H-3

Bintang dan Eva baru saja sampai di kantin dan menghampiri Darren, Edo, dan beberapa teman Bintang lainnya.

"Cie elah ...Yang berangkat ke kampus bareng bahagia banget sih mukanya." goda Edo membuat Bintang terkekeh sedangkan Eva tersenyum malu.

"Iyalah. Namanya juga bukan jomblo, yang kalau kemana-mana sendirian." jawab Bintang membuat Edo mendengus.

"Sarapan bro." ucap Darren sembari menyuapkan nasi uduk ke mulutnya.

"Oh iya, ini mau pesen." ucap Bintang

"Kamu mau makan apa sayang, biar aku pesenin." ucap Eva membuat Bintang berfikir sejenak.

"Batagor aja deh, sama teh anget." ucap Bintang dan Eva pun beranjak memesan.

"Gimana kemarin nge-date nya? pasti seru kan nonton horror berdua." tanya Darren sambil menaik-naikkan alisnya.

Bintang menoleh sejenak ke arah Eva yang masih berdiri menunggu pesanan selesai.

"Bad mood gue, bokapnya Eva toxic banget." bisik Bintang pelan kepada teman-temannya.

"Lo udah ketemu bokapnya Eva?" tanya Edo dan Bintang pun mengangguk.

"Gue kemarin jemput dia di rumahnya. Ya emang gede sih rumahnya, keliatan banget kalau orang kaya. Tapi sayangnya cuma satu..." Bintang menjeda kalimatnya.

"Sombong kan !" timpal Saka

"Lo tau ka?" tanya Bintang

"Iyalah. Komplek rumah gue kan sebelahan sama komplek rumahnya Eva. Dan bokapnya emang terkenal sombong banget." jelas Saka.

"Hah? gimana gimana ka? jelasin dong!" pinta Edo. Sedangkan Darren pun ikut menyimak.

"Bokap nyokap dan kakak kakaknya Eva tuh pada jadi dokter, nah pokoknya bokapnya tuh kayak bersemboyan gitu kalau yang jadi menantu-menantunya juga harus sepadan minimal kalau bukan dokter ya abdi negara lah atau semacamnya." ucap Saka memelankan suaranya.

"Ya... itu tantangan sih buat gue. Kali ini gue masih mau berjuang dapetin dia, tapi ya semoga gue gak bosen dan gak capek. Soalnya keliatan banget Bokapnya tuh memandang gue rendah gitu loh tadi malem tuh."

"Dia gak tau sih lo anak nya siapa." ucap Edo membuat Bintang dan Darren mengisyaratkannya untuk diam.

"Apasih?" tanya Saka bingung.

"Bintang tu sebenarnya anak horang kaya." bisik Edo membuat Saka mangut- mangut mengerti karena dia juga baru tahu.

"Kalau jodoh ya lo pasti nikah sama Eva, tapi kalau bukan jodoh ya tenang aja, masih ada Kinan kan !" goda Darren membuat mereka terkekeh.

"Ck..Masih aja sih lo jodoh-jodohin gue sama Kinan." ucap Bintang

"Ya siapa tau." ucap Darren pelan.

Eva pun datang membawa 2 piring batagor dan 2 gelas teh hangat.

"Wah makasih ya sayang." ucap Bintang sambil tersenyum, Eva pun balas tersenyum manis juga.

***

Kinan menutup makalah tentang ekonomi makro yang baru saja ia selesaikan bersama kedua sahabatnya, yaitu Nala dan Dara.

"Eh gue lupa belum tanya ke Saka." ucap Kinan nampak mengingat sesuatu.

"Apa kin?" tanya Dara.

"Tenda sama peralatan besok kemah maba udah siap semua belum ya. Dia kan yang bagian ngurusin itu. Gue tadi di wa sama Pak Faris."

"Ah itu lo tanya langsung aja Kin ke dia." usul Nala.

"Ya udah deh, gue ke kelas sebelah dulu."

Kinan keluar dari kelasnya dan berjalan menuju kelas sebelahnya yang juga sama-sama fakultas managemen bisnis yaitu kelas Saka.

"Saka !" panggil Kinan membuat Saka yang sedang bergurau dengan Bintang dll pun menoleh.

"Kenapa Kin?" tanya Saka

"Sini." ucap Kinan mengisyaratkan agar Saka keluar kelas.

"Bentar nih dipanggil bu sekertaris." ucap Saka pada teman-temannya."

"Gue di tanyain Pak Faris, perlengkapan buat kemah besok udah siap apa belum?"

"Em... Udah semua Kin. Eh, tapi kemarin tenda nya cuma ada 15 tuh menurut lo kurang gak?"

"Hmm... cukup sih mungkin. Tapi lebih tenang ditambahin 5 lagi aja deh ka, takutnya kalau sampe kurang." ucap Kinan membuat Saka mangut-mangut mengerti.

"Yaudah gih lo minta uang ke Dara aja, dia bendaharanya kan? Nanti lo beli 5 gak papa." ucap Saka.

"Lah kok gue, lo kan humas nya." tolak Kinan

"Ck, Gue lagi mau ngerjain tugas nih, masih 2 makalah yang belum selesai. Takutnya numpuk-numpuk kalo dikerjain abis acara maba."

"Ya kan bisa Darren atau Edo atau siapa kek."

"Haduh Darren sama Edo juga mau ngerjain makalah tuh sama gue. Gimana kalau Bintang aja."

"Nah boleh tuh. Dia kan ketuanya, biar ada kerjaan tuh dia. Gak cuma nyuruh-nyuruh orang mulu." ucap Kinan dengan suara yang agak keras berharap Bintang mendengarnya.

"Bin, sore ini lo beli tenda ya sama Kinan." teriak Saka membuat Kinan melotot.

"Eh, enak aja lo. Kenapa sama gue, biarin aja dia sendiri." ucap Kinan jengkel.

Bintang pun mendekat ke Saka dan Kinan.

"Kurang beli apa sih?" tanya Bintang kepada keduanya.

"Tendanya mau di tambahin lima, nanti lo beli ya, biar ditemenin sama Kinan." ucap Saka.

"Boleh." jawab Bintang sambil tersenyum.

"Gak mau gue. Bisa kan lo beli sendiri !" ucap Kinan.

"Temenin lah Kin. Nih ya cewek tu biasanya kalau milih sesuatu bisa lebih bagus daripada cowok, iya gak Bin." ucap Saka sembari merangkul bahu Bintang.

"Beli yang jelek juga ga papa kok. Yang penting ada barangnya. Dah lah capek gue. Mau makan !" ucap Kinan kemudian berlalu pergi.

"Udahlah biarin aja. Nanti biar gue yang urus." ucap Bintang dan Saka pun mengangguk.

"Makasih ya. Jadi lo lagi yang harus ngerjain." ucap Saka

"Santai . Nanti biar gue ajak Eva aja."

Sedangkan di meja kantin, Kinan melahap Bakso nya dengan khidmad.

"Lo doyan apa laper sih Kin?" tanya Nala sembari terkekeh pelan melihat tingkah Kinan.

"Laper. Tadi pagi gak sempet sarapan." jawab Kinan.

"Makanya jangan suka telat kalau ada mat kul pagi." ucap Dara sambil terkekeh.

"Enak aja suka telat. Orang baru sekali jugak." jawab Kinan tak terima.

"Eh terus gimana, lo udah tanya Saka?" tanya Nala.

"Kenapa sih?" tanya Seli

"Perlengkapan kemah maba." jawab Nala dan Seli pun hanya ber oh ria.

"Udah. Masih kurang tenda 5, Bintang yang mau beli."

"Kenapa bukan Saka atau Darren yang beli? Kan mereka humas nya." tanya Nala.

"Iya ... Kasian Bintang harus ngurus ini itu." ucap Dara.

"Justru gue mau kasih kerjaan buat si ketua yang suka gabut gak ada kerjaan itu. Biar sekali kali kerja lah gak cuma nyuruh-nyuruh doang." ucap Kinan

"Eh eh eh... Lo gak tau ya Bintang tuh sibuk banget . Kemarin aja dia habis minta duit ke gue buat booking katering, terus juga dia nembus in pejabat setempat untuk minta izin kegiatan kemah ini, terus juga dia yang berulang kali survey lokasi buat mastiin besok pas kita camp disana itu tempatnya nyaman, dan apalagi ya, pokoknya banyak deh kemarin gue diceritain sama si Edo. " ucap Dara panjang lebar.

Dara memang bertugas sebagai bendahara, sehingga beberapa kali Edo meminta uang kepadanya untuk segala keperluan kemah maba ini.

Kinan menghentikan kunyahannya sesaat. Jika benar apa yang dikatakan Dara, pasti tadi kata-kata pedasnya telah menyakiti hati Bintang.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!