Andin akhirnya di bebaskan, kali ini semua tuntutan tidak terbukti dan Ella pun bisa bernafas lega, menyusul Andin dengan wajah puasnya.
"Pindah saja ke Apartemen ku" Ella memberikan tawaran.
"Itu urusan gampang, sekarang kita langsung ke Perusahaan saja"
"Menemui kekasih bereng-sek mu itu?"
"Lebih tepatnya pimpinan tertinggi perusahaan tempatku bekerja" sahut Andin.
"Ck, percuma saja kau mempertahankan laki-laki yang tidak berguna, bahkan tidak membelamu sama sekali, setidaknya membiarkanmu menjelaskan di saat itu, tapi lihat saja, justru malah menyudutkan mu" Ella masih kesal dengan kejadian tempo hari yang menimpa sahabatnya.
Andin hanya terdiam, dalam hatinya bergemuruh, namun juga tak bisa menyalahkan sang kekasih, karena tidak tau duduk permasalahan yang sebenarnya.
Hanya helaan nafas saja terdengar beberapa kali dari Andin, sedangkan Ella dengan cepat melesat ke perusahaan yang bergerak di bidang konveksi.
Tiba di perusahaan, Andin segera masuk sendirian, Ella sengaja tidak diijinkan masuk bersamanya, dan benar saja seperti yang di perkirakan, semuanya mata memandang Andin dengan tatapan tidak suka, bergunjing negatif tentangnya, bahwa dirinya adalah wanita yang menginginkan jabatan tinggi perusahaan dengan menjual diri kepada para pengusaha sukses.
Baru saja Andin duduk diruang kerjanya, memijit pelipis untuk mengurangi rasa pusing di kepalanya mengingat masalah yang datang silih berganti, dan seseorang mengetuk pintu.
"Masuk" ucap Andin.
"Maaf Nona Andin, Pak Erga memanggil anda"
Andin mengangguk, lalu berdiri dan berjalan keluar dari tempat kerjanya, kebetulan sekali Andin tidak perlu mencari keberadaan laki-laki yang masih berstatus kekasihnya.
"Masuklah" sebuah suara memberikan ijin Andin untuk masuk ke dalam ruangannya.
"Aku bisa jelaskan" ucap Andin masih dalam keadaan berdiri tak jauh dari direktur perusahaan yang tak lain adalah kekasihnya.
"Tidak perlu, kesalahan mu kali ini tidak bisa aku maafkan, apapun alasannya, kabar perbuatan mu telah tersebar, dan kita_ PUTUS" ucap Erga dengan entengnya.
"Apa?!, kau memutuskan hubungan kita tanpa mau mendengar penjelasan ku?"
"Tidak penting lagi Andin, tiga tahun kita menjalin hubungan tanpa sekalipun kau membiarkanku menyentuh mu, dan sekarang kau malah bercinta dengan rekan Bisnisku, apa itu namanya ha!" Bentak Erga dengan luapan emosi.
"Aku tidak melakukan apapun dengan laki-laki itu Erga, dan aku di jebak oleh Kak Sheila!" Andin tak mau kalah, dan menjelaskan kenyataanya.
"Cukup, tidak usah mencari kambing hitam, masih syukur aku berbaik hati mengijinkan pengacara perusahaan untuk membereskan masalahmu"
"Aku juga membayarnya Erga, semua itu tidak gratis, dan sekali lagi aku katakan, aku hanya di jebak, dan tidak terjadi apapun saat itu" ucap Andin kembali menjelaskan.
Erga tersenyum miring, lalu berdiri dan berjalan mendekati Andin hingga jaraknya begitu dekat, saat Erga ingin mencium bibirnya, Andin terkejut dan segera mundur menghindari.
"Lihatlah, aku kekasihmu, dan selama tiga tahun tidak bisa menyentuhmu, bahkan sekedar berciuman, apa menurutmu ada sesuatu yang tidak kau rahasiakan dariku, tentu ada bukan, dan ternyata, kau wanita penjual diri"
"Cukup Erga, aku masih bisa menjaga kesucian ku!"
"Kalau begitu buktikan padaku, sekarang juga!" Sahut Erga lalu menyergap dan memaksa untuk membuka baju Andin.
Terkejut bukan main, dan reflek tubuh Andin bergerak dengan cepat, hingga kakinya menendang keras perut Erga dan membuatnya tersungkur seketika menahan sakitnya.
"Wanita Sialan, pergi dari ruanganku!" Teriak Erga.
Beberapa security yang mendengar kegaduhan pun masuk, lalu mengiring Andin keluar setelah membantu sang majikan duduk di tempatnya sambil menahan sakit.
Andin membungkam mulutnya, rasa perih dihatinya ditahan kuat-kuat, tak menyangka sekali kelakuan be-jat Erga akan dirinya, hingga kemudian mengambil beberapa barang pribadi di dalam kantornya dan pergi.
Ella terkejut saat Andin sudah masuk ke dalam mobilnya yang terparkir, dan menutupnya dengan sedikit keras.
"Apa yang terjadi?" Tanya Ella yang merasakan ketidak beresan akan suasana hati sahabatnya.
"Pergi dari sini, sebelum aku benar-benar ingin membunuh Erga dan menghancurkan kantornya, dasar laki-laki gila!" Ucap Andin dingin dan penuh dengan emosi.
Ella melihat baju Andin yang nampak berantakan, lalu mengerutkan kening, memberanikan diri untuk bertanya sebelum pergi.
"Dia menyakiti mu?" Tanya Ella.
"Dia hampir saja memperkosaku, dengan dalih untuk membuktikan kesucianku"
"Apa, dasar baji-ngan !" Umpat Ella tak menyangka perbuatan bejat Erga akan Andin yang masih menjadi kekasihnya.
Perjalanan yang sangat sunyi, bahkan Ella tak berani menghidupinya musik yang biasa dia dengar saat di perjalanan, hingga kemudian terdengar isakan tangis dari Andin yang membuatnya menepi tanpa ijin.
"Menangislah di sini, tuntaskan semuanya, tapi jangan kau tunjukkan air matamu lagi di depan mereka yang sudah menghancurkan mu Andin" ucap Ella memberikan waktu dan meninggalkan mobilnya sejenak.
Saat itulah, Andin menangis sejadi-jadinya, meluapkan segala amarahnya, kekecewaannya, dan kesedihannya, setelah dirasa cukup, segera merapikan lagi wajahnya, walaupun ada sembab di sana yang tidak bisa disembunyikan lagi.
Ella berjalan masuk, dan tersenyum lalu memeluk Andin, "Tinggallah dulu di apartemen ku, okey?" Ucap Ella.
Andin mengangguk, lalu teringat akan sesuatu. "Antar aku ke rumah, aku akan menjelaskan semuanya" ucap Andin disambut rasa tak suka dari Ella.
"Aku tak yakin keluargamu itu menerima penjelasan mu"
"Aku tidak peduli, setidaknya aku sudah memberitahu kenyataan yang sebenarnya, dan aku akan keluar dari rumah itu" ucap Andin yang nampak sedih.
"Okey, lebih cepat lebih baik" Ella segera melajukan mobilnya kembali, menuju tempat yang diinginkan Andin saat ini.
Sampai juga di sebuah rumah megah, dimana ada kenangan indah Andin saat bersama dengan sosok wanita yang dipanggilnya ibu, namun sudah pergi lebih dulu meninggalkannya, hingga kemudian diambil alih oleh keluarga adiknya dengan syarat mau mengangkat Andin sebagai anak ke duanya.
Andin masuk begitu saja, semua penjaga disana sudah mengenal dan mempersilahkannya, namun sambutan tak menyenangkan segera diterimanya, cacian dari sosok laki-laki yang di panggil papa sangat menyakitkan hatinya.
"Pergi dari sini, dan jangan berani menginjakkan kakimu lagi, membuat malu keluarga saja!" Ucap laki-laki yang bernama Hari Prasaja.
"Aku sudah menjelaskan semuanya Pa, semoga papa tidak menyesal nantinya, aku pergi" ucap Andin lalu membanting pintu dan segera pergi setelah mengambil semua barang penting baginya.
Dadanya bergemuruh, hari sudah larut malam, namun ada satu urusan yang ingin di selesaikan, yaitu dengan Kakaknya yang bernama Sheila, harus bisa memastikan kalau semuanya ini adalah jebakan yang sudah di rencanakan, dan Andin akan melakukan perhitungan.
"Kita ke Apartemen nya" ucap Andin dengan sorot mata tajamnya.
"Okey, siap" jawab Ella yang juga begitu geram dengan perbuatan saudara Andin.
Langkahnya di percepat menuju ke Apartemen nomer 009, lalu Andin menekan password tombol kunci dan berhasil membukanya, baru saja dirinya akan berteriak memanggil, tiba-tiba saja telinganya me dengar suara jeritan dan desa-han saling bersahutan.
Bahkan baju-baju yang berserakan di lantai, Andin mengenali baju siapa yang ada di sana, hingga Andin memberanikan diri terus melangkah perlahan menuju sebuah kamar utama.
"My God, ini tidak mungkin, tolong jangan" batin Andin terus menapakkan kakinya, hingga kemudian _
Bersambung
Jangan lupa HADIAH, VOTE, LIKE, KOMEN dan tonton IKLANNYA.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Wayan RaNa
klo menurutku, andin memang wanita tolol, sajabatnya yg baik gak prnh didengar tapi orng yg licik dipercaya, bahkan ngemis cintanya, di dunia nyata adakah perempuan serendah andin?
2024-12-27
0
Reni Ajja Dech
pasti Ama kk Andin
2024-12-03
0
fitriani
paling itu baju2 erga
2024-11-13
1