BAB 15

Di ruang istirahat Rio..

Rio sedang mengatur perlengkapan istirahat nya ketika adik nya Fitri masuk ke peraduan nya dengan membawa sendiri perlengkapan istirahat dan selimut nya juga.

Begitu di ruang istirahat itu,Fitri langsung melompat ke peraduan itu dengan Riang nya seperti anak - anak yang mendapat mainan.

"Aduh,dik...jangan lompat - lompat gitu, pembaringan nya nanti jebol lho...?!"

Rio langsung mengacak - acak rambut adik nya ini.

"Apaan sih abang ni,kusut kan rambut adik.."Fitri menoleh kan wajah nya dengan bibir yang maju,cemberut.

Fitri telah mengganti pakaian nya dengan baju khusus untuk istirahat berwarna merah muda.Posisi nya yang tengkurap,menonjol kan tempat buang air besar nya yang membulat hampir sempurna.

Hal Itu membuat Jakun Rio harus turun - naik berulang kali.

Apa lagi bawahan Fitri hanya memakai celana yang pendek nya sebatas atas dengkul nya,

Uh...itu membuat mata Rio sukar berkedip dan berat untuk berpaling dari belahan yang mencetak bentuk tempat buang air besar Fitri yang melenting,membuat kaum adam jadi merasa seperti haus karena kurang minum.

Tongkat dalam diri Rio mulai berulah lagi karena sudah mulai merasa lapar.

Demi menutupi kegelisahan nya karena takut ketahuan adek nya kalau tongkat es krim nya sedang bereaksi,Rio sengaja duduk di pinggir pembaringan dengan merapat kan bawah perut nya dan membelakangi adek nya.

Tangan nya sibuk masuk ke dalam wadah es krim nya untuk mengatur pipa saluran nya agar tidak terlalu terlihat menggelembung dari luar.

"Geser dek...."

Kata Rio dengan hanya menoleh kan kepala nya ke arah fitri.

"adek istirahat di ujung sana aja ya,Biar abang yang di pinggir sini....?!"

Lanjut Rio memberi Arahan.

Fitri yang sedang dalam posisi terbalik tidak menjawab,tapi Dia langsung menggeser badan nya dengan cara menggelinding kan bolak balik tubuh nya.

Gerakan itu membuat baju nya sedikit tersingkap dan memperlihat kan sedikit permukaan perut rata nya yang seputih salju.

'G l e k...'

Rio kembali menelan saliva nya.

"Oh,Astaga naga...ini Rezeki atau cobaan sih...?"

Dengan sedikit masih ragu - ragu,berlahan Rio menepuk peralatan istirahat untuk bagian kepala nya dan mulai berbaring meregangkan tangan nya.

Di ambil nya bantal guling yang tersisa dan di tumpuk kan nya di atas wadah es krim nya karena Rio tidak mau kalau sampai Adek nya tahu diri nya sudah terpengaruh keinginan untuk melahap sesuatu yang tersaji dihadapan nya ini.Rasa lapar itu berusaha untuk di tahan nya sekuat mungkin,karena Rio berpikir ini belum waktu nya untuk makan malam.

Sementara itu Fitri yang sudah menggeser kepinggir sesungguh nya hati nya mulai merasa lapar juga,tubuh nya pun sedikit bergetar mengikuti alunan debar pemompa darah nya yang kian cepat berdentang.

"Tenang lah jantung...jangan sampai abang tau kalo aku gugup."

Fitri memohon dalam hati nya.

"Duh...kenapa juga sih tadi aku minta istirahat sama - sama...kan jadi gugup begini?"

Fitri mendadak merasa gerah,dia membuka satu pengunci pakaian istirahat nya dan mulai menarik - narik ke atas dengan posisi masih istirahat menggeletak di pembaringan.