Matanya terbelalak saat terkejut melihat percintaan panas Sheila dengan laki-laki, yang baru saja memutuskan hubungan siang tadi.
"Oh, ini sangat nikmat, Faster baby" begitulah yang terdengar oleh Andin, dan tentu saja pemandangan panas ada di depannya dengan nyata.
"Kalian!" Teriak Andin membuyarkan penyatuan keduanya.
Erga terkejut dan langsung melompat begitu saja dengan tubuh polosnya, Andin pun melesat pergi karena sudah tak sanggup lagi.
"Andin, tunggu!" Teriak Erga segera berlari menyusul setelah memakai baju kimononya untuk membalut tubuhnya.
Andin berhenti di ambang pintu Apartemen, lalu membalikkan badan dan menatap tajam Erga dengan raut wajah penuh amarah.
"Aku melakukannya karena kamu tidak bisa memenuhi Hasrat ku" ucap Erga membenarkan perbuatannya.
Andin tersenyum sinis,
"Oh ya, itukah alasanmu mengkhianati ku dengan saudaraku sendiri?" Andin menahan semua nyeri di dadanya.
"Itu_"
"Karena kami saling mencintai, dan mengerti satu sama lain, lagi pula bukankah kau yang selalu mengkhianati kak Erga dengan menjajakan tubuhmu kemana-mana" sahut seseorang yang sudah berada di belakang Erga.
"Kau tau betul aku tidak pernah melakukan hal itu kak, dan semua fitnahan itu kakak sendiri yang melakukannya" Andin berkata dengan kilatan amarah di matanya.
"Kau menuduhku?!" Sheila tak terima.
"Aku punya bukti semuanya, dan aku terlalu bodoh selama ini berharap kakak akan berubah, tapi nyatanya, semua yang kakak lakukan hanya untuk membuatku semakin jatuh dan hina, mulai saat ini, jangan harap aku akan mengalah dan diam saja" Andin berkata dengan nada yang dingin.
"Kau mengancam ku?"
"Aku memperingatkan mu kak, ambil Erga sesukamu, kalian sama-sama manusia tidak berharga!"
"Kau _!" Sheila tersulut emosi.
"Cukup!, aku lebih memilih Sheila, karena dia tau apa yang aku butuhkan Andin" sahut Erga membela dirinya.
"Hanya sebagai pelampiasan naf-su mu?, beruntung kita tidak punya hubungan lagi, setidaknya aku terhindar dari kelakuan be-jat mu" sahut Andin lalu berbalik dan melanjutkan langkahnya.
"Kurang ajar kau Andin!" teriak Sheila.
"Selamat kau sudah menjadi Ja-lang nya kak, nikmatilah sebelum Azab datang pada kalian" teriak Andin pergi meninggalkan dua orang yang semakin membuatnya ingin muntah.
Langkahnya semakin cepat, perutnya terasa mual mengingat hal menjijikan yang baru saja dilakukan oleh dua orang di depan matanya, hingga Andin langsung membungkuk saat menemukan tempat untuk mengeluarkan semua isi perutnya.
Ella berlari menghampiri, lalu memijat tengkuknya perlahan, "kau kenapa An, sakit?, kita ke rumah sakit ya?" Ucap Ella cemas dengan keadaan sahabatnya.
Namun kemudian, Andin tak dapat lagi menahannya, kembali menangis dan ambruk terduduk disana, Ella segera memeluknya dengan erat dan menenangkannya.
"Tenanglah, kita pulang dulu okey, kuatkan dirimu An" Ella langsung memapahnya, Andin pun langsung mengontrol dirinya dan bisa menahan tangisnya.
Tanpa mereka sadari, ada mata yang sedang memperhatikan, seorang laki-laki yang merasakan sesuatu saat melihat kondisi Andin dengan tangisannya.
"Maaf Tuan, anda mengenalnya?" Ucap salah satu pengawal yang ada di belakangnya.
"Tidak, bertemu dua kali tanpa sengaja" jawab singkat laki-laki berjas mewah dan melanjutkan langkahnya.
Dalam waktu dua hari saja, semuanya hancur, Andin bahkan tak mengerti, kenapa cobaannya datang bertubi-tubi, dalam sujud malamnya dia berdoa dengan tetesan air mata, memohon ampun dan berharap sebuah keajaiban dengan mengembalikan semua ingatan yang hilang untuk mengetahui jati diri yang sebenarnya.
*
*
Ella hanya mengamati saja apa yang dilakukan oleh sahabatnya saat mengemasi barangnya, sudah hampir empat hari Andin berada di tempatnya tanpa melakukan apapun untuk menenangkan dirinya.
"Ck, jadi kamu akan pergi?" Tanya Ella masih mengekor di belakang Andin yang tengah sibuk membereskan barang-barangnya.
Andin mengangguk dan melanjutkan, sedangkan Ella masih menebak-nebak apa yang akan dilakukan sahabatnya.
"Kamu akan mengambil rumahmu?" Tanya Ella lagi untuk memastikan dugaannya.
"Tentu saja tidak, aku tidak akan sudi bertemu mereka lagi" jawab Andin.
"Tapi bukankah semua itu adalah milikmu dari almarhum ibumu" Ella mengingatkan kan akan hak sah dari Andin akan rumah megah yang dia tinggalkan.
"Sudahlah, aku malas berurusan dengan mereka" ucap Andin.
"Kau ini, selalu saja mengalah dan membiarkan mereka berbuat semaunya" Ella masih tidak terima.
"Untuk itu aku tak ingin lagi berurusan dengan mereka El" kembali Andin mengutarakan maksudnya.
"Kenapa tidak tinggal disini saja, Apartemen ku masih cukup luas untuk kita berdua" Ella menawarkan tempatnya lagi.
"Nanti dikira kita punya hubungan yang berbeda, lihat saja penampilanmu yang mirip dengan laki-laki dari pada perempuan" ucap Andin dengan senyuman.
"Ck, this is my style, aku nyaman dengan penampilanku seperti ini, memang ada yang salah?" Protes Ella tak terima.
Andin menggeleng dan tertawa kecil, sahabatnya itu memang terkadang lebih mirip laki-laki soal sepak terjangnya, namun dia tau bahwa di balik itu Ella sangat lembut hatinya dan juga menyayang, peduli dengan keluarga dan sahabatnya.
"Sebenarnya aku suka tinggal disini bersamamu, tapi_"
"Tapi apa?, Ayo katakan An, aku akan mengabulkannya" ucap Ella dengan semangat.
"Berubah menjadi menjadi wanita yang anggun, memakai pakaian wanita dan poles wajahmu sedikit saja, bagaimana?"
"What?!, no no no, aku tidak mau, tau sendiri aku tidak bisa pakai kain lebar yang berkibar, bisa jatuh berguling-guling karena ter serimpet!" Seru Ella yang sontak membuat Andin tertawa.
"Apalagi ber makeup, aku sungguh geli melihat benda warna warni harus ada di mukaku An" penjelasan Ella membuat Andin kembali tertawa.
"Ya sudah, jadilah dirimu sendiri, asal tidak keluar dari kodrat mu sebagai wanita, okey?"
"Siap, aku masih normal An, kalau tidak, mungkin aku sudah menikahi mu"
"Apa?!, dasar!" Sahut Andin membelalakkan mata indahnya dan gantian disambut tawa lepas dari Ella.
"Terimakasih sudah menerima dan menguatkan ku selama ini Ell, kamu yang terbaik dan selalu ada untukku" ucap Andin lalu memeluknya dengan erat.
Ella tidak bisa lagi menahan keinginan Andin untuk pindah tempat di tempat Apartemen barunya, dengan uang yang ada di tabungan, Andin tidak akan kebingungan walaupun harus menganggur sementara waktu.
Sementara itu, Erga yang baru saja sampai di Apartemen Sheila, termenung saat tanpa sengaja melihat wajah Andin dalam ponselnya, ada rasa tak terima dalam hatinya, yaitu rasa ingin memiliki Sheila seutuhnya, apalagi kalau bukan tubuhnya.
Sebenarnya Erga mulai kecewa dengan Sheila, karena saat pertama kali bercinta dengan kekasih barunya itu, ternyata sudah tidak pera-wan, dan itu artinya Sheila sudah pernah melakukannya dengan laki-laki lain.
"Baby, ada apa hem?" Sheila keluar dari kamar dan menyambut kekasihnya dengan baju yang sangat tipis.
Tentu saja Erga langsung On seketika, dan menyeret Sheila untuk memuaskan naf-sunya, kali ini mereka melakukan di atas sofa, Erga membuang baju yang melekat di tubuh Sheila dengan kasar, lalu membuka pahanya dari belakang.
Tanpa berpikir panjang, Erga menyiapkan pusaka miliknya dan memasukkannya dengan cepat, menghujamkan dengan mata yang terpejam berulang-ulang, merasakan semua kenikmatan.
Tubuh Sheila menegang, di tengah tubuhnya yang terguncang, Sheila tak tahan lagi, dengan kaki yang semakin bergetar menahan tumpuan dan berteriak."Baby, aku akan keluar!"
"No, aku belum, tahan!" Teriak Erga, namun semuanya terlambat, Sheila tak bisa menahan dan mengerang melakukan pelepasan.
"Shiit!" Erga sangat kecewa, sedangkan Sheila sudah merasa sangat kelelahan, namun ada yang mengejutkan disaat tiba-tiba saja wanita yang masih tanpa busana itu mengungkapkan sesuatu.
Bersambung.
akan Update kembali segera, jangan lupa HADIAH, VOTE, LIKE, KOMEN dan tonton IKLANNYA.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Musyarofah
bersyukur Andin dpt melihat kebejatan kakaknya dan mantan kekasihnya..
2025-01-24
0
okta ana
senjata makan tuan buat erga dan sheila
2024-08-02
2
Sulaiman Efendy
PASTI SI AFTAN..
2024-07-12
1