BAGIAN 3

Begitu mendengar tangisan Lucy diujung talian, Canaya , Dian dan Loli langsung tancap gas. Mereka mendapati Lucy meringkuk di teras rumah sakit sambil memeluk kedua lututnya.

Tangisan Lucy pecah saat teman-temannya datang berhamburan memeluk nya. Lucy menangis seperti anak kecil yang ingin minta mainan.

" Tenang Lu tenang " Dian mengusap lembut punggung Lucy , sementara kepala Lucy terbenam dalam pelukan Canaya .

" Apa? Kok bisa ?"

Pertanyaan itu terlontar dari bibir Dian dan Loli hampir bersamaan setelah mendengar cerita Lucy .

" Aku juga nggak tahu, fix Intan pakai guna-guna. Papanya Ringga bukan orang yang kasar, aku tahu itu " Jelas Lucy berapi-api.

Dian dan Loli saling berpandangan satu sama lain, mereka menyenggol lengan Canaya yang diam mematung.

" Hem?"

Canaya tersentak, ia bingung dengan sikap Dian dan Loli.

" Ngomong dong, dari tadi kamu diem aja " Tukas Loli.

" Tadi aku liat seorang Ibu-ibu paruh baya di gerbang kampus, aku dengar dia mencari keberadaan Intan "

Canaya yang merupakan keturunan vampir, selain memiliki kelebihan dalam kekuatan. Indra pendengaran nya pun tajam. Seperti seekor kelelawar.

" Kapan?"

Dian yang tidak menyadari hal itu bingung.

" Pas keluar yang mau kesini " Jelas Canaya .

Dian mengernyit heran, dia mencoba mengingat. Pada saat itu Canaya melajukan mobilnya cukup kencang, mana bisa dengar orang ngomong apalagi tahu pembicaraan orang di pintu gerbang.

" Terus ?" Loli lebih penasaran lagi.

" Aku pikir mungkin dia Ibunya "

" Kalau benar dia itu Ibu Intan, dan sampai nyari Intan ke Kampus. Berarti Intan sudah lama nggak pulang dong " Imbuh Lucy , otaknya memang pintar untuk menganalisis keadaan.

Ketiga temannya mengangguk kompak.

" Hemm "

Otak Lucy bekerja lebih keras untuk tahu alasan kenapa Intan tidak pulang ke rumah.

" Kita temui Suki sekarang " Tapi tiba-tiba Canaya memberikan ide yang aneh.

" Siapa Suki?" Tanya Dian. Benar-benar random nih isi otak si Canaya .

" Anak fakultas kedokteran, Aku ingin membuktikan dengan cepat kalau Lucy benar hamil anak Ringga "

" Emang bisa ? Ini masih embrio loh" Timpal Lucy cepat sembari mengusap perutnya.

" Mangkanya kita tanya orang yang ngerti tentang ilmu kedokteran "

Akhirnya mereka paham maksud dari perkataan Canaya .

***

Suki memperhatikan wajah para gadis di depannya satu persatu. Dia kenal mereka, tapi dia sama sekali tidak tahu jika mereka mengenal nya.

Secara keempatnya adalah dari keluarga terpandang yang disegani. Terutama Canaya , Mata Suki bertumpu kepada gadis bermata merpati itu.

" Kenapa mencari ku?" Tanya Suki gugup, Sesekali dia membenarkan letak kaca mata lima inci nya.

" Kamu ada waktu untuk bicara ?" Canaya memulai dengan sopan, Suki mengiyakan.

" Tolong ikut kami" Pinta Canaya , ini sangat sopan sehingga tidak ada alasan untuk menolak.

Canaya dan kawan-kawan membawa Suki ke mobil mereka. Hanya itu tempat terdekat dan aman.

" Aku mau tanya, ummm apa ada cara untuk melakukan tes DNA pada embrio ?" Canaya mengucapkan kalimat itu dengan hati-hati.

Suki cukup kaget, dia menatap Canaya penuh. Kekagumannya pada gadis itu sedikit terluka. Dia mengira Canaya hamil duluan.

" Eh.. Ummm ini bukan aku atau teman-teman ku yang hamil " Canaya dapat mengartikan sorot mata Suki kepadanya.

Ketiga temannya mengiyakan pembelaan Canaya .

" Tapi ini tugas kuliah " Imbuh Canaya berbohong, ia melirik yang lain. Ketiganya mengangguk lagi, supaya meyakinkan Suki.

" Baiklah " Akhirnya Suki percaya, Canaya dan yang lain menghela nafas lega.

" Bisa saja dilakukan tes DNA ketika masih janin, yaitu menggunakan air ketuban. Tapi resikonya cukup besar, bisa mengakibatkan keguguran " Jelas Suki detail.

Canaya dan yang lainnya saling berpandangan satu sama lain.

" Nggak apa-apa "

Tiba-tiba Lucy menyahut, semua sontak kaget. Loli dan Dian melebarkan matanya sebagai kode kepada Lucy . Akhirnya Lucy sadar jika dirinya sudah keceplosan.

" Ah, nggak apa-apa kita coba yuk. Ini kan tugas " Jawab Lucy cepat dengan sedikit kegugupan.

Suki manggut-manggut, barulah Canaya Dian dan Loli menghela nafas lega.

" Huff hampir saja "

Dian menyender ke kursi mobil, dia mengelus dada.

" Ngapain sih Lu pakek keceplosan segala " Sungut Loli yang duduk di sebelah Dian.

" Sorry "

Lucy mengakui kesalahannya.

" Eh, itu.. Itu kayaknya Ibu-ibu yang nyari Intan "

Tiba-tiba Canaya melihat Ibu yang diceritakan tadi kepada teman-temannya. Dian dan Loli langsung mencondongkan tubuhnya ke depan, disela-sela kursi.

" Yuk kita samperin "

Canaya keluar lebih dulu kemudian diikuti oleh yang lain.

" Permisi Bu "

Canaya menyapa santun, sesosok wanita yang sebagian rambutnya sudah beruban mengangkat wajahnya.

" Saya dengar Ibu tadi cari Intan ya"

Raut wajah yang sebelumnya sendu langsung berubah.

" Kalian teman Intan ?" Sorot mata penuh harap terpancar.

Canaya tersenyum disertai anggukan kepala.

" Apa Intan bersama kalian ?" Tanya Ibu itu lagi.

" Ibu siapanya Intan?" Giliran Lucy yang bertanya.

" Aku ... Aku ibunya " Wanita itu menepuk dadanya sendiri.

" Sudah seminggu ini Intan tidak pulang ke rumah, Ibu sangat mengkhawatirkannya. Apa Intan tidur di rumah kalian ?"

Canaya dan kawan-kawan saling berpandangan satu sama lain. Kemudian mereka mengangguk kompak.

" Syukurlah.. Ibu sangat khawatir sekali takut dia kenapa-napa. Karena sudah empat malam berturut-turut Ibu bermimpi buruk tentang Intan "

Canaya dan yang lainnya tidak bisa mengatakan apapun.

Mereka membawa Ibunya Intan ke rumah Lucy , Sebelum mempertemukan mereka, Lucy memiliki rencana untuk membalas Intan. Dia akan menjadi kan Ibunya Intan sebagai ancaman untuk Intan sendiri.

Tapi diluar dugaan, Justru Intan selangkah lebih cepat. Dia menemui kedua orang tua Lucy dan mengatakan tentang keadaan Lucy yang sedang hamil.

Aksara kaget bukan main, begitu juga dengan Alya istrinya.

Belum sempat mengatakan apapun, tiba-tiba orang yang dibicarakan telah datang. Dia datang bersama teman-temannya.

Lucy berlari dengan semangat masuk ke dalam rumah, ia melihat mobil Papanya terparkir rapi. Berarti mereka sudah pulang dari Bali.

" Papa... Mama "

Senyuman Lucy hilang seketika itu juga, melihat Intan duduk bersama kedua orang tuanya.

" Ngapain kamu disini ?" Tanya Lucy , perasaannya mendadak tidak nyaman.

Alya menyentuh lengan suaminya, sebagai kode agar bisa menahan amarah.

" Dari mana saja kamu Lu?" Tanya Aksara, suaranya sangat mendalam.

" Dari kampus Pa" Jawab Lucy , ia menoleh ke belakang sebab teman-temannya datang bersama dengan Ibunya Intan.

" Intan ??"

Wanita tua itu berjalan tergopoh-gopoh mendekati putri nya yang sejak beberapa terakhir dicarinya.

Ia memeluk Intan, gadis itu biasa saja. Diam tanpa merespon pelukan Ibunya.

" Intan, kamu kemana saja Nak? Kenapa tidak pulang-pulang "

" Putri mu tidak akan pulang Bu, karena dia sekarang sibuk merebut tunangan ku" Cetus Lucy sengit, Ibunya Intan kaget. Dia tidak begitu mengerti dengan ucapan Lucy .

" Apa maksud nya?"

Intan tetap diam tanpa ekspresi.

" Jawab Intan ! Atau perlu aku yang harus menjelaskan " Imbuh Lucy .

Terpopuler

Comments

Reni

Reni

kannn intannya pinter banget cuman ini murni intannya apa dia dirasuki sesuatu kalo lihat ibunya yg khawatir dan baru seminggu kejadian ganjil ini kayae intan hanya dirasuki sesuatu entah apa ini maksudnya tu makhluk masuk ke intan

2024-07-20

0

Wanita Aries

Wanita Aries

Seruuu ceritanyaa..
Selalu suka karyamu thor

2024-07-04

0

◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ

Muka badak tuh Intan 😏

2024-07-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!