SWA.Bab 18

"Saya terima, nikah dan kawin nya Ziyana Syahira binti Samsul Albukori almarhum. Dengan Mas kawin tersebut, dibayar tunai,"

"Bagaimana, Saksi? Sah?"

"Sah,"

"Sah,"

"Alhamdulillah. Barakallahu laka wa baraka 'alaika wa jama'a bainakuma fii khairin. Aamiin."

Tes.

Setitik cairan bening kembali menetes dari pelupuk mata indah milik wanita cantik bernama Ziyana Syahira. Perasaan wanita yang baru saja kembali menyandak status sebagai seorang istri itu berkecamuk menjadi satu. Pasca kata 'Sah' menggema di ruangan yang khusus di sewa oleh keluarga Bimantara untuk acara ijab kabul putra sulung mereka.

Antara sedih, terharu dan juga takut bercampur menjadi satu. Ziya merasa cukup terharu karena akhirnya, dia bisa melepas masa jandanya setelah menjanda selama 6 tahun lamanya.

Akan tetapi, tidak bisa Ziya pungkiri jika rasa takut akan diperlakukan seperti dulu oleh Dirga, terus saja menghantui dirinya. Namun, Ziya mencoba berhusnudzon pada takdir yang kembali membawanya kepada pria itu.

Pria kedua yang masuk ke dalam kehidupan Ziya setelah sang ayah, yaitu almarhum Abi Samsul. Sayangnya, jika Abi Samsul meninggalkannya dengan kenangan indah. Namun tidak dengan Dirga. Pria itu pergi dengan meninggalkan kenangan yang cukup sulit untuk Ziya lupakan.

Tidak hanya itu, Dirga bahkan membuat Ziya merasa trauma yang cukup besar akan sebuah pernikahan. Tetapi, kali ini Ziya harus menurunkan ego nya demi membantu proses penyembuhan untuk putrinya, Zingga.

"Sekarang, Nak Ziya boleh keluar dan duduk di samping Nak Dirga. Ijab kabul telah dilaksanakan dengan lancar, sekarang tinggal melengkapi berkas pernikahan agar pernikahan ini tercatat secara resmi di kantor urusan agama. Sehingga pernikahan ini sah dimata hukum dan juga agama." lanjut petugas KUA yang kala itu membantu proses pernikahan Ziya dan juga Dirga untuk yang kedua kalinya.

Dengan perasaan yang masih berkecamuk di dalam hatinya. Ziya pun akhirnya bangun dari duduknya dan melangkah menuju sofa dimana Dirga dan kedua orang tuanya serta petugas dari kantor urusan agama sedang duduk menunggu kedatangan dirinya yang sejak awal, menunggu di ruangan lain yang terhubung dengan ruangan dimana Dirga melakukan ijab kabul atas nama dirinya.

Dengan di gandeng oleh Umi Aisyah, Ziya berjalan perlahan mendekati Dirga yang kini sudah kembali resmi menjadi suaminya. Setibanya di depan Dirga, Ziya mengulurkan tangannya untuk menyalami punggung tangan Dirga dengan takzim.

"Allahumma inni as'aluka min khoirihaa wa khoirimaa jabaltahaa 'alaih. Wa a'udzubika min syarrihaa wa syarrimaa jabaltaha 'alaih. Cup."

Deg...

Jantung Ziya berdetak kian tak karuan manakala mendengar doa yang digumamkan oleh Dirga di ubun ubun kepalanya dan di akhiri oleh sebuah kecupan lembut yang pria itu benamkan di keningnya.

Hati Ziya bergetar saat mendengar Dirga menggumamkan doa kebaikan itu dengan nada yang begitu lembut dan juga tulus. Jauh berbeda pada saat pernikahan pertama mereka dulu.

Dimana Dirga membaca doa kebaikan itu dengan nada dingin dan juga datar, tidak ada ketulusan sama sekali di setiap bait doa yang pria itu ucapkan saat itu. Bahkan, Dirga begitu enggan menyentuh wanita yang sudah halal untuk dia sentuh. Berbeda dengan saat ini, Dirga bahkan melakukan semuanya tanpa adanya interupsi dari orang orang di sekitarnya seperti yang terjadi pada pernikahan nya dengan Ziya 6 tahun yang lalu.

Dimana Dirga melakukan semuanya atas perintah dari kedua orang tuanya yang tidak bisa dia bantah. Usai keduanya dipertemukan, keduanya pun segera menandatangani berkas pernikahan agar pernikahan itu tercatat secara resmi di kantor urusan agama.

"Alhamdulillah. Semua nya sudah selesai dan kalian pun telah resmi menjadi suami istri, sah dimata hukum dan juga agama. Selamat menempuh hidup baru, sakinah, mawadah, warahmah dan semoga langgeng sehingga hanya maut yang bisa memisahkan, aamiin," lanjut sang petugas KUA, setelah Dirga dan juga Ziya selesai menanda tangani berkas pernikahan mereka.

"Aamiin Pak, terima kasih," jawab Dirga dan juga Ziya secara bersamaan.

"Berhubung semua nya sudah selesai. Maka dari itu, saya izin pamit undur diri dulu. Karena setelah ini saya masih harus ke acara pernikahan selanjutnya. Sekali lagi, saya ucapkan selamat untuk pernikahan kalian,"

"Iya, baik Pak. Terima kasih,"

"Mari Pak. Saya antar sampai depan." sambung Papa Sanjaya, yang ikut keluar dari ruangan itu untuk mengantarkan sang penghulu yang akan pamit, pergi meninggalkan rumah sakit.

Sementara di dalam ruangan, tampak seorang wanita paruh baya kembali menangis dalam pelukan menantunya. Wanita baya itu tidak menyangka jika setelah 6 tahun berlalu dari masa kelam pernikahan putranya dengan sang menantu.

Takdir kembali membawa wanita pilihan itu kembali masuk kedalam pelukan sang putra dan kini, wanita sholehah itu sudah kembali menyandang status sebagai menantunya.

"Alhamdulillah dan terima kasih Ziya. Terima kasih karena kamu masih mau menerima Dirga setelah apa yang dia lakukan padamu dan juga pada Zingga di masa lalu,"

"Mulai sekarang, apapun masalahnya dan apapun yang terjadi pada rumah tangga kalian. Mamah mohon, tolong bicarakan dulu pada kami sebelum kalian mengambil keputusan,"

"Setelah ini, Mamah tidak ingin mendengar kalian berpisah untuk kedua kalinya. Mamah mohon, jadikan ini pernikahan kalian untuk yang terakhir kalinya. Jika kalian masih belum bisa menerima satu sama lain, tidak apa apa. Belajarlah untuk mendekatkan diri secara perlahan. Mamah yakin, jika kalian mencoba mendekatkan diri kalian masing masing. Perpisahan yang terjadi 6 tahun yang lalu itu tidak akan pernah terjadi." ucap Mamah Ayu, di sela isak tangisnya karena tak kuasan menahan rasa haru karena putranya kembali menikah dengan wanita pilihan nya di sama lalu.

Sayang, saat itu ego putra mereka begitu tinggi hingga menghancurkan pernikahan yang sudah di atur dengan sedemikian rupa oleh para orang tua. Namun, berakhir dengan sebuah perceraian.

Kini, Dirga kembali dipersatukan dengan Ziya dalam ikatan suci pernikahan dan Mamah Ayu berharap jika pernikahan Dirga dan juga Ziya kali ini. Merupakan pernikahan mereka untuk yang terakhir kalinya. Dan, baik Ziya maupun Dirga mampu menerima kehadiran masing masing dan menjalani pernikahan itu dengan sesungguh sungguhnya.

"Iya, Ma. Ziya akan selalu ingat dengan nasehat Mama ini. Doakan Ziya, ya Ma. Semoga Ziya bisa menjadi seorang istri sekaligus ibu yang baik dan tidak membuat suami dan anak Ziya kecewa." jawab Ziya, dengan suara yang lirih dan juga bergetar.

Jujur, Ziya merasa sangat terharu karena mempunyai mertua yang begitu menyayanginya. Dulu, saat Ziya pergi pasca di ceraikan oleh Dirga pun kedua mertuanya itu sering meminta untuk bertemu.

Hanya saja, waktu itu Ziya selalu menolak karena tidak ingin kehamilan nya di ketahui oleh orang orang terdekat. Termasuk kedua mertuanya.

"Tidak Ziya. Kamu tidak akan pernah membuat kami kecewa karena kamu adalah istri dan ibu yang sempurna."

Terpopuler

Comments

Eva Karmita

Eva Karmita

Masya Allah kalau memang jodoh mau berpisah dengan cara apapun pasti tetap bisa bersatu lagi Alhamdulillah SAMAWA ZiGa (Ziya Dirga) ❤️❤️

2024-11-14

1

Defi

Defi

Masyaa Allah, langgeng ya Ziya. untuk Dirga jangan sia-siakan Ziya untuk kedua kalinya

2024-11-19

0

Erna Fadhilah

Erna Fadhilah

alkhamdulillah akhirnya sah lagi, semoga sama jangan sampai pisah lagi

2024-11-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!