Saat tengah bermain golf di hari Minggu pagi, Keenan setengah melamun. Apalagi kalau bukan memikirkan Jihan. Ia lalu memanggil Andre, dan memintanya untuk kembali mengerahkan anak buahnya mencari Jihan.
“Pak Keenan, maaf jika saya lancang. Tapi, setiap kali kita menemui Bu Dina, beliau tidak tampak seperti seorang ibu yang kehilangan anaknya. Saya rasa, beliau akan bertindak ketika tidak tahu anak kandungnya pergi entah ke mana, selama bertahun-tahun. Tapi ini tidak. Sepertinya, saya menduga beliau tahu di mana keberadaan Bu Jihan, hanya saja beliau tertutup soal ini. Bisa jadi, Bu Jihan yang memintanya,” tutur Andre mengemukakan pendapatnya.
Terdiam, Keenan seakan setuju dengan opini asistennya itu. Entah mengapa ia juga merasa ada yang janggal pada sikap Bu Dina selama ini. Keenan lalu berdiri, dan mengajak Andre kembali menemui ibu kandung Jihan itu di rumahnya.
Selama perjalanan, Keenan menceritakan sedikit tentang kisah Jihan yang ingin punya anak laki-laki bernama Ale. Di saat yang seperti kebetulan, ia dipertemukan dengan seorang anak berusia 5 tahun, bernama Ale. Ia juga mengutarakan bahwa jika anaknya masih hidup, usianya juga pasti sama dengan Ruby, 5 tahun.
“Awalnya aku kira Ale itu adalah anakku dengan Jihan, yang Tuhan pertemukan sebagai jawaban dari doaku selama ini, tapi ternyata, Bu Inka lah ibunya,” terang Keenan.
“Tunggu, Pak. Kemarin kalau saya tidak salah dengar, Ale berkata pada Bu Inka, bahwa ia meminta Bunda Inka memberitahu mamanya, kalau dia masih ingin bermain bersama Ruby, teman barunya di lokasi syuting, jadi ia akan pulang sedikit terlambat,” ucap Andre, yang mengingat kejadian itu.
Seketika Keenan terdiam, mencoba mencermati ucapan asistennya. Ia kemudian teringat akan ucapan Ale yang ingin syuting untuk membantu mamanya. Sedangkan Ale pernah menyebut Inka dengan sebutan Bunda.
"Tentu panggilan Bunda dan Mama yang ia sebut, bisa jadi adalah dua orang yang berbeda," gumamnya.
***
Sementara itu, di rumahnya, Ale tiba-tiba mengalami batuk pilek. Dengan panik, Jihan ingin mengajaknya ke rumah sakit. Tapi Ale dengan gaya dewasanya, hanya meminta mamanya untuk memberikan obat sirup FluGo, yang masih ia simpan di dalam tasnya.
Menurut begitu saja, Jihan lalu mengambilkan obat itu di dalam tas Ale.
“Jadi Ale diberikan obat ini saat syuting minggu lalu?” tanya Jihan, kemudian mengamati kemasan obat tersebut, untuk memastikan keamanannya sebelum dikonsumsi oleh Ale.
Ale mengangguk dan memuji rasa obat sirup itu yang seperti rasa anggur, hingga ia suka dan menunggu momen dirinya sakit batuk dan pilek agar bisa meminumnya.
Tak lama setelah mencermati kemasan obat sirup itu, Jihan tak sengaja menjatuhkan gelas plastik yang akan diisi air, setelah membaca perusahaan yang memproduksi obat tersebut.
Basuki Farma.
Sontak ia langsung mengambil ponselnya, untuk menghubungi Inka.
“Mbak, saya mohon mulai sekarang, jika ada tawaran iklan dari perusahaan Basuki Farma, tolak ya, Mbak,” pinta Jihan setengah panik, tanpa mengatakan apa alasannya, yang membuat Inka kebingungan.
“Kenapa, Han? Padahal baru saja ada email masuk dari mereka. Mereka ingin mengundang Ale sebagai tamu dalam acara Hari Anak Nasional, yang diadakan oleh sebuah rumah sakit swasta hari Sabtu depan, sekaligus pengenalan dan pembagian produk obat untuk anak secara gratis. Aku pikir, karena bayarannya lumayan untuk Ale, jika hanya harus datang begitu saja,” terang Inka, yang sedikit kecewa atas keputusan Jihan.
Mengulangi permintaannya lagi, Jihan meminta Inka menolak segala bentuk penawaran apa pun dari Basuki Farma.
“Kenapa, Ma? Om bosnya baik kok, anaknya juga baik. Kemarin Ale main sama Ruby, anaknya,” sahut Ale, setelah Jihan menutup teleponnya.
Hanya terdiam, Jihan memandangi Ale.
Ia lalu membuka laman sosial medianya, untuk mencari akun Nayla, yang memiliki banyak pengikut karena dianggap sebagai wanita karir yang cantik, dan memiliki kehidupan yang sempurna. Dengan harapan, siapa tahu ia bisa mencari tahu nama anak Nayla dengan Keenan. Meski sebelumnya, ia sudah memblokir akun mereka berdua.
Sayangnya, tak satu pun informasi ia dapatkan, karena Nayla begitu tertutup soal keluarganya di media sosialnya dan hanya aktivitas sosial dan pekerjaannya saja yang ia unggah. Justru sakit hati yang ia dapat, ketika melihat unggahan Nayla saat berfoto bersama Keenan dalam acara Gala Dinner, maupun acara formal lainnya. Keenan tampak bahagia bergandengan tangan bersama istrinya.
“Entah sudah punya anak berapa mereka. Kamu benar-benar tega dan jahat, Keenan. Aku sangat membencimu!” gerutunya dalam hati.
Ia lalu bertanya pada anaknya, untuk memastikan Ale tak bertemu dengan Keenan. “Ale, siapa nama Om Bos Ale?”
Ale menggeleng. Mulai meredakan kepanikannya, karena berdasarkan keterangan Inka, ia hanya tahu nama Andre selama syuting, yang mengkoordinir kegiatan syuting mereka kala itu. Meski tetap saja, ia merasa cemas bila Ale dan Keenan telah bertemu.
Hingga tiba-tiba, ponselnya berdering.
Ibu memanggil...
“Jihan, Keenan tadi ke rumah....”
Wajah Jihan seketika memucat, ketika mendengar apa yang ibunya bicarakan.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
LISA
Benar Jihan..dipertimbangkan lg ya
2024-05-10
1
Hanipah Fitri
Ayolah Jihan jangan mengambil keputusan secara sepihak, tabayun dulu
2024-04-11
3