Mereka semua mulai memasuki bus masing-masing. Rull mendapati dirinya di bus yang sama dengan Zack, salah satu murid yang sering membully-nya.
"He, Rull, kita satu bus," ejek Zack dengan seringai di wajahnya.
Elsa segera menepuk pundak Rull. "Sudah, hiraukan dia, Rull."
Perjalanan pun dimulai. Mereka meninggalkan sekolah dan menuju Hutan Kejayaan. Di dalam bus, suasana awalnya penuh dengan canda tawa dan cerita tentang rencana camping. Namun, di hati Rull, masih ada keraguan dan sedikit rasa takut tentang apa yang akan mereka temui di hutan itu.
Setelah beberapa jam perjalanan, bus akhirnya tiba di tepi Hutan Kejayaan. Para murid turun satu per satu, membawa tas dan perlengkapan mereka.
"Baik anak-anak," kata Bu Guru saat semua sudah berkumpul. "Ingat, kita tidak akan masuk terlalu dalam ke hutan ini. Tetap bersama kelompok kalian dan patuhi semua aturan."
Saat berjalan menuju lokasi camping, tiba-tiba Zack menyelengkat kaki Rull, membuatnya tersandung dan hampir jatuh. "Ups, hati-hati kalau jalan, Rull," ejek Zack dengan nada sinis, disambut tawa terbahak-bahak dari teman-temannya.
Rull berusaha bangkit dan membersihkan debu dari pakaiannya. Sesampainya di lokasi camping, mereka mulai mendirikan tenda. Saat Rull sibuk memalu pasak tenda, Zack dan teman-temannya datang dan mengambil salah satu paku tenda milik Rull.
"Hey, aku ingin bermain-main denganmu," kata Zack sambil mengayunkan paku itu di depan wajah Rull. Zack dan teman-temannya terus membully Rull, membuatnya kesulitan mendirikan tenda.
Tiba-tiba, Elsa muncul dengan wajah tegas. "Cukup, Zack!" katanya sambil mengacungkan ponselnya. "Aku sudah merekam semua yang kau lakukan. Jika kau terus membully Rull, maka akan kutunjukkan bukti ini kepada Kepala Sekolah."
Zack geram, matanya menyipit penuh kemarahan. "Kau selalu saja menghalangiku, Elsa," katanya dengan nada mengancam. "Jika kau berani macam-macam denganku, maka kau akan menerima akibatnya."
Elsa tidak gentar. "Silakan coba saja, Zack. Aku tidak takut padamu."
Zack menatap Elsa dengan tajam sebelum akhirnya pergi bersama teman-temannya, masih marah. Rull merasa lega dan berterima kasih kepada Elsa.
"Terima kasih, Elsa. Aku tidak tahu apa yang akan kulakukan tanpa bantuanmu," kata Rull dengan suara rendah.
"Jangan khawatir, Rull. Kita satu tim, dan kita harus saling melindungi," jawab Elsa sambil tersenyum. "Ayo, mari kita selesaikan tendamu."
Dengan bantuan Elsa dan teman-teman lainnya, Rull berhasil mendirikan tendanya.
Seiring berjalannya waktu, semua acara camping berjalan dengan lancar. Ketika malam mulai menjelang, setiap kelompok diberikan tugas untuk mengirim dua orang mencari kayu bakar. Elsa mencoba mengajak yang lain, namun tidak ada yang berani.
"Rull, bagaimana denganmu? Mau ikut mencari kayu bakar?" tanya Elsa.
Rull mengangguk. "Baiklah, aku akan membantumu mencari kayu bakar."
Sebelum mereka pergi, Bu Guru memberikan instruksi. "Selalu ikuti petunjuk jalan yang ada di pohon. Jangan tersesat dan tetap berpasangan."
Mereka semua mulai mencari kayu bakar. Sementara itu, Zack dan Jay merencanakan balas dendam kepada Elsa dengan cara memindahkan arah panah petunjuk jalan ke arah yang salah.
"Bos, apa ini tidak kelewatan?" tanya Jay dengan sedikit keraguan.
"Tenang saja, Jay. Saat mereka kesana, mungkin mereka akan ketakutan dan mengompol di celana," jawab Zack dengan seringai licik.
Elsa dan Rull berjalan menyusuri hutan, mengikuti petunjuk yang ada. Namun, ketika mereka sampai di persimpangan, Rull melihat tanda panah yang mengarah ke kiri.
"Elsa, lihat. Tanda panah itu mengarah ke kiri. Tapi sebelah kiri sangat gelap," kata Rull dengan ragu.
"Tenang saja, Rull. Aku punya senter," jawab Elsa sambil menyalakan senternya.
Dengan perasaan tidak nyaman, Rull dan Elsa mengikuti arah panah ke kiri. Mereka tidak menyadari bahwa Zack dan Jay telah memindahkan tanda tersebut untuk menyesatkan mereka.
Saat mereka berjalan semakin jauh ke dalam hutan, suasana menjadi semakin mencekam. Pepohonan di sekitar mereka semakin rapat, dan suara binatang malam mulai terdengar.
"Elsa, aku merasa kita sudah terlalu jauh," kata Rull dengan suara gemetar.
Elsa mencoba tetap tenang. "Kita hanya perlu mencari kayu bakar dan segera kembali ke perkemahan."
Namun, semakin jauh mereka berjalan, semakin mereka menyadari bahwa mereka tersesat. Rencana Zack ternyata berhasil, dan sekarang Elsa dan Rull berada dalam situasi yang berbahaya.
"Tunggu, Rull. Lihat ini," kata Elsa tiba-tiba, menyorotkan senternya ke sebuah tanda yang aneh di pohon. "Ini bukan tanda petunjuk jalan yang seharusnya."
Rull merasa panik. "Apa yang harus kita lakukan sekarang?"
Elsa berusaha berpikir cepat. "Kita harus tetap tenang dan mencoba mencari jalan kembali. Kita tidak boleh berpisah."
Dengan hati-hati, mereka berdua mulai mencari jalan kembali, berharap bisa menemukan tanda-tanda yang familiar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Reyy
lanjut,alur cerita ini menarik
2024-09-16
2