Bab 13

Setelah kepulangan pak Salim dan timnya, aku dan Haikal membicarakan rencana selanjutnya yang akan kami lakukan.

Aku memperlihatkan catatan yang telah ku persiapkan tadi.

"Langkah pertama bayar SPP berarti ya?" tanya Haikal.

"Iya, tapi belum waktunya bulan depan baru bayar, terus habis bayar kita harus kumpulkan berkas fisik ke kampus sambil menyertakan bukti pembayaran SPP".

"Oke lah, untuk sekarang belum ada kan, kita fokus ke perpisahan aja." aku pun mengangguk mendengar ucapan Haikal.

"Perpisahan masih Minggu depan jadi aman lah, aku juga belum cari baju buat perpisahan nanti."

"Ada gak di tentukan dress code nya?"

"Gak ada sih Kal."

"Oke deh makasih ya infoin aja kalau ada apa-apa." aku pun mengangguk.

Aku beranjak dari dudukku dan kembali ke asrama, karena harus istirahat, besok aku masuk kerja.

Keesokan paginya, aku terbangun dengan sedikit lelah. Itu membuatku tidak bersemangat dan merasa kurang sehat.

Walaupun begitu aku tetap harus profesional saat kerja, aku menahan rasa lelahku dan tetap bekerja seperti biasanya.

Siang hari masuk pada jam makan siang, orang-orang sudah mulai memenuhi warung makan, aku dan rekan kerjaku yang lain sibuk mengantarkan makanan ke pelanggan.

Badanku rasanya semakin pegel, aku ingin meminta izin untuk istirahat tapi itu tidak mungkin karena sekarang sedang jam sibuk.

Pelanggan yang tadi datang sudah mulai berganti dengan pelanggan lain, aku merasa siang hari ini lebih banyak pelanggan dari hari-hari sebelumnya.

Hanya tersisa satu dua meja yang terisi pelanggan, karena merasa sudah tidak kuat aku izin untuk istirahat sebentar.

Aku masuk ke dalam ruang istirahat dan merebahkan tubuhku sebentar, sekitar 15 menit istirahat aku kembali bekerja lagi.

Saat sedang berdiri di dekat kasir, aku melihat seorang bapak-bapak menyalakan rokoknya.

Aku pun langsung menegurnya karena tidak boleh merokok di dalam ruangan memang itu sudah aturan di warung tempatku bekerja, disini sudah di sediakan meja di luar untuk area merokok.

"Permisi pak, maaf di dalam ruangan di larang merokok, silahkan di luar pak kalau mau merokok, kami sudah siapkan tempatnya." tegur ku.

Bukannya mematikan rokoknya yang menyala, justru si bapak-bapak tadi berdiri dan menghisap rokok. Ia berdiri dengan menyamankan tingginya dengan ku, lalu asapnya di hembuskan di wajahku.

Aku menahan nafas agar asapnya tidak terhirup olehku, aku masih tersenyum dan kembali menegurnya agar mematikan rokoknya.

Ia justru marah dan memukul meja karena ia merasa aku tidak sopan kepadanya.

Aku hanya menunduk kan kepalaku walaupun aslinya aku sangat ingin menghantam kepalanya.

Bapak-bapak itu berdiri setelah membereskan barang-barangnya, tapi sebelum meninggalkan tempatnya ia kembali menghembuskan asap rokoknya kepadaku.

Karena sudah tidak tahan, aku langsung meninju bahunya.

"Apa-apaan kamu ini?" ucapnya marah karena tidak terima aku memukulnya.

"Saya sudah memperingatkan dengan baik, tapi anda tidak sopan dengan saya." ucapku sambil menatap matanya.

"Kurang ajar, begini caramu memperlakukan pelanggan." ia mengangkat tangan dan menampar ku.

Baru saja aku ingin membalas, rekan kerjaku yang laki-laki melerai kami.

Bos ku juga datang karena keributan yang terjadi, bapak-bapak tadi langsung mengadu kepada bosku bahwa aku tidak sopan kepadanya.

Tapi karena bos ku tau apa yang sebenarnya terjadi dari rekan kerjaku, bapak-bapak tadi di kenakan denda.

Sebelum pergi bosku menyuruh untuk meminta maaf kepada pelanggan tadi karena telah memukulnya tapi aku menolak.

"Minta maaf kepadanya." suruh bosku.

"Tidak, dia yang duluan tidak sopan dan melanggar aturan, kenapa harus saya yang meminta maaf, terlebih dia juga menampar saya." ucapku tegas tidak akan meminta maaf.

Alhasil bos ku yang meminta maaf atas apa yang terjadi, setelah semua selesai aku di panggil bosku ke ruangannya.

"Kenapa kamu tidak sopan dengan pelanggan."

"Maaf bu, tapi ibu kan juga tau siapa yang salah disini."

"Saya tau, tapi kenapa kamu harus memikirkannya."

"Saya sudah mencoba sabar tapi dia menghembuskan asap rokoknya kepada saya dua kali."

"Asap rokok? itu tidak masalah, kenapa kamu terlalu mempermasalahkannya."

"Saya tidak tau, ibu tau atau tidak bahwa asap rokok itu sangat berbahaya."

"Sudah-sudah saya tidak mau dengar alasan kamu, ini gaji kamu untuk yang terakhir, kamu tidak usah datang lagi besok."

"Terima kasih bu, saya juga niatnya begitu." aku mengambil gaji ku dan meninggalkan ruangan.

Saat sudah keluar, aku melepaskan apron yang aku gunakan dan memberikan kepada rekan kerjaku.

"Kenapa?" tanyanya heran saat menerima apron ku.

"Aku gak kerja lagi disini."

"Hah? Kenapa?" tanya heran.

"Lihat kan kejadian tadi?"

"Kamu kan gak salah, ko di pecat sih jelas-jelas pria tadi yang salah."

"Salah di mata kita belum tentu di mata bos, bos disini hanya mau pelanggan yang banyak tanpa memikirkan karyawannya, pelanggan salah yah lebih salah lagi karyawan."

Aku pun berpamitan dengan rekan-rekan yang lain, aku tidak menyangka sudah menjadi pengangguran lagi.

Sesampainya di parkiran panti, aku melihat Haikal yang juga baru datang.

"Tumben pulang cepat?" tanyanya heran karena biasanya aku pasti pulang malam hari.

Aku mengeluarkan amplop yang berisi gaji terakhirku dan memperlihatkan padanya. "Ini gaji terakhir ku." ucapku sambil tersenyum.

"Kenapa?" tanyanya heran.

"Aku capek mau istirahat, bye." ucapku lalu berlari masuk ke dalam asrama.

Sesampainya di kamar aku langsung mandi sebelum istirahat.

...----------------...

Beberapa hari lagi aku akan perpisahan di sekolah, aku belum mendapatkan baju yang akan aku gunakan.

Aku membuka google untuk mencari contoh baju yang akan gunakan tapi tidak ada yang menarik, jadi aku memutuskan untuk mencari referensi di aplikasi pinterest.

Setelah melihat beberapa contoh, akhirnya aku memutuskan untuk menggunakan baju kebaya polos yang di padukan dengan rok batik.

Tok tok tok

"Kak Rekha." panggil seseorang dari luar kamarku.

"Siapa?"

"Nia kak." aku pun beranjak untuk membuka pintu kamarku.

Nia adalah adik tingkatku, seumurannya hanya dia sendiri jadi dia yang akan menggantikan posisi ku sebagai keamanan asrama perempuan setelah nantinya aku meninggalkan panti.

"Kenapa?"

"Tadi kan kakak yang suruh ke kamar."

"Oh iya lupa, sebentar."

Aku mengambil buku catatan yang aku siapkan untuk di baca oleh Nia, apa yang harus ia kerjakan dan lakukan saat menjadi keamanan.

"Ini buku yang harus kamu baca, dan ini buku catatan kalau ada yang melanggar aturan atau apapun itu."

"Oke kak."

"Baca baik-baik itu, kalau ada apa-apa langsung tanyakan aja. Ah iya malam ini kamu mulai coba ya bareng aku."

"Oke siap kak." ia pun kembali ke kamarnya.

Aku memutuskan untuk turun ke ruangan bunda, untuk membicarakan pakaian yang akan aku gunakan saat perpisahan nanti.

Salah satu aturan yang tak tertulis untuk kami para penghuni panti, adalah selalu membicarakan kepada bunda baik itu hal-hal yang penting atau tidak, karena disini ayah dan bunda adalah orang tua kami.

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!