Sementara itu, di dalam benteng, Rull, Blade, dan Arlecchino terus mempersiapkan diri untuk skenario terburuk. Mereka tahu bahwa jika pasukan Demous berhasil menembus pertahanan luar, mereka harus siap melindungi ratu dan Tsaritsa dengan segala cara. Ketegangan meningkat, tetapi semangat juang mereka tetap tinggi, mengetahui bahwa nasib Irdlia ada di tangan mereka.
Jenderal terus menyerang Demous, menghindari setiap serangan yang dilancarkan musuh dengan keterampilan dan ketepatan. Pasukan kuda Irdlia unggul, mengalahkan pasukan Demous dengan gigih. "Lihatlah pasukanmu, Demous. Sebentar lagi kau akan kalah," seru Jenderal dengan penuh keyakinan.
"Oh, Jenderal yang malang," balas Demous dengan senyum licik. "Kau pikir aku datang ke sini tanpa strategi? Lihatlah." Dari arah barat dan timur, pasukan Demous berdatangan, menambah kekuatan mereka.
Jenderal berteriak, "Pemanah, bagi menjadi tiga posisi—barat, timur, dan selatan! Spartan, lakukan hal yang sama!"
Para pemanah dan Spartan membagi diri menjadi tiga bagian, namun jumlah mereka tidak cukup untuk menahan serangan monster dari setiap sisi. Pertahanan mereka mulai goyah.
Rull, Blade, dan Arlecchino di dalam benteng merasakan ketegangan yang meningkat. Arlecchino berkata dengan tegas, "Kita harus bersiap untuk skenario terburuk. Jika mereka berhasil menembus pertahanan luar, kita harus siap melindungi ratu dan Tsaritsa."
Blade mengangguk, "Aku setuju. Kita harus memastikan mereka tidak sampai ke sini."
Rull, yang merasa tanggung jawab besar di pundaknya, berkata, "Aku siap melakukan apa saja untuk melindungi Irdlia. Bersiaplah untuk bertempur habis-habisan."
Di medan pertempuran, Jenderal dengan tegas memimpin pasukannya, mencoba untuk mempertahankan posisi mereka meski situasi semakin sulit. Sementara itu, di dalam benteng, ketegangan memuncak.
Jenderal merasa khawatir melihat pasukan Spartan mulai terdesak. "Kau benar-benar licik, Demous," gumamnya dengan ketegangan.
Demous tersenyum sinis. "Kau belum melihat kekuatanku yang sebenarnya." Dengan itu, pedang Demous mengeluarkan api, menyerang Jenderal dengan kekuatan yang luar biasa, membuat Jenderal tidak berdaya melawannya.
"Dimana kau menyembunyikannya, Jenderal?" tanya Demous dengan nada mengejek.
"Kau tidak akan pernah menemukannya," jawab Jenderal dengan lemah.
Demous tertawa, "Aku tidak perlu mencarinya. Dia yang akan datang kepadaku." Dengan kekuatan kutukan Tsaritsa yang dikendalikan oleh Demous, Tsaritsa di dalam benteng mulai merasakan penderitaan yang luar biasa.
"Ibu, tolong... sakit sekali..." kata Tsaritsa dengan suara bergetar.
"Tsaritsa, ada apa?" tanya sang Ratu dengan cemas.
"Ibu, cepat pergi dari sini! Tinggalkan aku!" teriak Tsaritsa dengan putus asa.
"Tidak, ibu tidak akan meninggalkanmu," jawab sang Ratu dengan tegas.
"Ibu, aku sudah tidak kuat..." Tsaritsa tiba-tiba menyerang ibunya, menyebabkan kegemparan di dalam benteng. Rull dan yang lainnya terkejut melihat perubahan drastis pada Tsaritsa.
"Tsaritsa, hentikan!" seru Rull dengan panik.
Namun, Tsaritsa yang berada di bawah kendali kutukan Demous, mulai menyerang semua orang di sekitarnya. Pertarungan antara Rull, Blade, Arlecchino, dan Tsaritsa terjadi dengan intensitas tinggi.
Rull berusaha menahan serangan Tsaritsa tanpa melukai gadis itu, sementara Blade dan Arlecchino mencoba mencari cara untuk mematahkan kendali kutukan tersebut. Tsaritsa menyerang dengan kekuatan es yang mematikan, membuat setiap gerakan mereka harus dihitung dengan cermat.
"Tsaritsa, dengarkan aku! Kau harus melawan kutukan ini!" teriak Rull dengan putus asa.
Arlecchino berteriak, "Kita harus menemukan cara untuk memutus kendali kutukannya sebelum semuanya terlambat!"
Di tengah kekacauan, Rull mencoba mendekati Tsaritsa, mencari celah untuk berbicara langsung ke hati gadis itu. "Tsaritsa, ingatlah siapa dirimu! Kau lebih kuat dari kutukan ini!"
Tsaritsa tersenyum dingin dan menyerang Rull, mengeluarkan kekuatan dahsyat yang menyebabkan benteng hancur. Arlecchino dan yang lainnya terkena dampaknya, tidak berdaya untuk menghentikan Tsaritsa. Dengan langkah penuh kepastian, Tsaritsa berjalan keluar dari reruntuhan benteng dengan senyuman licik.
"Tsaritsa, berhenti!" seru Rull dengan lemah, berusaha bangkit.
Prajurit Spartan terkejut melihat Tsaritsa keluar dari benteng. "Tuan putri, bersembunyilah! Jangan keluar dari benteng!"
Namun, Tsaritsa menyerang pasukan Spartan dan pemanah dengan kekuatan yang luar biasa. Dari kejauhan, Demous menyeringai melihat kedatangannya. "Lihatlah Jendral, siapa yang datang. "Tidak, jangan tuan putri!" Ucap Jendral yang melemah.
"Tidak, tuan putri! Jangan menghampirinya!" teriak seorang prajurit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments