PART 18. Alasannya Membantuku

"Kenapa Anda membantu saya, dok?"

Arista sangat berterima kasih karena dokter Aline sudah bersedia membantunya menutupi fakta tentang kehamilannya. Namun, dia juga heran tentang alasan apa yang membuat Dokter Aline membantunya. Bahkan wanita itu sempat menyiapkan rekam medis pemasangan IUD, yang tentu saja itu berkas palsu. Tetapi di sana tertera nama lengkapnya dengan jelas.

"Ada seseorang yang meminta saya untuk membantu Anda Bu Arista." Ucap Dokter Aline dengan senyuman.

"Siapa?" Tanya Arista bingung.

Tentu saja dia bingung, dia sama sekali tidak bisa menerka siapa gerangan orang yang membantunya. Seingatnya dia sama sekali tidak memiliki kenalan orang penting yang dapat membantunya seperti ini. Meminta seorang dokter untuk membuat dan menyatakan rekam medis palsu tentu saja itu memerlukan suatu kekuasaan, orang biasa sepertinya mana bisa.

"Perawat Andin yang akan mengantarkan Anda menemuinya. Mohon maaf karena tidak bisa menjelaskan lebih detail, diluar masih banyak pasien yang mengantri untuk memeriksakan kandungannya. Setelah ini, Bu Arista bisa ikuti perawat Andin yaa." Ucap dokter Aline sembari menatap perawat yang sejak tadi ada di sampingnya.

Tanpa banyak penjelasan perawat itu segera mengangguk dan mempersilahkan Arista untuk mengikutinya. "Mari Ibu Arista, saya antarkan."

Mereka berjalan bersama menuju tempat yang sama sekali tidak Arista ketahui. Tapi untuk bertanya pada Perawat Andin juga tak mampu, lidahnya terlalu kelu untuk berbicara. Pikirannya sibuk menerka-nerka siapa sekiranya orang yang akan ditemuinya sebentar lagi.

tok tok tok tok

Setelah menaiki lift sampai di lantai 7 mereka sampai di sebuah ruangan dengan pintu jati yang bertuliskan presdir di depan pintu itu. Jantung Arista semakin berdebar kencang.

Apa aku pernah melakukan sesuatu yang menyinggung orang lain? Astaga, apa yang harus aku lakukan setelah ini. Dia memang sudah membantuku tapi apa yang akan dia minta untuk mengganti bantuannya itu. Tidak mungkin dia membantuku dengan gratis bukan? Arista

Tak lama pintu terbuka menampilkan seorang wanita muda dengan pakaian formal, "Nona Arista, silahkan masuk. Nona Muda sudah menunggu Anda didalam."

Nona muda? siapa? Arista

Wanita itu mempersilahkan Arista untuk masuk kedalam ruangan itu dan menutup pintu dari luar setelah dia sepenuhnya telah memasuki ruangan tersebut. Pandangan Arista mengedar ke sekeliling ruangan tersebut, tampak asing dimatanya. Dia dapat melihat ada seseorang yang duduk di balik kursi kerja yang kini membelakanginya.

Tak ingin membuang waktu lagi, dia segera mendekat kearah meja kerja tersebut dan menundukkan kepalanya dengan hormat. Meskipun dia tau, seseorang dibalik kursi itu tidak akan melihat apa yang dia lakukan. "Nona Muda, saya tidak tau siapa dan apa alasan Anda membantu saya. Tetapi saya berterima kasih sekali atas bantuan yang Anda berikan pada saya, entah saya bisa membalasnya dengan apa. Saya akan selalu mengingat kebaikan Anda seumur hidup saya. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih sebesar-besar-"

Belum Arista menyelesaikan ucapannya, sebuah suara sudah terlebih dahulu memotong ucapannya.

"Kamu semakin banyak bicara ya."

DEG

Terkejut, Arista sangat mengenali suara itu. Suara seseorang yang sudah hampir 10 tahun tidak ditemuinya. Sosok sahabat yang selama ini dia rindukan.

"Kamu-"

Sosok dibalik kursi itu berbalik dan memperlihatkan seorang wanita dengan pakaian kebesaran dan hijab panjang dengan cadarnya. Wanita itu bangkit dan berjalan menghampiri Arista yang mematung di tempatnya. Arista hanya bisa menatap tak percaya wanita muslimah itu.

"Halo, apa kabar sahabat lamaku..." Sapanya dengan kedua tangan bertumpu di bahu Arista.

Arista menggeleng tak percaya, "K-kau Kenzura?"

Tak pikir panjang, Arista segera menarik wanita bercadar itu dalam pelukannya setelah dia menganggukkan kepalanya. Kedua wanita itu saling memeluk erat melepaskan segala kerinduan dalam diri mereka. Bahkan terdengar isak tangis diantara keduanya. "Aku merindukanmu Ta.."

"Aku juga merindukanmu Ra, kau kemana saja? Kenapa saat itu menghilang secara tiba-tiba? Aku mencari mu bersama Viera saat itu." Lirih Arista, tangannya terulur menangkup wajah Kenzura yang masih tertutup cadar. Keduanya sudah saling melepaskan pelukannya.

"Ada banyak yang terjadi saat itu. Tapi sepertinya banyak juga yg terjadi dalam hidupmu ya Ta? Kau bahkan juga hilang kontak dari Viera bukan?"

Kenzura dan Viera merupakan sahabat dekat Arista sejak mereka duduk di bangku sekolah dasar. Saat kedua orangtuanya masih hidup, mereka hidup berkecukupan meski tidak mewah. Mereka masih mampu untuk sekedar memasukkan Arista kedalam sekolah bergengsi di kota mereka saat itu. Di sanalah dia bertemu dengan kedua sahabatnya itu, kedekatan mereka sudah seperti saudara kandung. Bahkan beberapa orang asing ada yang mengira bahwa mereka memang bersaudara.

Mereka selalu bersama, sampai akhirnya pada saat duduk di bangku SMP salah satu sahabatnya itu menghilang tanpa kabar. Kenzura, dia menghilang tepat setelah kelulusan mereka dan tak lama dari itu Arista pun ikut pergi meninggalkan satu sahabat mereka yang lain yaitu Viera. Saat itu Arista terpaksa untuk pergi karena setelah kematian kedua orangtuanya dia tidak bisa lagi melanjutkan pendidikan di sekolah bergengsi tersebut. Komunikasi ketiganya terputus dan mereka fokus pada kehidupan mereka masing-masing.

"Aku kehilangan ponselku saat itu, tepat setelah kedua orang tuaku meninggal aku pindah dari kota ini dan tinggal di desa. Aku baru kembali kesini setelah masuk ke perguruan tinggi, kebetulan bibiku juga pindah bekerja di kota ini." Jelas Arista.

Kenzura mengangguk, "Aku sudah tau, aku sudah menyelidiki kehidupanmu sebelum ini. Apa kau marah padaku karena melakukan itu?"

"Tidak sama sekali, aku bahkan tak menyangka kamu masih peduli denganku Ra." Lirih Arista.

"Tentu saja, bagaimanapun kamu tetap sahabatku Ta."

Saat ini mereka sudah duduk bersama di sofa yang tersedia di ruangan tersebut. Arista menatap kagum pada sosok wanita di hadapannya, melihat dari penampilannya saja dia sudah tau bahwa sahabatnya sudah menjadi orang yang berbeda.

"Baiklah, tapi aku benar-benar berterima kasih padamu karena telah membantuku. Ntah apa yang bisa ku lakukan untuk membalas kebaikanmu itu."

Tak

"Awhh.. Apa yang kau lakukan, kenapa kau memukul kepalaku seperti ini?" Sewot Arista, tangannya mengusap pelan bekas pukulan ringan dari Kenzura. Padahal pukulan itu tidak keras dan tidak menimbulkan sakit, dia saja yang lebay.

"Kau itu sahabatku, membantumu ketika kau mengalami kesulitan sudah menjadi kewajibanku. Sekarang lebih baik kau ceritakan bagaimana bisa kamu mengalami hal seperti ini Ta? Apa sebenarnya yang terjadi?"

Arista mengedikan bahunya seolah tak tau, "Bukankah kamu sudah menyelidiki ku? Kenapa masih memintaku untuk bercerita? Bukankah kau yang seharusnya bercerita karena hilang secara tiba tiba waktu itu?"

Tak

Sekali lagi Arista mendapat toyoran dikepalanya, "Aku ingin mendengarnya dari mulutmu, tentu saja ini akan lebih detail dari informasi yang aku dapatkan sebelumnya. Dan untuk ceritaku, akan aku jelaskan nanti."

"Ya baiklah Nona Muda.."

...----------------...

To be Continued

Hai haii apa kabarrrr? ☺

Semoga kalian selalu dalam keadaan baik dan bahagia yaaa. Aku mau ngucapin terima kasih yang udah baca cerita yang aku buat ini sampai di part ini dan semoga kalian suka yaaa🥰

Jangan lupa tinggalkan jejak berupa like dan komen yaaaa supaya authornya lebih rajin buat up😍🌹

Sekali lagi terima kasih yang udah bacaa, semoga hari kalian menyenangkan guysss. luv u🌹🌹

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

Next thorr, lanjutt cpat aku penasarann😍

2024-08-15

0

Senjaaaa

Senjaaaa

ayooo up lagi thorr

2024-08-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!