Zoya segera beranjak pergi dari rumah Sinta dan segera berjalan pulang.
"aku pulang."kata Zoya saat sampai di rumah.
"baguslah, kamu pulang tepat waktu, ayo cepat Cici tangan kamu lalu kira makan bersama."kata Luisa yang sedang menyiapkan makanan untuk makan malam.
"baik ma."kata Zoya yang langsung pergi ke wastafel untuk mencuri tangannya.
setelah selesai cuci tangan, Zoya segera bergabung dengan keluarganya untuk mulai makan malam.
"mi, tempat mami bekerja itu perusahan apa."kata Alvin sambil makan di tempat duduknya.
"perusahaan James company, memangnya kenapa Al."
"tidak apa-apa mami, hanya ingin tau saja."
"jadi kamu di terima di perusahaan yang sangat besar itu Zo."
"iya pa, apa papa tau tentang perusahan itu."
"siapa yang tidak tau perusahaan besar itu Zo, semua juga tau kalau perusahaan itu bersekala internasional."
"benarkah itu pa."
"iya, malah CEO utamanya masih berusia muda, sekira tiga puluh tahun, dan dia terkenal di kalangan bisnis dan juga kaum wanita."
"memangnya apa yang di lihat dari pria aneh itu."gumam lirih Zoya.
"kamu sudah pernah bertemu dia Zo."
"belum pernah."jawab Zoya dengan ketus dan memasukkan sendok ke mulutnya.
Makan malam berlalu dengan cepat, dan Zoya segera menidurkan Alvina.
"mami, kapan kita akan memulai mencari papi mi."
"setiap hari Sabtu dan Minggu, sambil kita jalan-jalan di pantai dan melihat pembangunan restoran kita, bagaimana."
"benarkan mi."kata Alvin yang sudah sangat mengantuk.
"iya, sekarang tidurlah, karena besok kamu harus sekolah kan."
"iya, selamat malam mami."kata Alvin yang langsung memejamkan matanya.
"selamat malam sayang."kata Zoya lalu mencium kening Alvin.
"aku tidak tau, apa pria itu kasih tinggal di sekitar pantai itu atau tidak. Tapi setidaknya aku harus mencarinya, agar Alvin tau siapa ayah kandungnya, walau pun kami tidak hidup bersama."batin Zoya sambil menepuk-nepuk dada Alvin yang mulai pulas tertidur.
setelah Zoya menidurkan Alvin, dia segera beristirahat untuk merilekskan hati dan pikirannya, yang selalu terbayang dengan apa yang terjadi di dapur perusahaan.
"Zoya, ada apa dengan mata kamu itu."
"Zoya tidak bisa tidur malam ma."
"memangnya kenapa, apa yang kamu pikirkan Zo."
"gak tau lah ma, yang jelas itu sangat menggangu."kata Zoya yang segera mengompres mata pandangannya.
Zoya benar-benar tidak bisa tidur, karena selalu terbayang perbuatan Raka padanya.
Zoya segera berangkat ke kantor, dan mulai kegiatannya untuk menghilangkan pikirannya.
"Zo boss minta di antarkan makan."
"itu sudah siap, antarkan saja keruang nya."
"tapi...."
"kalau dia tanya tentang aku, bilang saja aku sibuk, dan jika dia nekat menemui aku, aku akan langsung mengundurkan diri."
"apa...".
"sudah cepat antarkan sebelum dia ribut."
"baiklah."kata pelayan.
Pelayan itu segera mengantarkan makanan buatan Zoya pada Raka, dan juga menyampaikan pesan dari Zoya, yang membuat Raka tidak berkutik.
Sementara itu di lobby perusahaan.
"kam permisi."
"iya, ada yang bisa saya bantu. Loh mana orangnya."kata resepsionis mencari sumber suara.
"kak saya ada di sini, di bawah meja resepsionis mbak."
"oh ternyata kamu, ada apa kamu kesini."kata resepsionis sambil mencubit pipi gemoy bocah memanggilnya.
"kak saya mau bertemu dengan CEO perusahaan ini, apa bisa."
"maksud kamu tuan James Raka Johannes."
"iya kak, apa bisa saya menemui dia sebentar saja."
"apa mungkin anak ini adalah anak tuan Raka ya, karena wajahnya mirip sekali dengan tuan Raka."
"kak boleh tidak."
+ah iya, baiklah ayo kakak antar ke ruangannya."
"terima kasih."
Resepsionis segera mengantarkan anak kecil itu ke ruangan Raka.
tok tok tok.
"Masuk."
"maaf tuan Raka, ada anak kecil minta bertemu dengan anda sekarang."
"oh kalau begitu suruh dia masuk."
"baik tuan, nak cepatlah kemari dan masuklah."
"terima kasih."
"selamat siang."
"siang, oh kamu Vin, duduklah."
"baik."
"Vin kamu tunggu papi sebentar ya, papi selesaikan pekerjaan ini dulu."
"baiklah kerjakan saja tugas itu, aku akan menunggu di sini. "
"bagus Vin, sekarang kamu sudah mau bicara banyak."kata Raka yang sibuk dengan pekerjaannya.
Raka mengerjakan pekerjaannya dengan teliti. Dan anak yang di panggil Vin itu menunggu Raka bekerja dengan duduk tenang.
Sementara itu, di lobby ada seorang anak kecil lagi yang sedang ada di meja resepsionis.
"adik kecil, kenapa kamu kesini lagi."
"apa boleh saya bertemu dengan...."
"Alvin, ada apa kamu kesini."
"aku..."
"oh dia putra anda ya nona Zoya."
"iya dia putraku mbak."
"oh begitu, dia menggemaskan sekali."
"terima kasih, Ayo Al ikut mami, saya permisi dulu ya mbak."
"iya nona Zoya."kata resepsionis yang gemas lada Alvin.
"iya."jawab Alvin sambil mengikuti langkah Zoya.
"Alvin, kenapa kamu mencari mami kesini. Apa kamu ingin bertemu dengan mami."
"itu....."kata Alvin yang tidak tau mau menjawab apa.
"kemarilah, mami gendong kamu."
"apa..."kata Alvin yang langsung berada di gendongan Zoya.
"sudah lama mami tidak menggendong kamu seperti ini Al."
"iya,"kata Alvin sambil mengalungkan tangannya ke leher Zoya.
"Al, ada apa kenapa kamu diam saja dari tadi."
"itu..."
"baiklah, jamu tunggu di sini sebentar, dan jangan kemana-mana mami ambilkan kamu es cream kesukaan kamu ya."
"apa... Ah iya."jawab Alvin yang ragu-ragu.
"kamu aneh sekali hari ini Al, ada apa."
"tidak..."kata Alvin sambil menunduk.
"baiklah biar mami ambilkan makan untuk kamu ya."
"iya."jawab Alvin singkat.
Zoya segera keluar dan mengambil makanan di dapur.
Sementara itu di ruangan Raka.
"baiklah, papi sudah selesai. Sekarang katakan ada apa kamu ke kantor papi."
"oh jadi anda adalah seorang CEO."
"Calvin, apa kamu sedang latihan sandiwara untuk tugas dari sekolah kamu."
"maaf apa maksud anda tuan."
"Calvin, cukup sandiwaranya. Sekarang katakan ada apa, apa nenek marah sama kamu, atau ada yang menyakiti kamu."
"tidak ada, nenek baik sama aku, begitu teman-teman di sekolah, mereka tidak ada yang berani melawanku."
"wah benarkah, apa anak papi sangat hebat sekarang."
"siapa yang anak kamu. Aku kesini cuma mau bilang..."
"boss, makan siangnya sudah datang."
"baguslah, bawa kemari. Calvin ayo kita makan."
"oh si anak pendiam datang kemari ya."kata Alex sambil membawa troli makanan.
"siapa yang anak pendiam. Aneh sekali."jawab anak bernama Calvin dengan nada ketus.
"apa, boss sejak kapan dua berubah ketus seperti bos."
"kenapa, apa kamu terkejut."
"sedikit, tapi ini aneh sekali kenapa dia tiba-tiba berubah menjadi ketus seperti itu ya."
"sudahlah diam, Calvin ayo makan siang sama papi sekarang."
"tapi...."kara Calvin yang tiba-tiba terdiam.
"bahkan kumat pendiamnya."
"Alex....."kata Raka.
Calvin pun akhirnya makan sayang bersama Raka.
"Alex pulang duluan, dan handle pekerjaan di sini."
"baik boss."
"Calvin ayo kita pulang."
"iya..."jawab Calvin pasrah.
"papi gendong kamu."
"tidak, saya jalan saja."
"oh jadi kamu sudah dewasa sekarang."
"iya, maaf saya mau ke toilet sebentar."
"baiklah, papi tunggu di pintu lift itu ya."
"iya."jawab Calvin sambil memiringkan kepalanya.
Calvin segera menuju ke toilet.
"Alvin..."
"mami...."kata Alvin yang langsung memeluk Zoya.
"ada apa, kenapa kamu memeluk mami tiba-tiba."
"tidak apa-apa."
"ya sudah, ayo ke ruangan mami sekarang."
"baik mi."kata Alvin sambil di gandeng Zoya.
sementara itu Raka merasa bingung.
"kenapa anak itu lama sekali ya."kata Raka yang langsung menyusul Calvin ke toilet.
"papi..."
"Calvin, kenapa kamu lama sekali."
"maaf."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments