“Joella sahabatku !! Kau sangat luar biasa cantik !! Aku tidak sabar, melihat pernikahan kalian nanti ?! Haruskah aku pulang dulu ke Amerika lalu datang lagi kemari ?? Atau haruskah aku menetap disini sampai pernikahanmu ?? Ahh !! Bingung !!”
Joella hanya tersenyum kikuk, mendengarkan perkataan dari Michella yang kelewat semangat itu, rasanya Joella berfikir jika Michella benar-benar seperti anak-anak, meskipun sahabatnya itu sudah menikah, dan memiliki 4 anak, astaga.. Tapi ya, Joella malah menyukai gaya dan cara bicara Michella itu.
Sementara Diavolo, suami Michella, dan Maximillian.
“Aku sudah lama tidak bertemu denganmu, bagaimana kabarmu ??”
“Baik, sangat baik.” Ujar Maxi dengan tersenyum kecil, ya setidaknya dia dan Diavolo bisa memperbaiki hubungan mereka, bagaimanapun mereka lahir dari rahim yang sama, hanya saja berbeda ayah. Tapi tetap saja, keduanya bertingkah seperti saudara kandung.
“Acara pertunanganmu sangat meriah, aku juga sangat menikmati hidangannya.”
“Baguslah, kau juga harus datang ke pernikahanku !! Di sana akan lebih meriah lagi.”
“Tentu, tanggal berapa ??”
“Aku ingin secepatnya, mungkin minggu depan atau, entahlah.. Aku masih bingung.”
Diavolo mengangguk, “Aku ingat, aku tidak melakukan pertunangan dan langsung menikahi ratu kesayanganku.” Ujar Diavolo melirik ke arah Michella yang masih begitu bersemangat berbicara dengan Joella, sementara kedua anaknya, Cathina dan Catholo sudah tertidur di kamar, lumrah saja.. Ini sudah malam, dan Michella serta Joella masih berbicara satu sama lain, dengan semangatnya.
“Astaga.. Kau benar-benar khawatir jika ada lelaki yang mengincar kekasihmu.”
“Tentu saja, beberapa musuhku terobsesi kepada Michella, meskipun aku sudah menunjukkan jari pernikahanku, tapi mereka masih saja berusaha merebut istriku !!” Ujar Diavolo dengan sedikit kesal. Maximillian malah terkekeh pelan di sana.
...
“Maxi..”
“Yes.. Dear ??”
Saat ini, Maximillan dan Joella berada di dalam kamar mereka. Setelah beberapa jam menghabiskan waktu di luar dan berbicara dengan Michella dan Diavolo, kini mereka masuk ke dalam kamar.
Oh iya, Maximillian dan Joella menyewa kamar hotel, yang kebetulan sama dengan hotel yang ditempati oleh Michella dan Diavolo. Kedua pasangan tunangan itu, berbicara satu sama lain. Joella sudah membersihkan make up dari wajahnya dan sudah berganti pakaian menjadi piyama tidur, begitu pula dengan Maximillian yang sudah melepaskan kemeja dan jas miliknya itu.
“Aku melihat.. Istrimu dan ibumu datang.. Ke acara pertunangan tadi..”
“I know..”
“Maxi, tidakkah sebaiknya.. Kau pikirkan ulang mengenai hubungan kita.”
“Why ??”
“I’m... I'm little uncomfortable..”
Maximillian mendekati Joella, mengecup kening kekasihnya itu.
“Apakah ada yang menghinamu ??” Tanya Maximillian dengan rasa penasaran.
“Tidak ada, aku hanya merasa tidak nyaman.. Bagaimanapun kau sudah memiliki keluarga, dan.. Dan aku merasa seperti wanita yang menghancurkan keluargamu..” Ujar Joella dengan nada lirihnya, Maximillian menghela nafasnya berat.
“How many time, I'm must tell you, sweetie.. They aren't my child, they aren't my family, only my dad is the one family I have..” Ujar Maximillian menjelaskan dengan nada lirihnya, Joella bisa melihat mata Maxi menyiratkan luka saat menatap ke arah mata indah milik Maximillian. Rasanya, ada sesuatu yang disembunyikan di balik mata berwarna hijau cerah itu.
“Tapi...”
“Joella, aku mohon.. Aku bisa gila jika kehilangan dirimu, bagiku kau segalanya, kaulah yang bisa membuatku jauh lebih baik. Aku tidak akan menduakanmu, sayang, aku sangat mencintaimu.”
“Ba.. Bagaimana dengan istrimu ??”
“Aku tidak mencintainya.. Aku dijebak olehnya..”
“Huh.. ??”
Maxi tersenyum lembut dan tatapannya begitu lirih, “Aku hanya mencintaimu sayang, satu-satunya sosok yang bisa membuatku menghangat, dan sosok yang bisa membuatku merasa lebih baik. Isabella sama sekali tidak bisa membuatku merasakan apapun, tapi kau..” Ujar Maxi dengan nada setengah memohon kepada Joella, membuat wanita itu merasa tidak tega. Maxi tidak pernah memohon sebegitunya kepada dirinya, hanya saja sebagai wanita Joella takut..
Takut jika, Maxi akan meninggalkannya sama seperti Maxi meninggalkan Isabella. Bukannya tidak percaya dengan perkataan dari Maximillan, tapi Joella juga harus mencari bukti, bukan ??
“Jadi, aku mohon Joella jangan pernah meninggalkanku, hmm~ aku mohon.” Ujar Maximillian dengan nada berbisik, dan kemudian mengecupi bagian telinga milik Joella.
“Ishh~ Maxi~ geli..” Ujar Joella dengan kesal karena Maxi terus saja mengecupi bagian telinganya yang sensitif itu.
Maxi hanya terkekeh pelan, dia kemudian menjilati bagian telinga dari Joella, membuat sensasi rasa geli semakin menyiksa Joella, melihat wanita itu tampak tak berdaya. Maximillian kemudian mendorong Joella hingga terjatuh di atas kasur, tepatnya kasur di belakang tubuh Joella.
“Maxi~”
“Jangan merengek, anak nakal !! Kau yang membuatku begitu menggilaimu, dan begitu terobsesi padamu.” Ujar Maximilian dengan nada nakalnya, sementara Joella terkejut mendengarkan perkataan dari Maximillian, apa kata mafia itu, obsesi ??
“Kau cinta padaku atau hanya sekedar obsesi semata ??” Ujar Joella dengan nada penasaran.
Maximillian menyeringai, “Hmm~ Both.. So don't ever try to run away from me, my sweetie~” Bisik Maximillian dengan nada penekanan, seakan Joella tidak akan pernah bisa mengelak kenyataan itu.
“Piyamamu sangat indah, akan jauh lebih indah lagi, jika aku membukanya.” Ujar Maximillian dengan nada licik, dan terlihat tatapannya begitu penuh dengan nafsu.
“Ja..jangan..”
“Kenapa ??”
“Aku lelah..”
Maxi menghela nafasnya perlahan, “Kau tidak perlu bergerak, biarkan aku saja yang bekerja di tubuhmu, sayang~”
“Maxi, aku mohon.. Tahan dulu, sampai kita menikah.”
“Sebelum kita bertunangan, kita melakukannya lebih dari 2 kali sayang, kau lupa aku tidak menggunakan pengaman apapun.” Ujar Maximillian menyeringai dengan nada liciknya.
“Ba..bagaimana jika aku hamil, sebelum pernikahan ??”
“Ada gaun, pernikahan untuk wanita hamil, sayang~”
Joella menghela nafas, di saat sedang bernafsu seperti ini, Maximillian akan menjadi sangat keras kepala, setiap perkataan Joella akan dibantah dengan cerdik oleh Maximillian, sungguh rasanya Joella tidak tahu harus dengan apakah dirinya bisa menahan dirinya di hadapan seorang Maximillian ?? Tapi rasanya mustahil bagi Joella sendiri.
“Ba..baiklah.. Terserah kau, saja.. Tapi lakukan secara perlahan.” Ujar Joella dengan pasrah, membuat Maximillian menyeringai dengan nada liciknya, segera saja Maximillian menggerakkan tangannya untuk membuka piyama tipis milik Joella, sementara wanita itu menahan tangan yang mulai melepaskan pakaiannya, tidak perlu waktu lama bagi Maxi untuk melepaskan piyama tipis itu, dan segera saja, tubuh Joella sudah terlihat jelas, tanpa kain hanya p*k*ian d*l** yang menutupi alat privasinya, Maxi menyeringai licik dan menjilati bagian bibirnya sendiri, melihat tubuh indah molek di depannya.
“Joella sayang~ kau ingat, saat pertama bertemu, kau mabuk dan menggodaku dengan tubuh indahmu ini~” Ujar Maxi menggoda sembari tangannya bergerak membelai tubuh, dan menyentuh tubuh milik Joella, membuat sensasi dari Joella, apalagi saat Maxi tahu beberapa titik sensitifnya, sepertinya Maxi sengaja menggoda Joella di sana.
“Ja..jangan diingat...” Ujar Joella dengan malu-malu, saat Maxi mengingatkannya mengenai masa lalu mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments