Tepat pukul lima sore.
Nisha bergegas pamit pada Bu Ratna untuk segera meninggalkan kedai minuman yang baru saja selesai ditutup tanpa mempedulikan ekspresi wajah Bu Ratna yang heran dan bingung dengan sikapnya yang terlihat buru-buru.
Gadis itu melesat pergi dan menghilang di balik sebuah gang yang ada di dalam pasar. Tujuannya hanya satu, mencari tahu dimana Farel berada.
Lama, Nisha hanya berputar-putar di sekeliling wilayah pasar yang lumayan besar. Hingga dirinya tak sengaja melintas disebuah warung yang ramai oleh pemuda tongkrongan.
Suit! Suit...!
Suara siulan serta tawa cekikikan terdengar ramai memekakkan telinga tatkala langkah kaki Nisha melewati depan warung.
Gadis itu mempercepat langkah kakinya, tanpa menengok sama sekali ke arah gerombolan pemuda yang makin riuh menggoda nya.
"Mau kemana cantik?"
"Kenalan yuk?"
"Cie, malu!"
"Sombong amat sih!"
Kicauan demi kicauan suara pemuda yang saling bersahut- sahutan membuat Nisha jadi ketakutan. Langkahnya terhenti tiba-tiba saat salah seorang pemuda menyergapnya dengan menarik tangannya dari belakang.
Darah Nisha seakan berhenti. Terkejut, gadis itu pun memalingkan wajahnya menoleh ke belakang menatap sesosok pemuda tampan yang membuat matanya terbelalak.
"Farel?!" gumam Nisha pelan.
Rasa takutnya berganti senang seketika menyadari siapa yang telah menarik tangannya.
Raut wajah Farel terlihat datar tanpa senyuman di bibirnya. Pemuda tampan itu menarik tangan Nisha agar menjauh dari gerombolan pemuda yang semakin hiruk pikuk melihat gadis cantik yang mereka goda ternyata pacar Farel, teman tongkrongan mereka.
Disebuah tempat yang agak sunyi.
Farel melepaskan pegangan tangannya dari Nisha dan menatap wajah gadis yang ia cintai itu dengan raut wajah terlihat kurang senang.
"Kamu mau kemana? jam segini bukannya pulang?" Nada bicaranya terdengar agak kesal tapi penuh kekhawatiran.
Meski hatinya saat ini sangat marah dan kesal pada Nisha. Pemuda itu tak bisa membohongi perasaannya yang cemburu karna kejadian minggu lalu. Hatinya ingin sekali bertanya pada Nisha, namun ia takut jawaban Nisha akan melukai hatinya.
"Aku mencari mu." Tutur Nisha dengan lidah terasa kelu dan kaku.
Harga dirinya sebagai perempuan, membuat dirinya merasa canggung untuk berterus terang pada Farel tentang apa yang ia rasakan saat ini.
"Untuk apa lagi kamu mencari ku? Bukankah kamu sudah penggantimu yang lebih tajir dan lebih mapan dariku." Jawaban Farel yang bernada merendah seolah bagaikan sindiran serta cemoohan yang tajam menusuk telinga Nisha.
"Kamu cemburu?" Tuding Nisha tanpa basa basi, tepat mengenai lubuk hati pemuda tampan berlesung pipit itu.
Deg!
Sejenak pemuda itu terdiam dengan wajah merah padam. Sinar matanya perlahan meredup dan berpaling memandang ke arah lain. Pemuda itu terlihat berulang kali menarik nafas dan menghembuskannya panjang.
"Apa kamu pacaran dengannya?" Pertanyaan Farel membuat Nisha terhenyak.
Ingin rasanya ia tertawa, tapi itu bukan hal yang lucu untuk di tertawakan. Nisha sendiri bingung, tak tau harus bagaimana menjelaskan pada Farel apa hubungannya dengan Ridwan.
"Yang pasti, pacarku adalah kamu. Bukan dia!" jawab Nisha ketus.
Gadis itu menghembuskan nafas berat dan menatap wajah pemuda tampan kekasih hatinya dengan perasaan sedih.
Farel menoleh ke arah Nisha dan menatap wajah gadis itu lama. Sesaat mata mereka bertatapan, ada kejujuran yang terpancarkan dari sorot mata Nisha yang menatapnya dengan sendu. Hati Farel seketika bergemuruh, perasaan rindu dan cemburu berpadu menjadi satu.
"Lalu, siapa dia? Mengapa dia selalu menjemputmu belakangan ini? Mengapa kamu begitu mudah pergi dengannya tanpa menjelaskan apapun padaku?" Pandangan mata Farel kembali mendelik tajam menatap Nisha dengan tatapan penuh selidik.
Banyak hal yang ingin ia tanyakan pada Nisha. Ia sangat penasaran, namun rasa takut kembali menerpanya. Ada rasa curiga dan was-was. Apalagi melihat gelagat Nisha yang berubah gugup dan terasa janggal di hati Farel.
"Apa kamu benar-benar mencintaiku?" tanya Nisha bimbang.
Tak ada jawaban atas pertanyaan Farel yang keluar dari bibir Nisha. Malah sebaliknya, gadis itu justru menanyakan perasaan Farel padanya membuat pemuda itu makin merasa janggal.
"Tentu saja aku mencintaimu. Aku tidak main-main dengan perasaan ku." Jawab Farel tanpa ragu.
Nada suara Farel terdengar tegas membuat hati Nisha terasa kacau.
"Mau kah kamu melamar ku dalam waktu dekat ini?" tanya Nisha menatap Farel penuh harap.
Deg!
Jantung Farel seolah berhenti berdetak. Ucapan Nisha yang belum terpikirkan sama sekali olehnya membuat pemuda tampan itu terlihat shock.
"A-apa maksudmu Nisha? Mana mungkin, aku melamar mu secepatnya. Kamu kan tau, aku masih kuliah. Aku belum punya pekerjaan, yang bisa menghidupi mu setelah kita menikah. Apa kamu hamil ?" Kegugupan meliputi raut wajah tampan pemuda itu seketika.
Pikiran buruk melintas di benaknya mengingat kejadian beberapa Minggu yang lalu saat bersama Nisha di dalam dangau. Rasa cemas dan khawatir mulai mendera hatinya, saat wajah Nisha terlihat tertunduk dengan bahu yang terguncang pelan.
Gadis itu menangis. Hati pemuda itu makin kacau tak menentu melihat sikap Nisha yang tiba-tiba menangis sesenggukan.
"Aku tidak hamil!" sahut Nisha tegas.
Plong!
Jawaban Nisha yang terdengar disela tangisannya membuat perasaan Farel lega seketika. Namun rasa bingung dan herannya belum sirna.
"lalu, kenapa kamu menangis?" Pemuda itu memandang wajah Nisha dengan wajah heran.
Nisha menutup kedua wajahnya dengan kedua telapak tangannya sembari menangis sesenggukan. Ia pun menyandarkan tubuhnya pada Farel yang terpaku ditempatnya berdiri dengan reaksi Nisha yang mendadak tanpa malu-malu merapatkan tubuhnya pada Farel.
Situasi yang terasa canggung pun sejenak menerpa Farel. Ia sedikit jengah, meskipun lingkungan itu terlihat sepi tanpa orang berlalu lalang karna hari yang sudah hampir magrib.
"Nisha, sebenarnya kamu kenapa? Apa yang sudah terjadi denganmu?" tanya Farel bingung.
Perasaan curiga di hati Farel mulai membesar.
Nisha perlahan menghentikan tangisnya dan menyusut air mata yang jatuh di pipinya dengan telapak tangannya. Gadis itu menatap wajah kekasihnya dengan perasaan sedih.
"Aku di jodohkan!" ucap Nisha serak.
Deg!
Bibir gadis itu terdengar bergetar hebat tatkala mengucapkan sepenggal kalimat yang terdengar menyakitkan di hati Farel.
Pemuda tampan itu terperanjat kaget. Ia mendorong tubuh Nisha agak menjauh dari tubuhnya. Kedua tangannya menggenggam ke dua bahu gadis itu dengan tangan bergetar.
"Dijodohkan? Dengan pria itu?" Farel tak percaya.
Apa yang pemuda itu khawatir kan terbukti sudah.
Semenjak Ia melihat Nisha di jemput oleh pria setengah baya itu ke kedai minuman, perasaan Farel sudah diliputi rasa curiga.
Hatinya makin tak enak saat setiap kali ia ingin menjemput kekasihnya itu pulang kerja, pria itu sudah terlihat menanti Nisha di depan kedai minuman dengan mobilnya.
Itu sebabnya, Farel tak berani memunculkan diri. Kecurigaannya terbukti. Hatinya sangat terpukul mendengar kenyataan yang dilontarkan Nisha. Tapi ia tak bisa berbuat apa-apa. Untuk saat ini, Farel masih berstatus anak kuliahan yang masih berharap uang saku dari orang tua nya.
NISHA...!
Dhar...!
Bagai suara petir yang menggelegar. Kedua pasangan muda mudi yang bernasib malang itu di kejutkan oleh suara lantang dari seseorang yang tiba-tiba muncul di hadapan mereka.
Nisha menatap kaget pada si pemilik suara yang tengah berjalan cepat menghampirinya.
Sosok Ridwan dengan raut wajah tegang dan sorot mata yang tampak nyalang dan marah terlihat menghampiri mereka berdua.
Aw...!
Tangan kekar Ridwan dengan kasar menarik tangan Nisha yang serta merta menjerit karna merasa sakit oleh tarikannya.
Farel yang melihat kejadian itu tidak tinggal diam. Ia mencoba melepaskan tangan Nisha dari cengkraman tangan Ridwan yang kuat.
"Lepaskan!" Bentak Farel yang di balas Ridwan dengan tatapan tajam.
Apakah yang akan terjadi antara Farel dan Ridwan ?
Yuk Kepoin guys !
Baca terus ceritanya !
Jangan lupa 👣❤️🌹⭐🥰🙏
Makasih 🙏
BERSAMBUNG !!!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments