3. Mengubah rasa.

Aku masuk ke dalam kamar dan ku lihat Kinan sedang belajar untuk berjalan dengan susah payah. Saat melihatnya oleng, aku segera menahan tubuhnya. Sejenak kami berpandangan tapi dirinya segera menepis bantuanku.

Entah kenapa sikapnya selalu membuatku kesal. Tidak ada senyum bahkan tata bahasa yang selalu menentangku, sama sekali tidak aku sukai. Kinan pun tidak bisa berdandan secantik Nanda, hal itu semakin membuatku muak bahkan hanya untuk sekedar menoleh padanya.

"Kamu bisa sabar atau tidak, bagaimana kalau keadaan kakimu semakin parah. Kamu akan semakin merepotkan saya."

"Kalau Kinan bisa berjalan, Kinan akan lari dan tidak akan pernah mau ikut denganmu. Laki-laki tidak punya pikiran, jika kamu tidak mau menikah, katakan tidak mau dan jangan pernah membawa wanita lain dalam kebodohanmu sekalipun kamu terjepit dalam masalah besar..!!!" Ucapnya. Jelas hatiku merasa di remehkan tapi jelas segala ucap Kinan adalah bentuk wibawanya sebagai seorang calon pemimpin suku.

Jujur ku akui semua yang kulakukan bukan karena ketidak tegasan diriku sebagai laki-laki tapi apa yang kulakukan adalah bentuk perlindungan ku untuk seorang wanita yang tertimpa kemalangan karena perbuatanku yang tidak di sengaja.

"Saya tidak mau berdebat sama kamu. Saya juga tidak ingin memberimu banyak alasan. Yang penting sekarang kita jalani apa yang sudah terjadi. Saya suami mu, kamu juga laksanakan tugasmu menjadi istri saya..!!" Ujarku tegas, bagaimana pun juga aku harus bisa membawa rumah tanggaku.

Seperti biasa, Kinan sama sekali tidak membalas ucapku dan hanya berwajah datar saja.

-_-_-_-

Malam tiba, angin bertiup lembut namun terasa dingin menusuk kulit. Jelas saja malam begitu dingin, kami berada di puncak gunung di tengah hutan dan desa yang lumayan jauh dari kota. Kawasan tersebut masih sangat asri dan tidak tercemar polusi.

Aku menarik nafas panjang karena malam ini aku kembali harus tidur satu ranjang dengan Kinan. Memang aku tidak memiliki rasa cinta untuknya tapi sebagai pria normal jelas tubuhku bereaksi saat berdekatan dengan seorang wanita.

Seperti malam ini, aku merangkak naik ke atas ranjang. Degub jantungku tiba-tiba berdesir dan tak bisa di tahan saat melihat Kinan menggeliat dengan suara manja.

'Ya Tuhan, apa aku sudah berkhianat??? Selama ini aku tidak pernah sedekat ini dengan Nanda, tapi saat ini Kinan terlalu dekat bahkan begitu dekat dengan ragaku. Bagaimana aku harus bersikap sedangkan gadis ini adalah istriku saat ini. Apakah aku harus melaksanakan kewajibanku sebagai suami????'

Tiba-tiba Kinan terbangun saat mataku menatap wajahnya. Ia pun memalingkan wajahnya, tidak ada rasa takut seperti kebanyakan para wanita kala pertama kali bersama dengan seorang pria.

"Mau apa?"

"Kita lakukan sekarang?" Tanyaku tanpa ada yang di tutupi.

"Terserahmu, lagipula Kinan tidak bisa hamil. Kinan juga tidak mau Abang 'basahi' Kinan. Kinan tau, pernikahan ini hanya formalitas. Bisa atau tidak??" Tanyanya membuatku sedikit gelisah tapi jujur dalam hatiku pun ada sakit hati mendengarnya meskipun benar pernikahan ini hanya seakan di paksakan saja.

"Bisa, nanti saya selesaikan di luar." Janjiku, yang entah bisa kutepati atau bahkan mungkin ku ingkari.

Setelah kuucapkan janji itu, aku merangkak naik ke atas tubuh Kinan. Kusingkap dress-nya tinggi, hingga terlepas. Aku juga membuka pakaianku. Melihat tubuh istriku, aku tidak memungkiri bahwa nafsu lelaki ku tidak tertahan lagi. Aku segera menancapkan 'kejantananku' tanpa perasaan.

~

Beberapa saat berlalu, nafasku terengah, tersengal-sengal dan kulihat Kinan menangis seperti menahan sakit tapi aku juga tidak bisa menahan diri saat berada dalam situasi terjepit.

"Abaang.. sudah..!!" Ucapnya lirih seperti memohon.

Aku diam seakan tak peduli karena aku sudah berada di ambang penyelesaian. Detik demi detik aku memompa diri dan kulihat Kinan mengejang, bagai wanita yang sudah biasa merasakan percintaan dengan seorang pria. Akhirnya aku pun tidak kuasa untuk menahan lepasnya peluru tajam dari wadahnya, tanpa ampun.

Kurasakan jiwaku melayang-layang. Sungguh hal ini adalah kenikmatan yang tiada tanding dan tidak bisa ku ungkapkan dengan kata-kata.

Secepatnya aku menarik diri. Kinan kembali mengejang dan meremas bantal sekuatnya. Aku melihat ke arah bawah, di saat itu pula hatiku bagai tersambar petir, sungguh aku merasa berdosa untuk kesekian kalinya. Ternyata aku lah pria yang telah mengambil kegadisannya dan mulai detik itu juga. Ada rasa yang berubah dalam hatiku.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

🍀 chichi illa 🍒

🍀 chichi illa 🍒

semua terjadi begitu cepat ya bang 😂 itu kluar di dalam apa di luar coba

2024-10-15

0

Nabil abshor

Nabil abshor

menyesal tiada guna abaaang,

2024-04-26

0

Mika Saja

Mika Saja

bang Seno emosi diredam ya,,,,Kinan mgkn SDH dididik dengan jiwa pemimpin seblmnya mknya dia sdikt sombong dan mandiri,,tp SK SM sifat Kinan yg TDK mau ditindas

2024-04-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!