Penyembuh Trauma Lama

Penyembuh Trauma Lama

Ch 1

Bianca adalah seorang gadis yang sudah memasuki usia cukup untuk menikah, tetapi sepertinya ia tak tertarik dengan sebua pernikahan karna selama waktunya hanya Bia habiskan untuk bekerja.

  "Bia sarapan" teriak sang bunda.

  "Ya bun sebentar" teriak Bia dari kamarnya yang berada di lantai 2.

Saat ini Bianca sedang bersiap siap untu berangkat bekerja setelah di rasa rapih ia segera bergegas menuju ruang makan karna sang bunda telah menunggunya.

Bianca berlari menuruni tangga, Lina yang melihat hal itu takut jika putrinya akan terluka.

  "Bia jangan lari nanti kau terjatuh" ucap Lina.

  "Bia tak akan jatuh bun" jawab Bianca.

  "Tetap saja kau tak boleh berlari saat di tangga" ucap Lina.

  "Iya iya bunda, selamat pagi bundaku sayang" sapa Bianca mencium pipi Lina lalu dudu di kursinya.

  "Pagi juga sayang" jawab Lina.

  "Kau mau sarapan dengan apa sayang?" tanya Lina.

Bianca melihat ke arah meja akan di sana terdapan roti beserta selai dan nasi goreng seafood.

  "Sepertinya aku ingin roti dengan selai coklat saja bun" jawab Bianca.

 "Baiklah bunda buatkan sebentar" ucap Lina.

Lina segera membuatkan roti yang di lapisi dengan selai coklat seperti yang di inginkan oleh putrinya.

  "Ini sayang" ucap Lina menyerahkan roti pada putrinya.

  "Terima kasih bunda" jawab Bianca menerima roti selai coklat miliknya.

Bianca dan sang bunda pun menikmati sarapan mereka dengan hening karna sudah menjadi kebiasaan mereka tak ada suara saat berada di meja makan selain suara sendok dan garpu yank saling beradu.

  "Bun sepertinya hari ini aku akan lembur karna atasanku akan menemui klien pada jam makan malam" ucap Bianca sambil mengelap bibirnya.

  "Kamu ini Bia hampir setiap hari kamu lembur, jika begii terus kapan kamu akan menikah" ucap Lina.

  "Nanti Bun, jika sudah waktunya pasti Bia akan menikah" jawab Bianca.

  "tapi kapan Bia, apa kau tak ingin memiliki keluarga kecilmu sendiri?" tanya Lina.

Bianca tak langsung menjawab pertanyaan bundanya, satu sisi ia ingin memiliki sebuah keluarga tapi di satu sisi lagi dia takut jika keluarga yang dia bangun akan berakhir berantakan seperti kedua orang tuanya.

  "Tentu saja Bia mau bun tapi mungkin nanti, jika saat ini sayang karir Bia sedang bagus bagusnya apalagi bia baru saja menjadi sekertaris CEO" jawab Bia beralasan.

  "Tapi kapan Bia usiamu sudah 26 tahun" ucap Lina.

Bianca memutar matanya malas karna sang bunda selalu saja membahas tentang pernikahan, yang paling penting bagi Bia saat ini adalah memenuhi semua kebutuhan dan keperluan dirinya dan bunda.

Bia melirik sebuah jam yang melingkar di tangannya ternyata waktunya sudah tak banyak untuk dia berbincang dengan sang bunda.

  "Bun bia pamit ini sudah akan terlambat" ucap Bia mengecup pipi Lina dan segera berlari pergi dari ruang makan.

Lina yang melihat tingkah putrinya masih seperti anak kecil hanya menggelengkan kepala.

  "Apa ini karna kejadian waktu itu sayang" gumam Lina.

Flashback on

Saat perayaan ulang tahun Bianca yang ke tujuh belas Bianca merayakannya di sebuah restoran bersama teman teman kampusnya. Pesta tersebut berakhir pada pukul 2 dini hari Bianca pulang menggunakan taksi online yang di pesankan oleh sahabatnya.

Saat memasuki mansionnya Bianca melihat pedebatan yang terjadi antara kedua orangtuanya. Bianca menguping perdebatan kedua orang tuanya dari luar.

Dan Bianca seperti tersambar petir kala mendengar perdebatan kedua orang uanya ia tak percaya bahwa selama ini ayah berselingkuh.

Dia mengira bunda dan ayah baik baik saja karna Bia tak penah melihat kedua orang tuanya bertengkar, tapi ternyata ayahnya mengkhianati bundanya Bia sudah tak tahan melihat bunda yang terduduk di lantai sambil menangis.

  "Kenapa ayah melakukan itu semua?" tanya BIanca memeluk sang bunda.

Feri dan Lina terkejut melihat putrinya yang telah berada di rumah mereka mengira Bia akan menginap di rumah temannya, meski Feri berselingkuh tapi ia sangat menyayangi Bia dia selalu memberikan yang terbaik untuk Bia.

  "Àpa maksudmu sayang melakukan apa?" tanya Feri berpura pura.

  "Aku sudah mendengar semua perdebatan kalian jadi tak perlu ada yang di tutupi lagi" jelas Bianca.

Lina masih terduduk di lantai sambil menangis tapi kali ini ia menangis bukan karna mengetahui bahwa suminya berselingkuh tetapi karna putrinya harus mengetahui perbuatan ayahnya.

  "Maafkan ayah Bia" ucap Feri berjalan mendekati putrinya.

  "Stop jangan pernah ayah melangkah lagi karna aku tak ingin ayah sentuh" teriak Bianca.

  "Sudah sayang kau tak perlu berteriak tenangkan dirimu" ucap Lina menenangkan putrinya.

Feri yang melihat putrinya berteriak seperti itu tahu bahwa putrinya sangat kecewa terhadap dirinya, tpi meski sekarang iya menyesali perbuatannya nasi sudah menjadi bubur.

"Tidk bisa bun, aku sangat kecea terhadap ayah bagaimana mungkin ayah melakukan hal itu pada kita" ucap Bianca menatap Feri dengan sangat tajam.

"Maafkan ayah Bia, kau jangan membenci ayah katakan apa yang kau inginkan akan ayah kabulkan" ucap Feri.

Bianca yang mendengar ucapan ayahnya tersenyum, karna ia mengetahui dari temannya jika seseorang berselingkuh kemungkinan untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama sangatlah tipis.

"Bun apa bunda akan memaafkan kesalahan ayah?" tanya Bianca.

Lina melihat ke arah putrinya sebenarnya ia tak dapat memaafkan kembali suaminya arna ini bukan kali pertama sang suami mengulangi kesalahan yang sama, tapi Lina masih memikirkan tentang bagaimana Bia yang akan hidup dalam sebuah keluarga yang tidak utuh.

Bianca seperti paham apa yang membuat bundanya tak menjawab pertanyaan yang dia tanyakan.

"Bunda tak perlu memikirkan bagaimana Bia, bunda hanya perlu pikirkan kesehatan, kebahagiaan dan kewarasan bunda" ucap Bianca.

Lina tak percaya bahwa putri yang selama ini dia jaga dan rawat dengan baik telah beranjak dewasa, sedangkan Feri yang mendengar ucapan Bia merasa takut jika harus kehilangan Putri kesayangannya itu.

Setelah menatap lekat wajah putrinya Lina memantapkan hati untuk mengambil keputusan yang di anggapnya terbaik untuk mereka berdua.

"Mas aku minta kau ceraikan aku dan biarkan Bia untuk memilih akan ikut dengan siapa" ucap Lina lantang.

Ia tak percaya istri yang telah ia nikahi selama ini meminta sebuah perceraian, tapi ia tak keberatan untuk mengabulkan keinginan Lina karna ia pun bertahan dengan Lina hanya karna demi Bianca.

"Baik jika begitu akan aku kabulkan keinginanmu Lina, tapi Bia akan ikut denganku" ucap Feri melihat ke arah Bianca.

"Maaf ayah tapi aku tak akan mengikuti seseorang yan telah menyakiti hati bundaku" Ucap Bianca.

"Tak bisa kau harus tetap ikut dengan ayah" ucap Feri.

"Apa ayah lupa, ayah bilang akan mengabulkan apapun yang aku inginkan asal jangan membenci ayah" jawab Bianca.

Feri tak percaya ucapannya berbalik menyerangnya.

"Dan aku ingin hidup berdua dengan bunda tanpa ayah" ucap Bianca.

Flashback off.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

Huang shen yu

Huang shen yu

nanti kita up hari ini ka

2024-04-11

0

Isabela Devi

Isabela Devi

baru 1 bab ya thor

2024-04-11

0

Huang shen yu

Huang shen yu

smoga suka kak

2024-04-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!