Heartbreak Hotel
18 Maret 2017.
Roma, Italia.
Hari ini adalah hari yang sangat spesial untuk Issabele Caroline Rose, atau yang lebih dikenal dengan nama panggilan Isa. Tepat pada hari ini, Isa sudah resmi menjalin hubungannya dengan pacarnya selama 3 tahun. Memang, menjalani 3 tahun bersama itu bukanlah hal yang mudah. Banyak pertengkaran - pertengkaran yang Isa dan pacarnya lalui, namun mereka mampu bersikap dewasa dan mengatasi pertengkaran - pertengkaran tersebut dengan kepala yang dingin.
Untuk memperingati anniversary mereka yang ke-3 tahun, pacar Isa mengundang Isa untuk makan malam romantis di sebuah restaurant di Fontana di Trevi atau air mancur Trevi.
Fontana di Trevi atau air mancur Trevi adalah sebuah air mancur di distrik Trevi, Roma, Italia. Fontana di Trevi ini yang dirancang oleh arsitek Italia Nicola Salvi dan diselesaikan oleh Pietro Bracci. Fontana di Trevi ini memiliki tinggi 26,3 meter dan lebar 49,15 meter.
Fontana di Trevi meruakan air mancur Baroque tertinggi di kota Trevi. Konon, katanya jika kita melemparkan koin ke dalam air mancur tersebut dan mengucapkan permintaan kita, maka permintaan kita akan dikabulkan.
Jarak dari pusat kota Roma ke Trevi bisa dikatakan cukup dekat. Jika menaiki mobil dapat menghabiskan waktu kurang lebih 9 menit.
"Isa... maaf aku tidak bisa menjemputmu"
Itu merupakan suara pacar Isa, Sean, yang terdengar dari ponsel milik Isa.
"Kenapa?" tanya Isa sambil menatap kecewa ke arah ponselnya.
Dia sudah menghabiskan banyak waktu untuk mempersiapkan dirinya demi malam ini, jika makan malam mereka gagal, Isa pasti akan sangat kecewa kepada Sean. Perlu kalian tau, bahkan Isa menghabiskan setengah dari tabungan pribadinya untuk mempercantik dirinya di salon.
"Ban mobilku bermasalah. Tapi... tak usah khawatir, aku sedang berada di bengkel saat ini. Apa kau bisa ke restaurant itu sendiri?" tanya Sean.
Isa mengigit bibirnya, dia kecewa.
Isa sangat ingin Sean datang menjemputnya dan membiarkan Isa menjadi seorang principessa (putri).
"Oh, no problem. Aku akan pergi sendiri" ucap Isa sambil tersenyum dan menyemangati hatinya bahwa semuanya akan baik - baik saja.
"Fine. Hati - hati dijalan"
Click.
Sambungan telepon diputus secara sepihak oleh Sean.
Isa menghela napasnya dengan kasar, raut cemberut sudah tercetak jelas di wajahnya.
"Aku harus semangat!" ucap Isa untuk menyemangati dirinya.
Setelah mengucapkan kalimat sihir itu, Isa langsung menatap pantulan dirinya di kaca. Isa tersenyum puas. Dia sangat senang melihat penampilannya saat ini.
Dengan menggunakan sebuah dress berwarna silver dengan panjang selutut dan lengan panjang yang dipercantik dengan aksen pita di pinggang membuat Isa terlihat seperti seorang putri yang sangat anggun. Belum lagi, rambut panjang Isa yang digulungnya ke atas yang makin menambah keanggunan Isa.
Isa merasa bahwa dirinya adalah wanita tercantik pada malam ini. Sekarang yang dipertanyakan oleh Isa adalah apakah Sean akan memuji kecantikannya?
Pada dasarnya, semua wanita selalu ingin dipuji, terlebih lagi soal penampilan dan kecantikan.
"Fiuh! Kau harus percaya diri, Isa! Kau harus percaya diri!" ucap Isa pada pantulan dirinya yang berada di cermin.
"Oke... aku harus pergi" ucap Isa sambil tersenyum senang.
Dengan perasaan berbunga - bunga, Isa keluar dari kamarnya dan berjalan menuju keluar rumahnya. Sebelum pergi, Isa memastikan bahwa rumahnya benar - benar terkunci rapat.
Isa memang sangat memperhatikan keamanan rumahnya. Tinggal di rumah sendirian tanpa ada orang yang menemani, membuat Isa selalu waspada. Apalagi di zaman sekarang, tindakan kriminal sudah sering dilakukan oleh banyak orang.
"Taksi!" panggil Isa saat ada sebuah mobil putih hendak melewati jalanan di depan rumahnya.
Isa sempat binggung dengan mobil taksi tersebut. Mobil tersebut memang memiliki lambang taksi di atas kap mobilnya, namun yang membuat Isa binggung adalah banyaknya goresan - goresan di mobil taksi tersebut lagi. Dan yang paling membuat Isa binggung adalah keadaan dimana mobil tersebut tidak memiliki kaca spion di bagian kirinya.
"Nona! Kau ingin naik atau tidak?" tanya supir Taksi tersebut kepada Isa.
Isa yang sejak tadi sibuk dengan pikirannya sendiri langsung mengerjap - ngerjapkan matanya.
"Hah?" tanya Isa yang tidak bisa mencerna pertanyaan sang supir taksi itu kepadanya tadi.
"I'm sorry, miss" ucap supir taksi tersebut.
Isa mengernyit mendengar ucapan supir taksi tersebut.
Dalam hati, Isa bertanya kesalahan apa yang telah diperbuat supir taksi tersebut sampai harus meminta maaf pada Isa.
"Ke---
Belum sempat Isa melanjutkan perkataannya, supir taksi tersebut langsung keluar dari mobil dan mengangkat Isa seperti menggangkat sebuah karung beras. Ya, Isa digendong di pundak supir taksi tersebut.
"Apa yang kau lakukan!!!" teriak Isa saat tubuhnya melayang.
Supir taksi tersebut tidak menghiraukan perkataan Isa. Supir taksi tersebut malahan membuka pintu mobilnya dengan kasar dan melemparkan Isa ke dalamnya dengan kasar juga.
"Ouch!!!" ucap Isa saat tubuhnya terlempar dengan kasar ke atas kursi mobil yang tidak empuk itu.
Rasa - rasanya tubuh Isa akan remuk jika Isa dilempar sekali lagi oleh supir taksi sialan itu.
"Apa yang mau kau lakukan hah?" tanya Isa galak sambil bangkit dari posisinya.
"Tolong siapkan safe belt mu!"
"Why?"
"Pernah menonton fast & furious?" tanya Supir taksi tersebut sambil melihat ke Isa melalui kaca yang berada di depannya.
"Pernah"
"Seharusnya kau tidak perlu kaget" ucap Supir taksi tersebut sambil tersenyum misterius.
Melihat senyum supir taksi itu, bulu kuduk Isa langsung meremang dalam sekejap mata. Apa supir taksi itu adalah seorang hantu? Tapi... masa sih ada hantu yang pernah nonton fast & furious.
"Ke--
Bruumm!!!
Belum sempat Isa melanjutkan perkataannya, Isa langsung menutup mulutnya dan memengang kursi mobil dengan kuat karena dia sangat terkejut dengan mobil taxi yang sedang ditumpanginya itu tiba - tiba melaju dengan sangat kencang.
"Aku masih ingin hidup!!!" raung Isa saat tubuhnya terpental ke sisi lain mobil karena mobil yang ditumpangina itu melakukan tikungan tajam, yang Isa yakini jika tidak dilakukan oleh seorang profesional... pasti sekarang Isa hanya tinggal nama saja.
"Tuhan, lindungi aku!!!" ucap Isa lagi sambil memegang kalung rosario milik Ibunya yang diberikan oleh Ibunya saat Isa hendak berangkat ke Roma.
"Nona, tenanglah. Aku akan melindungimu!" ucap supir taksi tersebut sambil tertawa.
Isa menatap supir taksi tersebut dengan tatapan kesal. Bisa - bisanya supir taksi itu tertawa disaat genting seperti ini.
Tanpa memperdulikan apapun, Isa langsung merangkak ke kursi yang berada di samping pengemudi. Sepertinya, karena berada di mobil yang sama dengan supir taksi tersebut membuat Isa terkena dampak kegilaan supir taksi tersebut.
"Cepat hentikan mobil ini!" ucap Isa dengan kuat sambil menatap supir taksi gila itu yang kini berada disampingnya.
"Owh... tidak bisa" ucap supir taksi itu sambil tersenyum miring.
Isa sangat merasa kesal dan marah saat ini.
Dengan keberanian yang datang entah darimana, Isa menarik kerah supir taksi tersebut hingga wajah supir taksi tersebut dan Isa hanya tersisa beberapa centi
"Hentikan mobil ini!" ucap Isa sambil menatap supir taksi tersebut dengan tatapan marah.
"Maaf nona... anda mengucapkan kata sandi yang salah" ucap Supir taksi tersebut sambil tersenyum manis.
Tinnn!!!
Itu suara klakson mobil yang berada di depan mereka.
Tanpa memperdulikan apapun, supir taksi tersebut langsung menarik dirinya dari Isa dan melakukan belokan tajam untuk menghindari mobil yang berada di depannya itu.
Isa yang kehilangan keseimbanganpun langsung tersungkur tepat di paha Supir taksi tersebut.
"Apa kau berniat menggodaku?" tanya Supir taksi tersebut tanpa menatap Isa.
"Apa maksudmu?" tanya Isa yang tidak terima dengan pertanyaan supir taksi tersebut yang baru saja dilontarkan kepadanya.
"Tanganmu" ucap Supir taksi tersebut dengan hati - hati tanpa memperhatikan Isa.
Isa langsung menatap tangannya. Betapa terkejutnya Isa saat menemukan tangannya berada di daerah privasi lelaki tersebut. Memalukan sekali!
Dengan cepat Isa menarik tangannya dan kembali duduk di kursi disamping pengemudi. Kini, wajah Isa sangat memerah karena malu.
Untuk pertama kalinya, Isa menyentuh secara langsung bagian privasi seorang lelaki. Apakah hal ini termasuk hal yang patut disyukuri atau tidak?
"Sepertinya mereka tidak mengejarku lagi!" gumam Supir taksi tersebut yang masih bisa didengar oleh Isa.
"Siapa?" tanya Isa yang tertarik dengan gumaman supir taksi tersebut.
"Wanita - wanita one night standku yang mengaku bahwa mereka hamil anakku" ucap Supir taksi tersebut dengan enteng.
Isa yang mendengar ucapan supir taksi tersebut langsung melebarkan matanya dan menatap terkejut kearah supir taksi tersebut.
Yang benar saja! Wanita - wanita one night stand! Lebih dari satu?
"Jangan bercanda padaku... candaanmu tidak lucu" ucap Isa dengan datar.
Dengan cepat, supir taksi tersebut menatap Isa dengan tatapan mematikannya yang Isa yakin bahwa tatapannya itu dapat membuat semua wanita bertekuk lutut kepadanya. Termasuk Isa?
"Apakah wajahku terlihat seperti wajah komedian sehingga aku harus melontarkan sebuah candaan kepadamu?" tanya Supir taksi tersebut dengan dingin dan suara yang dalam.
Isa langsung menggelengkan kepalanya secara otomatis.
Isa tak tau kenapa dia bisa berbuat seperti itu, namun... Isa dapat meyakini satu hal, bahwa mata supir taksi tersebut memiliki daya tarik tersendiri yang mampu menyihir lawan bicaranya.
Isa langsung menggelengkan kepalanya dan memukul kepalanya untuk menghilangkan bayangan wajah suir taksi tersebut yang terpatri di pikirannya. Supir taksi tersebut yang melihat tingkah aneh Isa itu hanya bisa tersenyum.
"Untuk apa mereka meminta pertanggung jawaban darimu? Kau kan hanya seorang supir taksi" ucap Isa
Lagi - lagi, supir taksi tersebut menampilkan senyum misteriusnya.
"Apa aku terlihat seperti seorang supir taksi?" tanya Supir taksi tersebut.
Mendengar pertanyaan supir taksi tersebut, Isa langsung menatap supir taksi tersebut dari atas dan kebawah. Dan betapa terkejutnya Isa saat melihat pakaian supir taksi tersebut yang merupakan pakaian milik rumah mode Gucci edisi terbatas.
"Barang palsu ?" tanya Isa yang tidak percaya dengan pakaian yang sedang dipakai oleh supir taksi tersebut.
"Bukan. Ini adalah imitasi kualitas terbaik" ucap Supir taksi tersebut yang membuat Isa melongo tak percaya.
Isa langsung mendengus kesal dan mengahlihkan pandangannya.
"Yah... setidaknya aku masih punya ini" ucap Supir taksi tersebut sambil mengeluarkan sesuatu dari saku celananya.
Isa yang penasaran dengan apa yang akan dilakukan oleh supir taksi tersebut. Isa menatap supir taksi tersebut yang mengeluarkan sebuah ponsel dari saku celananya.
Lagi, lagi, dan lagi, Isa terkejut dengan barang yang dimiliki oleh supir taksi tersebut.
Barang yang dikeluarkan oleh supir taksi tersebut adalah sebuah ponsel iPhone X yang baru saja dirilis!
Isa sangat ingin menyentuh ponsel itu karena Isa yakin dia tidak akan pernah membeli ponsel semahal itu selama dia bernapas.
Namun saat hendak menggapai ponsel itu, Isa langsung mengurungkan niatnya.
"Imitasi kualitas terbaik" ucap Isa dengan nada mengejek.
Supir taksi yang mendengar ucapan Isa langsung tersenyum dan terkekeh pelan.
"Kau bisa mengecek!" ucap Supir taksi tersebut sambil menyodorkan ponselnya kepada Isa.
Tanpa sedikitpun rasa ragu, Isa langsung mengambil ponsel itu dari tangan supir taksi itu.
Isa meneliti segala inchi dari ponsel tersebut. Perlu kalian tau, Isa sangat mengandrungi segala sesuatu yang dikeluarkan oleh Apple. Meskipun tidak pernah membeli satupun produk milik Apple... namun pengetahuan Isa tentang membedakan produk asli Apple dan produk palsu, tak perlu diragukan lagi.
"Ini... asli!!!" ucap Isa kagum sambil mengusap - usap ponsel tersebut dengan perasaan gembira yang tak tertahankan.
Supir taksi tersebut yang melihat hal tersebut hanya tersenyum kecil.
"Bagaimana kau bisa mendapatkan ini? Apa kau merampok sebuah bank?" tanya Isa sambil melempar tatapan penuh menyelidik ke arah supir taksi tersebut.
"Untuk apa aku merampok sebuah bank, jika ayahku sendiri adalah seorang pemilik bank" ucap Supir taksi tersebut sambil tersenyum bangga.
"Benarkah? Lalu kenapa kau jadi seorang supir taksi?" tanya Isa penasaran sambil kembali memusatkan fokusnya pada ponsel yang sangat dikaguminya itu.
"Ceritanya sangat panjang" ucap Supir taksi tersebut.
"Oh iya... kau mau kemana?" tanya Supir taksi tersebut lagi.
Mendengar pertanyaan supir taksi tersebut, Isa langsung terkejut. Tanpa dikomando, ponsel keluaran terbaru itu meluncur dengan mulus dari tangannya.
"Astaga! Ponselmu!" ucap Isa kaget saat melihat ponsel yang tadinya berada di tangannya itu kini sudah berada di lantai mobil.
"Biarkan saja! Aku bisa membeli yang baru!" ucap Supir taksi tersebut dengan sombong.
"Katakan kau mau kemana?"
"Aku ingin ke Fontana di Trevi" ucap Isa sambil menggigit bibirnya dengan pelan
"Untuk apa kau kesana malam - malam? Disana ada banyak hantu!" ucap Supir taksi tersebut.
Plak!
Sebuah pukulan mendarat dengan mulus di lengan supir taksi tersebut.
Bukannya merasa puas dengan apa yang baru saja dilakukannya, Isa malah mengumpat di dalam hatinya karena merasa tangannya sangat sakit. Apakah dia baru saja memukul sebuah lengan atau sebuah besi baja?
"Apa urusanmu!" ucap Isa yang sudah kesal dengan supir taksi tersebut.
"Hem... baiklah!!"
.
.
.
.
.
Holaaa!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Katherina Ajawaila
awal cerita yg seru, bocor habis
2024-09-30
0
Deasy Dahlan
seperti nya seru... Dan buat penasaran...
2024-04-19
0
Bundanya Pandu Pharamadina
like
2023-06-06
0