"Tabunganmu ada berapa?" Tanya Haikal tiba-tiba, aku melihatnya sekilas raut wajahnya tampak serius.
"Ada sekitar 18, kamu?"
"Mungkin 20an."
"Kenapa?" tanyaku penasaran.
"Jarak ke kampus cukup jauh, kalau tiap hari naik ojol bakalan boros kita. Aku rencana buat beli motor." ucapnya lagi.
"Aku juga kepikiran gitu, tapi apa bisa aku takut keuangan kita bakalan mines."
"Cicil aja, nanti kita cari part time kalau emang gak menutupi."
"Boleh deh, nanti kamu bilang ke ayah." ucapku Haikal pun mengangguk.
"Eh aku gak punya koper, kamu punya gak?" tanyaku ke Haikal.
"Gak punya, besok rencananya mau beli, ikut gak?" tanyanya.
"Gak deh, aku nitip aja."
"Yakin mau nitip, aku mau sekalian ke rumah kak Abi."
"Rumah kak Abi?" tanyaku karena setauku kak Abi ngekost.
"Iya, dia dibelikan rumah sama orang tuanya setelah nikah." aku pun mengangguk kecil.
"Aku bakalan bareng ayah sama bunda, ikut gak?"
"Ya udah deh, takutnya gak sempat ketemu sebelum berangkat." ucapku.
"Jam berapa?" tanyaku.
"Pagi jam 6."
"Sepagi itu? Kenapa?" tanyaku karena itu sangat pagi, jarak ke kota tempat kak Abi hanya berjarak satu setengah jam dari panti.
"Iya." ucapnya sambil menganggukkan kepalanya.
"Ya sudah, duluan ya mau ke rumah Aini soalnya."
"Tumben, ada acara apa?" tanyanya.
"Bantuin packing, besok dia berangkat ke Jakarta."
"Ooh." ucapnya
Aku pun ke kamar dan bersiap-siap, sebelum ke rumah Aini. Aku memasukkan 2 novel ke dalam paper bag, buku yang aku belikan beberapa hari lalu sebagai hadiah perpisahan untuk Aini.
Setelah siap, aku berangkat ke rumah Aini menggunakan sepeda.
"Rekhaaa." teriak Aini saat melihat ku.
"Gak usah teriak-teriak."
"Ini." ucapku sambil memberikan paper bag yang ku bawa.
"Apa ini?" tanya sambil melihat isinya.
"Novel." ucapnya, "Ini novel baru rilis loh Rek, ko bisa dapat." ucapnya sambil memeluk novelnya.
"Aku pesan online makanya dapat." ucapku.
"Berapa lama lagi kamu mau natap itu novel?" tanyaku, "Masuk yok panas." ucapku sambil menarik tangannya.
"Makasih loh Rek." ucapnya berkali-kali.
Setelah masuk ke dalam kamarnya, alangkah terkejutnya aku karena benar-benar kamarnya berantakan.
"Kenapa kamarmu berantakan Aini." ucapku kaget.
"Kan lagi packing." ucapnya santai aku hanya bisa geleng-geleng kepala.
Kami pun mulai packing barang-barang yang akan di bawa oleh Aini, cukup lama aku membantunya karena memang barang Aini sangat banyak, dan hampir semuanya akan di bawa.
"Kenapa mau di bawa semua?" tanyaku di sela-sela packing.
"Biar disana gak beli baju lagi, sayang juga bajunya di tinggal tapi gak kepake." ucapnya, walaupun Aini anak orang kaya tapi dia tidak boros.
"Akhirnya kelar." ucapku sambil merebahkan badanku ke lantai.
"Capek juga ternyata." ucapnya dan ikut merebahkan badannya.
"Eh Rek, aku nanti tinggal di asrama." ucapnya.
"Kenapa? Bukannya kamu bakalan tinggal bareng kakak mu." tanyaku.
"Awalnya gitu, tapi aku gak pengen. Mau cobain hidup sendiri, aku izin ngekost tapi gak di kasih."
"Ya sudah, baik-baik kamu disana."
"Kamu juga Rek, kapan-kapan kamu ke Jakarta ya."
"Iya, kamu juga. Besok berangkat jam berapa?" tanyaku.
"Jam 11, besok mau gak anter ke bandara?"
"Besok pagi aku mau ke rumah kak Lita, jadi gak bisa."
"Ya sayang banget." ucapnya.
Setelah berbaring dan mengobrol, Aini mengajakku makan sebelum aku pulang. Selesai makan aku pun pamit pulang, takut hujan turun karena langit terlihat mendung.
Sesampainya di panti, gerimis mulai turun dan perlahan semakin deras. Aku mempercepat langkahku masuk ke dalam asrama setelah memarkirkan sepeda yang aku gunakan tadi.
Setelah mandi, aku yang tengah duduk sambil berselimut di kasur melihat tumpukan baju di dalam keranjang, barulah aku teringat jika aku ingin memberikan baju itu kepada yang lain.
Aku pun beranjak dari kasur, lalu keluar untuk memanggil mereka satu persatu untuk berkumpul di depan kamarku.
Setelah berkumpul semua, aku menawarkan bajuku, ternyata mereka mau setelah melihatnya, setelah selesai aku pun kembali ke kamarku.
Malam itu aku tidur cepat karena memang kelelahan setelah membantu Aini, terlebih besok pagi aku akan ke rumah kak Lita.
Aku terbangun jam setengah 5 pagi, aku langsung duduk karena takut ketiduran lagi, walaupun masih setengah sadar aku menahannya.
Setelah melakukan peregangan ringan, aku pun keluar kamar karena berniat untuk mandi.
namun aku di buat kaget karena sepagi ini mereka sudah mengantri untuk mandi, padahal hari ini mereka libur.
"Tumben kalian bangun pagi padahal hari libur." ucapku ke Lili yang memang ada di dekatku.
"Iya kak, kami di ajakin bunda ke rumah kak Lita." ucap Lili.
"Semua?" tanyaku cukup kaget.
"Iya, semua anak panti."
"Ada acara apa? Biasanya juga kalau hadirin acara gak semuanya ikut."
"Perayaan atau selametan rumah baru kalau gak salah kak." ucap Lili.
Aku di buat kaget karena penuturan Lili, jumlah kami ada puluhan apa mungkin kami semua kesana.
Karena penasaran aku pun turun mencari bunda, untungnya bunda sudah ada di ruangannya.
"Bunda?"
"Kenapa Rekha pagi-pagi?"
"Anak-anak mau kemana? Katanya diajakin ke rumah kak Lita, semuanya?" tanyaku.
"Oh iya, bunda ajakin ke acara selamatan rumahnya Abi, tapi gak semua kesana kasian anak-anak kalau harus naik mobil jauh."
"Beberapa bakalan ke rumah Abi, selebihnya bakalan jalan-jalan." ucap bunda.
"Rekha kamu ikut ke rumah Abi ya, anak-anak jalan-jalan dijagain ibu dibantu ibu-ibu dapur." ucap bunda lagi.
"Loh ibu udah balik?" tanyaku, ibu sebutan untuk adiknya bunda yang juga membantu mengurus panti asuhan, ibu sedang cuti karena menjenguk cucunya di luar kota.
"Sudah. Sana siap-siap kita berangkat jam 7 Rek."
Aku pun langsung kembali ke asrama untuk mandi, anak-anak juga sudah selesai jadi aku tidak perlu mengantri lama.
Selesai bersiap aku langsung turun ke bawah, aku melihat ada dua bus yang terparkir di depan panti, anak-anak juga mulai berkumpul di depan.
Setelah aku lihat-lihat, ternyata hanya anak yang besar-besar akan ke rumah kak Lita, terbukti dari baju yang mereka kenakan.
Kelas 2 smp ke bawah mereka akan pergi liburan sedangkan selebihnya akan pergi ke rumah kak Lita.
"Perasaan aku gak enak." ucapku ke Nia, Nita, dan Lili yang berdiri di sampingku.
"Sepertinya kita akan bersih-bersih." ucap Nia.
"Padahal aku pengen liburan." ucap Lili dan Nita pun mengangguk setuju.
"Kalau kalian liburan, gak akan sekedar liburan." karena memang sebagai anak tertua, harus menjaga dan mengawasi adik-adiknya dimana pun berada.
Setelah rombongan liburan berangkat, kami pun juga berangkat menggunakan mobil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments