Rumah Baru Ziya.

"Ayo, Nyonya. Silahkan turun, kita sudah sampai."

Seketika, suara dari Arman membangunkan Ziya dari lamunan nya. Ziya cukup di buat takjub saat melihat bangunan yang mewah dan megah yang baru saja dia datangi.

Sebuah rumah yang begitu besar dan juga mewah. Bisa Ziya bayangkan, bagaimana kaya nya orang yang memiliki rumah yang baru saja dia datangi itu.

"Ini, rumah siapa Mas?" tanya Ziya, yang seketika hal itu membuat Arman tertegun. Karena untuk pertama kalinya, Arman di panggil 'Mas' oleh majikan nya.

"Maaf, Nyonya. Sebelum saya menjawab, bisa saya minta tolong?"

"Minta tolong? Apa itu? Insya Allah, kalau saya bisa akan saya bantu,"

"Tolong, jangan panggil saya Mas. Anda adalah majikan saya. Jadi, tolong panggil saja saya Arman,"

"Tapi, itu tidak sopan. Apalagi, sepertinya Mas juga usianya di atas saya,"

"Dalam urusan pekerjaan tidak ada istilah usia lebih tua atau lebih muda. Sebagai seorang karyawan, saya di wajibkan hormat pada majikan saya. Meski usia majikan saya jauh lebih muda dari saya sekalipun. Akan sangat tidak pantas jika seorang majikan seperti nyonya, memanggil karyawan nya dengan sebutan Mas. Saya juga takut, hal itu akan menimbulkan persepsi lain dari orang yang mendengarnya. Jadi, saya mohon demi kenyamanan bersama tolong biasakan untuk memanggil saya dengan sebutan Arman saja,"

"Baiklah. Jika itu yang harus saya lakukan, akan saya usahakan. Tapi, balik lagi ke pertanyaan saya tadi. Ini, rumah siapa? Kenapa kita datang ke sini?"

"Ini adalah rumah utama milik Pak Dirga dan mulai sekarang, Nyonya akan tinggal di sini. Mari, Nyonya. Kita masuk kedalam, agar Nyonya bisa beristirahat didalam sana."

Arman pun akhirnya membawa Ziya masuk kedalam rumah besar dan mewah itu. Disana, Ziya disambut dengan cukup baik oleh pengurus rumah yang sudah bekerja bersama dengan Dirga sejak pria itu berusia muda.

"Mari, Nyonya. Silahkan masuk," lanjut Arman setelah membukakan pintu rumah itu untuk Ziya.

"Iya, terima kasih Arman. Assalamualaikum," jawab Ziya, lalu mengucapkan salam saat memasuki rumah baru nya pasca menikah dengan Dirga.

"Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh. Selamat datang, Nyonya. Perkenalkan saya Bi Inah, saya adalah pengurus rumah ini dan jika Nyonya butuh bantuan, jangan sungkan untuk mengatakan nya kepada saya," jawab Bi Inah, saat menyambut kedatangan majikan barunya itu.

"Iya, Bi. Salam kenal, saya Ziya dan terima kasih sebelumnya. Maaf jika mulai saat ini saya akan banyak merepotkan Bibi dan juga Arman,"

"Tidak apa apa Nyonya. Itu bukan masalah, karena membantu Tuan dan Nyonya adalah tugas kami. Mari, Nyonya saya antar ke kamar anda,"

"Iya, baik Bi. Terima kasih."

Bi Inah pun segera membawa Ziya menuju ke lantai atas. Dimana kamar yang akan Ziya tempati berada di sana. Sepanjang jalan menuju ke lantai atas tidak henti hentinya Ziya di buat kagum dengan isi rumah yang akan dia tempati mulai dari hari ini.

Semua furniture yang mengisi seluruh sudut ruangan itu terlihat begitu mewah dan juga mahal. Seketika, kepercayaan diri Ziya pun semakin menghilang manakala menyadari betapa kaya nya seorang Dirga Bimantara.

Setiba nya di lantai atas, Ziya pun kembali di buat takjum dan kagum. Dimana, di lantai itu juga sama halnya dengan di lantai bawah. Seluruh sudut ruangan di isi dengan barang barang yang terkesan mewah dan mahal.

Hingga, langkah Ziya dan Bi Inah pun terhenti tepat di depan pintu berwarna putih tulang. Salah satu pintu kamar yang ada di lantai dua rumah mewah milik Dirga.

Kreekkkk...

"Ayo, Nyonya. Silahkan masuk, mulai sekarang ini adalah kamar milik Nyonya," ucap Bi Inah setelah membuka pintu kamar itu.

"Iya, Bi. Terima kasih." jawab Ziya, yang turut serta masuk ke dalam kamar yang pintunya baru saja di bukakan oleh Bi Inah.

Seketika, Ziya pun kembali di buat takjub setelah memasuki kamar yang akan dia tempati mulai dari hari ini. Karena kamar itu begitu luas dan juga mewah karena seluruh isi dari kamar itu begitu terlihat mewah serta mahal.

Bayangkan, kasur di kamar itu pun memiliki ukuran yang cukup besar. Hingga cukup untuk di tempati oleh 3 sampai 4 orang untuk ukuran tubuh yang standar seperti Ziya.

Memiliki tinggi badan 160cm dengan berat badan 50kg. Tubuh Ziya cukup terbilang kecil di banding kan Dirga yang memiliki tinggi badan 180cm dengan berat badan 72kg dan kini, Ziya tengah berada di kamar yang memiliki luar 3x lipat dari luas kamarnya yang berada di rumah kedua orang tuanya.

Meski lahir dari keluarga yang berkecukupan. Namun, sepertinya keluarga Ziya tidaklah sekaya keluarga Dirga. Sehingga, Ziya pun merasa insecure saat tahu jika pria yang kemarin menikahi nya adalah seorang konglomerat.

"Silahkan Nyonya, istirahatlah. Jika butuh bantuan atau sesuatu, jangan sungkan untuk menghubungi saya. Nyonya bisa menggunakan telepon yang ada di meja dekat kasur, lalu tekan angka no.1 untuk menghubungi saya. Jadi, Nyonya tidak perlu repot repot turun ke lantai bawah untuk meminta bantuan dari saya. Cukup sampaikan lewat telepon saja," lanjut Bi Inah, setelah keduanya berada di dalam kamar.

"Iya, Bi. Terima kasih," jawab Ziya, di sela kekagumannya melihat seisi rumah pribadi milik Dirga.

"Iya, Nyonya. Sama sama, kalau begitu silahkan anda beristirahat. Saya pamit dulu untuk melanjutkan kembali pekerjaan saya,"

"Iya, Bi. Silahkan,"

"Baiklah. Kalau begitu saya permisi dulu Nyonya,"

"Iya, Bi. Silahkan."

Setelah mengantarkan Ziya ke kamarnya. Bi Inah pun segera pergi untuk kembali melanjutkan pekerjaan nya. Sementara Ziya sendiri, masih diam terpaku di tempat sembari menatap tak percaya seluruh sudut ruangan kamar barunya itu.

*

*

Malam harinya.

"Tok..."

"Tok..."

"Permisi Nyonya. Ini Bi Inah." seru Bi Inah setelah mengetuk pintu kamar milik Ziya.

Kreeekkkk...

"Iya, Bi. Ada apa ya?"

"Itu, makan malam sudah siap. Apa Nyonya mau makan sekarang?"

"Apa, Mas Dirga sudah pulang?" jawab Ziya, dengan balik bertanya tanpa menjawab pertanyaan dari Bi Inah.

"Belum, Nyonya,"

"Baiklah. Kalau begitu, saya akan nunggu Mas Dirga pulang dulu. Biar kami bisa makan bersama," jawab Ziya lagi.

"Tapi, Tuan Dirga tidak akan pulang ke rumah ini Nyonya. Tadi sore, beliau menghubungi saya untuk menitipkan Nyonya karena Tuan akan bertolak ke luar negeri untuk melakukan perjalanan bisnis,"

"Oh, begitu ya? Baiklah kalau begitu, saya akan makan sekarang."

Mendengar jika suaminya tidak akan pulang, Ziya pun akhirnya ikut turun ke lantai bawah untuk makan malam. Ada perasaan tidak nyaman saat Ziya tahu jika Dirga pergi ke luar negeri untuk melakukan perjalanan bisnis dan hal itu Ziya ketahui dari orang lain.

Sementara Dirga sendiri tidak pernah menghubunginya untuk mengatakan hal tersebut. Namun, Ziya pun sadar jika pernikahan mereka memanglah hanya untuk sementara. Jadi, wajar saja jika Dirga tidak menganggap Ziya ada.

Terpopuler

Comments

Budi Paryanti

Budi Paryanti

hidup ziya bak burung dalam sangkar emas, meskipun hidup dalam kemewahan namun bathin xa kosong hampa dan tak di hargai, keberadaan xa tak di anggap

2025-01-14

1

moms D'ana

moms D'ana

hhmm....sepertinya stok sabar Ziya harus buanyaaak dlm menghadapi Dirga

2024-09-25

0

Enisensi Klara

Enisensi Klara

Tapi kok ntar hamil ya apa Dirga mabok ??

2024-09-25

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog.
2 Awal Kisah 6 Tahun Lalu
3 Rumah Baru Ziya.
4 Tiba Tiba Datang.
5 Melupakan.
6 Sikap Ziya Berubah.
7 Sakit.
8 Bahagia dan Duka.
9 SWA.Bab 9
10 SWA.Bab 10
11 SWA.Bab 11
12 SWA.Bab 12
13 SWA.Bab 13
14 SWA.Bab 14
15 SWA.Bab 15
16 SWA.Bab 16
17 SWA.Bab 17
18 SWA.Bab 18
19 SWA.Bab 19
20 SWA.Bab 20
21 SWA.Bab 21
22 SWA.Bab 22
23 SWA.Bab 23
24 SWA.Bab 24
25 SWA.Bab 25
26 SWA.Bab 26
27 SWA.Bab 27
28 SWA.Bab 28
29 SWA.Bab 29
30 SWA.Bab 30
31 SWA.Bab 31
32 SWA.Bab 32
33 SWA.Bab 33
34 SWA.Bab 34
35 SWA.Bab 35
36 SWA.Bab 36
37 SWA.Bab 37
38 SWA.Bab 38
39 SWA.Bab 39
40 SWA.Bab 40
41 SWA.Bab 41
42 SWA.Bab 42
43 SWA.Bab 43
44 SWA.Bab 44
45 SWA.Bab 45
46 SWA.Bab 46
47 SWA.Bab 47
48 Bab. 48
49 Bab.49
50 Bab.50
51 Bab.51
52 Bab.52
53 Bab.53
54 Bab.54
55 Bab.55
56 Bab.56
57 SWA.Bab 57
58 SWA.Bab 58
59 SWA.Bab 59
60 SWA.Bab 60
61 SWA.Bab 61
62 SWA.Bab 62
63 SWA.Bab 63
64 SWA.Session 2 | Zingga Pingsan
65 SWA.Session 2 | Baik Baik Saja
66 SWA.Session 2 | Dijenguk Dua Pemuda Asing
67 SWA.Session 2 | Kemarahan Ayah Dirga
68 SWA.Session 2 | Perasaan Aneh
69 SWA.Session 2 | Kembali Ke Kempus
70 SWA.Session 2 | Bisikan, Isu Tak Sedap
71 SWA.Session 2 | Tekad Zingga
72 SWA.Session 2 | Bab.9
73 SWA.Session 2 | Bab.10
74 SWA.Session 2 | Bab.11
75 SWA.Session 2 | Bab.12
76 SWA.Session 2 | Bab.13
77 SWA.Session 2 | Bab.14
78 SWA.Session 2 | Bab.15
79 SWA.Session 2 | Bab.16
80 SWA. Session 2| Bab.17
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Prolog.
2
Awal Kisah 6 Tahun Lalu
3
Rumah Baru Ziya.
4
Tiba Tiba Datang.
5
Melupakan.
6
Sikap Ziya Berubah.
7
Sakit.
8
Bahagia dan Duka.
9
SWA.Bab 9
10
SWA.Bab 10
11
SWA.Bab 11
12
SWA.Bab 12
13
SWA.Bab 13
14
SWA.Bab 14
15
SWA.Bab 15
16
SWA.Bab 16
17
SWA.Bab 17
18
SWA.Bab 18
19
SWA.Bab 19
20
SWA.Bab 20
21
SWA.Bab 21
22
SWA.Bab 22
23
SWA.Bab 23
24
SWA.Bab 24
25
SWA.Bab 25
26
SWA.Bab 26
27
SWA.Bab 27
28
SWA.Bab 28
29
SWA.Bab 29
30
SWA.Bab 30
31
SWA.Bab 31
32
SWA.Bab 32
33
SWA.Bab 33
34
SWA.Bab 34
35
SWA.Bab 35
36
SWA.Bab 36
37
SWA.Bab 37
38
SWA.Bab 38
39
SWA.Bab 39
40
SWA.Bab 40
41
SWA.Bab 41
42
SWA.Bab 42
43
SWA.Bab 43
44
SWA.Bab 44
45
SWA.Bab 45
46
SWA.Bab 46
47
SWA.Bab 47
48
Bab. 48
49
Bab.49
50
Bab.50
51
Bab.51
52
Bab.52
53
Bab.53
54
Bab.54
55
Bab.55
56
Bab.56
57
SWA.Bab 57
58
SWA.Bab 58
59
SWA.Bab 59
60
SWA.Bab 60
61
SWA.Bab 61
62
SWA.Bab 62
63
SWA.Bab 63
64
SWA.Session 2 | Zingga Pingsan
65
SWA.Session 2 | Baik Baik Saja
66
SWA.Session 2 | Dijenguk Dua Pemuda Asing
67
SWA.Session 2 | Kemarahan Ayah Dirga
68
SWA.Session 2 | Perasaan Aneh
69
SWA.Session 2 | Kembali Ke Kempus
70
SWA.Session 2 | Bisikan, Isu Tak Sedap
71
SWA.Session 2 | Tekad Zingga
72
SWA.Session 2 | Bab.9
73
SWA.Session 2 | Bab.10
74
SWA.Session 2 | Bab.11
75
SWA.Session 2 | Bab.12
76
SWA.Session 2 | Bab.13
77
SWA.Session 2 | Bab.14
78
SWA.Session 2 | Bab.15
79
SWA.Session 2 | Bab.16
80
SWA. Session 2| Bab.17

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!