BAGIAN 4

Intan melirik Lucy , bibirnya menyeringai tajam.

" Kau tidak perlu sibuk mengurus kehidupan ku, sebaiknya kau jelaskan keadaan mu yang sebenarnya kepada kedua orang tua mu. Kasian sekali, mereka tidak tahu jika anak kesayangan mereka sedang berbadan dua "

Lucy terkesiap kaget, bola mata nya bergulir menatap wajah kedua orangtuanya.

Aksara menghela nafas berat, ia memberi kode kepada sang istri agar membawa Lucy masuk. Alya mengangguk mengerti, dia bangkit kemudian mengajak Lucy masuk.

" Ma... "

Lucy ingin bersuara, tapi Alya menyuruh nya diam.

" Kalau begitu saya permisi dulu Om" Intan bangkit dari duduknya, sedikit pun Intan tidak menghiraukan sang Ibu.

" Iya, hati-hati di jalan " Ucap Aksara, Intan mengangguk disertai senyuman yang cukup manis.

Namun ketika ia balik badan, senyuman itu hilang berganti wajah serius. Tatapan matanya lurus ke depan, ia melangkah melewati Canaya dan kawan-kawan. Sementara Ibunya segera pamit dan menyusul Intan.

" Intan... Intan... Tunggu Ibu Nak "

Langkah kaki Intan tenang dan panjang, Ibunya yang sudah sepuh tak mampu mengimbangi.

" Intan "

Sekali lagi Ibunya memanggil, Tetap saja Intan tidak perduli. Dia terus melangkah pergi meninggalkan sang Ibu hingga jauh.

Canaya dan kawan-kawan mengikuti, mereka tidak mengerti dengan sikap dingin Intan kepada perempuan yang mengaku Ibunya itu.

Karena tak tega, Canaya menghentikan laju mobilnya di dekat Ibunya Intan yang berdiri mematung. Hati Ibu mana yang tidak sakit jika ditinggalkan begitu saja oleh putri nya.

" Kamu kenapa Tan? Sejak menghilang kau banyak berubah " Gumam Ibunya Intan lirih.

" Bu, Ayo aku antar pulang "

Ibunya Intan kaget, ia tidak menyangka jika Canaya akan menyusul nya.

" Terimakasih Nak"

Wajah tua itu nampak murung, Canaya menggiring Ibunya Intan masuk.

>>

" Maaf, rumahnya berantakan "

Ibunya Intan mempersilahkan Canaya dan kawan-kawan nya masuk.

Sebenarnya Dian dan Loli enggan untuk ikut, tapi Canaya memaksa mereka menggunakan bahasa mata yang menjeling. Sehingga mereka terpaksa ikut masuk ke rumah sederhana itu.

" Silahkan duduk "

Ibunya Intan mengelap kursi plastik menggunakan baju bekas, Canaya tanpa segan langsung duduk. Sementara Dian dan Loli menolak. Sekali lagi Canaya menatap penuh keduanya, membuat Dian dan Loli dengan wajah terpaksa duduk di salah satu kursi plastik yang nampak kusam.

" Maaf, beginilah keadaan rumah kami. Sangat jauh dari kata mewah "

Ibunya Intan paham kenapa anak-anak konglomerat itu menolak sebelum nya.?

" Nggak apa-apa Bu... "

Hanya Canaya yang terlihat tulus. Mata kecil bak burung merpati itu menatap ke sekeliling. Meskipun sederhana, tapi sepertinya Intan sangat pandai menghias dinding rumah nya.

Banyak foto dipajang menggunakan figura dari kardus yang dibentuk indah.

Semua rata-rata foto Intan, hanya beberapa ada foto keluarga. Kalau dilihat dari semua foto yang ada, Intan termasuk gadis yang sangat ceria. Senyuman nya lebar dan indah.

Berbanding terbalik dengan Intan yang dilihat oleh Canaya tadi, tatapan kosong seperti benda mati. Senyuman nya lebar tapi dingin.

" Nak"

Panggilan dari Ibunya Intan menyentak Canaya dari pikiran nya.

" Iya Bu"

" Ummm apa benar ? Intan merebut tunangan teman kalian ?" Ibunya Intan bertanya dengan ragu.

Canaya tidak langsung mengiyakan, dia melirik kedua temannya. Bisa saja Canaya menceritakan semuanya, tapi pasti hati si Ibu akan terluka.

" Biar nanti Intan yang menceritakan semuanya, saya tidak bisa ikut campur terlalu jauh"

Dian dan Loli terkejut mendengar jawaban Canaya , tapi keduanya cukup segan untuk komplain.

Ibunya Intan manggut-manggut, meskipun ada rasa kecewa tapi dia berusaha untuk mengerti.

>>

" Intan... Kau dari mana saja sayang ?"

Ringga menyambut kedatangan Intan, ia sedikit khawatir karena Intan pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun.

Intan diam, ia duduk di samping ranjang pasien. Wajahnya tertunduk.

" Sayang... Kamu kenapa ?"

Ringga mencoba membelai pucuk kepala Intan, betapa ia terkejut melihat telapak tangannya yang penuh dengan rambut.

Sekali lagi Ringga membelai rambut Intan, semakin bertambah rambut yang rontok di tangan Ringga .

Ringga semakin panik, sedangkan Intan tidak bereaksi apapun selain tertunduk dalam.

" Tan.. Kamu baik-baik saja kan?"

Ringga meraih dagu Intan kemudian mengangkat wajah kekasihnya. Bola mata membulat, dia shock mendapati wajah Intan yang pucat pasi.

Bibir Intan mengulum senyum, satu gigi terlepas keluar. Ringga spontan menarik tubuhnya mundur. Ia gemetaran ketakutan.

" Jangan takut "

UHUK.....

Tiba-tiba Intan tersedak, dari mulut nya keluar darah segar yang berbau anyir.

Ringga menggeleng ketakutan, diam-diam ia menekan tombol darurat di samping ranjang. Tak lama kemudian dua suster datang. Intan yang tidak mengetahui jika Ringga yang memanggil para suster itu kebingungan.

" Ada apa Sus?"

Tanya Intan tenang, seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

Dua suster menatap Ringga , secara hati-hati Ringga memberikan kode minta tolong menggunakan jarinya. Untung para suster mengerti.

" Maaf, kami ingin membawa pasien ke ruang lab. Karena kami membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut "

Intan melirik Ringga , dia tersenyum kemudian mengangguk setuju.

***

Aksara diam tak bergeming, pikiran nya kalut memikirkan nasib Lucy . Putri satu-satunya.

Lucy sudah mengaku jika dia benar-benar hamil anak Ringga . Sebenarnya itu tidak masalah, karena mereka juga akan menikah. Tapi masalahnya, ketika Aksara menghubungi keluarga Ringga mereka justru tidak mengakui hal tersebut. Dan malah memutuskan pertunangan secara sepihak.

" Lucy siap melakukan tes DNA Pa" Papar Lucy mantap.

" Kau jangan gila, itu berbahaya " Alya menolak keras ide putri nya.

" Tidak ada cara lain Pa, Lucy nggak mau melahirkan anak ini jika tanpa status yang jelas "

Aksara tetap diam, tangan nya terlihat mengepal kuat.

" Ayo Pa, kita ke rumah sakit. Nanti kita tampar wajah mereka dengan hasilnya. Biar mereka menyesal karena tidak percaya sama Lucy "

Aksara mulai termakan rayuan anaknya, dia akhirnya setuju untuk melakukan tes DNA dini.

Setelah beberapa jam menunggu, akhirnya tes DNA keluar. Meskipun sudah yakin ini darah daging Ringga , tapi tetap saja Lucy deg-degan ketika membuka hasilnya.

Lucy diam mematung, begitu pula dengan sang Ayah. Alya tidak sanggup lagi menahan rasa penasarannya karena suami dan anaknya terlalu lama membaca isi hasil dari tes DNA. Alya langsung merampas kertas itu dan membacanya.

" Ini??"

Lidah Alya terasa kelu untuk melanjutkan apa yang ada dalam pikiran nya.

" Tidak ! Itu tidak mungkin.. Aku yakin itu Ringga "

Lucy menggeleng cepat, dia mulai panik. Bayangan ketika melakukan hubungan badan dengan Ringga terlintas.

" Tidak !! Tidaaaaakkkk "

Lucy berteriak histeris, ia meronta-ronta di atas ranjang pasien.

" Tenang Lu tenang... " Aksara berupaya menenangkan Lucy , tapi sang anak gadis malah semakin menggila.

" Aku hamil anak Ringga !! Bukan orang lain, ini anak Ringga !!!"

Lucy terus berteriak keras.

" Ma, cepat panggil Dokter "

Perintah Aksara kepada istrinya. Alya terhenyak, dirinya cukup shock mengetahui hasil tes DNA. Bahwa anak itu tidak cocok dengan DNA rambut Ringga .

Terpopuler

Comments

Reni

Reni

Lhaaaa kok beda Lusy kamu sama siapa aja gituan apa mungkin ada makhluk yg menyerupai lingga menidurimu hingga hamil dan yg ditubuh intan adalah pasangan setan yg menidurimu
terus itu intan kok dibelai rambut rontok semua , gigi tanggal dan muntah darah jng2 intan dah mati dan raganya diambil alih sama hantu 👻👻

2024-07-20

0

TiniE's AcHmaD💏

TiniE's AcHmaD💏

mngkin orang lain yg menyamar sebagai ringga....
siapa intan sebenarnya knp bgtu misterius

2024-07-02

0

Heri Wibowo

Heri Wibowo

ku rasa intan itu sudah meninggal.

2024-07-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!