Kesepakatan

Seperti yang sudah direncanakan, tentu Andin harus menuruti Ella, karena itulah kesepakatan yang di buat oleh sahabatnya, setuju atau tidak, harus mengikuti aturannya jika butuh orang yang mau menemani.

Memasuki sebuah perusahaan yang sangat terkenal dan besar "The light Company", perusahaan yang bergerak di bidang Retail, yang saat ini telah menjadi salah satu perusahan terbesar di dunia, bahkan hampir semua bidang penjualan ada di dalamnya.

beberapa kali Andin mengerjap kan mata, tak pernah bermimpi ketempat elite di kalangan perusahaan ternama, apalagi sampai masuk ke dalamnya.

Begitu juga dengan Ella, yang beberapa kali hampir keserimpet kakinya sendiri karena takjub dengan pemandangan mulai masuk sampai saat ini.

"Edan!" Ucap Ella.

"Kamu?" Sahut Andin.

"Ck, sebentar lagi kamu" balas Ella.

Andin menatap tajam, dan Ella hanya tertawa yang tertahan karena tak ingin terlihat kampungan di tengah-tengah orang-orang profesional yang sedang bekerja di sana.

Berakhir di sebuah ruang tunggu yang nyaman, keduanya saling pandang memberikan kode sama-sama gemetar karena sebentar lagi akan bertemu dengan pemilik perusahaan.

"Asam urat?" Tanya Ella melihat Andin menggosok pelan lututnya.

"Ck, jangan bilang kakimu tidak gemetar sedari tadi" sahut Andin.

Ella hanya tertawa, lalu keduanya terdiam saat salah satu wanita cantik dengan pakaian kerja yang sangat sopan datang menghampiri, ada hijab yang nampak elegan hingga sedap di pandang mata.

"Mari Nona_" ucap wanita itu tersenyum penuh hormat.

Andin tersenyum, lalu menatap Ella untuk masuk bersama, dan akhirnya sampai di sebuah ruangan yang begitu mewah dengan kombinasi elegan dan nampak estetika yang tinggi, sungguh selera sang pemilik ruangan ini benar-benar high clas.

"Tuan Aftan tidak suka seseorang yang berbelit-belit dan mudah berubah pikiran, jadi saya harap, Nona Andin berpikir dengan jernih dulu sebelum berucap saat memutuskan" ucap wanita itu dengan senyuman, namun tatapan yang terlihat sangat serius.

"Terimakasih atas Informasinya, saya bukan tipe wanita yang tidak memakai otak saat berbicara, apalagi memutuskan hal penting" ucap Andin tak kalah seriusnya dan menatap balik.

Bukan tersinggung, tapi wanita itu malah tersenyum, merasa seseorang yang ada di depannya adalah sosok wanita tegas dan kuat.

"Maaf Tuan" satu kalimat singkat.

Dan kemudian di balik kursi kebesaran yang sangat mewah, terlihat sosok sang penguasa yang terlihat begitu berwibawa dengan pancaran aura yang sulit diartikan.

Ketampanan wajah dan karakter kuat, serta kesempurnaan mata dengan tatapan yang tajam begitu menghanyutkan.

"Hem" satu jawaban, lalu akhirnya menampakkan wajahnya dengan memutar kursi yang kini sudah tepat di hadapan Andin dan Ella.

Kalau Andin sudah bisa mulai mengendalikan diri akan tatapan Aftan, berbeda dengan Ella yang terasa darahnya berhenti mengalir, rasanya dia benar-benar tersihir, hingga tubuhnya hampir saja limbung, beruntung Andin segera menyadarkan dengan hentakan tangan.

"Se selamat pagi Tuan Aftan" ucap Andin berusaha untuk tetap tenang.

Bukannya menjawab, Aftan justru meraih beberapa berkas yang menumpuk di mejanya untuk di baca dan di tanda tangani.

"Saya memutuskan untuk menerima tawaran anda, mungkin ini adalah keputusan terendah dalam hidup saya selama ini, tapi saya ingin menghadapi dunia yang kejam ini dengan memanfaatkan kekuatan yang anda miliki" ucap Andin yang sontak membuat Ella sangat terkejut.

"Ya Tuhan, betapa bodohnya sahabat ku ini, mati sudah kali ini, dasar Andin!" Umpat Ella dalam hati, rasanya sungguh ingin menghajar Andin yang bukan hanya terlalu jujur, tapi juga cari masalah di tempat yang salah.

Sementara, Aftan yang tidak tuli mendengar semua perkataan Andin, langsung berhenti mengerjakan tugas dan meletakkan bolpoinnya diatas meja, sudut bibirnya tertarik namun tak terlihat.

"Wanita ini cukup menarik" batin Aftan masih menatap Andin dengan tajam.

Andin terdiam, begitu juga dengan Ella, tak berani menatap apalagi bersuara kembali, hanya pasrah menunggu suara dari sang penguasa yang masih terus memperhatikan.

Langkah kaki mulai terdengar, itu berarti Aftan kini sudah mengganti posisinya, suara sepatu nya bahkan terasa sesuatu yang sangat bermakna.

"Ini" ucapnya, hanya satu kata, dan jantung Andin terasa mau melompat dari tempatnya.

Tangan Andin nampak gemetar, namun berusaha dia tahan biar tak terlihat, lalu satu berkas lagi di baca dengan seksama, tak menunggu lama, Andin segera bertanda tangan di atasnya.

Ella menarik nafas dalam-dalam, entah merasa senang atau tertekan, bahkan tidak mampu dia bedakan, sebuah kesepakatan antara kedua belah pihak sudah terlaksana, Aftan menyandarkan separuh bo-kongnya di atas meja, lalu mengambil kembali surat perjanjian itu dan berjalan kembali ke tempatnya.

"Apa sudah selesai?" Tanya Andin memberanikan diri.

"Hem, kamu sudah paham seperti apa pernikahan kita bukan, hanya pihak terkait saja yang tau, tidak ada pesta" ucap Aftan.

"Iya, saya paham semuanya" jawab Andin.

"Aku hanya ingin bicara dan makan pagi empat mata" bukan permintaan, namun lebih pada sebuah perintah, hingga Andin terkejut dan kini menatap Aftan.

"Tapi saya tidak bisa tanpa Sahabat sa_"

"Kamu bukan bayi" Aftan menyela.

"Tapi Tuan_"

"Baik, mohon maaf tuan, saya akan pamit undur diri" sahut Ella memotong ucapan Andin karena tak ingin mencari masalah lagi.

Sebuah anggukan di berikan, dan Ella pergi dari sana, sementara Andin tak bisa berbuat apapun selain harus menuruti apa yang diinginkan oleh Aftan.

Tak lama hidangan telah datang, bahkan menu yang ramah di lambung dengan nilai gizi yang bisa di pastikan terbaik ada di depan mata, tak dipungkiri, Andin memang sangat kelaparan, karena efek perintah Ella yang datang pagi-pagi untuk membuat kesepakatan.

"Pernikahan akan di langsung kan dengan segera, anak buah ku sudah menyiapkan segalanya, cukup bawa dirimu dengan baik dan makanlah"

"Apa?!" Sungguh Aneh bagi Andin, disaat dirinya begitu serius mencerna perkataan, justru di suruh makan di akhir ucapan.

Aftan sudah memulai memasukkan minuman ke dalam mulutnya dengan perlahan, sementara Andin masih nampak terdiam.

"Ada apa?, apa menu sarapan pagi tidak cocok buatmu?, atau kamu sudah ada janji makan bersama dengan mantan kekasih mu itu?" Tanya Aftan yang sangat terlihat raut wajah tak sukanya di sana.

Deg

Mendengar kata Mantan kekasihnya, membuat Andin merasa kepanasan hatinya, seketika semua penghianatan dan hinaan yang di lakukan oleh orang yang beberapa tahun di cintai membuat dirinya semakin ingin membalasnya.

Andin kini mengangkat tangannya, mengambil beberapa makanan pagi yang di pilihnya adalah roti dengan beberapa selai dioleskan dengan hati-hati.

Aftan tersenyum sebentar lalu kembali melanjutkan makan paginya, begitu juga dengan Andin yang dari tadi bersumpah serapah, persetan dengan siapa yang ada di depannya, yang penting setelah ini dirinya kan resmi menjadi istri orang istimewa dari keluarga Nugraha dan siap membalas sakit hatinya.

Setelah makan pagi itu selesai, Andin menyampaikan sesuatu yang penting.

"Anda harus tau, bagaimana keluarga saya_"

"Membuang mu?" Sahut Aftan membuat Andin sangat terkejut.

"Begitulah" jawab Andin.

"Hanya butuh Wali hakim, bukan mereka" ucap Aftan singkat.

Aftan sudah mendapatkan informasi tentang Andin yang dianggapnya perlu, pada intinya Andin tidak punya Wali karena dari saudara perempuan di keluarga sebelumnya, tidak ada garis keturunan laki-lakinya.

Andin terdiam, tentu saja hal sekecil apapun tentang dirinya sudah didapat kan oleh sosok penguasa di depannya, dan itu bukan hal yang sulit.

"Jadi besok acaranya?"

"Hem, siapkan dirimu, tak perlu memikirkan apapun"

"Baiklah" jawab Andin.

"Setelah kita menikah, kamu bebas melakukan apapun, selama itu tidak mencoreng nama baik keluarga, tentu kamu sudah tau keluarga ku bukan?"

"I iya, tentu saja, terimakasih" Jawab Andin yang terasa sesak kembali mengingat dari keluarga mana calon suaminya.

Andin mengambil minum, kerongkongannya terasa kering, lalu meneguk perlahan.

"Yang perlu kamu perhatikan, siapkan dirimu untuk bertemu kakekku nanti, itu saja" Aftan menginginkan.

Seketika Andin tersedak, air yang harusnya masuk disalurkannya, langsung berubah arah karena hentakan kaget yang di lakukan.

Aftan beranjak, mengusap punggung Andin dan_

Deg deg deg

Bukannya sembuh, rasanya Andin mau pingsan!

Bersambung.

Yang makin penasaran, yuk jangan lupa KOMENnya ditunggu ya, juga VOTE, LIKE dan hadiahnya UNTUK memenangkan uang Tunai di Akhir Episode 40 dan 80 pada 3 KOMENTAR POPULER dan 3 TOP FANS teratas.

Terpopuler

Comments

Yunia Afida

Yunia Afida

sakit banget tu tersedak, apalagi tambah deg degan di deketin cogan

2024-05-04

0

Samiyah

Samiyah

Kalau aku sengaja tak keselekin lagi.. Biar dieluuus teruuus😂😂😂

2024-05-21

0

Arny Nurahman

Arny Nurahman

lanjut kak shino

2024-05-21

0

lihat semua
Episodes
1 Terjebak
2 Kejutan
3 Pengkhianatan
4 Pertemuan Keluarga
5 Serangan Malam
6 Datang untuk Penjelasan
7 Tawaran Gila
8 Tak Masuk Akal
9 Tawaran 10 Milyar
10 Pertimbangan dan Keputusan
11 Kesepakatan
12 Ikatan Sah
13 Kejutan Keluarga
14 Tragedi pagi hari
15 Asisten dan Sahabat
16 Salah memilih lawan
17 Keputusan
18 Di sisimu
19 Orang yang tak ingin Ditemui
20 Dalam Tempat yang Sama
21 Sebuah Tanda
22 Tamparan
23 Penculikan
24 Pertolongan
25 Peringatan
26 Kabar berita
27 Ciuman Pertama
28 Dukungan
29 Hampir Saja
30 Datang Berdua
31 Duel
32 Di Terima
33 Balasan di bayar Lunas
34 Rapat Mendadak
35 Kesepian
36 Hancur tak tersisa
37 Langkah Cepat
38 Kedatangan tak Terduga
39 Sore yang Indah
40 Ambruk Seketika
41 Tersadar kembali
42 Tamu Kehormatan
43 My Boy
44 Dekat
45 Perasaan tak Nyaman
46 Kemunculan Seseorang
47 Direktur Utama
48 Berkuda
49 Kehadiran mu
50 Penutupan Direktur Baru
51 Danau yang indah
52 Tantangan
53 Sebuah Kenyataan
54 Sebuah Kebenaran
55 Saling Menerima
56 Satu Kamar yang sama
57 Tidak ada Transaksi
58 Terbongkar
59 Pesta ulang Tahun
60 Terjebak
61 Tanda Lahir
62 Keraguan
63 Gadis Cantik
64 Menerima Akibatnya
65 Undangan
66 Menghadiri Pesta
67 Kejutan di tengah pesta
68 Sambutan mengejutkan
69 Guncangan Perusahaan
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Terjebak
2
Kejutan
3
Pengkhianatan
4
Pertemuan Keluarga
5
Serangan Malam
6
Datang untuk Penjelasan
7
Tawaran Gila
8
Tak Masuk Akal
9
Tawaran 10 Milyar
10
Pertimbangan dan Keputusan
11
Kesepakatan
12
Ikatan Sah
13
Kejutan Keluarga
14
Tragedi pagi hari
15
Asisten dan Sahabat
16
Salah memilih lawan
17
Keputusan
18
Di sisimu
19
Orang yang tak ingin Ditemui
20
Dalam Tempat yang Sama
21
Sebuah Tanda
22
Tamparan
23
Penculikan
24
Pertolongan
25
Peringatan
26
Kabar berita
27
Ciuman Pertama
28
Dukungan
29
Hampir Saja
30
Datang Berdua
31
Duel
32
Di Terima
33
Balasan di bayar Lunas
34
Rapat Mendadak
35
Kesepian
36
Hancur tak tersisa
37
Langkah Cepat
38
Kedatangan tak Terduga
39
Sore yang Indah
40
Ambruk Seketika
41
Tersadar kembali
42
Tamu Kehormatan
43
My Boy
44
Dekat
45
Perasaan tak Nyaman
46
Kemunculan Seseorang
47
Direktur Utama
48
Berkuda
49
Kehadiran mu
50
Penutupan Direktur Baru
51
Danau yang indah
52
Tantangan
53
Sebuah Kenyataan
54
Sebuah Kebenaran
55
Saling Menerima
56
Satu Kamar yang sama
57
Tidak ada Transaksi
58
Terbongkar
59
Pesta ulang Tahun
60
Terjebak
61
Tanda Lahir
62
Keraguan
63
Gadis Cantik
64
Menerima Akibatnya
65
Undangan
66
Menghadiri Pesta
67
Kejutan di tengah pesta
68
Sambutan mengejutkan
69
Guncangan Perusahaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!