Eyes Of Curses

Eyes Of Curses

Prolog

Ketika cinta dipertemukan oleh sebuah pertualangan, mereka hanya bisa memikirkan apakah akhirnya akan bahagia ataupun sebaliknya mereka tidak tahu. Biarlah takdir yang menentukan...

Pertualangan yang membuat perasaan mereka menjadi begitu dalam dan begitu kuat, pertualangan yang tidak akan pernah terlupakan seumur hidup.

.

.

.

.

.

Seorang bocah laki-laki berlari di dalam hutan yang cukup gelap, sendirian dan tanpa ditemani seorang pun.

Ia tampak ketakutan, lontang-lantung tidak tentu arah sambil menangis.

Di tengah pelariannya ia melihat sebuah makhluk hitam besar bagaikan monster dan bersayap berdiri di hadapannya sambil menyeringai kejam.

Anak itu ketakutan keringat membasahi seluruh tubuhnya ia mundur beberapa langkah.

Tetapi tiba-tiba ada sebuah asap hitam, asap hitam itu muncul dari telapak tangan makhluk itu dan mengitari tubuhnya.

Kemudian asap itu memasuki matanya dan semuanya pun akhirnya menggelap, ia kehilangan kesadarannya.

***

"Hosh! Hosh! Hosh!" seorang pemuda bangun dengan keringat yang mengucur di pelipisnya dengan nafas yang tersenggal-senggal.

Matanya tampak di perban sehingga ia tidak dapat melihat apa-apa, kemudian ia meraba-raba meja di sampingnya untuk mengambil segelas air putih yang berada di situ.

Prang!

Tetapi ia tampak masih panik sehingga gelas yang ingin ia raih malah jatuh ke lantai dan pecah.

"Ck." umpatnya kemudian memegang wajahnya dengan kedua tangannya frustasi.

Cklek!

Ia mendongak ke arah pintu karena mendengar suara ada yang datang, seolah-olah melihat orang yang masuk itu, walaupun matanya di perban dan ia tidak melihatnya sama sekali.

"Reyhan apa kamu bermimpi buruk lagi?" tanya seorang wanita parubaya sambil membawa nampan berisi makanan.

"Ya, bunda." jawab pemuda itu sambil mengangguk mengenali suara bundanya.

Bundanya pun menaruh nampan di atas meja di dekat ranjang pemuda itu sambil menatap putranya sedih kemudian wanita parubaya itu mengelus lembut kepala putranya itu.

Pemuda itu hanya menatap lurus karena ia tidak bisa melihat apa-apa.

"Makanlah nak." kemudian bundanya mengambil semangkuk bubur hangat yang di bawanya dan menyuapkan ke putranya itu, kebetulan pria itu sedang tidak sehat beberapa hari itu ia sedang tidak enak badan karena dihantui oleh mimpi buruknya.

"Bunda aku haus," katanya kemudian bundanya mengambilkan segelas air putih yang di bawanya dan setelah menaruh di tangan putranya, pemuda itu pun meminumnya sampai habis seperti orang yang begitu kehausan.

"Reyhan mulai besok bunda gak bisa temanin kamu lagi di sini bunda harus bantu papa mengurus kerjaan." jelas bundanya.

Pemuda yang bernama Reyhan itu hanya menatap lurus tanpa ekspresi sebenarnya ia begitu kesal karena bundanya lagi-lagi akan di sibukkan oleh pekerjaannya.

Ia kesal karena orangtuanya yang terlalu sibuklah yang membuatnya mengalami kejadian itu, kejadian yang tidak pernah akan ia lupakan.

Setelah ia di nyatakan tidak dapat menggunakan matanya lagi oleh dokter orangtuanya akhirnya sedikit bersimpati padanya. Padahal ditengah keterbatasannya itu ia hanya ingin kedua orangtuanya selalu berada di sampingnya dan selalu menemaninya karena ia merasa begitu kesepian.

"Apa Reyhan terlalu merepotkan bunda?" tanyanya merasa bersalah akan keadaannya.

"Tidak sayang kamu gak pernah merepotkan bunda," ucap bunda Reyhan.

Reyhan hanya menunduk lagi-lagi tidak bisa mengutarakan perasaannya yang sangat kesepian dan hanya ingin merasakan kasih sayang, lagi-lagi ia akan kehilangan kasih sayang orangtuanya di tengah keterbatasannya.

"Mulai besok kamu akan di layani oleh para pelayan-pelayan di rumah ini," ucap bundanya menjelaskan kemudian pergi meninggalkan kamar itu setelah membersihkan gelas pecah yang dibuat Reyhan dan kemudian mencium puncak kepala putranya itu.

"Bunda," gumam Reyhan benar-benar merasa di tinggalkan.

Reyhan teringat ketika usianya tepat delapan belas tahun saat itu hari ulang tahunnya. Kejadian yang membuatnya tidak berdaya seperti sekarang.

Saat itu tiba-tiba saja mata Reyhan seolah-olah menyerap sesuatu ketika melihat orang-orang di sekitarnya dan merasa kesakitan ketika melihat cahaya yang terlalu terang, benar-benar menyakitkan.

Ia bahkan sempat berteriak karena menahan sakit di matanya dan akhirnya membuatnya jatuh pingsan.

Semejak saat itu dokter melarangnya untuk menggunakan matanya dan menyuruhnya untuk di perban saja menurut dokter itu bisa membahayakan dirinya jika dia masih nekat untuk melihat. Dokter juga tidak tahu jelas apa yang menyebabkan mata pria itu menjadi seperti itu, tidak ada penyakit medis yang di deritanya. Mata Reyhan baik-baik saja meskipun begitu menurut pemeriksaan medis rasa sakit yang di timbulkan mata pria itu mempengaruhi seluruh bagian tubuhnya, dan bisa saja membahaya kan nyawanya. Dokter angkat tangan akan penyakit Reyhan melakukan operasi sama saja sesuatu yang tidak benar karena mata Reyhan sudah di nyatakan sangat sehat dan tidak menderita penyakit apapun.

Awalnya mendengar penjelasan dokter, Reyhan sangat menolaknya dan malah memaksa tetap untuk menggunakan matanya lalu ia membuka kasar perban yang telah di lilitkan di matanya, ia tidak menerima kenyataan itu. Jika matanya dinyatakan sehat maka ia harus tetap melihat.

Hasilnya ia kesakitan dan tidak sadarkan diri selama seharian padahal cuma lima belas menit ia mempertahankan diri untuk dapat melihat dan akibat kejadian itu ia mengalami trauma berat untuk menggunakan matanya lagi, karena sakit yang ia terima saat melihat cahaya benar-benar tidak bisa ia bayangkan untuk ia rasakan lagi.

Sekarang usianya sudah dua puluh tahun, sudah dua tahun ini ia tidak menggunakan matanya sama sekali dan hidup seperti orang buta padahal dia tidak buta. Orangtua Reyhan awalnya sangat shock ketika mengetahui sesuatu yang terjadi pada Reyhan berbagai macam pengobatan dan berbagai dokter spesialis mata telah menangani penyakit putra mereka itu tapi semuanya berakhir dengan angkat tangan, pada akhirnya mereka pun menerima keadaan putra mereka itu. Namun karena masalah pekerjaan dan ketidaktahuan mereka tentang perasaan Reyhan yang kesepian, orangtua Reyhan meninggalkan Reyhan dalam kesepiannya.

Reyhan perlahan-lahan dapat beradaptasi dengan hal itu, ia bisa bermain komputer untuk mengetik, hapal seluk-beluk rumah tanpa melihat dan pendengarannya tajam meskipun dari jarak jauh begitu juga dengan indra penciumannya.

Walaupun ia tidak pernah keluar rumah lagi semejak dua tahun ini selain tidak ada yang mengantarnya untuk pergi jalan-jalan ia juga sudah tidak terlalu percaya diri lagi karena keterbatasannya.

Setelah bundanya tidak merawatnya lagi ia pun di rawat oleh para pelayan-pelayan rumahnya.

Tetapi karena ulah Reyhan sendiri yang bisa dibilang sangat aneh dan menyebalkan begitulah pendapat pengasuh-pengasuhnya akhirnya mereka tidak tahan menghadapinya dan memilih mundur.

Bahkan banyak para gadis dan wanita parubaya yang sudah bekerja untuknya tetapi juga tidak ada yang tahan.

Reyhan selalu menjahili mereka ia tahu mana orang yang tidak ikhlas merawatnya.

Kebanyakan para gadis yang pernah merawatnya ingin memanfaatkan kekurangannya bahkan semuanya yang sudah pernah merawatnya hanya ingin memanfaatkannya saja.

Sehingga membuatnya muak dan ia membuat para gadis-gadis itu takut bahkan seorang pria pun pernah menjadi pengasuhnya tetapi tidak bertahan seminggu pria itu berhenti karena Reyhan mengajaknya berkelahi.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Ayunina Sharlyn

Ayunina Sharlyn

lanjut 😃

2020-05-09

1

Bie

Bie

penulisannya rapi huhu senang bacanya

2020-03-31

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!