Kinan sakit

Bintang menghampiri teman-temannya yang sudah lebih dulu memasuki kelas. Jam menunjukkan pukul 07.30 dan akan dimulai sekitar 15 menit lagi.

Dia ber tos ala cowok dengan Darren dan Edo, kemudian duduk di antara mereka.

"Widih yang baru dateng, seneng bener mukanya." goda Darren.

"Iyalah... Liat nih !"

Bintang mengeluarkan 2 makalah yang baru saja kemarin dia selesaikan.

Edo yang ada di sampingnya mendelik. Dan mengambil makalah itu.

"Gilak... Baru kemarin loh, masa udah jadi aja."

"Ya iyalah ... Di kerjain sama asisten nya. Kalo dikerjain Bintang doang, gak mungkin jadi kalo cuma sehari." sahut Darren terkesan meledek kemampuan Bintang.

Bintang hanya terkekeh menanggapi itu.

"Gue juga mau dong ada yang bantuin." Edo ikut menyahut.

"Makanya lo cari aspri kayak Bintang, biar kalo ada apa-apa ada yang bisa lo suruh-suruh." ucap Darren yang diangguki Bintang.

"Ya emang enak sih, tapi lo gak tau aja Dar, mukanya si Kinan kemarin. Cemberut plus ngomel-ngomel mulu, pusing gue sebenernya." gerutu Bintang.

"Pasti lah itu... Gak lo suruh-suruh aja tiap hari ngajak debat mulu, apalagi ini... Diperbudak sama lo, hahaha." Darren berucap sembari menggelengkan kepalanya.

"Si*lan lo... Kesannya gue jadi jahat banget perbudak dia. Gue gak segitunya juga lah." sahut Bintang tak terima.

Darren dan Edo kompak tertawa lepas. Tak berapa lama, dosen pun masuk dan mereka semua fokus menyimak materi yang di sampaikan.

Sedangkan di tempat lain, Kinan yang masih bergumul dengan selimut tebalnya perlahan menggeliat.

Entah kenapa, tadi pagi saat hendak bangun, perutnya terasa sangat sakit dan mules.

Alhasil dia pun kembali merebahkan dirinya dikasur setelah menunaikan kewajiban paginya.

Farah mengetuk pintu kamar Kinan, dan membuka nya perlahan.

"Sayang ... Gimana masih sakit?" tanya nya penuh khawatir.

Farah tahu jika Kinan sedang sakit karena tadi pagi Kinan yang meminta agar dirinya tidak usah di bangunkan karena perutnya yang sedang tidak baik-baik saja.

"Udah mendingan sih ma... Semoga aja gak mules lagi."

Farah menghela nafas sambil mengelus pipi Kinan.

"Kamu kemarin makan apa coba di inget-inget... Mama kan udah bilang kalo beli makanan di kampus itu ya hati-hati, pilih yang bersih, yang gak terlalu banyak bumbu pedas atau pengawet." ucap Farah dengan nada keibuan nya.

"Gak tau mau... Seingat Kinan, cuma makan bakso dan gorengan kayak biasanya kok kemarin."

"Ya di kurangin gorengannya itu... Kamu kalo ada gorengan udah kayak kucing di kasih ikan sih..." ucap Farah membuat Kinan hanya bisa menampilkan senyum cengirannya.

Kinan memang sangat hobi makan gorengan, apalagi di campurkan dengan kuah bakso atau soto.

"Ya sudah mama mau ke butik dulu... Kamu mau makan sekarang biar mama ambilin sekalian atau gimana?" tanya Farah.

"Nanti aja... Kinan ambil sendiri kalo udah laper."

"Tapi jangan telat makan lho ya... Nanti kalau ada kerasa sakit lagi atau apa, kamu hubungin mama." ucap Farah sembari beranjak dari duduknya. Kemudian mencium kening kinan dengan sayang.

"Mama berangkat dulu."

Kinan mengecup punggung tangan Farah, dan Farah pun segera pergi menuju butik miliknya.

"Shhhhh hhhh...." Kinan mengelus perutnya dan membenarkan posisinya duduknya menyender ke kepala ranjang.

Kemudian membuka ponselnya dan melihat sahabat-sahabatnya yang mengirimkan pesan kepadanya agar segera sembuh.

Kinan pun membalas satu persatu pesan itu, dan mematikan kembali hpnya.

Rasa sakit itu kembali membuat perutnya seakan diaduk aduk.

Kinan mengoleskan minyak kayu putih di perutnya, dan berusaha memejamkan mata kembali berharap rasa sakit itu kembali hilang.

***

Bintang mengedarkan pandangan nya ke kelas sebelah, namun mata nya tidak menemukan sosok Kinan disana.

"Ra, Kinan mana?" tanya Bintang kepada Dara.

Dia memang tahu kalau teman dekat Kinan hanya itu-itu saja, yaitu antara Dara, Nala, dan Sely.

"Gak masuk. Lagi sakit." jawab Dara.

"Sakit?? Perasaan kemarin baik-baik aja." gumam Bintang pelan.

"Emang sakit apa sih ?" tanya Bintang lagi.

"Katanya sakit perut, iya kan Nal?" ucap Dara yang diangguki Nala.

"Kinan bilang kayaknya dia salah makan gitu." sambung Nala.

"Gitu ya... Hm... Ya udah makasih ya infonya." ucap Bintang kemudian berlalu menyusul teman-temannya ke kantin.

Sesampainya disana, Bintang mendudukkan diri di sebelah Darren yang duduk seorang diri, karena Edo sedang panggilan alam ke toilet.

"Aspri nya mana kok sendirian?" tanya Darren saat melihat Bintang datang tidak bersama siapa-siapa.

"Lagi sakit katanya." ucap Bintang dan Darren mangut-mangut.

"Ya gak usah sedih gitu juga kalik mukanya." ucap Darren sambil terkekeh.

"Gak lah... Ngapain !!" sergah Bintang.

"Yee, bilangnya gak sedih tapi mukanya di tekuk gitu... Ck ck ck... Gimana sih lo."

"Gue cuma heran aja, kemarin masih baik-baik aja kok waktu gue anter dia pulang."

"Palingan sakit gegara kecapekan lo suruh ngerjain makalah kali."

"Masa iya gitu doang bikin sakit?" gumam Bintang.

"Bisa jadi lah... Daya tahan tubuh orang kan beda-beda... Mungkin emang dia awalnya udah kurang fit." sambung Darren.

Bintang nampak berfikir sejenak, kemudian membuka ponselnya dan mencari nama Kinan.

Di dering ke tiga, barulah Kinan menjawab panggilan itu. Bintang menekan tombol loud speaker agar Darren juga dapat mendengarnya.

"Halo... Siapa ya?" tanya Kinan di sebrang sana.

"Gue Bintang !"

"Ooh elo... Gue lagi sakit, gak usah suruh-suruh gue...!!"

"Suudzon banget sih lo... Gue itu cuma mau tanya lo beneran sakit apa cuma pura-pura aja, soalnya kemarin kan gue anter lo dalam keadaan baik-baik aja."

"Si*lan banget sih ngatain gue pura-pura !!"

"Emang lo sakit apa sih !" tanya Bintang.

"Lo gak perlu tau ! "

Kinan mematikan secara sepihak telepon itu.

"Dimatiin lagi... !" gumam Bintang.

"Dar nanti habis ngampus, kita pasti in keadaan Kinan yuk... Kita datengin rumahnya, siapa tau dia bohong...!" ajak Bintang namun Darren menggeleng.

"Lo aja deh... Ntar gue jadi nyamuk, males banget !"

"Nyamuk apa sih... Orang gue gak pacaran sama dia !!" balas Bintang namun Darren hanya mengendikkan bahunya.

Darren menyeruput es kopinya pelan.

"Btw pacar gak cemburu nih, tau lo deket sama Kinan ?" tanya Darren.

"Cemburu lah... Kemarin aja baru baikan gue sama dia."

Darren pun terkekeh.

"Kok bisa? Dia udah tau kalo Kinan jadi asisten elo Bin?"

"Belum sih. Cuma dia liat aja kemarin pas gue bonceng in Kinan itu.... Ya tapi gue gak ambil pusing sih... Kalo aja kemarin dia bener-bener marah dan minta putus misalnya, gue juga bakal jabanin... Gak susah-susah gue kalo masalah cewek."

"Nah gitu lah... Jangan mau di perbudak sama cinta !!" ucap Darren menanggapi.

Bintang pun tersenyum simpul menanggapi omongan Darren.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!