Sarah melangkahkan kaki menuju kantor penerbitan tempatnya bekerja, matanya Nampak terlihat jelas lingkaran hitam layak seperti panda, wajahnya sangat kusut seakan tidak tidur. Pada dasarnya memang semalaman Sarah tidak bisa memejamkan matanya, bukan karena masalah yang diterima mengenai panti yang akan di gusur, melainkan masalah pria tampan yang telah meresahkan hatinya. Dan baru kali ini Sarah merasakan jatuh cinta, tapi larangan dari fikirannya bahwa dia adalah teman Hardi yang pasti juga seorang player, apalagi kaya raya, tidak ada yang tidak bisa di dapatkan pria itu.
Sampai di kantor, Natali langsung menghampiri Sarah, menyentuh kedua pipi Sarah.
“ada apa dengan lingkaran hitam ini hm?”.
“aku baik-baik saja, hanya tidak bisa tidur”.
“kau ada masalah sar? Bisa katakan padaku”.
“tidak ada”.
“baiklah, aku bisa cerita kapanpun kalau kau mau cerita”.
“hm ya”.
Sarah masuk ke ruangannya, mendudukkan diri di balik meja kerja, membuka komputer dan mengerjakan beberapa naskah yang baru masuk. Natali kembali datang ke ruangannya, namun wanita itu membawa bucket bunga lili putih.
“ada yang mengirimi bunga untukmu”. Ucap Natali sembari memberikan bunga tersebut pada Sarah. Sedangkan Sarah malah bingung, tidak pernah dalam hidupnya mendapatkan bunga, bahkan saat kelulusan saja tidak ada yang datang. “sepertinya kau punya penggemar rahasia nona Nicole”.
“mana mungkin”.
“buktinya ada, jangan lupakan itu, aku kembali bekerja, fighting!”. Natali keluar dari ruangan Sarah.
Sarah terus saja memandangi bunga lili tersebut, memang dia sangat menyukai bunga lili, tapi dia tidak menyangka akan ada yang memberinya bunga lili. Sarah mengambil kertas yang terselip di dalam bucket bunga itu.
To. Miss Nicole
Selamat
pagi, terima kasih untuk bantuanmu tadi malam. Semangat untuk hari ini
From.Kevin
Sarah sangat terkejut begitu membuka isi kertas tersebut yang ternyata bunga lili yang di pegangnya
sekarang dari Kevin, pria tadi malam. Sarah tersenyum, moodnya kembali membaik setelah membaca pesan singkat tersebut.
♣
Kevin mengerjapkan mata, pria itu terbangun di ranjang dengan pakaian yang sama seperti yang dipakainya tadi malam. Pria itu menginjakkan kakinya di lantai, lekas melepas semua pakaiannya dan masuk kekamar mandi untuk membersihkan diri. Selesai menyelesaikan kegiatannya, Kevin keluar, dia langsung melihat Ronald tengah
berada di meja makan menyiapkan sarapan pagi.
“selamat pagi tuan”. Ucap Ronald dengan sopan
“hm”.
“ini berkas tentang nona Sarah”. Ronald memberikan sebuah map merah pada Kevin
“thanks”.
Kevin duduk di sofanya, membawa berkas yang diberikan Ronald, sesekali pria itu tersenyum mengetahui fakta menarik tentang wanita yang di incarnya saat ini. Sejak dulu saat kedua orang tuanya tidak ada, Kevin sama sekali tidak berniat berhubungan dengan wanita, Kecuali bermain-main, hanya sebatas teman tidur satu malam, tidak ada tentang perasaan ataupun cinta.
“Ronald, belikan bucket bunga lili sekarang”.
“baik, saya akan memesankan untuk anda tuan”.
“bukan untuk ku, tapi untuh Sarah. Sekaligus kirim ke kantor tempatnya bekerja”.
“baik tuan”.
Ronald menelpon orang untuk memenuhi permintaan Kevin.
“sudah beres tuan”.
“bagus”.
“ini sarapannya, saya akan turun untuk membeli beberapa wine”.
“ya”.
Kevin duduk di meja makan, memakan sarapan yang sudah di siapkan Ronald.
♣
Wajah cantik itu semakin terlihat begitu kelelahan, sudah beberapa naskan yang di ceknya kembali. Sarah melepas kaca matanya, jam menunjukkan untuknya makan siang. Dia beranjak dari duduknya untuk keluar mencari makan. Dilihatnya ruangan Natali yang sudah kosong, temannya itu pergi dengan Hardi untuk makan siang, karena setiap hari sejak Natali berhubungan dengan Hardi, setiap siang juga Sarah harus makan sendiri di restaurant sebrang kantor.
Sarah melewati penyerbangan dengan beberapa orang yang juga menyebrang jalan, lalu masuk ke restaurant tersebut untuk memesan makan siang dan secangkir Americano kesukaannya.
Makanan Sarah datang, namun wanita itu merasa ada yang aneh, seperti ada yang memperhatikannya, tapi saat menengok kemanapun, dia tidak menemukan orang mencurigakan.
Sarah memakan makanannya dengan lahap, menyampingkan fikiran-fikiran yang tidak mungkin
untuknya.
Selesai makan siang, Sarah melihat kearah luar. Pandangannya bertemu dengan sosok Kevin yang juga
tengah melihat kearahnya tajam, bahkan pria itu tersenyum kearah Sarah, senyuman yang tidak bisa diartikan. Setelahnya Kevin kembali masuk ke mobil bersama Ronald, dan meninggalkan tempat itu.
“untuk apa Kevin ada disana? Ah mungkin hanya kebetulan, dan juga dia tidak mungkin melihatku disini
dan tersenyum padaku”. Tanya Sarah dalam hatinya.
Setelah menghabiskan waktu istirahatnya, Sarah membayar makanannya dan meninggalkan restaurant
tersebut, kembali ke kantor sebelum bos nya tau kalau dia tidak ada diruangan. Karena hari ini dia juga harus menemui bos nya setelah jam makan siang untuk memberikan berkas penting yang harus di tanda tangani.
Sampai di ruangannya, Sarah langsung mengambil map yang sudah disiapkannya dan pergi ke lantai dua,
ruangan bosnya.
Diketuknya pelan pintu berbahan kayu tersebut, hingga suara mengijinkannya masuk terdengar.
“selamat siang sir”.
“siang, bagaimana tugasmu miss Nicole”.
“ini sir, tinggal tanda tangan dari anda”.
“baiklah, setelah ini pergilah ke MA Corp, bilang namamu, dan kau akan di berikan berkasnya”.
“baik sir”.
Sarah mengambil kembali mapnya “terima kasih sir”. Setelahnya Sarah keluar dari ruangan tersebut.
Wanita itu mengambil tasnya, dan langsung kembali ke apartemen untuk mengambil mobil, jarak ke MA
Corp lumayan melelahkan, dan kalau naik bus akan sangat lama menunggu.
Mobil Sarah terparkir di basement MA Corp, wanita itu langsung masuk ke gedung, menuju ke
resepsionis.
“dengan nona Nicole?”. Tanya resepsionis tersebut
“ya”.
“anda sudah ditunggu tuan Martine di ruangannya”.
“hah?”. Sarah Nampak terkejut, setidaknya dia punya kesempatan untuk memohon agar tidak membangun
hotel di tanah panti nya.
“saya akan mengantarkan anda”.
“baik terima kasih”.
Sarah mengikuti wanita yang ada di depannya, wanita yang lumayan ramah pada siapapun, namun pakaiannya
lumayan sangat seksi.
Sampai di pintu kaca buram.
“silakan masuk nona”.
“terima kasih”.
“iya”.
Sarah mengetuk pintunya pelannya dan membukanya perlahan. Seorang pria bertubuh tegap tengah
membelakanginya. Hingga beberapa detik kemudian membalikkan badan.
“Kevin”. Sebut Sarah lirih
“kita bertemu kembali nona Nicole”.
“bagaimana mungkin, bukankah ini ruangan tuan Martine?”.
“Kevin Martine Abraham”.
“oke baiklah tuan Martine, aku hanya ingin menyelesaikan tugasku dan segera kembali ke kantor”.
“aku menyukai gayamu”. Kevin melihat-lihat kertas yang ada di mejanya dan membubuhkan tanda tangan di
atas kertas tersebut.
“emm apakah anda akan membangun sebuah hotel baru?”. Tanya Sarah
“ya”.
“bisakah itu dibatalkan?”.
Kevin mendongak melihat kearah Sarah tajam.
“aku mohon, mereka yang tinggal disana sangat berharga untukku, kalau sampai di gusur bagaimana mereka
punya tempat tinggal”.
“kau tau, jika aku membatalkan proyek tersebut maka aku akan mendapatkan kerugian yang besar”.
“baiklah aku mengerti”.
“tapi mungkin aku bisa membatalkannya, dengan syarat”.
“apa?”.
Kevin beranjak dari duduknya, memutari meja dan berdiri tepat di depan Sarah, menyentuh dagu wanita
itu hingga membuat Sarah mendongak melihat kearah Kevin.
“temani aku di ranjang”.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Erfina yudi
Ayoo hajjarr si kevin sarahh..!! Buat dia ndak bisa liat wanita lainn!
2021-05-30
1
henny barutressy
kevin kayak murahan gt deh...
2021-02-21
1
Ida Ismail
sialan sikevin
2021-02-10
2