Mantanku, Putra Tunanganku
Semua part berdasarkan sudut pandang / pov Shelina Aston
.°˙💟˙°.
Masa lalu adalah kenangan tak terlupakan yang tak bisa lagi aku harapkan untuk terulang kembali sekarang ataupun di masa depan.
_Shelina Aston_
~Juli 2015~
Jarum jam berjalan terus tanpa henti. Detik demi detik telah berlalu berganti menit bahkan sudah berganti jam. Jantungku berdebar semakin kencang seiring dengan berjalannya waktu. Tangan bergetar pelan tak bisa menahan gugup yang melanda. Keringat dingin mulai muncul di pelipis. Suhu ruangan privat room ini panas walaupun AC menyala sejak tadi. Oh ya Tuhan, tubuhku sudah dibanjiri keringat. Berbagai pertanyaan mulai hadir.
Bagaimana penampilanku? Apa dia akan menerimaku? Bagaimana ini? Bagaimana jika dia tak datang? Bagaimana jika dia tak setuju? Bagaimana jika dia akan menentangku?
Aku semakin gelisah. Pintu ruangan lebih menyita perhatian dibandingkan makanan lezat di hadapanku. Mengapa sampai saat ini dia belum datang? Apa dia—
Sebuah tangan besar dan hangat menggenggam tanganku, melingkupinya untuk memberikan kehangatan, aku menoleh dan bertatapan langsung dengan mata indah yang menenangkan.
"Tenanglah, dia pasti akan datang." Pria di hadapanku tersenyum lembut untuk menenangkan kekhawatiran dan kegelisahanku. Pria ini selalu bisa menenangkan aku dengan senyumannya. Walaupun usianya sudah mencapai 48 tahun tapi dia masih tampan dan muda di mataku. Wajahnya sangat terawat dan tampak lebih muda dari umurnya. Dia Andrew Cho, tunangan sekaligus calon suamiku.
Terkejut? Bagaimana mungkin gadis muda berumur 24 tahun sepertiku menjadi tunangannya. Seorang duda berumur 48 tahun yang sudah memiliki seorang putra. Bahkan putranya dua tahun lebih tua dibandingkan aku.
Banyak spekulasi negatif yang beredar ketika mengetahui hubungan kami. Andrew adalah seorang presdir sebuah perusahaan besar dan aku hanya gadis dari keluarga miskin. Banyak orang yang menghinaku. Mengatakan aku mendekati Andrew untuk mendapatkan kekayaannya. Menghinaku seorang jalang tak tahu malu yang merayu pria tua kaya. Hatiku selalu sakit tiap kali hal itu terjadi. Aku tak bisa menyangkalnya karena aku memang seorang jalang. Namun mereka tak tahu jika aku memang tulus menyayanginya. Aku sudah tak peduli lagi dengan gosip dan hinaan itu. Selagi aku bahagia bersama Andrew itu sudah cukup. Karena dia pahlawan dalam kehidupan gelapku.
"Putraku akan datang sebentar lagi." Suaranya lembut menenangkan. Dia tersenyum hangat, kedua matanya tenggelam membentuk garis.
Aku mengangguk pelan. Bukannya tenang, aku malah semakin gelisah dan gugup. Andrew sudah menceritakan sedikit mengenai putranya, pria itu jauh lebih pantas menjadi kakak, dibandingkan menjadi anak tiriku. Andrew bilang putranya menjabat direktur utama di perusahaan. Karena kesibukannya itu, dia telat untuk hadir di acara makan malam ini. Acara makan malam yang sengaja Andrew adakan untuk mempertemukanku dengan anaknya. Hal itulah yang membuat aku gelisah dan gugup sejak tadi. Bagaimana reaksi putranya ketika bertemu denganku? Setujukah dia memiliki ibu tiri semuda diriku?
Suara pintu yang terbuka menyadarkanku dari lamunan panjang. Aku mendongakkan kepala. Seorang pria berdiri di depan pintu. Mata kami bertemu. Aku terpaku pada mata hitam gelap nan pekat yang menghanyutkanku pada kenangan masa lalu. Jantung berdetak begitu kencang memompa darah begitu cepat keseluruh organ tubuhku. Aku seperti terserang struk ringan karena tak bisa berkutik sedikitpun untuk bergerak. Seluruh tubuh kaku dan mati rasa.
"Akhirnya kau datang Marcus. Kami menunggumu sejak tadi." Suara Andrew mengalihkan pandanganku dari pria yang masih berdiri mematung di depan pintu. Aku menunduk dalam untuk menghindari tatapan tajamnya. Tanganku saling *** dan bergetar.
Apa ini? Mengapa dia bisa ada di sini? Setelah bertahun-tahun lamanya tak bertemu, kenapa dia muncul dihadapanku saat ini? Disaat aku mencoba meraih kebahagiaanku dengan pria lain.
Langkah kaki yang mendekat membuat jantung semakin berdetak kencang. Suara derit kursi yang bergeser mengusikku. Ada tatapan panas dan menusuk dari hadapanku. Tapi aku hanya menunduk gelisah , gugup dan takut.
"Shelina, perkenalkan dia Marcus Cho, putraku," suara Andrew seperti petir yang menyambar. Sontak mataku terbuka lebar, tubuhku kaku tersentrum oleh listrik ribuan volt.
Putra? Marcus putra Andrew? Tidak mungkin? Itu tidak mungkin? Kepalaku menggeleng pelan. Dengan sangat sulit aku mendongak. Marcus telah duduk di hadapanku. Matanya tajam menusuk dan mengulitiku, seperti leser panas yang melelehkan apapun. Aku ingin berlari secepat mungkin untuk menjauh dari Marcus. Udara menipis membuat paru-paru sesak, ruangan ini seperti mengecil dan menghimpitku. Keringat dingin makin deras mengucur di dahi dan sekujur tubuh. Aku kesulitan menelan salivaku, seperti pisau tajam yang begitu besar menyangkut di tenggorokkan, sangat menyiksa dan begitu sakit.
Bagaimana ini semua bisa terjadi? Aku akan menikah dengan ayah dari mantan kekasihku. Mantan? Aku tak yakin untuk mengatakan hal itu, karena tak ada kata putus dalam hubungan kami lima tahun yang lalu.
Aku semakin gelisah. tanganku begitu kencang. Suatu kebiasaan buruk setiap kali aku gugup dan gelisah. tanganku sangat kencang hingga sakit, hanya untuk mengalihkan kegelisahanku.
Apa yang akan Marcus katakan? Apa dia akan mengatakan pada Andrew mengenai hubungan kami di masa lalu? Apa Marcus akan menentang hubunganku dengan Andrew? Apa dia akan menghinaku wanita jalang mata duitan? Apa dia akan— Oh ya Tuhan, aku bisa gila.
"Apa dia wanita yang ingin ayah kenalkan kepadaku?" Suara Marcus dingin dan mengancam, namun begitu seksi disaat bersamaan.
"Ya, dia Shelina Aston, tunangan sekaligus calon istriku," jawab Andrew mantap. Marcus menyeringai sinis. Menatapku dengan mata tajamnya, sedetik kemudian berubah menjadi pandangan angkuh dan menghina membuat hatiku sakit. Ini sudah lima tahun dan aku sudah melupakannya. Tapi mengapa hatiku sakit karena menerima tatapan menghina darinya? Apa karena dia orang yang kukenal di masa lalu? Apa karena dia pria yang dulu sangat mempercayaiku?
"Kau gila! Kau ingin menikahinya. Wanita itu lebih pantas menjadi putrimu?" Desisnya tajam tak terima menunjuk ke arahku.
"Jaga ucapanmu, Marcus." Suara rendah penuh ancaman keluar dari Andrew memperingatkan Marcus akan ucapannya.
"Jaga ucapanku?" Sebelah alis Marcus naik mengejek Andrew.
"Aku tak peduli jika kau akan menikahi seorang jalang sekalipun. Tapi aku tak sudi memiliki ibu tiri yang lebih muda dariku."
"Dan kau! Serendah apa dirimu hingga mau menikah dengan pria tua yang lebih pantas menjadi ayahmu?!" Suara Marcus pelan penuh duri disetiap kata.
Kini aku tahu, mengapa hati ini teramat perih ketika dia mengucapkan perkataan pedas dan tajam itu? Karena aku tak pernah melupakan Marcus walaupun dia menghilang lima tahun lamanya. Walaupun dia melupakan janjinya, Marcus masih ada di dalam hatiku. Tak pernah hilang, walaupun ada andrew di sisiku. Ini terlalu sakit, teramat nyeri. Marcus menghinaku, aku bisa bertahan ketika semua orang melakukan itu, tapi tidak hinaan darinya.
Tubuhku bergetar semakin hebat. Mataku berkaca-kaca dipenuhi airmata yang siap jatuh kapanpun juga. Marcus menatapku tajam dan benci. Aku seperti musuh paling hina yang pernah dia lihat. Lalu dia beranjak dan pergi begitu saja dari ruangan ini. Tatkala pintu tertutup kencang , saat itulah airmataku jatuh. Dia tak pernah membentak, marah ataupun menghinaku. Ini yang pertama kalinya dan begitu menyakitkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
AndaLinda
baru mulai udah seru nich...
2021-06-08
0
Fitry Grill's
ku mulai baca Thor,semoga menarik sampai akhir
2021-03-26
1
Rokiyah Yulianti
seru neh kek nya, aku mulai baca neh
2020-12-04
0