Tiba-tiba terdengar suara raungan hewan buas. "Rull, suara apa itu?" tanya Elsa dengan cemas.
"Aku tidak tahu," jawab Rull dengan suara bergetar. Ia menoleh ke belakang dan terkejut melihat seekor beruang besar sedang mengarahkan pandangannya ke arah mereka, siap untuk memangsa. "Elsa, lari!"
Mereka berdua berlari sekuat tenaga, mencoba menjauh dari beruang yang semakin mendekat. Di sisi lain, para guru mulai khawatir karena Rull dan Elsa belum juga kembali.
"Kenapa Rull dan Elsa belum kembali?" tanya salah satu guru dengan gelisah.
Jay, yang merasa bersalah, akhirnya membongkar rencana Zack dan dirinya. "Bu Guru, Zack dan aku memindahkan tanda petunjuk jalan untuk menyesatkan mereka. Aku takut terjadi sesuatu yang buruk."
Bu Guru marah besar. "Kalian benar-benar kelewatan! Apa kalian menganggap perbuatan itu candaan? Ini hutan liar, Zack! Mengapa kalian menjahili mereka? Sekarang, beritahu kami di mana mereka."
Zack, dengan raut wajah menyesal, menunjukkan arah yang telah mereka ubah. Para guru segera mengatur pencarian untuk menemukan Rull dan Elsa.
Sementara itu, Rull dan Elsa terus berlari, tetapi kelelahan mulai menguasai mereka. "Elsa, berlindung di balik pohon itu!" teriak Rull.
Mereka berdua berlindung di balik pohon, berusaha menahan napas. Beruang itu terus memantau mereka dari kejauhan. Tiba-tiba, Elsa merasakan sakit yang tajam di kakinya.
"Agh, sakit!" teriak Elsa.
Rull melihat kaki Elsa digigit oleh ular kobra. "Elsa, kobra itu menggigitmu!"
Rull segera mengusir ular kobra itu dan mencoba mengobati luka Elsa. "Bertahanlah, Elsa. Semoga saja mereka segera menemukan kita."
Dari kejauhan, Rull melihat banyak sekali cahaya senter. "Apakah itu mereka?" pikir Rull. Tapi beruang itu masih ada di dekat mereka. Jika para guru dan teman-teman mendekat, situasinya akan sangat berbahaya.
Dengan keberanian yang luar biasa, Rull merencanakan sesuatu. Dia menyalakan senter ke arah berlawanan, berharap para pencari melihat cahaya itu. "Elsa, tetaplah di sini. Mereka akan menemukanmu. Terima kasih telah menganggapku sebagai teman," katanya.
Rull berlari ke arah berlawanan, memancing beruang itu menjauh dari Elsa. Beruang itu mengikuti Rull, memberikan kesempatan bagi para guru dan teman-teman untuk mendekati Elsa.
Para guru akhirnya menemukan Elsa yang terluka. "Di mana Rull?" tanya salah satu guru dengan panik.
"Tolong dia, beruang itu mengejarnya," jawab Elsa dengan suara lemah.
Para guru segera memberi pertolongan pertama pada Elsa dan berusaha menemukan Rull. Mereka mengikuti jejak Rull yang berlari sambil memanggil namanya. Di tengah hutan, Rull terus berlari, dengan beruang besar mengejarnya. Dia berharap elsa ditemukan oleh guru dan teman-temannya.
Beruang itu akhirnya berhasil menyerang Rull, menyebabkan ia terjatuh dan mendapatkan luka cakar yang dalam di punggungnya. Rull merasakan sakit yang luar biasa saat beruang itu mencoba memakan dirinya. Dengan sekuat tenaga, Rull menahan taring beruang itu menggunakan sebuah batu yang ia temukan di dekatnya.
Dengan penuh keberanian, Rull berhasil bangkit dan kembali melarikan diri. Namun, luka-luka di tubuhnya membuat setiap langkah terasa menyiksa. Setelah berhasil menjauh dari beruang, tiba-tiba dua serigala muncul dan menyerangnya. Salah satu serigala menggigit kakinya, menyebabkan luka yang besar dan rasa sakit yang amat sangat.
"Aku kuat, aku kuat, jangan pingsan dulu, jangan pingsan dulu," gumam Rull pada dirinya sendiri, berusaha tetap sadar. Ia melihat sebuah bangunan kuno di kejauhan dan mencoba berlari ke tempat itu.
Saat Rull hampir mencapai bangunan tersebut, salah satu serigala berhasil menggigit kakinya lagi, membuatnya terjatuh. Dengan sekuat tenaga yang tersisa, Rull merangkak masuk ke celah sempit di bangunan itu. Serigala-serigala tersebut tidak dapat memasuki celah itu karena terlalu sempit, sehingga Rull berhasil berlindung di dalam.
Dengan napas yang sesak dan tubuh yang penuh luka, Rull menangis. "Seseorang, tolong aku. Aku tidak ingin mati," rintihnya dengan suara lemah. Rull yang sekarat berusaha bangkit, namun tubuhnya terlalu lemah untuk bergerak.
Dengan air mata mengalir di wajahnya, Rull mengingat ibunya. "Ibu, maafkan aku. Aku tidak menepati janjiku. Aku mohon, jangan menangis jika kau kehilangan aku," bisiknya dengan suara serak.
Dengan napas terakhirnya, Rull mengucapkan kata-kata terakhirnya, "Aku sayang padamu, Ibu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Razali Azli
kalian suka membaca novel ini dan ada yg meminta agar authornya cepat² update. tapi malangnya kalian sangat kedekut. kedekut like dan hadiah gratis atau komen. padahal kalian tahu itulah tanda sokongan kalian dan penyemangat authornya untuk terus berkarya. dan 5 bintang jangan lupa
2024-08-21
4