Merebut Hati Ceo Dingin
...****************...
Sekitar 10 menit kemudian, kedua mata Tian An mengerjap. Kepala terasa sangat pusing dan perutnya juga mual.
"Kau sudah sadar, sayang?" Lu Yan Cheng masuk ke dalam kamar sambil membawa gelas berisi air.
"Dimana ini?"
Tian An melihat kesana kemari dengan bingung.
Lu Yan Cheng meletakan gelas yang dia bawa di atas meja, lalu berjalan mendekati Tian An, "Kita ada di atas kapal, aku akan membawamu ke pulau,"
"Di atas kapal? Kita akan.... Hueeekk!"
Lu Yan Cheng yang melihat Tian An tidak baik, segera membawanya ke kamar mandi agar Tian An dapat mengeluarkan isi perutnya.
Di dalam kamar mandi, Lu Yan Cheng dengan sabar membantu Tian An memijit tengkuk dan juga menepuk dengan pelan punggung Tian An.
Dulu tidak pernah sekalipun dia merasakan mual seperti itu, tapi kali ini Tian An merasa bingung karena dia mengalami mabuk laut.
"Nona, sepertinya tubuh pemeran wanita kali ini mabuk laut. Karena itu anda jadi seperti ini," ucap Xin Xin dengan cemas.
Tian An hanya diam, saat ini keadaannya sangat tidak baik dan tidak ingin berkata apa-apa.
Setelah selesai, Lu Yan Cheng menggendong tubuh Tian An dan mendudukannya di tepi ranjang.
"Kau tidak apa-apa?" Lu Yan Cheng mengusap kening Tian An yang penuh dengan keringat dingin.
Wajah Tian An terlihat sangat pucat, dia tidak bisa mengatakan apapun saat ini. Karena tubuhnya terasa begitu lemas.
Lu Yan Cheng mengusap pipi Tian An dengan lembut," Tidurlah lagi, tidak akan lama kita segera sampai,"
"Bisakah kau membawaku keluar?"
"Tapi tubuhmu...."
"Aku ingin keluar dan menghirup udara segar di luar!"
Lu Yan Cheng menghela napasnya, "Baiklah, aku akan membawamu,"
Lu Yan Cheng dengan sabar menuruti keinginan Tian An, dia tidak ingat jika wanita di depannya memiliki sifat sedikit pemaksa.
Dengan hati-hati Lu Yan Cheng menggendong tubuh Tian An dan berjalan keluar kapal.
Udara di luar memang jauh lebih baik, Lu Yan Cheng mendudukan Tian An pada kursi yang berada di bagian belakang kapal itu.
Seorang pengawal Lu Yan Cheng datang membawa air, lalu memberikannya pada Lu Yan Cheng.
"Minumlah dulu sedikit," Lu Yan Cheng memberikan segelas air tadi pada Tian An.
Tian An menerima gelas itu, "Kenapa kau membawaku ke pulau? Bukankah sudah aku katakan, jika urusanku dan modelku tidak ada kaitannya denganmu?"
"Ada, tentu saja ada,"
Tian An mengerutkan keningnya, karena dia tidak tahu maksud Lu Yan Cheng.
"Ming sudah lama mengincar perusahaan milikmu, dia mendekati dan membuat keluarga model terbaikmu dulu untuk mendapatkan informasi tentang perusahaanmu. Selain itu, sejak dulu dia sudah menginginkan model itu, jadi dia ingin melakukan hal yang mendapatkan dua keuntungan sekaligus," ucap Lu Yan Cheng sambil berjalan ke pembatas kapal.
"Bukankah dia hanya tinggal mendekati tunanganmu?"
"Yun Xiu Ying tidak mengetahui apapun tentang perusahaanmu, karena aku tidak pernah memberitahukannya. Dan ingat ini, dia bukan tunanganku lagi sekarang!"
"Aku tidak peduli apakah dia masih tunanganmu atau tidak,"
Lu Yan Cheng berjalan mendekati Tian An lalu berjongkong di depannya, "Aku tahu, aku sudah melakukan kesalahan besar dengan memberikan perusahaanmu untuk dia kelola. Tapi aku juga tidak tahu, jika dia akan melakukan hal sejauh itu,"
"Tetapi kau tetap membiarkan itu, bukan?"
"Aku tidak bermaksud. Jika saja ayahku tidak mengancam akan membongkar makammu, aku tentu tidak akan tinggal diam ketika dia membuat perusahaanmu seperti itu,"
"Apa maksudmu?"
Lu Yan Cheng mengangguk, "Iya, kau tahu bagaimana dia. Meski aku dikenal dengan orang yang kejam, tapi orang kejam yang sebenarnya adalah ayahku. Aku ingin melindungi makammu, karena itu aku menuruti keinginan ayahku untuk membiarkan Yun Xiu Ying berbuat semau dia pada perusahaanmu. Aku mohon kau bisa mengerti,"
Tian An menatap kedua mata Lu Yan Cheng untuk mencari sebuah kebohongan atas apa yang dia katakan tadi. Namun hasilnya, dia hanya mendapatkan tatapan yang begitu sendu.
Kapal terus berlayar hingga mereka sampai di sebuah pulau, kapal mulai merapat pada dermaga yang cukup besar dengan lampu-lampu menghiasi setiap sudut dermaga itu.
"Aku tidak menyangka, dermaga yang dulu kecil dan biasa saja sekarang menjadi lebih besar dan dibuat seperti dermaga besar pada umumnya!" ucap Xin Xin yang terkejut melihat perubahan itu.
"Dia pasti melakukan banyak perubahan di pulau ini,"
Lu Yan Cheng membantu Tian An turun dari kapal, lalu berjalan di atas dermaga yang sudah jauh lebih bagus dari terakhir kali Tian An berada di dunia misi itu.
"Sepertinya kau sudah melakukan banyak hal di sini," Tian An melihat sekeliling.
"Kau benar, setelah kau meninggalkanku dulu, aku banyak menghabiskan waktu di sini. Aku berpikir kau pasti akan senang jika aku membuat pulau milikmu ini lebih indah,"
Tian An hanya diam, tiba di pantai mereka disambut beberapa pelayan dan pengawal yang ada di sana.
Setelah itu Lu Yan Cheng membawa Tian An pergi ke vila yang dulu selalu Xia Liu An tinggali. Melewati jalanan yang dulu sering dia lihat, Tian An merasa seperti sedang kembali pada kehidupan Xia Liu An.
"Kau pasti merindukan tempat ini," ucap Lu Yan Cheng menatap Tian An.
"Udara dan suasana di sini selalu membuatku rindu,"
Lu Yan Cheng tersenyum, dia senang akhirnya dia bisa bertemu dengan wanita yang duli sangat dia cintai. Bahkan sampai sekarangpun masih.
...----------------...
Praaang!
Praaang!
Suara benda pecah terus terdengar dari salah kamar mewah yang berads di rumah besar keluarga Yun.
Yun Xiu Ying, wanita yang melemparkan beberapa barang di dalam kamarnya terlihat terengah-engah. Kedua matanya menatap dengan tajam ke sembarang arah.
Ya, setelah keluar dari hotel, Yun Xiu Ying langsung mendapatkan kabar dari seseorang lewat ponselnya. Dan sesegera mungkin dia kembali ke rumah.
"Lu Yan Cheng, beraninya kau membawa wanita rendahan itu ke pulau! Kau tidak pernah mengizinkan aku untuk kesana, atas dasar apa dia bisa pergi denganmu ke pulau itu? Aaaakh!" ucap Yun Xiu Ying dengan sangat emosi.
Kamar yang semula sangat rapi, kini terlihat sangat kacau. Seperti beberapa orang masuk untuk menghancurkan kamar itu.
Ceklek
Pintu kamar terbuka, nyonya Yun yang baru saja masuk terlihat sangat kaget.
"Xiu Yu, apa yang sudah kau lakukan?" ucap nyonya Yun sambil berjalan mendekati putrinya.
"Ma, Yan Cheng. Dia membawa wanita lain ke pulau itu!"
"Jangan ributkan itu, sudah lebih dari 1 minggu kabar yang sangat memalukan tentangmu terus muncul di media sosial. Ditambah kau pulang juga dengan berbagai tanda merah di dadamu. Sebenarnya apa yang kamu lakukan?"
"Mama, aku hanya melakukan apa yang aku inginkan!"
"Kau membuat perusahaan Papa mu diposisi yang tidak baik, video-video tentangmu dengan beberapa laki-laki sudah menyebar hingga keluar negri. Dan juga, pagi ini keluarga Lu sudah menyebarkan berita jika pertunanganmu dengan Lu Yan Cheng berakhir!"
Yun Xiu Ying menatap ibunya dengan tidak percaya," Tidak, itu tidak mungkin! Ma, aku ingin menikah dengan Yan Cheng. Mama harus membantuku!"
"Diam kau anak tidak tahu diri! Masih berani kau berteriak ingin menikah dengan anggota keluarga Lu, setelah kau melakukan hal menjijikan dengan banyak laki-laki di luar sana? Kau benar-benar akan membuat keluar Yun ini hancur!" teriak tuan Yun yang berdiri di depan pintu kamar Yun Xiu Ying.
Yun Xiu Ying yang merasa takut kepada ayahnya hanya bisa diam, dia benar-benar tidak terima jika pernikahannya dengan Lu Yan Cheng batal. Dan tentu saja dia menyalahkan Yu Tian An, yang saat ini tengah dekat dengan laki-laki yang dia inginkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Oi Min
cih..... jalang murah kek kowe ngarep opo??
2024-09-16
1
X'tine
memang karmamu begitu indah Yun xiu Ying... kamu yg berbuat malah kamu yg nyalahin orang... ckckck...
2024-08-18
1
Bening
hey, wanita gk tahu diri badan lo udah gk suci lagi masih ajah mengharapkan cinta suci..
lanjut ana, semangat nulis nya..
2024-07-31
0