Episode 3

Jalanan mulai sepi, jarang kendaraan melewati jalan yang di lewati oleh Sarah, hanya dengan mobil yang dibelinya dari uang yang ia tabung sejak bekerja paruh waktu dari kuliah, wanita itu bisa membeli sebuah mobil bekas yang setidaknya bisa dipakai untuk mengunjungi panti karena jarak apartemennya dengan panti tempat dia tinggal

dulu sangat jauh.

Sebuah mobil di pinggiran jalan membuatnya mengernyit, mobil tersebut tergolong mobil sport yang harganya bisa mencapai millyaran. Namun hal tersebut tidak menghentikan laju mobil Sarah, kalau wanita itu berhenti bisa saja disana adalah orang jahat. Sarah tetap melanjutkan perjalanannya ke panti. Beberapa menit kemudian

dia sampai di depan panti, sudah lumayan sangat sepi.

Sarah mengetuk pintunya pelan, berharap Micella mendengar dan segera membukakan pintu untuknya, dan

benar wanita paruh baya tersebut membukakan pintu untuk Sarah, bahkan langusng memeluknya erat.

Micella Nampak sangat bahagia melihat Sarah datang.

Mereka berdua duduk di ruang tamu, ditemani dua cangkir teh hangat buatan Micella.

“jadi?”. Tanya Sarah sambil menyeruput Tehnya.

Micella berdiri dari duduknya dan mengambil sebuah map di laci, kemudian memberikannya pada Sarah. Hanya

beberapa menit Sarah membacanya, dan memang benar bahwa tanah yang di bangun panti ini adalah milik Negara, sedangkan Micella sendiri mengatakan bahwa dirinya tidak berhak atas tanah ini dari awal.

“aku akan menemui direktur perusahaan ini”. Ucap Sarah tegas

“lalu apa yang akan kau lakukan?”.

“bunda tenang saja, aku akan melakukan yang terbaik untuk membantu panti ini, aku hidup disini, maka

inilah saatnya aku membalas bunda”.

“terima kasih Sarah”.

Kevin keluar dari club dengan sempoyongan, pria itu kecanduan club dan dunia malam. Dia mengatakan pada adiknya bahwa tidak boleh melewati batas, tapi dirinya bahkan sudah banyak meniduri wanita. Hanya Ronald, Asistennya yang tau bahwa Kevin adalah seorang Hyper Sex, setiap malam dia akan melakukan hubungan badan dengan jalang yang membutuhkan uang, tapi pria itu selalu bermain aman.

Malam ini, dia memutuskan untuk pergi sendiri ke club, tanpa pengawasan. Hingga pria itu menghentikan

mobilnya di pinggir jalanan yang lumayan sepi karena merasa sangat pusing akibat dua botol wine yang di minumnya.

Kevin menghubungi Hardi, salah satu temannya yang berada di New York. Hardi adalah orang yang

sama dengannya, suka sex dan dunia malam.

“halo”.

“hey brother”.

“jemput sekarang”.

“what? Kau ada dimana?”.

“aku akan mengirimimu lokasinya, kepalaku sakit”.

“oke oke, tapi kau harus memberikan satu wanita, deal?”.

“deal”.

Kevin menutup ponselnya dan melempar ke kursi belakang. Pria itu menyenderkan kepalanya untuk

memejamkan mata sebentar, hingga matanya terbuka tat kala sebuah mobil melintas disamping mobilnya. Terlihat jelas didalamnya seorang wanita dengan mata tajam dan cantik, beberapa detik Kevin terpukau yang kemudian mobil tersebut menjauh. Digantikan mobil Hardi yang berada di samping mobilnya, Hardi keluar dari mobil tersebut.

“are you okay?”. Tanya Hardi setelah kaca mobil terbuka

“ya”.

“aku akan menyetir”.

“bagaimana mobilmu?”.

“pacarku didalam, dia akan membawa mobilnya pulang”.

“baiklah”.

Kevin keluar dari mobil dan bergantian dengan Hardi yang duduk di kursi kemudi, sedangkan Kevin duduk

di samping kursi kemudi.

“sejak kapan kau memiliki pacar?”. Tanya Kevin sambil memejamkan mata

“sejak lama”.

“kau bisa serius dengan wanita, bagaimana kalau pacarmu tau kalau kau memintaku memberimu satu wanita

untuk kau tiduri?”.

“dia hanya percaya padaku dan tidak akan percaya dengan orang yang tidak di kenalnya”.

“oh oke”.

“kapan kau datang dan bagaimana kabara adik-adikmu?”.

“baik, sudah dari siang”.

“baiklah dimana aku mengantarmu kembali?”.

“hotel Cradipouse”.

Mobil Kevin pergi ke hotel Cradipouse, salah satu hotel mewah di New York dengan saram terbesar

adalah milik Kevin Martine Abraham.

Sampai disana, Hardi membantu Kevin ke kamarnya yang berada di lantai 3, salah satu kamar VVIP di

hotel tersebut.

“dihotel ini lantai 5 kamar no.345”. ucap Kevin pada Hardi

“okey thank you brother”.

Kevin menutup pintu kamarnya setelah Hardi pergi, menjatuhkan tubuh keranjang sambil melepas

beberapa kancing kemeja yang dipakainya.

Mentari menerobos ke sebuah kamar kecil yang hanya terdapa ranjang single size, seorang wanita

cantik terbangun dari tidurnya lekas baranjak dari ranjang untuk membersihkan diri. Selesai dengan kegiatan rutinitas paginya, Sarah menuju dapur dimana dia melihat Micella tengah membuat sarapan di bantu Vivian, salah satu anak panti yang masih remaja.

“selamat pagi bunda, Vivian”.

“pagi Sarah”. Jawab Vivian sambil mencuci sayuran di wasafel

“aku akan membantu”.

“tidak perlu Sarah, duduklah saja, kau sudah lelah bekerja seharian kemarin dan harus menempuh

jarak yang sangat jauh untuk sampai disini”. Ucap Micella dengan senyuman

“oh okay”. Sarah keluar dari rumah menikmati udara pagi di luar bersama anak-anak yang tengah bermain.

Vivian datang dan duduk disamping Sarah, gadis itu Nampak sangat murung.

“ada apa?”.

“tidak”.

“katakana saja vi”.

“aku akan berhenti sekolah”.

“apa? kau gila, tidak akan”.

“bunda sudah semakin tua dan uang kita pun tidak akan cukup untuk membiayai sekolahku yang semakin

tahun semakin mahal, dan aku tidak bisa sepintar dirimu”.

“dan aku tidak akan pernah membiarkanmu berhenti sekolah, aku yang akan membiayai sekolahmu vi,

kenapa kau sangat berfikir pendek dan berniat berhenti sekolah seperti itu”.

“aku kasihan pada bunda, aku juga mendengar saat kalian berbicara tadi malam mengenai rumah ini

yang akan di gusur”.

“aku akan mengusahakan”.

“hari ini inevestor akan datang untuk melihat keadaan, aku mendengarnya dari bunda yang berbicara

dengan seseorang di telepon”.

“tenang saja, aku akan mengusahakan agar rumah ini tidak di gusur”.

“terima kasih banyak Sar”.

Sarah hanya mengangguk, dia sendiri bingung saat ini, tapi dialah yang bisa membantu keluarganya di

sini.

“makanan siap, Ayo masuk”. Ajak Micella pada semua anak-anak termasuk Vivian dan Sarah

Baru beberapa menit mereka menikmati makan pagi, suara ketukan pintu membuat semua terdiam.

“aku akan membukanya”. Ucap Vivian sambil beranjak dari tempat duduk untuk membuka pintu.

Beberapa pria dengan pakaian rapi berdiri didepan pintu rumah. Vivian hanya diam, hingga Sarah

menyusulnya.

“ada keperluan apa kalian datang kemari?”.

“kami hanya mengingatkan kepada Mrs. Micella untuk segera mengosongkan rumah ini sebelum di

ratakan”. Ucap salah satu pria tersebut

“dimana bos kalian?”. Tanya Sarah dengan tegas

“kami hanya mau kalian segera mengosongkan tempat ini”.

“baiklah kalau begitu kasih waktu”.

“satu minggu dari sekarang atau kami akan mengusir kalian secara paksa”.

“baik”.

Orang-orang tersebut semua pergi. Meninggalkan Sarah yang terdiam.

“bagaimana ini Sar?”. Ucap Vivian bingung

“tenang saja, kalian akan tetap tinggal disini. Katakan pada bunda kalau aku harus pulang sekarang”.

“kenapa kau buru-buru?”.

“aku ada urusan”.

Sarah langsung berlari kearah mobilnya dan mengikuti mobil orang-orang tadi. Sarah berniat untuk

menemui pimpinan dari mereka langsung agar bisa di negosiasikan ulang.

Mobil tersebut menuju ke MA Corp, perusahaan cabang terbesar di New York.

Terpopuler

Comments

@Atikha_Syam96

@Atikha_Syam96

aq lnjut thor..aq suka karya author...mantap

2021-08-07

1

Erfina yudi

Erfina yudi

Pemeran utama nakal, jd makin penasaran

2021-05-30

1

Jeine Sompie

Jeine Sompie

parah si kevin

2021-02-24

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!