWA.Session 2 | Bab.12
76 SWA.Session 2 | Bab.13
77 SWA.Session 2 | Bab.14
78 SWA.Session 2 | Bab.15
79 SWA.Session 2 | Bab.16
80 SWA. Session 2| Bab.17
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Prolog.
2
Awal Kisah 6 Tahun Lalu
3
Rumah Baru Ziya.
4
Tiba Tiba Datang.
5
Melupakan.
6
Sikap Ziya Berubah.
7
Sakit.
8
Bahagia dan Duka.
9
SWA.Bab 9
10
SWA.Bab 10
11
SWA.Bab 11
12
SWA.Bab 12
13
SWA.Bab 13
14
SWA.Bab 14
15
SWA.Bab 15
16
SWA.Bab 16
17
SWA.Bab 17
18
SWA.Bab 18
19
SWA.Bab 19
20
SWA.Bab 20
21
SWA.Bab 21
22
SWA.Bab 22
23
SWA.Bab 23
24
SWA.Bab 24
25
SWA.Bab 25
26
SWA.Bab 26
27
SWA.Bab 27
28
SWA.Bab 28
29
SWA.Bab 29
30
SWA.Bab 30
31
SWA.Bab 31
32
SWA.Bab 32
33
SWA.Bab 33
34
SWA.Bab 34
35
SWA.Bab 35
36
SWA.Bab 36
37
SWA.Bab 37
38
SWA.Bab 38
39
SWA.Bab 39
40
SWA.Bab 40
41
SWA.Bab 41
42
SWA.Bab 42
43
SWA.Bab 43
44
SWA.Bab 44
45
SWA.Bab 45
46
SWA.Bab 46
47
SWA.Bab 47
48
Bab. 48
49
Bab.49
50
Bab.50
51
Bab.51
52
Bab.52
53
Bab.53
54
Bab.54
55
Bab.55
56
Bab.56
57
SWA.Bab 57
58
SWA.Bab 58
59
SWA.Bab 59
60
SWA.Bab 60
61
SWA.Bab 61
62
SWA.Bab 62
63
SWA.Bab 63
64
SWA.Session 2 | Zingga Pingsan
65
SWA.Session 2 | Baik Baik Saja
66
SWA.Session 2 | Dijenguk Dua Pemuda Asing
67
SWA.Session 2 | Kemarahan Ayah Dirga
68
SWA.Session 2 | Perasaan Aneh
69
SWA.Session 2 | Kembali Ke Kempus
70
SWA.Session 2 | Bisikan, Isu Tak Sedap
71
SWA.Session 2 | Tekad Zingga
72
SWA.Session 2 | Bab.9
73
SWA.Session 2 | Bab.10
74
SWA.Session 2 | Bab.11
75
SWA.Session 2 | Bab.12
76
SWA.Session 2 | Bab.13
77
SWA.Session 2 | Bab.14
78
SWA.Session 2 | Bab.15
79
SWA.Session 2 | Bab.16
80
SWA. Session 2| Bab.17

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!