mulai kerja

"syukurlah, mereka tidak mengenali aku."kata Zoya yang menyalakan mobilnya pergi dari perusahaan itu.

Zoya segera meluncur untuk menuju kerumahnya, dan tidak berapa lama dia sudah sampai di rumah.

"Zo bagaimana."kata Rara yang sedang ada di rumah Zoya.

"apa kamu di terima Zo."kata Luisa penasaran.

"Mami, sudah katakan saja kalau mami di terima, kasihan nenek dan Tante Rara menunggu jawaban mami."celetuk Alvin yang sedang main catur dengan Bastian.

"Alvin cepat jalan, kakek sudah jalan satu langkah."kata Bastian yang ingin mengalahkan Alvin wala pun sekali.

"baiklah kek. Nah sudah."kata Alvin yang memajukan kudanya.

"Zo benar yang di katakan Alvin, kalau kamu di terima kerja."

"iya, aku di terima dan akan mulai bekerja besok."

"ah syukurlah akhirnya kamu di terima sayang."

"iya ma,"

"kalau begitu kenapa wajah kamu seperti tertekan Zoya. Apa ada yang salah."

"di kontrak itu tidak ada yang salah Ra, walau pun kontrak itu berjangka ya."

"lalu apa yang membuat kamu tampak tidak bersemangat."

"aku..."kata Zoya sambil melirik Alvin.

"skak, kakek kalah lagi, ah Alvin mau ke kamar saja, mau mengerjakan tugas sekolah."kata Alvin yang segera melangkah pergi.

"kenapa bisa kalah lagi. Alvin tunggu kakek Vin. Bagaimana bisa kakek kalah lagi."kata Bastian yang mengikuti Alvin pergi.

"kakek dan cucu, kenapa bisa seperti itu."kata Luisa yang pergi menyusul Bastian.

"sekarang katakan, ada apa Zo."

"tadi aku bertemu dengan Zack dan Jessy Ra."

"apa, bagaimana bisa kamu bertemu dengan pria kurang ajar itu Zo."

"aku tidak tau, tiba-tiba saja mereka sudah satu lift dengan aku."

"apa mereka melakukan sesuatu yang buruk sama kamu Zo."

"tidak Ra, mereka tidak mengenali aku,"

"syukurlah kalau begitu. Tapi jamu benar-benar tidak apa-apa kan Zo."

"aku tidak apa-apa Ra, walau pun trauma itu masih ada tapi aku masih bisa mengendalikan diri ku Ra."

"bagus kalau begitu, sebaiknya kamu harus menghindari orang-orang jahat itu Zo."

"tidak Ra, aku tidak akan menghindar lagi, aku akan menghadapi tidak akan ski buat mereka menang dengan mudah."

"bagus sekali Zo, ini baru sahabatku."

"terima kasih atas semua dukungan kamu ya Ra."

"Zo, hanya ini yang bisa aku lakukan untuk membalas jasa kamu, karena tanpa kamu mungkin tidak ada Rara yang sekarang."

"aku juga bersyukur, dengan kejadian itu, aku bisa memiliki sahabat seperti kamu."kata Zoya sambil memeluk sahabatnya itu.

Mereka saling menguatkan satu sama lain, dan saling mendukung apa pun keadaannya.

Keesokan harinya, Zoya segera menyiapkan makanan sehat untuk Sinta dan juga Alvin yang mulai sekolah

"Tante, mungkin Zoya hanya bisa kesini saat pagi atau malam hari untuk mengecek kondisi Tante."kata Zoya yang sedang mengantarkan makanan ke rumah Sinta.

"apa kamu sudah di terima kerja Zo."

"iya Tante, dan pagi ini Zoya sudah mulai bekerja."

"Baguslah kalau begitu, tapi kamu tidak perlu kuatir, karena besok cucu dan juga putraku akan tinggal bersamaku di sini."

"benarkah, syukurlah kalau begitu, jadi Tante tidak kesepian lagi."

"iya, karena aku akan ada teman ngobrol walau pun putraku itu bekerja."

"Zoya senang mendengarnya Tante, baiklah kalau begitu Zoya pamit dulu, mau siap-siap untuk bekerja."

"iya, hati-hati saat bekerja Zo."kata Sinta saat Zoya pergi keluar dari rumahnya.

"seandainya dia menantuku, aku pasti akan sangat senang."gumam lirih Sinta.

Zoya segera pulang dan bersiap-siap untuk pergi ke kantor. Dan tidak berapa lama Zoya sudah meluncur di jalanan menuju ke perusahaan.

"selamat pagi pak Andi."

"selamat pagi Nona Zoya. Kenapa pagi sekali anda datang."

"itu karena saya harus mengontrol dapur untuk menentukan kualitas gizi yang ada pada makanan."

"oh begitu, baiklah ambil plakat nama ini dan ini adalah akses masuk anda ke perusahaan."

"terima kasih pak,"

"apa perlu kamu siapkan seragam khusus."

"tidak perlu, data sudah membawa seragam yang di tetapkan oleh standard internasional tentang kesehatan makanan dan gizi."

+oh begitu, kalau begitu selamat bekerja nona Zoya Orlando."

"terima kasih."jg ara Zoya yang langsung keluar kantor menuju ke ruangannya.

Zoya tidak langsung masuk keruang kerjanya, tapi dia langsung menuju ke dapur.

"hai apa kalian tau, selain boss besar yang datang sebentar lagi, ada seorang chef ahli gizi yang juga akan masuk ke dapur kita."

"apa itu benar."

"iya, dan dia akan menentukan kadar gizi dari masakan yang akan kita buat."

"wah itu pasti merepotkan kita, bukannya malah selesai masak, malah gak matang masakan kita."

"itu benar, apa lagi kalau setiap sajian harus di takar nilai gizinya Kakan kita selesai masakannya."

"tapi adanya ahli gizi bisa membuat hidangan yang kira buat itu menjadi ena, sehat dan bergizi tinggi."

"Aidah sok tau kamu."

Kata para karyawan dapur yang belum memahami arti dari nilai gizi.

"yang dikatakan dia itu benar, makanan itu bukan hanya harus enak, dan cantik penampilannya, tapi juga harus ada nilai gizinya, maka hal itu akan membuat makanan lebih berarti pada tubuh kita."

"siapa kamu, kenapa ikut campur urusan kami."

"saya hanya karyawan baru, dan apakah salah saya memberikan pendapat."

"tidak salah, tapi hujan pada tempatnya."

"oh tu benar, apa lagi baju kamu berbeda dengan baju chef atau karyawan dapur lainnya."

"itu benar, kenapa model baju kamu seperti seorang dokter saja."

"iya, apa jamu tidak salah ruangan, di sini bukan ruangan kesehatan nona di sini dapur umum perusahaan."

"iya saya eau, dan ini termasuk area kerja saya."

"area kerja kamu, apa kamu mimpi di siang bolong nona, atau jangan-jangan kamu itu mau memeriksa kesehatan kami."

"tidak, ini adalah ruang kerja saya juga."

"tunggu, apa anda karyawan baru di sini."

"benar sekali dan ini adalah hari pertama kerja saya."

"jangan-jangan anda adalah...."kata seorang pegawai dapur.

"Nona Zoya Orlando, ternyata anda di sini."

"ada apa pak Andi mencari saya."

"maaf, apa bisa saya minta tolong pada anda."

"katakan saja. Asal berhubungan dengan pekerjaan saya akan saya lakukan."

"begini nona Zoya, boss kami itu memiliki bulimia pada makanan. Dia memang tidak pilih-pilih makanan, tapi setiap makan apapun dia akan memuntahkannya, kecuali dua makanan."

"lalu apa yang harus saya lakukan tuan Andi."

"tolong buatkan dua makanan ini, hanya dua makanan ini yang bisa dia makanan nona."

"kenapa harus saya pak Andi, bukankah ada chef ahli di sini."

"tapi nona sudah menandatangani kontrak, dan pekerjaan utama nona itu adalah menjaga pola makan boss kami."

"baiklah kalau begitu, biar saya buatkan kedua masakan yang bapak minta."

"Terima kasih banyak nona."

"iya sama-sama."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!