Part 1

Seorang gadis sembilan belas tahunan sibuk melayani para pelanggan di sebuah restoran.

Gadis yang begitu ceria dan gila bekerja paruh waktu itu sangat menikmati pekerjaannya. Terlihat dari raut wajahnya yang begitu ceria dan bersemangat dalam bekerja.

Seorang wanita parubaya mengamati gadis itu, ia terlihat begitu antusias ketika mengumpulkan piring-piring kotor yang berada di atas meja makan restoran itu dan pergi membawanya masuk ke dapur. Kemudian keluar lagi membawakan pesanan-pesanan pelanggan dengan senyum cerah di wajahnya.

Sekitar jam lima sore ia pun baru keluar dari pintu restoran sambil mengelap wajahnya yang berkeringat dengan sapu tangan ia bersiap pulang.

Diperjalanannya kemudian ia di panggil oleh seorang wanita parubaya yang memerhatikannya sedari tadi.

Bingung dengan sekitar, ia pikir bukan dia yang di panggil ia menoleh ke kanan dan kirinya untuk memastikan dirinyalah yang di panggil. Setelah memastikan bahwa dirinya yang dipanggil ia pun mendatangi wanita itu.

"Apa tante memanggil saya?" tanya gadis itu pada wanita parubaya itu dan wanita itu pun mengangguk mengiyakan.

"Ada apa tante?" tanya gadis itu lagi sambil tersenyum ramah.

"Tante ingin menawari kamu pekerjaan, gimana kamu tertarik?" tanya wanita itu, hal itu sebenarnya membuat gadis itu kaget karena tiba-tiba saja ada orang yang tidak dikenalnya menawarkan pekerjaan. Hal itu sempat membuat gadis itu berpikiran buruk dan kemudiannya ia menepisnya berusaha bertanya secara baik-baik.

"Memang apa pekerjaannya tante?" tanya gadis itu lagi tidak ingin salah paham.

"Merawat anak tante." jawab wanita itu.

"Memang dia kenapa tante?" gadis itu bertanya lagi sebenarnya ada perasaan tidak percaya dengan ajakan wanita itu terlihat jelas raut wajah gadis itu yang seperti orang ketakutan kena tipu. Wanita itu menyadari gelagat gadis muda yang ketakutan itu kemudian menjelaskan semuanya.

"Kamu gak perlu takut tante bukan orang jahat, rumah tante ada dipinggiran kota ini, tante gak berniat jahatin kamu," kata wanita itu dan gadis itu tersenyum mengangguk berusaha untuk percaya pada wanita parubaya itu. Gadis itu tahu dari penampilan wanita itu saja sudah jelas wanita itu bukan orang yang jahat tapi namanya pikiran negatif pasti ada saja singgah di dalam pikiran.

"Sebelumnya kenapa saya harus merawat anak tante, apa dia masih kecil?" tanya gadis itu sekali lagi.

"Dia memiliki keterbatasan, dia tidak dapat melihat dan perlu untuk di jaga." jelas wanita itu dan gadis yang di tawari itu mengangguk merasa iba dan belum sempat ia berkata lagi wanita itu mengatakan sesuatu.

"Masalah gaji kamu tidak perlu khawatir," jelas wanita itu.

Akhirnya mereka pun bercakap-cakap tentang pekerjaan itu, dan gadis itu tahu bahwa pekerjaan itu nyata dan sudah pasti. Dengan gaji yang lumayan perundingan itu pun berakhir gadis itu tersenyum mengiyakan bahwa ia menyetujui tawaran itu.

Kemudian wanita itu memberikan kartu namanya.

"Besok datang ke alamat ini, oh iya nama tante Rosa dan nama kamu?" ucap Rosa memperkenalkan diri dan bertanya nama gadis itu.

"Nama saya Nadira tante biasa di panggil Dira," ucap Dira memperkenalkan diri.

"Maaf tante ini sudah sore saya harus pulang," Dira izin pamit pergi.

"Apa kamu mau tante antar." tawar Rosa.

"Gak usah tante saya bisa pulang sendiri, permisi." Dira menolak tawaran Rosa halus dan pamit pergi sedangkan Rosa hanya menatap kepergian Dira.

.

.

.

Keesokan harinya...

"Wah!" Dira takjub, sekarang ia berada di depan sebuah rumah yang layaknya sebuah istana.

"Apa benar di sini rumahnya?" Dira memastikan tempat yang di tujunya itu benar.

"Ada apa neng?" tanya seorang satpam tiba-tiba.

"Uwaa!!" Dira terlonjak kaget sedangkan satpam itu hanya menatap perilaku Dira.

"Ma-maaf pak, apa benar rumah ini alamatnya?" tanya Dira menunjukkan kartu nama Rosa.

"Ah iya neng benar ini alamatnya, silahkan masuk." satpam itu membukakan pintu pagar untuk Dira seolah-olah sudah tahu memang akan ada tamu yang datang, kemudian Dira memasuki halaman rumah itu.

Dira dibuat takjub oleh pemandangan tempat itu tamannya begitu luas dan indah.

Ketika sampai di depan rumah mewah itu kebetulan Rosa ada di luar tampaknya ia buru-buru ingin pergi.

"Pagi tante." sapa Dira pada Rosa dan Rosa tampaknya seperti mengingat-ngingat sesuatu.

"Oh Dira, silahkan masuk!" Rosa langsung mengajak Dira masuk ke dalam rumah dan menunjukkan kamar putranya.

Saat menyusuri rumah itu lagi-lagi Dira dibuat takjub karena rumah itu begitu luas.

Aku bakalan bisa tersesat di rumah ini. Batin Dira berpikir pasti dia akan tersesat karena rumah itu begitu luas.

"Dira, kamu tante percayakan mengurus seluruh keperluan anak tante yah. Kalau masalah makan ia bisa turun sendiri kok ke ruang makan" jelas Rosa.

"Tante kalau boleh tau kenapa anak tante gak di rawat sama pelayan tante aja?" tanya Dira dan Rosa tersenyum menanggapi pertanyaan Dira.

"Anak tante itu gak mau sembarangan orang ngerawat dia, masuk kamarnya saja tidak boleh." Rosa menjelaskan.

"Tante kalau begitu saya juga gak boleh masuk dong?" tanya Dira polos membuat Rosa tersenyum, ada-ada saja pertanyaan Dira itu.

"Kamu tuh beda kamu memang di khususkan buat jagain dia kamu juga gak perlu keluar kamar kecuali saat jam makan siang atau pada saat dia memerlukan sesuatu." Rosa menjelaskan dengan sabar dan secara detail akhinya Dira pun mengangguk paham.

Dan sampailah ia di depan pintu kamar anaknya Rosa.

Cklek!

Bunyi pintu terbuka dan memperlihatkan kamar yang cukup luas Dira terkejut bukan karena kamar itu yang menjadi pusat perhatiannya.

Yang menjadi pusat perhatiannya sekarang adalah seseorang yang sedang duduk menyenderkan dirinya di ranjang king sizenya dengan mata tertutup perban dan tampak ia sedang mendengarkan sesuatu.

"Itu dia anak tante," kata Rosa, Dira melongo kaget ia baru tahu bahwa orang yang di jaganya adalah seorang pria.

Oh tidak kenapa harus pria aku pikir dia cewek. Batin Dira panik bagaimana bisa seorang gadis dapat bertahan selama seharian hanya berdua dengan seorang pria di dalam kamar itu, Dira menyesali tidak bertanya dulu jenis kelamin anak yang akan dijaganya. Jika ia tahu dia pasti akan menolaknya, Dira panik sendiri di buatnya. Dalam hati Dira seharusnya yang menjaga anak wanita itu bukan seorang wanita tapi seorang pria.

"Tan... " belum sempat ia berbicara Rosa telah meninggalkannya karena ia harus buru-buru pergi.

"Kamu masuk saja, tadi malam tante sudah cerita sama dia kalau kamu akan menjadi pengasuhnya." jelas Rosa berlalu pergi meninggalkan Dira.

Dira menelan ludahnya susah payah, selama ini ia bahkan tidak pernah dekat-dekat dengan pria dan baru kali ini ia dekat dengan pria ia langsung akan berada di kamar pria itu hanya berdua selama seharian penuh.

Kayaknya aku gak bakalan betah kerja di sini biar pun sehari. Dira membatin.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Yuliana Ana

Yuliana Ana

seru👍👍♥️

2020-05-17

1

firtaan_

firtaan_

Betah kok😅😏😉

2020-04-14

1

Raib

Raib

belum tentu dira
bisa aja kamu nanti bakal kecantol ma reyhan 😁😁

2020-01-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!