Selingkuh
Epilog
Nama ku Sartika Dewi biasa dipanggil Dewi sebagai Ibu Rumah tangga, umurku sudah 50 tahun. Aku memiliki 3 orang anak. Satu perempuan dan dua orang laki-laki. Anak ketiga ku mengalami penyakit autisme hiperaktif serta gangguan syaraf akibat terjatuh ketika masih bayi dan balita. Benturan keras terus menerus membuat syaraf bagian otak terganggu dan adanya pembekuan darah bagian otak memperparah untuk pemikiran.
Usia pernikahan ku kurang lebih 33 tahun menikah diusia belum sampai 18 tahun, namun Aku sudah lulus SMEA. Di zamannya untuk umur 18 tahun sudah matang menikah. Begitu banyak teman-teman ku menikah di usia lebih muda. Beda dengan zaman sekarang usia matang menikah untuk wanita umur 25 tahun.
Diawal pernikahan, Aku sudah diberi cobaan dengan sikap mertua ku. Sikap suami ku yang tidak pernah terlihat setelah menikah berbanding terbalik ketika Aku masih pacaran dengannya. Sifat asli yang pemarah, menyimpan rahasia serta suka berkata merendahkan ku.
Aku yang masih sangat polos menerima dengan rasa sabar tanpa mengeluh. Selama menjalani pernikahan dengan berbagai ujian Sifat ku berubah ketika Dia suamiku mulai ketahuan berselingkuh pertama kali.
Berbagai ujian bisa Aku hadapi, tapi tidak untuk menduakan hati. Rasa sakit melebihi rasa sakit ketika Dia berucap kasar padaku.
°°°
Seperti biasa kehidupan Ibu Rumah Tangga setelah melaksanakan ibadah sholat Subuh bergegas Aku ke dapur untuk memasak sarapan pagi dan bekal suami. Melihat jam sudah 05.30 wib suami juga belum keluar dari kamarnya. Membuat rasa penasaran, Aku mengecek kamar yang biasa suami tidur. Rasa penasaran itu membuat ku kaget, melihat kamar terlihat kosong.
Anak-anak ku sudah bangun yang mulai beraktifitas untuk bersiap kerja. Aku mencoba bertanya dengan Rani anak pertama yang tengah sibuk mengurus bayinya yang berumur 8 bulan.
"Ran... bapak mu kemana?" tanya ku penasaran.
"Ga tahu ma... semalam emang pergi sekitar jam 9 malam" jawab Rani masih membereskan perlengkapan anaknya untuk dititip ke pengasuh.
"Lahhh kemana bapak mu? tidur dimana dia..."
Mendengar ucapan ku anak-anak ku ikut kaget dan mendekati ku. Aku yang masih penasaran mencoba menghubungi suami ku. Panggilan ku dialihkan, tak satupun dijawab.
Kemana dia? tidur dimana dia.
Beribu pertanyaan mengisi di otak ku. Jantung ku berdetak tak beraturan. Ada rasa khawatir dan ada rasa berfikiran negatif. Aku dengan suami ku tidak sedang bertengkar. Padahal lagi bermesraan, tidak ada perubahan pada suami ku.
Apa aku yang tidak peka perubahanya. Ku raih handphone, untuk terus mencoba menelpon. Fikiranku kacau dan hati ku tidak tenang. Terus berfikir mencari jawaban ketidaktahuan ku.
Belum lama anak-anak sibuk mencoba menghubungi suami ku, dia pulang. Matanya merah bajunya kusut, seperti baru bangun tidur. Tidur dimana kah Dia???
Aku mencoba bertanya dengan lembut. Aku tidak mau mencurigai suamiku, walau fikiran negatif itu terus memenuhi diotak ku.
"Pak... tidur dimana?" tanya ku.
Suami ku tidak menjawab, Dia bergegas berganti pakaian dengan wajah yang masih kusut belum mandi.
"Pak... tidur dimana? kenapa pulang subuh, tidur dimana" aku mencoba bertanya kembali. Mencoba berfikiran positif, tidak ingin membuat keributan di depan anak-anak.
"Main gap..." jawab suamiku.
"Main gap dirumah siapa? tidur dimana" tanya ku yang masih penasaran.
"Di rumah teman" jawab suami ku yang masih bersiap-siap untuk berangkat kerja.
"Di rumah siapa? siapa temannya? cewek atau cowok? di rumah siapa?" Hati ku sudah merasa tidak enak. Ada sesuatu yang terjadi.
"Main gap terus ketiduran" jawab suami ku bergegas ingin pergi kerja.
Aku mencoba mengikutinya, sangat tidak masuk akal. Barusan kemaren pergi mengantar pengantin keponakan yang ingin menikah. Pulang karena sudah malam, sholat magrib langsung tidur dikamar tengah yang biasa Dia tidur. Tidak ada hal mencurigakan, hanya saja dia bilang capek dan lapar.
"Siapa nama temannya? bukannya semalam bilangnya capek... ngantuk... kok keluar malam main gap?" tanya ku yang masih menyelidiki. Aku tidak mempercayai kata-katanya.
Suamiku tidak menjawab, Dia pergi membawa mobil Dinas berangkat kerja.
Ya Allah, kemanakah suami ku?
Aku mengeluarkan unek di hatiku kepada anak perempuan ku Rani. Hati ini masih belum puas jawaban suami yang tidak bisa dipercaya.
"Ran... kemana bapak mu? nginap dimana dia? semalam dia bilang capek... ngantuk... tapi malah keluar malam dan nginap ga tahu kemana. Apa bapak mu berselingkuh" Akhirnya aku mengucapkannya, sudah lama tertahan ucapan itu. Aku hanya ingin terus berpikir positif. Namun hati tak kuat menyimpannya.
"Ntah ma... bisa jadi. Tiba-tiba aja keluar malam" jawab Rani duduk dikursi ruang tamu. Rani merasa heran dan belum percaya apa yang terjadi.
Aku yang masih belum bisa menerima jawaban suami. Lekas mengetik pesan ke whatsapp.
Aku 📩: Tidur dimana? katanya semalam capek dan ngantuk. kok malah keluar malam? tidur dirumah siapa? cewek atau cowok? mana nomor handphone nya biar aku hubungi. Kenapa tiba-tiba aja pulang subuh. kalau main gap ga mungkin tidur sembarangan
Hati ku terus bertanya, rasa curiga menghantui ku. Aku mencari jawaban pada diriku. Ku tanya dalam hati apa Aku berbuat salah ?.
Kemaren seperti biasa, tidak sedang bertengkar. Cuma dia beberapa minggu ini agak berbeda, sudah mulai cuek dengan anak terakhir, Abri. Sudah tidak mau tidur dibelakang dan suka menjauhi aku.
Apa yang terjadi dengan suami ku ? apa yang salah dengan ku ? mengapa dia pulang subuh ?.
Rani sengaja belum berangkat dari kerjanya, untuk menenang pikiranku. Aku keluarkan isi hati kepada Rani. Cerita kemaren waktu mengantar pesta. Selama perjalanan menuju kelokasi selama 3 jam, tidak ada sepata kata pun. Dia lebih banyak diam hanya aku yang berceloteh kesal karena dari awal sudah tidak berniat ingin pergi. Dia tidak berbicara pada ku, ntah fikirannya sedang kemana. Aku tidak mencurigai perubahannya. Aku fikir Dia diam karena lagi banyak kerjaan.
Bukan itu saja Kami sudah lama tidak tidur bersama. Aku hanya berpikir positif Dia tidak ingin tidur bersama dikarenakan tidak ingin tidur bersama Abri dan tidak ingin terganggu.
Aku tidak menyadari semua perubahan itu. Aku terbiasa mandiri, Aku terbiasa sendiri dirumah bersama Abri. Aku terbiasa mengurus semua sendiri. Suami ku jarang pulang lebih memilih tidur dirumah Dinas dan ulang jumat malam.
Kami jarang berkomunikasi, kami jarang bersama. Namun Dia masih terus memberikan nafkah materi dengan memberikan uang gaji penuh.
Lantas kenapa dia pulang subuh ? tidur kemana dia ?
Teringat kembali peristiwa terjadi 10 tahun yang lalu. Suami ku pernah selingkuh dan 10 tahun yang lalu itu selingkuh yang ke 3 kali nya yang aku ketahui. Aku memaafkannya, Aku menerimanya namun tidak melupakan atas perbuatannya. Rasa sakit itu masih membekas dihatiku. Tidak mudah melupakan perselingkuhannya.
Sepuluh tahun yang lalu Dia juga berubah lebih cuek dan gampang marah. Setiap apa yang aku lakukan tidak pernah benar di matanya.
Apa Dia mengulang kesalahan sama dengan berselingkuh lagi? Apa Dia ketempat *******? Ya Allah semoga apa yang Aku fikirkan itu salah.
Berat kepala ku memikirkan semua pertanyaan yang tidak ada jawabannya. Segera ku ambil wudhu dan membasuh muka ku berulang-ulang agar fikiran lebih jernih. Ku raihi sajadah dan ku bentangkan.
Hanya Allah tempat mengadu, Allah tempat ku bersandar. Kepada Allah aku mencurahkan kesedihanku. Ada rasa tangis dihati, rasa sakit sepuluh tahun itu mulai mencuat kembali. Aku meminta pertolongan kepada Allah agar dapat membantu menemukan setiap pertanyaanku.
Selepas sholat sunat dhuha, Aku mencoba membereskan kamar bersama anak bujang ku Abri. Mencoba melupakan fikiran negatif, ku sibukkan diri yang bermanfaat.
Namun pikiran itu tidak benar- benar hilang ketika Anak-anak ku sudah berangkat kerja, disaat rumah keadaan sepi. Aku termenung melihat nasib hidup ku dan nasib anak ku Abri. Kesedihan terus bertambah atas perbuatan suami. Handphone ku berbunyi, balasan whatsapp dari suamiku.
Suami 📩 : tidur di perumnas.
Jawaban singkat dari suami ku. Aku tidak mempercayainya, Aku mencoba meminta pendapat dengan anak ku Rani. Aku mengirin pesan whatsapp kepada anak ku Rani.
Aku 📩 : Ran... kamu percaya bapak mu tidur diperumnas?
Rani 📩 : Ga ma... Rani ga percaya
Aku 📩: Mama juga tidak percaya, subuh tadi dia bilang kerumah teman siang bilang tidur diperumnas. kelihatan bohongnya.
Ketika hati ku yakin kalau suami ku berbohong segera ku kirimkan pesan whatsapp ke suamiku.
Aku 📩: Aku tidak percaya... pagi tadi kamu bilang tidur dirumah teman sekarang berubah tidur diperumnas. Jangan membohongi ku...
Kesabaran ku mulai habis, jika dia tidak tidur dirumah teman berarti dia tidur di hotel bersama wanita lain. Siapa wanita itu? Siapa yang mengusik rumah tangga ku kembali.
Rasa sakit dikhianati yang ku kubur begitu lama kembali menguat. Bertahun-tahun Aku mencoba mengikis rasa sakit ini. Dia malah mencoba kembali membuka luka lama ku.
Ya Allah apakah ini ujian ku lagi? Aku benar-benar sudah tidak kuat terus memerus disakiti oleh suami ku berulang kembali.
Air mata ku menetes, mengingat luka lama yang tersimpan rapi. Luka itu bertambah, setelah kejadian ini. Aku berharap Allah bisa memberikan kekuatan untuk menghadapi kenyataan hidup pahit ku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
💕Damian&Ainsley 💕
selingkuh itu penyakit akut,akan kambuh trus tarus menurus
2021-11-15
0
Selvi Tyas
nyimaak
2021-01-02
0
Misik Japar
bagus sih cm knp harus sdh berumur 50,klhtan sdh tua aplg sdh punya ank 3.
shrusnya d bikin umur yg agak muda thorr dan blm punya ank biar ntar klo ad permasalah yg berujung dg perceraian tdk bingung dg ank2. dan juga klo msh muda kn msih bnyak yg naksir mskpun janda😁😁. itu saran q sih thorrr🙏
2021-01-01
1