Aluna baru memasuki kamar yang ia tempati bersama Amel dan neneknya sekitar pukul setengah dua belas malam. Gadis itu baru saja selesai menonton film barat kesukaannya bersama Devan, putra sulung tante Nur dan Nurman, suaminya tante Nur. Devan sengaja menahan kakaknya untuk tidak tidur dulu, karena ia tidak ingin menonton film tengah malam hanya berdua dengan ayahnya saja. Sebenarnya om Nurman senang-senang saja karena anak dan keponakannya mau menemaninya menonton malam ini. Hanya saja, dalam film tersebut terdapat beberapa adegan dewasa yang tidak seharusnya disaksikan oleh dua bocah SD tersebut.
Hanya saja, kedua bocah itu sudah melotot matanya dengan mulut ternganga menyaksikan berbagai adegan untuk usia delapan belas plus, dan sudah sangat terlambat untuk menghindari hal tersebut. Jadi om Nurman hanya bisa terdiam seraya menjawab beberapa pertanyaan Devan yang merasa penasaran atas apa yang dilakukan oleh pemeran film tersebut.
Ketika memasuki kamar yang sudah gelap, Aluna mendapati kakak dan neneknya sudah pulas. Gadis itu mengendap memasuki kamar dan menutup pintu dengan perlahan. Ia merebahkan tubuhnya di samping sang nenek, dan mulai memeluk guling kesayangannya.
Namun ketika guling tersebut berada di dalam pelukannya dan diapit oleh kakinya. Aluna merasakan sesuatu yang menggelitik ketika guling tersebut sekilas menggesek area keint*mannya. Karena merasa penasaran, Aluna semakin mendekatkan guling ke sela pahanya dan mulai menggerakkan pinggulnya. Ternyata rasa geli itu semakin membuatnya nyaman dan Aluna semakin menggerakkan pinggul tak beraturan hingga membuat Amel berdecak kesal.
"Ck. Bisa diam gak sih? Heboh banget dari tadi." Amel yang merasa guncangan di kasur busa mulai tak kondusif dan mengganggu akhirnya menegur adiknya.
"Maaf kak." ucap Amel. Gadis itu kemudian melanjutkan kegiatannya, namun lebih pelan dari sebelumnya.
Ternyata hal tersebut justru membuatnya semakin keenakan dan akhirnya merasakan sesuatu yang meledak keluar dari tubuhnya. Nafasnya tersengal dan jantungnya berdegup kencang. Aluna masih merasakan denyutan dari area intimnya dan kemudian ia tersenyum puas. Gadis itu tersenyum seraya mengusap peluh yang ada di keningnya. Lalu perlahan rasa kantuk menghampiri dan kemudian gadis itu mulai terlelap setelah melakukan hal yang tidak ia ketahui apa dan mengapa hal tersebut membuatnya begitu bahagia setelah melakukannya.
***
Pagi harinya Aluna terbangun dengan badan segar dan perasaan ringan. Berhubung lebaran sudah lewat beberapa hari yang lalu, dan hari ini masih hari cuti lebaran, Aluna masih bisa bangun kesiangan. Saat ini Aluna hanya sendirian di kamar, kakak dan neneknya tentu saja sudah bangun sejak subuh tadi dan sekarang pasti sedang melakukan aktifitas mereka seperti biasanya.
Aluna merasakan sedikit lembab di c*lana dalam yang ia kenakan. Dengan rasa penasaran yang begitu besar, Aluna berlari keluar kamar menuju kamar mandi. Ia pikir dirinya telah datang bulan seperti teman-temannya, jadi ia merasa harus mengecek hal tersebut. Namun ketika ia mengecek, ternyata hanya terdapat lendir putih yang lengket di celana dalamnya. Aluna yang tidak tahu apa itu merasa bingung. Namun kemudian ia mengabaikan hal itu dan memilih untuk mandi saja agar lebih bersih.
Selepas mandi, Aluna memasuki kamar dengan handuk melilit dada hingga ke bawah lututnya. Gadis itu kemudian mencoba mencari pakaian yang akan ia kenakan. Namun, tiba-tiba apa yang ia lakukan semalam kembali terlintas diingatan, dan Aluna memutuskan untuk mengulanginya kembali. Aluna mengenakan pakaiannya terlebih dahulu, kemudian gadis itu membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur dan mulai meraih gulung kesayangannya. Tak lupa adegan panas yang ia tonton semalam ia jadikan pendamping untuk menunjang aktifitas yang kini tengah ia lakukan.
Ternyata sensasinya bahkan lebih dari yang ia rasakan semalam ketika ia membayangkan bagaimana pemeran utama pria menc*umbu pemeran wanita dan melakukan gaya yang aneh namun menyenangkan menurut Aluna. Gadis itu mengerang ketika merasakan sesuatu akan meledak di dalam dirinya dan ia tersenyum puas ketika pelepasan telah terjadi. Aluna bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi. Mengapa rasanya begitu nikmat dan membuatnya selalu ingin melakukan hal itu berulang-ulang.
'Apa aku tanya sama nenek aja ya?' batin Aluna. Gadis itu kemudian menggeleng. Ia memutuskan untuk menyimpan sendiri saja dan menjadikan ini sebagai aktifitas rahasianya. Gadis itu kemudian merapikan kembali tempat tidur yang telah ia buat berantakan dan setelah selesai, ia keluar kamar untuk melaksanakan tugasnya. Yaitu mencuci piring dan menyapu halaman depan dan belakang rumah sang tante.
Aluna tidak bisa konsen mencuci piring kotor yang begitu menumpuk. Pikirannya terus saja dibayangi oleh adegan panas yang semalam ia tonton. Gadis itu merutuki dirinya sendiri yang sepertinya sejak semalam selalu berpikiran mesum. Otaknya kini benar-benar telah diracuni oleh hal-hal mesum yang sebenarnya tak pantas menggerayangi dirinya yang masih terlalu bocah.
Gadis itu sebenarnya menyadari bahwa apa yang ia lakukan semalam dan pagi ini adalah hal yang tidak benar. Akan tetapi, tubuh bocahnya seolah menuntut untuk terus melakukan hal itu lagi dan lagi. Bahkan kini Aluna sudah tidak sabar menunggu waktu tidur siang. Agar ia dapat kembali melakukan hal yang menurutnya sangat menyenangkan walau sebenarnya juga meresahkan.
***
"Kenapa dari tadi kamu di kamar aja?" tiba-tiba nek Siti membuka pintu dan membuat Aluna spontan mengehentikan gerakannya yang tadinya mulai membabi buta. Nafas gadis itu tersengal karena begitu terkejut dan juga merasa takut apa yang tengah ia lakukan ketahuan oleh sang nenek.
"Capek, nek. Pengen istirahat aja." alasan Aluna. Gadis itu memeluk erat gulingnya dan berpura-pura memejamkan mata.
Hari ini gadis itu cukup bebas untuk berleha-leha di kamar setelah semua pekerjaan rumah yang menjadi tugasnya usai. Karena tante Nur dan Amel pergi untuk membawa Fera berjalan-jalan. Biasanya mereka baru pulang menjelang maghrib, dan Aluna mengambil kesempatan tersebut untuk sekedar bersantai.
"Bangun... Banguuun! Nanti kalau tante sama kakak kamu pulang terus lihat kamu malas-malasan gini bisa diomelin loh." ujar nek Siti.
Aluna memanyunkan bibirnya merasa quality time yang jarang bisa ia dapatkan terganggu. Namun gadis itu juga tak berani membantah neneknya. Alhasil, dengan langkah berat, gadis itu bangkit dari kasur dan berjalan ke luar kamar.
Di ruang keluarga, ia mendapi Devan, adik sepupunya tengah asik menonton Upin dan Ipin kesukaannya. Aluna ingin bergabung, hanya saja ia tak ingin jika nanti tantenya pulang dan mendapati dirinya malah asik menonton. Sungguh, Aluna akan berusaha sekuat tenaga untuk menghindari masalah, Aluna tidak ingin terus dimarahi dan dimaki. Jadi Aluna memutuskan untuk mengambil sapu dan mulai membersihkan seisi rumah, demi menyenangkan hati tante Nur, sang nyonya rumah yang super galak dan banyak perintah.
¤¤¤
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments