Aku sendiri yang membersihkan tubuh Kinan, istriku tidak bisa berjalan, mana mungkin ia berjalan sendiri menuju kamar mandi. Maka aku lah yang berinisiatif membersihkan tubuhnya.
Setelah kejadian tadi, aku lebih banyak diam dan merenungi yang terjadi. Mungkin benar keikhlasan bisa mengubah segalanya. Cinta tidak akan pernah bisa tumbuh jika kita terus berontak dengan keadaan tapi jika kita percaya bahwa pernikahan adalah sebuah ibadah, maka rasa nikmat itu akan tumbuh dengan sendirinya.
"Biar Abang yang bersihkan..!!" Kataku kemudian membersihkan tubuh Kinan. Istriku hanya memercing kesakitan dan aku lebih melembutkan usapanku agar istriku merasa nyaman.
***
Tengah malam buta usai Kinan tidur. Aku menghubungi sahabatku via video call. Aku yakin si raja begadang itu belum tidur saat ini.
"Opo?" Responnya saat aku menghubungi sahabatku, Sakti.. Silas Sakti Alugara.
"Aku mau minta tolong..!!" Kataku tanpa basa basi.
"Tolong opo, ojo macem-macem. Uripku wes ruwet." Jawabnya.
"Tolong kamu jaga Nanda..!!" Pintaku.
Keningnya berkerut sambil menghisap batang rokoknya. "Maksudmu??"
"Aku nggak sengaja buat salah disini, dan aku menikahi gadis disini."
"Gawe ulah opo kowe??" Tanyanya kesal meskipun dirinya juga kaget. "Metengi wedhok??"
"Nggak, aku nabrak anak kepala suku. Tolong lah..!!" Jawabku lagi.
"M_atamu, aku mau nikah." Tolaknya mentah-mentah.
"Kapan kamu punya pacar??? Aku nggak pernah tau."
"Aku malas bilang sama kamu, Nanda sudah kamu ambil, aku nggak mau kejadian empat tahun lalu terulang lagi. Sudahlah, aku juga pengen kawin broo. Sudah mumet jadi bujangan. Kalau memang takdirmu menikah sama perempuan lain, jalani saja. Sampai kamu kembali disini, minta sama orang tuamu untuk menjelaskan semua sama orang tuanya Nanda. Balik dari penugasan, aku mau lamaran nih. Keburu calonku di rebut garangan."
Aku terdiam mendengarnya tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi.
"Bagaimana kalau aku hubungi Darman?"
"Coba saja. Ingat.. jangan memaksa..!!!" Pesan Sakti padaku.
POV Bang Seno off..
POV Bang Sakti On..
"Ada-ada saja, aku nggak mungkin melepaskan si burung gereja yang suka ribut itu meskipun dia sudah buat kepalaku sakit." Gumamku. Aku kembali melihat ponsel ku dan melihat pesan singkat dari gadis kecilku yang baru saja minta 'putus' dariku. "Kalau begini caranya, Abang nggak akan mau tunda lagi pernikahan kita. Abang nggak mau kamu jatuh ke pelukan laki-laki lain. Tapi bagaimana caranya. Bapakmu itu galak sekali."
Saat aku masih merenung, seorang anggotaku datang melapor. "Ijin Dan.. semua berkas sudah selesai."
"Siapa yang memintamu mengerjakan sampai tengah malam. Kamu ikut gaya saya??"
"Siap.. tidak, Dan..!!" Jawabnya gugup.
"Cepat istirahat..!! Jangan sok jagoan kamu..!!" Tegurku agar anggotaku bisa segera istirahat.
POV Bang Sakti off..
\=\=\=
Satu bulan berlalu. Bang Seno dan Bang Sakti tiba bersamaan di bandara. Kali ini Letnan Satu Rengas Pilang Antasena datang bersama dengan istrinya. Beberapa anggota di lapangan kaget karena Letnan Seno mendorong kursi roda dan ada seorang wanita disana.
Bang Sakti bersalaman dengan sahabatnya dan ia sudah melihat istri sahabatnya tersebut.
"Selamat ya Bro.. langgeng sampai akhir hayat..!!" Kata Bang Sakti kemudian menyalami Kinan.
Tak berapa lama Kinan merasa mual dan Bang Seno sigap membantunya.
"Kenapa nih Sen? Hamil kah?" Tanya Bang Sakti.
"Nggak, memang dari sebelum Kinan naik pesawat, dia sudah mabuk begini." Jawab Bang Seno.
Bang Sakti mengangguk, kemudian ia tersenyum licik dan memberikan pesan singkat pada seseorang.
...
Malam itu juga usai lapor datang, Bang Seno segera menemui Nanda. Memang pertemuan saat itu tidak seperti saat yang lalu. Mungkin karena sudah lama tidak jumpa, juga sudah jarangnya komunikasi di antara mereka membuat keduanya sedikit berjarak.
"Abang minta maaf, Nanda. Abang yang tidak sabar dan membuat pertengkaran di antara kita..!!" Kata Bang Seno memulai interaksi lebih dahulu.
"Nanda juga minta maaf Bang. Jadi kapan Abang mau menemui bapak ibu untuk melamar Nanda?" Tanya Nanda langsung pada pokok persoalan.
Bang Seno cukup kaget. Bagaimana tidak, ia sudah menikah dan tidak mungkin baginya untuk memulai kembali dengan Nanda. Tapi saat Bang Seno melihat raut wajah Nanda, hatinya menjadi tidak tega untuk melukai gadis yang namanya masih bersemayam di dalam hatinya.
"Ehmm.. insya Allah secepatnya ya dek." Jawab Bang Seno.
//
"Apa benar semua katamu itu??" Tanya Raden Kurowo
"Benar, Dan..!!" Jawab Bang Sakti.
"Kamu bohong, bukannya kamu sedang dalam penugasan. Mana mungkin putri saya hamil sama kamu." Bentak Pak Kurowo.
"Komandan lupa? Saya hanya menjaga sinyal radar di sekitar perbatasan perairan di luar kota, bukan berarti saya tidak pernah bertemu dengan Annel." Jawab Bang Sakti tanpa rasa takut padahal di dalam hatinya penuh rasa was-was. Bahkan dirinya meletakan testpack bertanda positif di atas meja.
"Kurang ajar kau, Sakti..!!! Kau telah mengkhianati kepercayaan ku..!!!" Pak Kurowo begitu marah, beliau sampai berdiri berhadapan dengan Bang Sakti.
"Paaaa.. sudah Pa, jangan marah lagi. Lebih baik kita nikahkan saja Sakti sama Annel." Kata Bu Kurowo.
"Tapi aku tidak percaya sama laki-laki ini Ma, kau tau sendiri bagaimana bapaknya. Anak Arma pasti sifatnya tidak beda jauh dari bapaknya..!!!"
"Papa jangan pikir itu.. anak kita hamil anaknya Sakti, Pa..!!"
...
Papa Arma gelisah duduk di dalam rumah Pak Kurowo. Tatapan mata Pak Kurowo begitu tajam menusuk. Papa Arma melirik putranya dengan pandangan jengkel dan hendak menghajar putranya yang sedang berbuat ulah.
"Ehm.. sungguh aku minta maaf dengan perbuatan putraku. Demi menjaga nama baik, juga cucu yang ada di kandungan Annel, aku akan melamar Annel sekarang untuk menjadi istrinya Sakti." Kata Papa Arma.
Pak Kurowo tidak bisa menahan tangisnya. Pikirannya buntu, ia mengangguk karena tidak ada lagi yang bisa di lakukan.
Tepat saat itu Annel pulang dengan hati riang langsung masuk ke dalam rumah. Di tangannya masih ada sekantong oncom goreng favoritnya.
"Abang?? Kenapa Abang ada disini?? Annel masih marah sama Abang..!!" Tanyanya dengan wajah polos dan ia tidak menyadari seluruh mata yang tengah menatapnya.
Bang Sakti pun langsung berdiri. Benar saja, Pak Kurowo langsung marah melihat putrinya itu. "Kamuuuu.. beraninya kamu melanggar nasihat Papa."
Pak Kurowo hendak menampar putrinya tapi Bang Sakti segera menahannya.
"Tolong jaga sikap..!!" Kata Bang Sakti tegas mengingatkan.
"Astaghfirullah..!!" Pak Kurowo mundur, tak sampai hati memarahi putrinya meskipun putrinya bersalah.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
🍀 chichi illa 🍒
😂
2024-10-15
0
Nabil abshor
🤦♀️🤦♀️🤦♀️🤦♀️ 12 13 ini mah
2024-04-26
0
Mika Saja
anaknya nang Arma,,,,usilnya ky ibunya pastinya sifatnya seperti bapak nya,,wes tenan BKN anak wedok yg lahir ternyta Lanang ya Nadia 🤭🤭
2024-04-25
1