dalam suasana yang menegangkan terjadi di depan mata keluarga Lan saat ini. mereka tidak pernah membayangkan jika ini akan terjadi kepada keluarga mereka. di satu sisi tampaklah kedua orang ayah, anak memberikan tatapan ekspresi berupa kekhawatiran, cemas, dan takut akan kehilangan sosok yang berharga dalam hidup mereka.
Lan Yuan, berdasarkan rasa terguncang melihat seorang adik jangan dulunya ia ajak bermain bersama sejak kecil. Kini terbaring tak sadarkan diri. Dirinya sangat sedih melihat hal itu. Hingga sampai di halaman rumah sakit. Mereka segera mengendong Lan Xiang menuju rumah sakit, sementara Lan Yuan berteriak guna memanggil seorang dokter ataupun perawat rumah sakit terkenal di beijing.
"Dokter!!!!... Suster!!!!!" teriak Lan Yuan kepada semua orang yang berada di rumah sakit.
"Dokter!!!! Dokter!!!! Suster!!!! Tolong siapapun bantu kami untuk menanggani adikku!!!! " teriak Lan Yuan lagi.
Dan tak lama setelah aksi Lan Yuan meneriaki para dokter dan suster. Salah satu petugas rumah sakit tersebut pun dengan sigap menyuruh seseorang bawahan untuk mendorong bangsal rumah sakit.
Namun susterpun dengan sigap menarik bangsal rumah sakit. Untuk mendapatkan penangganan. Dan tak lama seorang dokter dan suster yang lain datang. Dan masuk ke dalam. Setelah mendapati dokter melakukan pemeriksaan pada Lan Xiang. Semua keluarga Lan harap - harap cemas dengan keadaan Lan Xiang yang sedari tadi tak sadarkan diri.
Hingga beberapa menit berlalu, sang dokter keluar dari ruang UGD. Setelah mendapati sang dokter mereka pun segera berdiri, dan menghampiri dokter tersebut.
"dok... Bagaimana keadaaan anak kami?" tanya sang ayah dari pasien tersebut kepada dokter itu.
"hm.. Pasien baik - baik saja namun, ada sesuatu yang ingin saya sampaikan kepada anda mengenai pasien." jawab dokter tersebut kepada keluarga pasien.
"memangnya ada apa dok?" tanya sang ibu kepada dokter itu.
"untuk itu saya akan membicarakannya di ruangan saya. Dan iya, suster tolong untuk keluarga pasien segera membayar adminitrasi terlebih dahulu sebelum ke ruangan saya" jawab sang dokter tersebut kepada keluarga pasien, sambil menoleh memanggil suster tersebut dan mengatakan mengenai pembayaran adminitrasi rumah sakit untuk pasien.
Setelah mendapati dokter berkata seperti itu. Maka suster yang di perintahkan sang dokter pun memberitahu keluarga pasien, dan meminta mengikutinya dari salah satu keluarga pasien.
"permisi.., bisakah anda untuk melakukan adminitrasi pembayaran rumah sakit atas nama saudara Lan Zhang Xiang" ujar sang suster sopan kepada keluarga pasien.
"baik, kami yang akan membayar adminitrasinya" ujar sang ayah, kepala keluarga Lan.
"mari..,saya antar menuju kasir pembayaran rumah sakit Tuan Lan. Jika begitu saya permisi Ny. Lan dan Tuan muda Lan" ujar sang suster sambil menjulurkan tangan untuk mempersilakan kepala keluarga pasien ke tempat kasir. Setelah itu berpamitan dengan cara membungkukkan badan sebagai tanda hormat dari keluarga pasien..
Salah satu dari merekapun melakukan adminitrasi pembayaran. Sementara yang lain menunggu di ruang UGD. Dan tak lama setelah beberapa menit kemudian mereka mendapati suster - suster rumah sakit serta di bantu petugas lain mendorong bangsal itu. Disana tampak berbaringlah Lan Xiang tak sadarkan diri membuat naluri seorang ibu mendekati wajah sang putra kedua tersebut.
"Xiang a... Xiang a!!!" panggil sang ibu ingin memeluk sang putra keduannya itu namun suster tersebut menghalanginya untuk itu.
"maaf Ny. Lan, sesuai prosedural kami. Kami akan membawa pasien ke ruang rawat untuk sementara. Jadi Ny.Lan bisa menjenguknya di ruangan tersebut. Kami permisi terlebih dahulu" ujar suster tersebut kepada keluarga Lan.
akhirnya para suster pernah membawa bangsa pasien ke dalam ruang rawat inap. Sementara anggota keluarga pun mengikuti suster dan para petugas dari belakang atau di samping bangsal pasien. suster dan lainnya pun memasuki ruang rawat inap tersebut, untuk memberikan peralatan yang berada di ruangan inap. Agar pasien merasa nyaman, sementara itu seseorang yang tak sadarkan diri yaitu Lan Xiang. masih memejamkan matanya, belum ada yang lentik tampak begitu indah saat ia tertidur. wajah pucat yang terlihat sayu namun terlihat tampan tanpa riasan make up. sementara Samsons yang lain memeriksa denyut nadinya di alat pendeteksi jantung. setelah melakukan pemeriksaan secara menyeluruh, mereka semua keluar dan mendapati keluarga pasien yang sedang duduk di luar. Suster mempersilahkan masuk untuk menjenguk pasien tersebut. tak lama beberapa menit pun mereka dengan memasuki ruang rawat Ina, dan mereka mendapati Lan Xiang sedang terbaring tidak sadarkan diri di bangsal tersebut.
sementara dari dua anggota keluarga Lan. yang terus menatap Lan Xiang yang terbaring tak sadarkan diri itu. membuat seorang ibu menghampiri bangsal tersebut guna untuk mengusap sap selain rambut anak kedua mereka. sang Ibu jangan berlinang air mata menatapnya jangan kekhawatiran, dan takut akan kehilangan sosok anak keduanya. dengan lembut ia mengusap Sehelai rambutnya, dan mencium telapak tangannya yang terbebas dari jarum infus. sang Ibu pun mulai gumam seolah ia sedang berbicara kepada anak keduanya tersebut.
"nak... Bangunlah, mama ada disini" gumam sang ibu kepada anak kedua mereka, yang kita tau tak sadarkan diri itu.
"mama,ada sini bangunlah....mama takut kamu kenapa - kenapa sayang" gumam sang ibu sambil mencium telapak tangan sang putra kedua di selingi perasaan takut, dan setetes buliran air mata jatuh tepat saat ia berkedip, dan terjun bebas melalui pipinya yang putih bersih.
tak lama, seorang ayah datang ke ruang inap tersebut. Namun dari anggota keluarga tersebut salah satunya adalah kakak dari Lan Xiang bertanya pada sang ayah.
"Pa... Bagaimana pembayarannya?" tanya Lan Yuan pada sang ayah.
"pembayarannya sudah selesai, em..kita ke ruangan dokter untuk menanyakan lebih lanjut tentang Lan Xiang. Sementara ibumu biarkan disini saja menemani Lan Xiang untuk itu. Kita berdua saja yang menemui dokter itu" jawab sang ayah kepada putra pertamanya itu.
"baik pa, aku mengerti" ujar Lan Yuan menujui permintaan sang ayah.
setelah mendapati jawaban dari sang ayah, Lan Yuan pun akhirnya menghampiri sang ibu untuk mengatakan sesuatu padanya.
"ma.. mama tunggu di sini terlebih dahulu, biar aku dengan Papa pergi ke ruang dokter tersebut. Mama tetap di sini untuk menjaga Xiang" ujar Lan Yuan kepada sang ibu.Sambil menepuk pundak sang ibu lembut.
"hmm..." ibunya hanya mengumamkannya, dan mengelus telapak tangan Lan Yuan lembut, serta memalingkan wajahnya menatap Lan Xiang dengan air matanya yang tak kunjung berhenti.
setelah membicarakannya dengan sang ibu, Lan Yuan dan sang ayah akhirnya pamit pergi untuk menemui sang dokter tersebut. setelah mereka keluar dari ruang inap tersebut, mereka berjalan beriringan menuju ruangan dokter. setelah berjalan beberapa jam kemudian mereka telah sampai di ruangan dokter tersebut. Dan mereka memutuskan untuk mengetuk pintu ruangan pribadi sang dokter terlebih dahulu.
"tok...tok....tok....." bunyi suara pintu di ketuk
"masuk" seru sang dokter tersebut dari dalam.
Sang dokter mengira jika itu ada suster yang biasa saat bertugas. Namun ternyata yang dokter dapati adalah keluarga pasien.
merekapun akhirnya masuk, dan dokterpun mempersilakan masuk dan duduk.
"oh.. keluarga Lan. Silakan masuk dan duduklah" ujar sang dokter sopan kepada keluarga pasien. dengan senyuman hangatnya keluarga tersebut duduk. Dan menanyakan tentang kondisi Lan Xiang pada dokter tersebut.
"anda menyuruh kami kemari, apakah ada hal yang berhubungan dengan keadaan putra saya?" ujar dan tanya sang kepala keluarga Lan.
"baik, seperti yang ada lihat. Jika pasien baik baik saja saat ini. Namun saya kurang pasti saat pasien sadar nanti. Karena menurut pemeriksaan ada sesuatu mungkin mengenai ingatan? Ujar dan tanya dokter itu kepada keluarganya.
"ingatan?" gumam Lan Yuan pada sang dokter.
"iya ingatan, ingatan di masa lalu mungkin(?). Orang yang memiliki kenangan buruk dalam suatu hal/ masa lalunya cenderung si penderitanya ingin melupakannya secara perlahan namun membutuhkan jangka waktu yang panjang. Akan tetapi soal mengenai putra anda sangatlah berbeda berdasarkan hasil pemeriksaan. Sepertinya putra anda terjatuh hingga menimbulkan cedera otak yang mengharuskan kehilangan banyak darah akibat benturan yang sangat kuat. Sehingga mengakibatkan amnesia jangka panjang. Oleh sebab itu pasien tidak sadarkan diri" jelas sang dokter kepada keluarga Lan mengenai kondisi Lan Xiang saat ini.
"Lalu bagaimana dok? Apa ada cara lain untuk bisa menyembuhkan adik saya kembali sedia kala?" tanya Lan Yuan kepada sang dokter.
"kalau untuk itu tergantung adik anda apakah ia ingin melupakannya atau ingin mengingat kejadian yang sudah adik anda lewatkan. Jalan satu - satunya untuk mengingat masa lalunya yaitu dengan orang yang berhubungan di masa lalu" jawab sang dokter kepada saudara Lan Yuan
Mendengar hal itu membuat mereka tidak bisa melakukan hal apapun lagi. Selain harus mendengar sendiri dari sang anak kedua / adik mereka. Apakah sang anak kedua / adik mereka ingin kembali mengingat masa lalu tersebut atau tidak.
Hingga setelah mendengar penjelasan dari dokter mereka keluar dari ruangan dokter. Tak lupa mereka mengatakan terima kasih, dan permisi. Setelah itu mereka keluar. Saat mereka keluar dan menutup pintu ruangan dokter itu kembali. Mereka pergi dari ruangan tersebut. Hingga di tengah jalan mereka membuka pembicaraan.
"pa..apakah saat ini kita harus tanyakan Xiang?" tanya Lan Yuan pada sang ayah mengenai adiknya tersebut.
"kita memang harus menanyakan hal ini, tapi apakah adikmu sadar saat ini?" jawab dan tanya ayahnya balik membuat Lan Yuan tidak bisa menjawabnya.
Hingga di tengah perjalanan menuju ruang inap. Mereka berdua tampak termenung, memikirkan cara untuk menanyakan soal mengenai ingatan Lan Xiang. Selang beberapa jam kemudian mereka telah sampai di pintu ruang rawat inap. Dan mereka membuka pintu.
"kriettt....." bunyi suara pintu terbuka.
Mereka masuk ke dalam tanpa suara, agar tak membangunkan 2 orang tersebut. Hingga sang suamipun meminta suster yang datang tiba - tiba keruangan Lan Xiang guna mengganti cadangan cairan infus. Suami dari Ny. Lan meminta suster untuk menyediakan ranjang biasa untuk sang istri mulai besok. Dan juga untuk saat ini ia meminta sang suster apakah ada kasur biasa buat istrinya agar sang istri tidur dengan nyaman. Tanpa takut merasa kedinginan, dan tak nyaman.
setelah mendengar hal itu sang suster keluar dari ruang inap tersebut dan menyuruh para petugas untuk membawa kasur biasa pada ruang inap Lan Xiang. setelah mendapati kasur tersebut. Suami dari Ny. Lan bangkit mengendong sang istri ala bridal style tanpa suara, serta menyelimutinya dari hawa dingin. Sementara sang suami tidur di sofa namun ada pertengkaran kecil antara anak dan ayah itu. Soal perpindahan posisi tempat tidur.
"nak... Kamu tidurlah dengan ibumu. Biarkan papa tidur di sofa" ujar sang ayah dengan memerintahkan sang anak agar tertidur bersama ibunya itu.
"pa!.. Tidak mau, kau saja tidur dengan mama. Lagipula kalian suami - istri. Kenapa harus aku tidur dengan mama." ujar Lan Yuan menolak perintah sang ayah.
"aish...stt..stt... Lebih baik tidur dengan mamamu atau papa potong uang kuliahmu" ujar sang ayah dengan ancamannya itu.
"pa..kau? Ah..." ujar Lan Yuan tapi tertahan karena gerutuannya kepada sang ayah. Pada akhirnya ia menuruti perintah sang ayah dengan raut wajah yang kesal.
Sementara suami dari Ny. Lan tidur di sofa. Hari sudah semakin larut di malam hari. Sebelum tidur ayah dari keluarga Lan mematikan lampu utama dan hanya menyisakan tempramen cahaya minim dari ruangan tersebut. Dan setelah itu sang suami dari keluarga Lan menuju sofa dan tertidur disana.
Hingga, mentari terbit beberapa jam dari ufuk barat. Dengan cuaca yang sejuk membuat hawa - hawa rumah sakit tersebut semakin segar. Ada beberapa orang pasien tengah berjalan- jalan di sekitaran rumah sakit tersebut. Tak lama setelah beberapa menit susterpun datang mengecek kondisi beberapa pasien, terutama pasien keluarga Lan. Saat suster sedang mengecek, gerakan jari tangan Lan Xiang bergerak. Menandakan bahwa ia sudah bangun dari tak sadarkan diri.
Disana Lan Xiang mencoba terbangun, bulu mata yang tergerak dan bola mata yang bergerak ke kanan dan kekiri untuk membiaskan cahaya terang pada matanya agar jernih. kelopak bulu matanya yang lentik mengedipkan matanya berulang kali, samar samar penglihatannya rabun namun tak lama mata itu jernih. Lan Xiang ingin bangkit namun dirinya merasakan ada sesuatu yang membuat kepalanya sakit. Sontak sang suster yang mengecek keadaannya tersebut menanyakan pada Lan Xiang.
"shhhtt....agkhh" desis Lan Xiang sambil memegangi kepalanya yang terasa pusing.
"apakah kau baik- baik saja Tuan.?" tanya suster itu khawatir sambil mengarahkan pasien tersebut untuk berbaring kembali agar tidak bergerak terlalu banyak. Kondisi pasien sangatlah begitu lemah, tak ada energi maupun nutrisi dalam tubuhnya.
"ahhh...,saya baik - baik saja. terima kasih" jawabnya. Lan Xiang menuruti perintah suster tersebut untuk berbaring. Dan meminta suster untuk menaikan kepala bangsal itu agar lebih tinggi, dan terasa nyaman untuknya. Susterpun menerima permintaan pasien tersebut. dan tak lama susterpun keluar ruangan inap tersebut guna mencari seorang dokter untuk memeriksa ruang rawat inap Lan Xiang.
Lan Xiangpun termenung, saat dirinya sebelum tak sadarkan diri. dirinya mengingat ada sosok seorang pangeran yang tinggal di istana kerajaan Liu. Namun seolah gambaran di masa lalunya terlihat abu - abu dengan bayangan yang abstrak. Saat itu sosok pangeran tersebut, pergi kesuatu tempat karena di utus sang ayah untuk pergi ke kerajaan dinasti Xia. Namun seolah ingatannya belum pulih sempurna membuat kepalanya begitu sakit. Tak lama setelah merenungkan. Sang ibu terkejut karena Lan Xiang sudah bangun dari tak sadarkan diri.
"Xiang...a, apakah kau sudah bangun? Bagaimana keadaanmu? Apa kau baik - baik saja? Dimana yang sakit eoh..? mama akan panggilkan dokter sebentar?" tanya sang mama dengan penuh banyak pertanyaan kepada Lan Xiang.
"Suamiku!!!! Yuan a!!!!! Kalian bangun ini udah pagi, dan adik/ anakmu sudah sadar aiya!!!" seru sang mama membangunkan ayah dan anak tersebut. Sontak ayah dan anak terbangun bersamaan meski nyawanya masih di alam mimpi. Tetapi mendengar sang adik/ anak kedua mereka bangun sontak mereka berdiri. Dan menanyakan hal yang sama seperti ibu/ istrinya itu.
"ei... Kenapa kalian semua bertanya tidak satu - satu. Kalian bertanya terlalu banyak membuatku pusing. Aku baik- baik saja papa,mama, Yuan ge. Keadaanku jauh lebih baik saat ini" jawab Lan Xiang dengan suara khasnya yang terlihat pucat dan lesu seolah tidak ada tenaga. Seolah kehabisan suara sampai hampir tidak terdengar.
"ah..iya aku lupa menanyakan padamu. Bagaimana? Apa yang dokter katakan pada kalian berdua mengenai anakku ini?" tanya sang ibu pada Ayah dan anak itu, sambil memeluk sang putra keduanya itu. Sementara Ayah dan Anak tersebut di tanya seperti itu. Membuat mereka menatap satu sama lain.
" kata dokter, eum....Xiang mengalami benturan yang cukup keras mengakibatkan Xiang kehilangan banyak darah saat itu. Dan terjadilah Xiang kehilangan ingatannya. Tapi istriku aku tidak mengetahui kapan Xiang bisa terjatuh dan mengalami hilang ingatan?" jawab dan tanya sang suami pada istrinya itu.
"ah.. Gitu rupanya, aku juga tidak mengetahui atas pertanyaanmu itu. Lalu apa yang harus kita lakukan?" tanya sang istrinya lagi pada suaminya itu.
"ma!! Kata dokter Xiang bisa pulih kok, tapi tergantung dia mau mengingat ingatan itu apa tidak?" jawab Lan Yuan putra pertama mereka kepada sang ibu.
Mendengar penjelasan dari kedua orang tersebut membuat kepala Lan Xiang merasakan sakit lagi. Membuat ketiga orang yang berada di sampingnya khawatir.
"astttt....sttt..." desis Lan Xiang tengah memegangi kepalanya, seolah ia merasakan kepalanya di tusuk - tusuk seperti paku. Dan mengerang kesakitan.
Salah satu keluarga Lan keluar dan berteriak memanggil dokter dan suster. Tak lama dokter maupun suster datang tepat waktu, dan memeriksa keadaannya. Ternyata Lan Xiang baik - baik saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments