14 B

Mendengar ada keributan di belakang seorang penjaga datang mendekat dan mendapati pria setengah baya itu tidak bangun setelah jatuh. Dia mendekatinya sebentar ,meraba nadi di pergelangan dan juga di bagian leher. Jelas sudah tidak ada lagi tanda-tanda kehidupan pada dirinya.

"Mati"seru nya dengan keras pada ketua penjaga.

Gu winjia menarik nafas panjang ketika mendengar nada "mati" tersebut yang disebutkan dengan nada biasa-biasa saja seolah-olah itu hanyalah ayam bukan manusia.

Ketua pengawas juga merasa ini sudah biasa jadi ,tidak ada raut simpati di wajahnya, justru ketua penjaga langsung mengambil buku dan menulis nama Tuan muda dan orang tua tersebut dan menyegelnya dengan tanda mati.

Setelah menulisnya dia berteriak tanpa peduli sama sekali ke arah semua orang terutama dengan orang-orang yang menangis,"Ayo cepat bergerak hari ini adalah gilirannya mati tapi jika kalian telat maka giliran kalian akan tiba. Ayo cepat"

Cetar ..cetar ...cetar...

Segera semua orang bangkit lagi dan berjalan ke depan dengan susah payah.Gu winjia melirik dua mayat itu yang sekarang di lemparkan di pinggir jalan seperti itu bukan lah manusia tapi binatang kecil.

Sungguh singkat nya sebuah kehidupan.

"Ayo jangan malas"

cetar ...cetar... cetar...

Setelah dipaksa berjalan anggota keluarga orang tua yang mati jadi berjalan lagi. Entah apa yang dipikirkan tapi tidak satupun yang berkeinginan untuk menoleh ke belakang.

Air mata kesedihan jelas ada tapi mungkin ada makna yang berbeda di sana.Gu winjia hanya bisa meliriknya sebentar dan melanjutkan gerakan kakinya lagi.

Fenomena ini sangat-sangat tidak manusiawi dan benar-benar tidak pernah dilihatnya di era modern.

Ketika seseorang mati biasanya mereka akan dimakamkan dengan hikmat dengan beberapa ritual. Tapi dua pria ini sungguh malang ,sehingga mereka tidak mendapatkan pemakaman yang seharusnya. Tapi juga akan segera menyumbangkan tubuh keduanya pada binatang yang berkeliaran.

Pada saat itu sudah untung Jika ada tulang-belulang yang tersisa.

Gu winjia berkeringat dingin.

"Sialan..

Bisa dikatakan sama orang yang dipaksa berjalan ini sudah mengutuk nasib.Tapi siapa yang bisa disalahkan jika mereka terpaksa melalui ini.

Gu winjia terlalu lelah untuk berjalan lagi dan tiba-tiba saja perutnya sedikit keram.Dia mengeryitkan dahinya sedikit seraya menatap langit.Mungkin karena emosi yang menumpuk dari hari ke hari ditambah dengan kelelahan, dia masih tidak fit seperti yang seharusnya.

Ketika itu Gu winjia berjalan lebih lambat dari sebelumnya. Dia bahkan tidak memiliki waktu untuk berpikir. Entah bagaimana hari semakin gelap ketika mereka tiba di pos selanjutnya.

"Akhirnya tiba juga...

Gu winjia bersujud dan mencium tanah seraya meneteskan air mata. dia sama sekali tidak malu melakukan itu karena beberapa orang melakukannya secara tidak sadar.

Bertemu dengan tempat istirahat adalah surga untuk mereka saat ini.

Bagi orang lain tiba di pos adalah kebahagiaan yang langka di mana mereka bisa makan meskipun sedikit.Tapi bagi gu winjia ini adalah rahmat yang tidak terhingga karena dia bisa istirahat setelahnya meskipun sejenak.

Betapa indahnya kursi pijat, sup ikan dengan jamur tiram..

Es jeruk dengan sedikit taburan selasih..ahh segar.

sama seperti sebelumnya dia keluar lagi di saat waktunya habis. Sungguh nikmat waktu yang dihabiskan nabi di ruang angkasa.

Tapi walau bagaimanapun kesenangan itu hanya sebentar. Setelah menikmatinya dalam beberapa waktu, dia harus duduk lagi bersama orang-orang karena tidak mungkin memberikan celah untuk mereka khawatir.

Mengingat itu matanya kembali penuh dengan kekhawatiran.

Di pos ini ada beberapa orang yang bekerja untuk memasak bubur. Tapi tugas mereka hanya sampai segitu. Jika para penjahat menginginkan lebih daripada bubur mereka masih dipersilakan untuk menemukan makanan sendiri atau membelinya jika mereka tiba di kota kecil.

Oh ngomong-ngomong karena mereka akan diasingkan perjalanan yang dilalui bukanlah jalan utama tapi adalah jalanan kecil yang begitu jarang ditempuh oleh orang. Itulah sebabnya kenapa perjalanan mereka terasa lebih jauh .

Setelah pertengkaran singkat tempo hari, Gu winjia tidak lagi melihat ke arah keluarga Gu. Baginya mereka adalah keluarga yang tidak penting.

Tapi jika mereka tiba di di pengasingan semuanya harus berkumpul lagi menurut kartu keluarga.Dan inilah yang menjadi pemikiran dari Gu winjia.

"Dengan ruang angkasa di tangan aku bisa hidup sendiri tanpa bantuan keluarga parasit ini. Tapi bagaimana caranya aku bisa berpisah dengan mereka?"

Perpisahan.

Perpisahan adalah salah satu cara untuk dia hidup nyaman dengan menikmati segala sesuatunya yang ada di ruang angkasa. Tapi bagaimana mungkin perpisahan akan dilakukan.

Dia adalah gadis yang belum menikah. Sebuah perpisahan hanya dilakukan oleh satu keluarga cabang, tapi Gu winjia tidak bisa, dia bukan saja berasal dari keluarga utama tapi juga belum menikah. Karena itu perpisahan tidak dimungkinkan sama sekali.

Sejauh apapun dirinya menghindar dari interaksi dengan keluarga ini pada dasarnya dia masih harus berkumpul bersama mereka,suka atau tidak.

Tapi malam ini dia melihat jika nenek Gu meliriknya dan menatapnya.Gu winjia hanya melihatnya sebentar dan memalingkan muka ke arah lain setelah itu.

Setelah berjalan di jalanan berhari-hari, baru kali ini sang nenek menatapnya.Oh apakah mungkin dia sedikit terkejut karena gu winjia yang tidak berguna sebenarnya masih hidup?

Betapa arogannya dia ketika di rumah dan betapa sengsaranya dia sekarang.Gu winjia segera mengalihkan pandangannya lagi dan melihat ke arah kelompok tersebut.

Baru kemudian dia menyadari jika, kelompok itu sudah mengalami perubahan yang mengguncang dunia.

Nona kedua yang diagung-agungkan memiliki karakter lembut dan baik hati. Sekarang berubah acak-acakan menjadi pengemis kecil yang bahkan tidak bisa mencuci wajahnya.

Ah Jangan katakan jika tubuhnya yang wangi sewangi bunga .Sekarang sudah sebanding dengan aroma toilet.

Bukan dia saja, tapi keseluruhan anggota keluarganya memiliki penampilan yang sama.Oh nenek yang baik itu sebenarnya lebih sengsara lagi. Dia memiliki arogansi tinggi.

Di mana menurutnya para gadis sebenarnya harus melangkah dengan langkah yang kecil seraya membiarkan roknya memiliki gelombang yang indah. Cara jalan yang aduhai tapi sekarang itu tidak akan berguna lagi.

Mau berjalan lambat dan mempesona?

Hahaha tunggu saja cambuk cantik di punggung mu.

"Nenek,mana jatah ku"kata Gu furong tanpa malu.

Wanita tua itu mengangkat kelopak matanya. Dia juga melirik mangkok bubur yang hanya tinggal setengah. Hatinya tergerak melihat sang cucu kesayangan terlihat lebih kurus.Tapi dia juga lapar, semangkuk bubur tadi siang juga sudah diserahkan pada cucu kesayangannya. Meskipun merasa kasihan tapi tubuhnya juga masih memerlukan makanan. Jika tidak bagaimana mungkin dia bisa berjalan untuk esok.

Mau tidak mau nenek tua itu melirik cucu kesayangannya dan berkata,"rong er, tadi siang kau sudah menghabiskan jatah nenek malam ini biarkan nenek makan dulu. Jika tidak bagaimana mungkin nenek memiliki tenaga untuk berjalan besok"

"Nenek aku ... Maafkan cucumu yang tidak berbakti ini tapi tubuhku tidak bisa berjalan lagi besok jika aku masih lapar nenek.Mohon mengerti lah"

Nenek tua itu tidak berbicara tapi Nona kedua yang duduk tidak jauh. Ada juga Nona ketiga dan cucu-cucunya yang lain. Putra kelima dan keenam juga adalah laki-laki kecil dan mereka juga mendapatkan jatah yang sama banyaknya. Jelas mereka juga merasa lapar dan tidak cukup dengan semangkok makanan itu. Tapi pada dasarnya tidak ada yang mengeluh sampai meminta jatah neneknya sendiri.

Meskipun hati cucu ini tidak puas Kata kata nya tapi bukan kaham kasih sayangnya sebesar lautan. Namun siapa yang ingin mati sekarang jika bisa hidup lebih lama?

Nenek tua Gu menahan nafas .

"Hua er, Ayo sisihkan sedikit untuk adikmu, dia adalah Tuan muda gu, selagi dia masih ada maka keluarga ini masih memiliki akar"katanya dengan menutup mata tapi dia menyesap mangkok bubur yang tersisa sehingga tidak ada setetes pun yang tinggal.

Nona kedua mendengar apa yang dikatakan oleh nenek tuanya tapi dia juga lapar. Siapa peduli dengan Tuan muda Gu.

Mereka bahkan tidak memiliki harapan untuk bisa kembali ke ibukota.

Dengan berpikir semacam itu, Gu xiohua bertindak seolah-olah tidak mendengar apapun. Segera dia menelan satu mangkok sup sayur itu dengan satu nafas.

"Kakak kedua kau juga mendengar apa kata nenek tapi kenapa? Kenapa kau habiskan makanannya?"kata Gu furong yang marah karena bubur itu sudah terlanjur habis.

Gu xiohua tidak peduli dan berkata,"emangnya nenek berkata apa tadi?"

"Kakak kedua?"

Segera dua saudara ini bertarung hanya gara-gara semangkuk bubur sisa.Nenek Gu merasakan kepalanya berdenyut-denyut. Tubuh tuanya tidak kuat untuk dipaksa terus berjalan. Dia ingin beristirahat malam ini tapi sekarang dua cucu yang dulu dibanggakan. Sebenarnya sedang bertarung hanya karena bubur yang tidak ada apa-apanya.

Dulu makanan itu tidak di sajikan untuk pelayan di mantion.

"Diam...diam lah"tiba-tiba saja wanita tua itu menghabiskan energinya hanya untuk berteriak berteriak.

"Nenek!!"

Nenek tua Gu melirik menantu perempuannya yang biasanya bersikap dan kasih sayang. tapi setelah pengasingan dia mulai menyadari jika menantu perempuan ini sebenarnya adalah sosok egois.

Dirinya adalah seorang ibu dengan dua anak. Tapi dia bahkan tidak merelakan sama kubur untuk diberikan pada Putra kandungnya. alih-alih tertekan ketika melihat ibu mertua menyerahkan miliknya sendiri.

Jadi nenek Gu berkata,"Murong bai, mulai sekarang tugasmu adalah menyisihkan setengah mangkuk jatahmu untuk rong er. Tidak ada bantahan dan sekarang semua orang harus istirahat"

Murong Bai sekarang sudah lebih kurus dari sebelum mereka meninggalkan ibukota. Bahkan tulang pipinya sudah terlihat menonjol. Meski demikian dia masih memamerkan kemampuannya sebagai istri sah di sini.

Karena itu dia berkata,"Gu furong adalah akar dari keluarga kita. Jadi aku membuat keputusan setiap orang harus menyisihkan setengah mangkuk untuknya. Dan itu berlaku mulai besok apa kalian mengerti?"

Keputusan ini adalah keputusan yang tidak adil secara otomatis semua orang memandang tepat ke arah nenek tua. Tapi nenek itu seolah-olah sedang menutup telinganya terhadap pertanyaan-pertanyaan semua orang.

Entah dia berat sebelah atau memang dia tidak peduli dengan cucu-cucu yang lain selain daripada cucu yang dilahirkan dari Murong Bai.

melihat nenek tua tidak menolak, Murong bai merasa keputusannya adalah benar dan dia kembali tersenyum angkuh.Di sini Gu furong tersenyum dengan lebar.

Setengah mangkuk dari setiap orang, bukankah perutnya bisa penuh besok.

Jelas tidak ada yang ingin menyisakan makanan untuk orang lain sementara mereka sendiri tidak cukup makan. Nyonya Fang yang pertama kali protes. Meskipun dia tidak memiliki hak untuk menyela keputusan istri sah tapi ini juga demi kepentingan putrinya sendiri.

"Tidak bisa,ini tidak adil"

Terpopuler

Comments

ciru

ciru

cakeep

2024-05-02

0

IndarWati

IndarWati

kenapa ga sadar.. kalau mereka itu dlm perjalanan kepengasingan.. jd urus diri sendiri2.. jgn sok berkuasa spt saat mjd bangsawan yg suka menindas keluarga selirnya.. 😠

2024-05-02

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!