2 Tahun Kemudian.
Paris, Prancis.
Sejak kejadian 2 tahun yang lalu, Issabele Caroline Rose memutuskan untuk kembali pulang ke kampung halamannya, Paris.
Isa bahkan rela meninggalkan studinya yang sudah dijalaninya setengah jalan.
Jangan katakan bahwa alasan Isa kembali ke kampung halamannya karena Sean, tidak… itu bukan alasan Isa kembali pulang.
Isa kembali pulang ke Paris karena kondisi ekonomi keluarganya yang semakin menurun. Ternyata, kedua orangtuanya rela berhutang kepada orang lain agar Isa dapat melakukan studi di Roma. Tentu, hal yang dilakukan oleh orang tuanya ini tidak diketahui oleh Isa.
Isa sempat kecewa dengan kedua orang tuanya karena menyembunyikan masalah sebesar itu dari Isa. Namun nasi sudah menjadi bubur. Tak ada lagi gunanya kecewa dan menyesal.
Kini, berkat keterampilan Isa dalam mendesain dan menggambar, akhirnya Isa memutuskan untuk menjadi seorang desainer di rumah mode milik temannya, Debbie Marshal. Dengan pendapatannya menjadi seorang desainer, Isa dapat menyicil sedikit demi sedikit hutang orang tuanya.
“Boo!!” panggil Debbie sambil menepuk pelan bahu Isa yang membuat Isa terkejut.
“Crazy!!!” maki Isa saat gambarnya tidak sengaja tercoret.
Debbie yang melihat hal tersebut langsung tertawa bahagia.
Sebenarnya, Isa sangat ingin memaki Debbie lebih kasar lagi… namun, saat Isa mengingat bahwa Debbie adalah bosnya, Isa menahan rasa amarahnya.
“Sorry… Isa, ayo main yuk!” ucap Debbie sambil menunjukkan senyum paling manisnya pada Isa.
“Aku masih memiliki banyak pekerjaan. Hush, hush, pergilah!” ucap Isa tanpa menatap Debbie dan kembali mengambil kertas baru untuk memperbaiki desainnya.
“Aish, Isa!!! Ayolah! Aku sangat bosan!” rengek Debbie sambil duduk di sebuah bangku kosong yang berada di samping Isa.
“Kau bosan tapi aku tidak bosan” ucap Isa sambil tersenyum kecil.
Debbie memayunkan bibirnya dengan kesal.
Tak hilang akal, Debbie kemudian menggoyang – goyang lengan Isa untuk menggangu konsentrasi Isa.
“Ayolah, ayolah. Apa kau tidak bosan hanya berteman dengan kertas – kertas putih ini!” ucap Debbie kesal sambil mengacak – acak kasar seluruh kertas yang sedang berada di atas meja Isa.
Isa yang melihat hal itu hanya menggelengkan kepalanya dengan kesal.
Dengan cepat, Isa memungut semua kertas yang sudah berantakan itu dan menyusunnya ke tempat yang aman dari jangkauan Debbie.
“Kita baru kesana kemarin malam. Apa kau tidak bosan?” tanya Isa sambil memberi tatapan prihatinnya pada Debbie.
“Tidak. Ayolah kesana! Ini perintah bos mu! Jika tidak kau akan kupecat!” ancam Debbie.
Isa yang mendengar ancaman tak berdasar milik Debbie hanya tersenyum miris dan mengangguk pasrah.
“Yeah!!” teriak Debbie senang saat Isa menyetujui akan pergi bersamanya.
Isa hanya bisa pasrah saat Debbie berteriak senang.
Selama tinggal di Paris, Isa memang selalu mengikuti Debbie kemanapun Debbie pergi. Alasannya simple, karena Isa adalah asisten kepercayaan Debbie. Selain itu, Debbie mengatakan bahwa dia sangat ingin mengenalkan Isa kepada teman – teman Desainernya yang lain agar pergaulan Isa semakin meluas.
Namun, bukannya membawa Isa ke pesta atau pertemuan yang dihadiri oleh sejumlah desainer kelas kakap, Debbie malah lebih tertarik membawa Isa ke Club.
Awalnya, Isa sangat tidak menyetujui keinginan Debbie yang membawanya ke Club. Namun, Debbie dengan segala rayuannya berhasil membuat Isa terjerumus ke dalam nikmatnya dunia malam.
Meskipun hanya sebatas duduk dan minum wine satu gelas saja, Isa merasa bahwa dirinya sudah sangat berbeda dengan Isa 2 tahun lalu yang bahkan tidak pernah menyentuh lantai Club.
Isa menghela napasnya dengan kasar saat melihat pantulan dirinya di cermin yang berada dihadapannya itu. Saat ini, Isa mengenakan gaun berwarna ungu dengan hiasan glitter yang terlihat sangat ramai. Sungguh... Isa tidak nyaman menggunakan gaun berpotongan pendek itu, gaun itu hanya bisa menutupi setengah pahanya, belum lagi gaun itu memiliki potongan yang rendah di dadanya sehingga gaun itu memperlihatkan pangkal payudara Isa. Ingin rasanya Isa mengganti gaun itu, jika Debbie yang tidak memerintahkannya mengenakan gaun itu.
"Jangan seperti itu Isa! Kau sangat cantik dengan gaun itu! Too beauty!!!" ucap Debbie sambil tersenyum senang melihat wajah pasrah milik Isa.
"Kau membuatku seolah - olah menjadi salah satu wanita pemuas disana. Bagaimana nanti jika ada yang mengganguku hah?" tanya Isa kesal sambil mencoba menarik gaunnya agar tidak terlalu mengekspos pangkal payu***anya\, namun saat Isa menarik gaunnya untuk menutupi pangkal payudaranya\, gaun itu malahan mengekspos bokong bagian bawahnya. Ugh... sungguh tidak nyaman.
"Bukannya itu bagus? Kau tidak akan melajang lagi seumur hidupmu" ejek Debbie sambil memakai heels 5 cmnya.
"What the hell! Kau kira hidup hanya tentang pasangan saja? Suster saja bisa hidup sampai masa tua tanpa seorang pasangan"
"Jadi... kau menyamakan dirimu dengan seorang suster yang suci? Jangan bercanda denganku Isa... seorang suster tidak akan mengenakan gaun seperti yang sedang kau kenakan itu" ucap Debbie sambil tersenyum senang.
Isa memutar bola matanya dengan malas. Percuma saja jika dia harus berdebat dengan atasannya itu.
"Let's go!" ucap Debbie senang sambil merangkul bahu Isa. Ekspresi senang Debbie berbanding terbalik dengan ekspresi pasrah milik Isa.
Selama perjalanan menuju club, Debbie mengendarai mobilnya dengan sangat bahagia. Sesekali, wanita itu bersiul mengikuti alunan lagu yang diputarnya melalui ponselnya. Sedangkan Isa? Wanita itu hanya sibuk menghitung uang tabungannya yang akan digunakannya sepenuhnya untuk biaya kuliah adiknya, Minnie Lisaly.
"Selamat datang" ucap salah satu bodyguard club tersebut yang sedang bertugas menjaga club tersebut.
Saat ini mereka sedang berada di Club Vendome & Fauborg atau biasa sering disebut sebagai Club V & F. Club ini sangat terkenal dengan slogan where you can spend all your treasure. Bukan tanpa sebab, club itu mendapatkan slogan seperti itu karena rata - rata harga minuman yang dijajahkan di sana dimulai dari 80 Euro (setara dengan Rp.1.287.804) sampai 1.600 Euro (setara dengan Rp. 25.756.090). Memang, club ini selalu dihuni oleh orang - orang dari kelas atas, seperti pebisnis, artis, dan kalangan sosialita lainnya.
Selain itu, Club V & F itu memiliki kelebihan lain yang membuat banyak kalangan orang kelas atas sangat menikmati waktu mereka saat berada di club itu. Hal itu adalah kenyamanan yang mereka dapat. Club V & F itu memang terkenal dengan sistem keamanan mereka yang luar biasa. Bahkan, polisi Prancis pun tidak pernah mengendus adanya jaringan - jaringan tertentu di club itu, padahal... club itu sering dijadikan sebagai tempat pertemuan jaringan - jaringan tertentu, seperti jaringan mafia, jaringan narkoba, jaringan penjualan manusia dan sebagainya.
"Ikut tidak ke dance floor?" tanya Debbie saat mereka sudah masuk ke dalam club tersebut.
"Tidak usah. Aku duduk disini saja" tolak Isa sambil duduk di salah satu kursi di depan bartender.
"Fine! Minum saja minuman yang ingin kau minum, remember... aku akan mentraktirmu!" ucap Debbie sambil tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya dengan jenaka.
"Iya, iya... I know. Cepatlah kau pergi, nanti kau tidak memiliki tempat untuk menari" ucap Isa sambil mendorong Debbie menjauhinya.
Tak perlu waktu lama, kini Isa sudah menatap Debbie yang tengah asyik meliuk - liukkan tubuhnya mengikuti lagu yang sedang diputar oleh disk jokey yang berada di club itu. Isa hanya tersenyum melihatnya, andaikan saja Isa dapat dengan mudah melupakan masalahnya dengan cara sama yang dilakukan oleh Debbie, mungkin kini beban Isa sudah terangkat.
"Tolong berikan aku segelas margarita dengan kadar alkohol yang paling rendah" ucap Isa sambil tersenyum kepada seorang bartender yang sedang berada di depannya.
"Baiklah, miss"
Kali ini, Isa memantapkan hatinya agar tidak mabuk, karena Isa sudah melihat sosok Debbie yang tadinya menari dengan lincah di dance floor kini sedang menggoda seorang pria yang sedang duduk di dekat dance floor. Isa yakin bahwa saat ini, Debbie sudah 100% mabuk.
"Ini, miss. Silakan dinikmati" ucap bartender tersebut sambil menyodorkan segelas margarita kepada Isa.
"Thank you" ucap Isa yang dibalas dengan sebuah anggukan samar dari bartender tersebut.
Isa meneguk margaritanya. Ugh... rasanya sungguh segar.
Bagi kalian yang belum mengenal margarita, margarita adalah salah satu minuman alkohol yang sekelas dengan cocktail, tequila dan sampanye. Hal spesifik dari margarita yang membuat Isa sangat menyukai minuman alkohol tersebut adalah karena margarita terdiri atas campuran jeruk liqueuer dan jeruk nipis yang disempurnakan dengan es batu, yang membuat margarita akan mendinginkan tenggorokanmu saat kau meneguknya. Yah, dari penjelasan itu saja kalian sudah bisa menebak bahwa margarita tidak sama dengan minuman alkohol lain yang dapat memberikan sensasi panas di tenggorokan saat kalian meneguknya.
"Jauh - jauh kesini hanya untuk segelas margarita dengan kadar alkohol yang paling rendah? Are you still sane?" tanya seorang pria yang sedang duduk disamping Isa.
Isa mencoba mengabaikan pria itu. Bukan sekali dua kali Isa sering diajak berbicara oleh para pria yang berada di club itu, namun Isa selalu mengabaikan mereka. Toh, mereka juga akhirnya akan meninggalkan Isa karena Isa bukanlah tipe wanita yang suka dengan pria agresif di club mahal.
"Mencoba mengabaikanku? Perlu kau tau, tidak ada wanita yang pernah mengabaikanku. Yah... kecuali wanita itu buta" ucap pria tersebut yang disertai dengan kekehan.
Kedua telinga Isa terasa sangat panas saat mendengar ucapan pria tersebut. Baru kali ini Isa bertemu dengan seorang pria yang langsung merendahkannya pada pertemuan pertama mereka. Dihitung - hitung, sudah dua kali pria itu merendahkan Isa. Pertama, dia mempertanyakan kewarasan Isa, kedua, dia mengatakan Isa buta... walaupun secara tidak langsung.
Isa yang merasa kenyamanannya terusik langsung bangkit dari duduknya, dia hendak pergi dari tempat itu.
"Mau kemana miss?" tanya pria itu sambil menahan tangan Isa.
"None of your business" ucap Isa tampa menatap pria itu sambil mencoba melepaskan tangannya yang sedang dipegang oleh tangan pria itu.
Bugh.
Dengan cekatan, pria itu mengangkat tubuh Isa ke pangkuannya sehingga Isa kini berada di atasnya.
Isa merasa detak jantungnya berdetak 10x lebih cepat. Seumur hidupnya, Isa tidak pernah duduk di atas lelaki. Dan ugh.. apa itu? Isa dapat merasakan sesuatu yang sangat keras di bawah bokongnya.
"Lepaskan aku!" ucap Isa sambil menggerak - gerakkan badannya agar tercipta jarak di antara mereka.
Bukannya melepaskan Isa, pria itu malah semakin menarik Isa ke dekapannya. Satu tangan pria itu digunakannya untuk mengunci pergerakan tubuh Isa, sedangkan tangannya yang lain bergerak tidak tentu arah di punggung Isa yang membuat Isa merasa tidak nyaman.
"Lepaskan aku!" ucap Isa sambil memukul dada keras milik pria itu. Isa cukup sadar bahwa pukulannya itu tidak berarti apa - apa untuk pria itu, tapi setidaknya Isa harus mempertahankan martabatnya sebagai seorang wanita.
Pria itu tersenyum melihat tingkah laku gadis kecilnya itu. Sedangkan Isa yang melihat samar senyum pria itu langsung merasa merinding.
"Jangan banyak bergerak little girl. Apa kau tidak tau kalau dia sangat tersiksa di bawah?" tanya pria itu dengan sensual di dekat telinga Isa. Sesekali, pria itu menyapukan lidahnya di sekitar telinga Isa.
Tubuh Isa langsung membeku seketika. Semuanya terasa sangat aneh bagi Isa sekarang.
"Ternyata kau adalah tipe wanita yang baru bisa diam saat diberikan kenikmatan ya?" tanya pria itu lagi sambil meremas kuat bokong Isa yang membuat Isa langsung merasa terkejut.
"Hentikan itu!" ucap Isa yang kesadarannya sudah kembali dengan sepenuhnya.
Isa kemudian mendongakkan wajahnya untuk melihat wajah pria kurang ajar tersebut. Meskipun lampu di club tersebut remang - remang, namun Isa dapat menangkap wajah kokoh milik pria tersebut yang melambangkan kewibawaan yang dimiliki oleh pria tersebut.
Tapi, wait a second... Isa sepertinya pernah melihat wajah itu. Tapi dimana?
"Ugh..." sebuah de***an berhasil lolos keluar dari mulut mungil milik Isa.
Isa merutuki dirinya yang tidak bisa mengontrol gairahnya, namun dia lebih merutuki tangan pria itu.
Isa mengigit bibir bawahnya dengan kuat agar mulutnya tidak mengeluarkan suara menjijikan itu lagi. Kini, Isa bahkan tengah meremas kuat kemeja pria yang ada di depannya itu. Mungkin Isa tidak sepenuhnya sadar, bahwa kini sedang ada sepasang mata yang memancarkan gairah tertahan di depannya.
"Aku akan memberikanmu surganya dunia fana ini" bisik pria itu sambil memberikan sebuah kiss mark di leher jenjang putih nan mulus milik Isa.
Pria itu semakin menjadi kepada Isa. Perilakunya itu membuat Isa seperti sedang berada di awang - awang. Baru kali ini Isa merasakan hal seperti itu.
"Fast!" keluh Isa sambil membenamkan wajahnya di dada bidang milik pria itu.
Persetan dengan martabat yang sedari tadi dijaganya. Kali ini Isa hanya ingin fokus untuk mengeluarkan sesuatu dalam dirinya yang sedari tadi menggelora.
"Like you say, little girl" ucap pria itu.
Pria itu semakin mempercepat ritmenya. Pria itu sangat suka dengan ekspresi Isa saat ini, wajah Isa terlalu polos untuk melakukan ekspresi erotis seperti itu. Dan hal itu semakin membuat pria itu mengeras. Sepertinya, setelah memuaskan gadis kecilnya itu, pria itu harus cepat - cepat menyewa 5 orang perempuan untuk menuntaskan hasrat binatangnya itu.
"Ugh... I am out" desah Isa saat Isa merasakan sebuah ombak gelombang menerpanya.
Pria itu tersenyum saat melihat wajah menikmati milik Isa.
"Apa kau puas?" tanya pria itu sambil menarik jarinya dari taman rahasia Isa.
Isa mendongakkan kepalanya yang terasa sangat berat. Apa yang baru saja dilakukannya? Tubunya mengkhianatinya.
Kini, Isa menatapi pria itu yang sedang menghisap jarinya yang digunakannya untuk memuaskan Isa dengan ekspresi menggoda. Ugh... Isa merasa bahwa bagian bawah sudah mulai berair lagi.
"Ini adalah milkmu. Kau harus mencobanya" ucap pria itu sambil tersenyum miring.
Sekejap kemudian, pria itu memasukkan jarinya yang sedari tadi dihisapnya kedalam mulut Isa. Pria itu mencekoki Isa dengan jari bekas cairan Isa sendiri. Isa yang sudah termakan oleh gabut gairah langsung mengulum jari tersebut.
"Good girl" puji pria itu sambil mengelus lembut puncak kepala Isa.
Author note : Ada yang tau pria itu siapa? Kalau tau, komen ya... Jangan lupa like cerita ini sama share ke teman - teman kamu, supaya author makin semangat upnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Deasy Dahlan
taxi driver
2024-04-19
0
Sam Fiea Wito
sopir taxi 2th lalu
2022-01-15
0
Agus Tina
sopir taksi waktu Isa mau menjumpai sean
2021-08-18
0