NovelToon NovelToon

Penyembuh Trauma Lama

Ch 1

Bianca adalah seorang gadis yang sudah memasuki usia cukup untuk menikah, tetapi sepertinya ia tak tertarik dengan sebua pernikahan karna selama waktunya hanya Bia habiskan untuk bekerja.

  "Bia sarapan" teriak sang bunda.

  "Ya bun sebentar" teriak Bia dari kamarnya yang berada di lantai 2.

Saat ini Bianca sedang bersiap siap untu berangkat bekerja setelah di rasa rapih ia segera bergegas menuju ruang makan karna sang bunda telah menunggunya.

Bianca berlari menuruni tangga, Lina yang melihat hal itu takut jika putrinya akan terluka.

  "Bia jangan lari nanti kau terjatuh" ucap Lina.

  "Bia tak akan jatuh bun" jawab Bianca.

  "Tetap saja kau tak boleh berlari saat di tangga" ucap Lina.

  "Iya iya bunda, selamat pagi bundaku sayang" sapa Bianca mencium pipi Lina lalu dudu di kursinya.

  "Pagi juga sayang" jawab Lina.

  "Kau mau sarapan dengan apa sayang?" tanya Lina.

Bianca melihat ke arah meja akan di sana terdapan roti beserta selai dan nasi goreng seafood.

  "Sepertinya aku ingin roti dengan selai coklat saja bun" jawab Bianca.

 "Baiklah bunda buatkan sebentar" ucap Lina.

Lina segera membuatkan roti yang di lapisi dengan selai coklat seperti yang di inginkan oleh putrinya.

  "Ini sayang" ucap Lina menyerahkan roti pada putrinya.

  "Terima kasih bunda" jawab Bianca menerima roti selai coklat miliknya.

Bianca dan sang bunda pun menikmati sarapan mereka dengan hening karna sudah menjadi kebiasaan mereka tak ada suara saat berada di meja makan selain suara sendok dan garpu yank saling beradu.

  "Bun sepertinya hari ini aku akan lembur karna atasanku akan menemui klien pada jam makan malam" ucap Bianca sambil mengelap bibirnya.

  "Kamu ini Bia hampir setiap hari kamu lembur, jika begii terus kapan kamu akan menikah" ucap Lina.

  "Nanti Bun, jika sudah waktunya pasti Bia akan menikah" jawab Bianca.

  "tapi kapan Bia, apa kau tak ingin memiliki keluarga kecilmu sendiri?" tanya Lina.

Bianca tak langsung menjawab pertanyaan bundanya, satu sisi ia ingin memiliki sebuah keluarga tapi di satu sisi lagi dia takut jika keluarga yang dia bangun akan berakhir berantakan seperti kedua orang tuanya.

  "Tentu saja Bia mau bun tapi mungkin nanti, jika saat ini sayang karir Bia sedang bagus bagusnya apalagi bia baru saja menjadi sekertaris CEO" jawab Bia beralasan.

  "Tapi kapan Bia usiamu sudah 26 tahun" ucap Lina.

Bianca memutar matanya malas karna sang bunda selalu saja membahas tentang pernikahan, yang paling penting bagi Bia saat ini adalah memenuhi semua kebutuhan dan keperluan dirinya dan bunda.

Bia melirik sebuah jam yang melingkar di tangannya ternyata waktunya sudah tak banyak untuk dia berbincang dengan sang bunda.

  "Bun bia pamit ini sudah akan terlambat" ucap Bia mengecup pipi Lina dan segera berlari pergi dari ruang makan.

Lina yang melihat tingkah putrinya masih seperti anak kecil hanya menggelengkan kepala.

  "Apa ini karna kejadian waktu itu sayang" gumam Lina.

Flashback on

Saat perayaan ulang tahun Bianca yang ke tujuh belas Bianca merayakannya di sebuah restoran bersama teman teman kampusnya. Pesta tersebut berakhir pada pukul 2 dini hari Bianca pulang menggunakan taksi online yang di pesankan oleh sahabatnya.

Saat memasuki mansionnya Bianca melihat pedebatan yang terjadi antara kedua orangtuanya. Bianca menguping perdebatan kedua orang tuanya dari luar.

Dan Bianca seperti tersambar petir kala mendengar perdebatan kedua orang uanya ia tak percaya bahwa selama ini ayah berselingkuh.

Dia mengira bunda dan ayah baik baik saja karna Bia tak penah melihat kedua orang tuanya bertengkar, tapi ternyata ayahnya mengkhianati bundanya Bia sudah tak tahan melihat bunda yang terduduk di lantai sambil menangis.

  "Kenapa ayah melakukan itu semua?" tanya BIanca memeluk sang bunda.

Feri dan Lina terkejut melihat putrinya yang telah berada di rumah mereka mengira Bia akan menginap di rumah temannya, meski Feri berselingkuh tapi ia sangat menyayangi Bia dia selalu memberikan yang terbaik untuk Bia.

  "Àpa maksudmu sayang melakukan apa?" tanya Feri berpura pura.

  "Aku sudah mendengar semua perdebatan kalian jadi tak perlu ada yang di tutupi lagi" jelas Bianca.

Lina masih terduduk di lantai sambil menangis tapi kali ini ia menangis bukan karna mengetahui bahwa suminya berselingkuh tetapi karna putrinya harus mengetahui perbuatan ayahnya.

  "Maafkan ayah Bia" ucap Feri berjalan mendekati putrinya.

  "Stop jangan pernah ayah melangkah lagi karna aku tak ingin ayah sentuh" teriak Bianca.

  "Sudah sayang kau tak perlu berteriak tenangkan dirimu" ucap Lina menenangkan putrinya.

Feri yang melihat putrinya berteriak seperti itu tahu bahwa putrinya sangat kecewa terhadap dirinya, tpi meski sekarang iya menyesali perbuatannya nasi sudah menjadi bubur.

"Tidk bisa bun, aku sangat kecea terhadap ayah bagaimana mungkin ayah melakukan hal itu pada kita" ucap Bianca menatap Feri dengan sangat tajam.

"Maafkan ayah Bia, kau jangan membenci ayah katakan apa yang kau inginkan akan ayah kabulkan" ucap Feri.

Bianca yang mendengar ucapan ayahnya tersenyum, karna ia mengetahui dari temannya jika seseorang berselingkuh kemungkinan untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama sangatlah tipis.

"Bun apa bunda akan memaafkan kesalahan ayah?" tanya Bianca.

Lina melihat ke arah putrinya sebenarnya ia tak dapat memaafkan kembali suaminya arna ini bukan kali pertama sang suami mengulangi kesalahan yang sama, tapi Lina masih memikirkan tentang bagaimana Bia yang akan hidup dalam sebuah keluarga yang tidak utuh.

Bianca seperti paham apa yang membuat bundanya tak menjawab pertanyaan yang dia tanyakan.

"Bunda tak perlu memikirkan bagaimana Bia, bunda hanya perlu pikirkan kesehatan, kebahagiaan dan kewarasan bunda" ucap Bianca.

Lina tak percaya bahwa putri yang selama ini dia jaga dan rawat dengan baik telah beranjak dewasa, sedangkan Feri yang mendengar ucapan Bia merasa takut jika harus kehilangan Putri kesayangannya itu.

Setelah menatap lekat wajah putrinya Lina memantapkan hati untuk mengambil keputusan yang di anggapnya terbaik untuk mereka berdua.

"Mas aku minta kau ceraikan aku dan biarkan Bia untuk memilih akan ikut dengan siapa" ucap Lina lantang.

Ia tak percaya istri yang telah ia nikahi selama ini meminta sebuah perceraian, tapi ia tak keberatan untuk mengabulkan keinginan Lina karna ia pun bertahan dengan Lina hanya karna demi Bianca.

"Baik jika begitu akan aku kabulkan keinginanmu Lina, tapi Bia akan ikut denganku" ucap Feri melihat ke arah Bianca.

"Maaf ayah tapi aku tak akan mengikuti seseorang yan telah menyakiti hati bundaku" Ucap Bianca.

"Tak bisa kau harus tetap ikut dengan ayah" ucap Feri.

"Apa ayah lupa, ayah bilang akan mengabulkan apapun yang aku inginkan asal jangan membenci ayah" jawab Bianca.

Feri tak percaya ucapannya berbalik menyerangnya.

"Dan aku ingin hidup berdua dengan bunda tanpa ayah" ucap Bianca.

Flashback off.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Ch 2

Saat ini Bianca telah sampai di JC Company perusahaan tempat ia bekerja, JC Company adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang perhotelan, perhiasan dan pusat perbelanjaan.

Bianca memarkirkan mobilnya dengan rapih di basement lalu ia bergegas menuju ruangannya karna ia harus datang terlebih dahulu sebelum atasannya.

Bianca telah sampai di ruangannya ia segera menyusun berkas mana yang harus lebih dulu di periksa oleh Jacob.

  "Harus aku susun sekarang juga jangan sampai si tukang ngomel dateng masih berantakan" gumam Bia.

Tak membutuhkan waktu yang lama untuk Bia menyusun semua dokumen yang menumpuk di atas meja kerjanya.

Bia menengok ke arah jam dinding yang tergantung di ruangannya menunjukkan sudah pukul delapan Bia segera bangkit dari duduknya.

  "Anjir udah jam 8 aja perasaan tadi gue berangkat masih pagi, gue harus bikinin kopi si bos" ucap Bia meninggalkan ruangannya menuju pantry.

Sedangkan di lobi perusahaan JC Company jacob baru saya tiba bersama Reinhard sang asisten pribadinya, Reinhard bukan hanya sekedar asisten pribadi Jacob tapi mereka juga bersahabat sedari masa kuliah.

Para karyawan yang melihat kedatangan pemilik perusahaan tempat mereka bekerja hanya membungkukkan sebagian badan mereka sebagai tanda hormat, tak ada yang berani menyapa jacob karna dia atasan yang cuek dan dingin.

Jacob dan Reinhard menuju sebuah lift yang di khusus kan untuk para petinggi perusahaan.

Bianca telah selesai membuat kopi untuk atasannya ia segera mengantarkan kopi tersebut ke ruangan si bos, baru saja Bia meletakkan kopi yang diia buat di atas meja pintu ruangan tersebut terbuka oleh seseorang.

Ia menengok ke arah pintu untuk mengetahui siapa yang membuka pintu ruangan atasannya itu, ternyata yang membukanya adalah sang pemilik ruangan.

  "Pagi tuan" ucap Bianca membungkukkan sedikit badannya.

  "Hmmm" jawab Jacob berjalan menuju meja kerjanya.

  "Saya telah menyiapkan kopi anda seperti biasa tuan, jika begitu saya pamit" ucap Bianca.

Bianca langsung meninggalkan ruangan CEO karna ia sudah terbiasa tak mendapat jawaban dari ucapannya.

Baru saja Bianca menutup pintu ruangan CEO dan berjalan beberapa langkah ia kembali di hentikan oleh Reinhard sang asisten pribadi atasannya itu.

  "Bia tunggu sebentar" panggil Reinhard dari arah yang bersebrangan.

Ya karna ruangan asisten pribadi ada di sebelah kanan sedangkan ruangan sekertaris berada di sebelah kiri ruang CEO.

  "Ya tuan ada yang bisa saya bantu" jawab Bianca.

  "Santai aja gak ada orang lain di sini" ucap Reinhard

Bianca memperhatikan sekeliling dan yang di katakan oleh Reinhard benar.

  "Oke, ada yang perlu gue bantu Hard" jawab Bianca.

  "Gak ada bi, gue cuman mau nanya loe ikut nemenin tuan jacob meeting malem ini kan?" tanya Reinhard.

  "Jelas gue ikut loe juga kan, apa ada berkas yang perlu gue siapin lagi" jawab Bianca.

  "Gak ada gue tahu loe pasti udah menyiapin semuanya" ucap Reinhard.

  "Gue cuman mau ngasih tau loe sepertinya ini akan menjadi meeting terakhir gue" tutur Reinhard.

  "Maksud loe?" tanya Bia.

  "Gue bakalan ngambil jatah cuti gue yang selama ini gak pernah gue ambil dan gue milih loe buat gantiin posisi gue ini selama cuti" jelas Reinhard.

Tentu saja Bianca terkejut mendengar ucapan Reinhard lalu apa ini dia yang harus menggantikan posisi Reinhard selama dia cuti. Bia melihat ke arah Reinhard untuk meminta penjelasan.

  "Maafin gue tapi gue harus cuti selama satu bulan penuh, gue harus menemani Karina melahirkan di negara asalnya" jelas Reinhard.

  "Apa satu bulan penuh? gue pikir loe cuman mau ambil cuti beberapa hari aja tapi apa ini" ucap Bianca tak percaya.

  "Gue gak bisa biarin posisi ini di isi sama orang lain loe mengerti maksud gue kan Bia" ucap Reinhard.

Tentu saja Bia tahu apa yang di maksud oleh Reinhard adalah tuannya, ya sebenarnya Jacoob mengalami Haphepobia yaitu suatu penyakit yang mengakibatkan ia takut di sentuh serta menyentuh orang lain.

Tapi penyakitnya itu tidak berlaku untuk Reinhard dan Bianca mereka bertiga pun tak tahu apa yang menyebabkannya.

  "Baiklah tuan saya akan mengggantikan posisi anda selama cuti" ucap Bianca Formal.

  "Hey kenapa jadi berbicara formal begitu saat ini hanya ada kita, akh aku tahu kau pasti marah kan karna mendadak mengambil cuti" ucap Reinhard.

Memang Bianca dan Reinhard memiliki usia yyang hanya berbeda 2 tahun saja dan mereka kenal karna satu SMA jadi terkadang mereka berbicara santai saat sedang tak ada siapa pun.

  "Maafin gue, gue berjanji bakalan bawain loe oleh oleh dari negara asal istriku" ucap Reinhard.

Bianca yang mendengar hal itu kembali tersenyum karna akan mendapatkan oleh oleh dari Tuan Reinhard.

  "Kau sudah janji jangan sampai lupa, sampaikan salam ku pada Karina" ucap Bianca.

  "Oke kalau gitu gue ke ruangan tuan Jacob dulu buat bicarain soal cuti gue" ucap Reinhard.

  "Oke mudah mudahan di acc ya" jawab Bianca.

Reinhard mulaii melangkahkan kakinya menuju ruangan Jacob, sedangkan Bianca melangkahkan kakinya menuju ruangan kerjanya.

Setelah sampai di ruangannya Bianca mendudukkan dirinya di sebuah sofa yang berada di ruangannya.

  "Sepertinya hari hari gue bakalan lebih berat" ucap Bianca.

Reinhard saat ini telah berada di depan pintu ruangan Jacob.

Tok ..

Tok ..

  "Masuk" ucap Jacob.

Reinhard membuka pintu ruangan Jacob dan segera menemui atasannya untuk mengajukan cutinya, jacob yang melihat Reinhard yang tidak seperti biasanya merasa heran.

  "Ada apa Hard?" tanya Jacob.

  "Begini tuan saja ingin mengajukan cuti" jawab Reinhard.

Jacob terkejut mendengar ucapan asisten pribadinya yang tiba tiba mengatakan akan cuti.

  "Tidak bisa jika kau cuti siapa yang akan menggantikan posisimu Hard?" tanya Jacob.

  "Tentu saja Bianca tuan karna hanya dia yang cocok dengan tuan bukankah begitu tuan" ucap Reinhard.

Jacob hanya menghela nafasnya iya tahu kenapa Reinhard mengatakan jika hanya Bianca yang cocok dengan dirinya.

  "Berapa lama kau akan cuti?" tanya Jacob

  "Saya akan mengambil cuti selama satu bulan tuan" jawab Reinhard.

  "Apa kau gila Hard" teriak Jacob ia tak percaya pada asisten pribadi sekaligus sahabatnya itu bagaiman mungkin ia akan mengambil cuti selama satu bulan penuh.

  "Tentu saja saya masih waras tuan jika saya sudah gila tuan tak akan masih mempekerjakan saya" jawab Reinhard.

Jacob semakin kesal atas jawaban yang di berikan oleh Reinhard seakan dia sedang mengajaknya bergurau.

  "REINHARD CAPRIO" TERIAK JACOB MELOTOT KE ARAH REINHARD.

Reinhard yang mendengar atasannya memanggil dirinya dengan nama lengkap tahu jika atasannya ini sedang marah.

  "Maafkan saya tuan, saya akan mengambil cuti selama satu bulan penuh karna akan menemani istri saya melahirkan di negara asalnya" ucap Reinhard dengan cepat sebelum amarah atasannya semakin meledak.

Jacob yang mendengar ucapan Reinhard akhirnya mengerti dan iya meredakan amarahnya yang sudah memuncak.

  "Baiklah aku izinkan kau mengambil cuti, tapi sebelum itu kau selesaikan tugas yang saat ini sedang kau kerjakan" ucap Jacob.

  "Baik tuan, terima kasih saya akan menyelesaikan pekerjaan saya sebelum cuti, jika begitu saya pamit tuan" jawab Reinhard.

Reinhard berjalan meninggalka ruangan Jacob untuk kembali ke ruangannya agar ia dapat segera menyelesaikan pekerjaannya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Ch 3

Jacob memikirkan dirinya jika Reinhard tak ada di sampingnya, karna selama ini Reinhard yang mengurusnya.

  "Sudahlah aku masih bisa mengandalkan Bianca saat Reinhard cuti, tapi aku masih bingung kenapa aku hanya bisa berinteraksi dengan ke tiga manusia itu" gumam Jacob.

Jacob melanjutkan mengerjakan pekerjaannya yang sudah menunggu begitu juga dengan Reinhard dia  menyelesaikan pekerjaannya sebelum cuti.

Tak terasa sudah waktunya makan siang Bianca melihat ke arah jam dinding yang tergantung di dalam ruangannya.

  "Ah sudah jam makan siang aku terlambat pasti mereka sudah menunggu" ucap Bianca segera berlari keluar dari ruangannya.

Jacob yang melihat Bianca berlari keluar dari ruangannya terburu buru merasa heran untuk apa dia berlari seperti itu.

  "Hard ada apa kenapa dia harus berlari seperti itu" tanya Jacob.

  "Bia pasti berlari karna telat ke kantin tuan" jawab Reinhard.

  "Memang ada yang akan memarahi nya jika dia terlambat ke kantin" ucap Jacob.

  "Tentu saja tuan, jika tak percaya mari kita lihat" jawab Reinhard.

  "Untuk apa kita melihatnya, bukan kah kau akan mengajak ku makan di luar" ucap Jacob.

  "Sudahlah mari tuan" ucap Reinhard menatap Jacob dengan puppy eyes.

  "Terserah kau saja" jawab Jacob.

Akhirnya Jacob dan Reinhard mengikuti Bianca yang berlari menuju kantin perusahaan.

  "Sorry gue telat" ucap Bianca mengatur nafasnya.

  "Lama banget si loe bi" ucap Sarah.

  "Tau nih gue udah kelaperan tau bi" timpal Evelin.

  "Sorry tadi gue ngerapihin berkas buat nanti meeting sampe lupa jam istirahat" jawab Bianca.

  "Yaudah cepet yu gue udah laper banget, mana kantin udah penuh lagi" ucap Evelin.

Mereka berjalan mengambil makan siang yang di sediakan oleh perusahaan, tak jauh dari sana jacob dan Reinhard melihat jika Bianca telah di tunggu oleh teman temannya.

  "Bos udah liat kan Bianca akan kena marah jika telat ke kantin" ucap Reinhard.

Jacob tak menghiraukan ucapan Reinhard ternyata yang memarahi Bianca jika terlambat ke kantin adalah teman temannya.

  "Mari bos kita makan siang di kantin" ucap Reinhard.

  "Apa, tadi kau bilang akan mengajak ku makan di luar" ucap Jacob terkejut.

  "Bukan kah ini juga termasuk di luar bos, di luar ruang kerja mu bos" ucap Reinhard.

  "Aku tak mau mari kita ke restoran biasa saja" ucap Jacob.

  "Tak ada waktu lagi bos mari lah lagi pula anda harus membiasakan diri dengan suasana seperti ini" ucap Reinhard.

  "Maksudmu" ucap Jacob.

  "Nanti akan saya jelaskan sebaiknya sekarang mari kita ke dalam" ucap Reinhard.

Mau tak mau Jacob mengikuti langkah kaki Reinhard yang memasuki kantin perusahaan, Sarah Bianca dan Evelin mencari tempat duduk yang masih kosong karna kantin perusahaan sudah penuh.

  "Kita duduk dimana" ucap Evelin.

  "Tuh di sana masih ada meja kosong ayo" ucap Sarah menunjuk sebuah meja yang berada di pojok ruangan.

  "Gass" jawab Bianca.

Mereka bertiga berjalan ke arah meja yang di tunjuk oleh Sarah, saat menyantap makan siangnya Bianca terlihat tak bersemangat.

  "Loe kenapa si Bi" tanya Sarah.

  "Tau tuh muka kaya benang kusut" timpal Evelin.

  "Gimana muka gue gak kusut coba, tiba tiba tuan Reinhard mau ngambil cuti panjang" jawab Bianca.

Seketika minuman yang berada di mulut Evelin menyembur.

  "Ah Lin loe jorok amat" ucap Bianca mengusap wajahnya yang kena semburan air dari mulut Evelin.

  "Sorry gue gak sengaja gue kaget denger ucapan loe" ucap Evelin.

  "Loe kaya yang baru aja, kan emang tuan Rein suka cuti dadakan" ucap Sarah.

  "Kalau cutinya kaya biasa gue gak masalah, loe tadi denger kan gue bilang cuti panjang" jawab Bianca.

  "Emang berapa Lama tuan Rein ambil cuti" tanya Sarah.

  "Gimana muka ge gak kusut tuan Rein mau cuti sebulan" jawab Bianca.

Evelin dan Sarah terkejut mereka kira hanya beberapa hari saja ternyata sebulan tuan Rein akan cuti pantas saja wajah teman mereka seperti kanebo kering.

  "pantesan muka loe kaya kanebo kering hahaha" ucap Evelin tertawa.

Saat Evelin tertawa tiba tiba saja menutup mulutnya karna dia melihat jika tuan Jacob dan Reinhard telah berdiri di belakang Bianca.

  "Loe kenapa Lin" ucap Bianca.

  "Boleh saya bergabung dengan kalian" ucap Reinhard.

Bianca yang sangat kenal dengan suara tersebut segera membalikkan badan untuk memastikannya.

  "Tuan Rein tuan Jacob" ucap Bianca.

  "Hai Bia" ucap Reinhard.

  "Apa yang anda lakukan di sini tuan" ucap Bianca.

  "Memang jika saya di sini harus meminta izin darimu" jawab Jacob.

Bianca yang mendapat jawaban seperti itu dari atasannya memutar malas matanya tentu saja dia tahu ini kantin milik tuan Jacob tapi bukan itu yang dia maksud.

Bianca kembali memutar badannya dan menyantap makan siangnya, sedangkan Sarah dan Evelin tak percaya Bianca dapat bersikap seperti itu pada tuan Jacob.

  "Jadi bagaimana apa kami boleh bergabung" ucap Reinhard.

  "Te-tentu saja tuan" jawab Sarah gugup.

Reinhard duduk sejajar dengan Evelin dan Sarah sedangkan Jacob duduk di samping Bianca, Bianca tetap melanjutkan makannya meski Jacob berada di sampingnya dia tak menggubris kedatangan kedua pria yang menjadi idola di perusahaanya itu.

Semua karyawan mulai membicarakan Bianca dan sahabatanya yang sangat beruntung dapat duduk bersama dengan kedua pria idaman seluruh karyawan kaum hawa.

  "Sebenarnya apa yang loe lakuin" batin Bianca menatap Reinhard.

  "Gue ngajak si bos makan di sini karna loe gak mungkin terus terusan makan berdua di ruang privasi kan" jawab Reinhard balas menatap Bianca.

  "Ya tapi gak gini juga, nanti gue jadi bahan gosip karyawan lain anj*ng" umpat Bianca.

Tiba tiba saja Reinhard tertawa dengan kencang dan hal itu menimbulkan banyak pertanyaan dari para karyawan yang melihatnya.

  "Hahahaha ... hahahaha"

Jacob yang melihat asisten pribadinya tiba tiba tertawa merasa heran apa sebenarnya yang dia tertawakan.

  "Tuan anda kenapa" tanya Sarah.

  Saya tak apa, hanya saja ada seseorang yang menyamakan saya dengan hewan" jawab Reinhard.

Sontak saja jawaban yang di berikan oleh Reinhard membuat seisi kantin merasa heran bagaimana mungkin ada seseorang menyamakannya dengan hewan bukannya marah tetapi dia malah tertawa.

Sedangkan Bianca yang mendengar jawaban Reinhard memutar matanya malas, tiba tiba saja seorang karyawan wanita berjalan melewati meja yang di tempati oleh Bianca dan atasannya.

Tanpa sengaja tangan karyawan wanita tersebut menyentuh tangan Jacob dan hal itu membuat Jacob seketika menegang di tempat.

Reinhard dan Bianca yang melihat hal itu seketika langsung bangkit dari duduknya.

  "Apa yang kau lakukan" ucap Reinhard pada karyawan yang bernama Ami tersebut.

  "Maafkan saya tuan saya tak sengaja" jawab Ami.

Saat Reinhard menanyai karyawan tersebut dengan cepat Bianca memegang tangan Jacob dan langsung menariknya keluar dari kantin dan membawanya kembali ke ruangan kerjanya.

Para karyawan yang melihat tindakan Bianca banyak bertanya tanya ada hubungan apa Bianca dengan Jacob karna dia dengan leluasa menggenggam tangan atasannya seperti sedang bergandengan tangan dengan kekasihnya.

Sarah dan Evelin yang melihat hal tersebut pun sama terkejutnya dengan karyawan lain.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

*Haphephobia adalah salah

satu jenis fobia spesifik yang membuat

penderitanya merasa takut berlebih

terhadap sentuhan orang lain.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!