Bintang menghentikan motornya di depan rumah milik Kinan, dan Kinan pun turun dari motor Bintang.
"Masuk dulu." ucap Kinan sembari melepas helm nya.
"Thanks, gue langsung balik aja." Bintang berucap sembari menatap Kinan yang kesusahan membuka pengait helm nya.
"Ini gimana sih?" ucap Kinan berusaha membuka pengaitnya. Bintang berdecak pelan dan membukakan pengait nya.
"Beres kan !" ucap Bintang membuat Kinan terkekeh.
Pintu rumah dibuka. Dan muncul lah mama Kinan yang berdiri disana sambil tersenyum.
"Udah pulang sayang !" ucap Farah sembari menghampiri mereka berdua.
"Iya ma." jawab Kinan sambil menyalami ibunya.
"Tante." ucap Bintang yang juga ikut menyalami Farah.
"Ayuk masuk dulu nak Bintang." ajak Farah.
"Saya langsung pulang aja tan."
"Bentar saja kok... Tante udah masak lumayan banyak loh hari ini, spesial menyambut pulangnya kalian." ucap Farah membuat Bintang menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Duh gimana ya tan."
"Ck... Nurut aja bisa gak sih. Mau dikasih enak-enak lho ini." ucap Kinan membuat Bintang mendengus kecil. Bintang akhirnya mengalah.
Dia menuruni Klx nya dan segera ikut memasuki rumah Kinan. Dia mendudukkan dirinya di ruang tamu.
"Mau minum apa?" tanya Kinan melirik Bintang yang sedang meregangkan otot-ototnya.
"Apa aja deh." balas Bintang singkat.
Kinan pun menyusul ibunya yang sudah terlebih dahulu pergi ke dapur.
"Ini di bawa ke depan, mama mau panas in sayur nya dulu." ucap Farah yang diangguki Kinan.
Kinan pun membawa 2 cangkir teh hangat dan 2 toples cemilan ringan.
Disana tampak Bintang yang memejamkan matanya sambil bersandar di punggung sofa.
"Di minum dulu nih." ucap Kinan membuat Bintang membuka matanya.
"Thanks." ucap Bintang dengan senyum simpul nya.
"Bintang ?" panggil Kinan pelan.
"Ini kan udah malem, gimana kalau lo nginep di rumah gue aja? Perjalanan ke rumah nenek lo paling nggak masih butuh waktu setengah jam an kan?"
Bintang meletakkan cangkirnya hati-hati.
"Gak lah. 15 menit juga nyampek." jawab Bintang membuat Kinan mendengus.
"Mau ngebut kan lo !"
Bintang terkekeh.
"Biasa aja kok. Ngapain ngebut !"
"Gila... Dibonceng lo bikin gue senam jantung !"
"Senam jantung apaan... Emang lo aja yang penakut." sahut Bintang membuat Kinan menganga kan mulutnya.
Farah datang menghampiri mereka.
"Ayo Kinan , Bintang diajak makan dulu, semuanya sudah siap !" ucap Farah.
"Oh... Iya ma." ucap Kinan dan melirik Bintang sembari menunjuk ruang makan dengan dagu nya.
"Kin ambilin nak Bintang nasi nya, mama mau cuci tangan dulu." ucap Farah.
"Ambilin gih." Bintang berkata sembari mengulum senyum.
Kinan melirik Bintang dengan sebal.
"Gue mau ini, ini, ini, ini sama ini." tunjuk Bintang pada beberapa menu yang ada di meja.
"Buset, perut lo segede apa sih !"
"Dikit dikit aja. Gue mau ngerasain semua masakan mama lo."
"Ooh... Oke." Kinan pun mengambilkan nasi beserta lauknya untuk Bintang dan kemudian untuk dirinya sendiri.
"Nambah lagi nak Bintang." ucap Farah membuat Bintang tersenyum.
"Iya tante. Ini masih kok."
Setelah selesai makan malam bersama, Bintang pun berpamitan dengan Kinan dan mamanya.
"Beneran ini nak Bintang gak mau nginep disini saja?" tanya Farah dan Bintang menggeleng.
"Pulang aja deh tan, udah deket kok." jawab Bintang sambil memakai helm nya.
"Kalau begitu, sekali lagi terima kasih ya sudah mengantar Kinan selamat sampai rumah."
"Iya tan, sama-sama. Itu sudah menjadi tanggung jawab saya." jawab Bintang sambil tersenyum.
"Tanggung jawab?" ucap Kinan sambil mengernyitkan dahi nya.
"Gue kan ketua acara ini. Jelas dong lo termasuk tanggung jawab gue" jawab Bintang.
"Ooh..." balas Kinan salah tingkah sedangkan mama nya berdehem menggoda.
"Apasih ma !" Kinan menyenggol lengan Farah membuat Farah tergelak.
"Ya sudah hati-hati ya nak Bintang, kalau sudah sampai rumah jangan lupa kabari Kinan biar dia gak khawatir."
"Maaaa...!!" rengek Kinan menahan malu. Bintang ikut tergelak mendengar candaan Farah.
Bintang pun melajukan motornya ke rumah Omanya. Tak butuh waktu lama, dia pun sampai, dan segera memasukkan motor ke garasi.
"Assalamualaikum !" Bintang memasuki rumah dan terlihat Rita yang sedang melihat televisi pun menoleh.
"Lho baru sampai kamu ?" ucap Rita sembari menatap cucu nya itu.
Bintang mengangguk. Dia mendudukkan dirinya di sova sebelah oma nya, dan menyandarkan punggungnya di sandaran sova sambil memejamkan mata.
Rita memijit pelan lengan cucunya itu.
"Langsung istirahat aja. Besok mandinya."
"Iya oma, Bintang capek banget, besok aja kali ya mandinya. "
"Iya sayang. Kalau perlu besok gak usah kuliah dulu aja." ucap Rita lembut.
"Hmm, coba deh liat besok. Ya sudah Bintang masuk dulu, ini oleh-oleh dari bunda buat Oma."
Bintang mengeluarkan beberapa kue yang ada di tas ransel nya. Camellia memang membawakan kue kue itu oleh-oleh untuk mama nya Kinan dan Rita.
Bintang memasuki kamar dan segera merebahkan tubuh nya di kasur king size nya.
Dia membuka ponselnya dan melihat banyak sekali chat dari teman-temannya serta beberapa panggilan tak terjawab dari kekasihnya, Eva.
Bintang menekan nama Eva dan menelponnya. Sampai beberapa detik berlalu tidak ada jawaban dari Eva. Bintang pun mengulanginya lagi, dan masih tetap tidak diangkat oleh Eva.
Akhirnya Bintang pun mengirimkan pesan kepadanya bahwa dia baru saja sampai di rumah.
Kemudian membalas pesan dari Darren dan Edo, yang menanyakan keberadaannya.
Setelah selesai dia teringat kata-kata Farah yang tadi sempat menjahili anaknya sendiri.
Seketika Bintang tersenyum mengingat itu. Dia membuka room chat grup BEM Adi Jaya dan menekan info peserta grup. Dia mencari nomor yang pp nya Kinan dan dia menemukannya.
Bintang pun tersenyum sembari mengetikkan sesuatu.
"Gue udah sampai nih. Gak usah khawatir lagi."
Bintang yakin, Kinan akan langsung mengomel saat membaca pesan dari nya. Entah kenapa menjahili Kinan saat ini telah menjadi hobby nya.
Sedangkan di kamar Kinan, Kinan baru saja menyelesaikan ritual mandinya dan sekarang sedang mengeringkan rambutnya dengan hair dryer.
Denting ponsel membuatnya menoleh ke arah benda pipih yang saat ini sedang ia isi daya.
Kinan mengambil hp nya dan duduk di tepi ranjang.
Dari beberapa chat yang masuk, satu nomor tak dikenal menyita perhatian Kinan. Dia pun membaca isi pesan dari nomor itu.
"Siapa ni !" gumam Kinan pelan. Kemudian dia menekan gambar profil nya dan seketika matanya melotot.
"Apa apaan sih nih bocah." Kinan membaca kembali pesan itu. Sesaat kemudian, dia pun tersenyum simpul melihat pesan konyol dari Bintang.
Dengan iseng, Kinan membalas pesan itu.
Me
"Udah gak ada yang khawatir in lagi? Sampek butuh gue khawatir in elo !"
Bintang
"Ya... Siapa tahu ada yang suka sama gue tapi gak kesampean !"
Me
"Idih... Kayak gak ada cowok lain aja."
Bintang
"Emang gak ada kan? Soalnya belum pernah tuh gue liat ada cowok yang mau sama lo."
Me
"Si*lan emang lo. Gue buktiin kalo cuma punya pacar mah gampang !!! "
Bintang
"Oke. Gue kasih waktu 3 hari buat lo cari pacar. Kalau lo gagal lo dapat hukuman."
Me
"Apaan... Gak mau gue, emang siapa lo hukum-hukum gue."
Bintang
"Kan ini challenge. Gak peduli siapa lo siapa gue kalau yang kalah ya dapat hukuman dong."
Me
"Rese lu...!"
Bintang
"Kalo lo kalah, lo jadi aspri gue satu bulan."
Me
"Males banget."
Bintang.
"Ya pokoknya kayak gitu, deal ya !"
Me
"Terserah !"
Bintang
"Belum apa-apa udah pesimis gitu. Buktiin dong kalo lo emang cantik dan banyak yang mau."
Kinan mematikan ponselnya kesal setelah membaca pesan dari Bintang. Bisa bisa nya Bintang meledeknya karena tidak punya pacar.
Selama ini sebenarnya banyak sekali yang menyatakaan cinta kepada nya, tapi memang Kinan selalu menolak karena menurutnya berpacaran hanya akan merepotkan saja.
Kinan berdecih pelan.
"Kalau cuma pacar mah gampang !" gumam Kinan sambil tersenyum.
Kinan merebahkan dirinya di atas ranjangnya. Dia menatap langit-langit kamarnya, bayangan wajah Bintang yang selalu meledek dan menjahilinya terpampang jelas disana.
Kinan menggeleng gelengkan kepalanya sambil memejamkan mata, berusaha menghalau pikiran itu. Beberapa saat kemudian dia pun terlelap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments