Bahkan sampai detik ini momen saat orang tuaku tertabrak oleh mobil masih sangat membekas di benakku.
Keluargaku adalah keluarga biasa saja, kita hidup harmonis serta saling menyayangi satu sama lain.
hari itu adalah hari ulang tahunku, dengan sangat egois aku menginginkan sebuah mainan robot yang sedang populer di siaran TV.
Ayahku bilang kalau saat ini dia sedang tidak memiliki uang dan akan membelikannya nanti, tetapi aku merengek menangis lalu berlari keluar dan berbicara kejam kepada orang tuaku.
“AKU BENCI KALIAN!”
Sampai detik ini aku sangat menyesali tindakan kekanak-kanakan yang ku lakukan saat kecil, dan selalu berdoa kalau itu hanya mimpi.
Axel yang masih sekolah dasar pergi ke taman karena tidak tau tempat lain untuk melarikan diri.
Disana terlihat ada banyak sekali anak-anak serta orang tua mereka yang bermain bersama.
Dengan iri dia memandangi mereka.
Langit perlahan mulai gelap, tetapi aku sangat tidak ingin kembali karena sangat marah kepada ayahku yang tidak ingin membelikan mainan itu.
Axel duduk di ayunan sambil menahan tangis, melihat Orang-orang di taman mulai kembali ke rumah mereka, perlahan-lahan menjadi sepi hanya menyisakan dirinya sendiri.
langit semakin gelap, aku pun menjadi takut lalu perlahan bangkit dan berjalan keluar dari taman. Karena tidak tahu harus kemana, akhirnya ku putuskan untuk kembali ke rumah.
Saat mau menyebrang jalan tiba-tiba dari kejauhan terlihat 2 sosok siluet hitam yang berlari mendekat kearahku.
“AXEL!”
“AKHIRNYA KETEMU!”
Itu adalah orang tua axel, mereka terlihat sangat lelah, seluruh tubuhnya di penuhi dengan keringat. Mereka berhenti di tengah jalan, terlihat ekspresi lega di wajah mereka.
Melihat itu aku juga tahu kalau kedua orang tuaku sangat menyayangiku, seketika aku berpikir untuk meminta maaf, dan menyesali semua hal yang aku lakukan tadi. Aku berlari kearah keduanya ingin memeluk mereka dengan erat.
ayah serta ibuku juga membukukan tubuh mereka, dengan wajah tersenyum, seolah-olah mereka sangat merasa lega karena sudah menemukanku.
BRAAAAKKKKKK…..
Sebelum axel menyentuh mereka, tepat di depan kedua matanya dia melihat kedua orang tuanya tertabrak oleh truk yang melewat.
Mendengar suara yang sangat keras, orang orang di sekitar taman mulai menoleh, mencari tahu apa yang terjadi.
Orang tuaku sudah tidak berada di depanku.
Aku menoleh ke kanan dan melihat ibu serta ayahku tergeletak di jalanan.
“I..ibu”
Aku berjalan mendekati keduanya.
“AYAH!”
Darah keluar dari tubuh mereka
keringat dingin mulai keluar dari seluruh tubuhnya, dia berlari kearah keduanya sambil menangis.
“AYAH .. IBU”
Axel terus menerus memanggil keduanya tetapi tidak ada tanggapan.
Saat dia sedang menggoyangkan tubuh ibunya dari belakang seseorang datang menangkapnya menutupi mata .
“APA YANG KAU LAKUKAN LEPASKAN!”
Dengan sekuat tenaga aku memberontak tetapi tidak terjadi sesuatu yang berarti.
“Hentikan nak jangan lihat!”
aku tidak dapat melihat apapun, hanya terdengar beberapa percakapan orang-orang disekitar.
“Maaf tapi lebih baik untuk tidak melihat ini!”
“Seseorang cepat panggil ambulan!”
“Huaaaaa!”
Dengan keras dia menangis, memberontak sekuat tenaga.
“Apa ini anak dari kedua orang itu!”
Perlahan-lahan tubuhku mulai terasa lemas, aku tidak mampu bergerak lagi lalu menutup mataku.
Hanya sampai di situlah semua hal yang aku ingat.
Hal yang terjadi berikutnya aku berdiri melihat kedua orang tuaku sedang di makamkan. Semua orang yang hadir menggunakan pakaian hitam.
Suasana sangat sepi, hanya terdengar tangisan beberapa orang.
Aku dapat melihat kakek serta nenek dari pihak ibu menangis di dekat ibuku.
aku hanya diam berdiri melihat ke sana tanpa bergerak sama sekali.
****
Sudah hampir 4 bulan berlalu sejak kedua orang tuaku meninggal, aku tinggal bersama kakek dan nenek dari pihak ibu, sikap nenek kepadaku sangat baik dan perhatian dia selalu menanyakan apa yang aku inginkan, berbeda dengan kakek yang selalu marah tanpa alasan saat menatap wajahku.
Sejak saat itu axel menjadi pendiam, dia jarang sekali berbicara.
Saat malam hari dia sering menangis di kamar saat memikirkan kejadian itu.
Awalnya teman-teman di sekolah berusaha menghibur, tetapi axel diam tidak menjawab sama sekali, mereka yang mendapatkan mencoba menghibur tetapi mendapatkan respown negatif darinya menyerah dan perlahan mulai menjauh.
Dalam sekejap dia menjadi sendirian, tidak ada yang peduli lagi.
Saat istirahat sekolah axel hanya melihat teman-temannya yang berbincang satu sama lain.
Brak!..
Tiba-tiba seorang gadis memukul meja tempatnya duduk.
“Axel sampai kapan kamu akan terus seperti ini ?”
Gadis itu adalah amalia, orang tuang mereka sangat dekat, mereka bilang sudah kenal sejak lama, oleh karena itu keduanya juga sudah menjadi kenalan.
“.……”
“Hei!”
Amalia terlihat kesal dan memukul bahu axel dengan tangan kanannya.
“Sudah ku bilang sampai kapan kamu akan seperti ini ?”
Teman-teman sekelas mulai memperhatikan kami, mereka saling berbisik satu sama lain.
“aku tau kamu bersedih, tapi apakah orang tua mu ingin melihatmu sedih seperti ini ?”
Gadis itu terus mengoceh, mendengarnya aku semakin kesal. Tau apa anak ini ? dia bahkan tidak merasakan sedih yang aku rasakan.
“Dari pada terus bersedih ayo kita bermain!”
Dengan senyuman di wajahnya sambil menjulurkan tangan kanan ke arah axel.
Melihat itu entah kenapa tiba-tiba aku merasa kesal lalu berdiri dan mendorongnya dengan keras hingga terjatuh.
“KAMU TAU APA ?”
Aku tau dia tidak bermaksud buruk, dan berusaha menghiburku seperti teman-teman lainnya. Tetapi entah kenapa aku sangat kesal.
“Sialan…. kamu malah mendorongku!”
Amalia yang terjatuh merasakan sakit di lengannya, dengan wajah sangat kesal dia berdiri lalu menjambak rambutku.
Aku yang kesal juga mulai melakukan hal yang sama.
“Hey!”
“yang di belakang hentikan!”
“Seseorang panggilkan guru!”
Beberapa murid berlari ke arah keduanya mulai memisahkan mereka. Ketua kelas berlari ke ruang guru.
“KAMU.. KAMU BAHKAN SAMPAI SEKARANG MASIH BISA BERCANDA TAWA DENGAN KELUARGAMU. BISA-BISANYA!”
2 orang menahanku dari belakang tetapi aku yang sangat kesal berteriak kearah amalia.
“KAU BAHKAN TIDAK MERASAKAN APA YANG AKU RASAKAN, JADI DIAM SAJA!”
Dengan teriakanku sekitar menjadi hening.
“LEPASKAN!”
Hanya amalia dengan wajah penuh amarah berusaha melepaskan genggaman teman-temannya.
“AKU TIDAK AKAN TAHU KALAU KAMU TIDAK MEMBERITAHUKU!”
Dia berhasil melepaskan genggaman temannya lalu berlari sekuat tenaga ke arah Axel.
Mereka terjatuh bersama, termasuk kedua orang yang memegangi tubuh axel.
Amalia tanpa ampun langsung memukuli tubuhnya dengan kedua tangan.
“BUKAN KAH KITA BERTEMAN, OLEH KARENA ITU BERITAHU AKU!”
Saat dia berbicara terdengar suaranya seakan-akan dia akan menangis.
“KITA BAHKAN SUDAH KENAL SEJAK KITA MASIH BAYI”
Pukulannya perlahan mulai melambat, dapat di lihat kedua matanya mengeluarkan air mata.
“AKU SUDAH BERUSAHA MENGHIBURMU TAPI KAU SELALU MENJAUH SEOLAH TIDAK PEDULI.”
Mendengar keributan orang-orang mulai berkumpul.
Amalia berhenti memukul, dia berbicara dengan wajah penuh dengan air mata.
“BUKAN HANYA AKU, TAPI HAMPIR SELURUH ORANG DI KELAS KITA BERUSAHA MENGHIBURMU, TAPI BERTINDAK SEOLAH TIDAK TERJADI APA-APA , HANYA DIAM TANPA MEMPERDULIKAN KAMI!”
“KEMBALIKAN!”
Gadis itu mulai memukul kearah wajahku kembali, aku yang melihat itu tidak bisa berbuat apa-apa hanya pasrah, tubuhku sudah sangat lemas bahkan tidak mampu membalas.
“KEMBALIKAN KEMBALIKAN KEMBALIKAN KEMBALIKAN KEMBALIKAN KEMBALIKAN KEMBALIKAN KEMBALIKAN KEMBALIKAN KEMBALIKAN KEMBALIKAN KEMBALIKAN KEMBALIKAN KEMBALIKAN KEMBALIKAN “
Beberapa orang berusaha menghentikan Amalia yang sedang mengamuk tetapi percuma saja.
“KEMBALIKAN AXEL YANG SELALU TERSENYUM KEPADAKU!”
Mendengar itu entah kenapa hatiku terasa sakit, air mata perlahan mulai mengalir tanpa ku sadari.
Bahkan saat orangtuaku di makamkan, aku tidak meneteskan air mata sama sekali. Tetapi melihat amalia entah kenapa sesuatu di dalam diriku mulai merasakan sesuatu.
“KEMBALIKAN TEMANKU AXEL YANG SELALU BERCANDA BERSAMA KAMI!”
Semua orang hanya diam menatap ke arah amalia, gadis itu berhenti memukul lalu menutupi wajahnya dengan kedua tangan lalu mulai menangis.
Melihat itu aku juga mulai menangis dengan keras.
Terlihat teman-teman dari kelas kami bingung harus berbuat apa.
Amalia yang melihat Axel menangis lalu memeluknya.
Dari arah pintu guru berlari dengan panik ke arah mereka lalu memisahkan keduanya yang sedang menangis.
****
Beberapa teman yang memisahkan mereka menjelaskan kepada guru apa yang terjadi, saat ini hanya Axel yang berbaring di ruang UKS sendirian menatap atap tanpa memikirkan apapun.
Aku mendengar percakapan yang mereka lakukan di ruangan sebelah meski samar, tapi aku tidak memperdulikan itu.
Mengingat kembali wajah amalia yang menangis, aku tahu dia menangis untukku.
perlahan Axel menutup matanya dan tertidur.
****
Sepulang sekolah Axel masih berbaring di UKS, guru datang menanyakan bagaimana keadaannya.
“Aku baik-baik saja!”
“Aku senang mendengarnya!”
dari arah pintu dia dapat melihat beberapa orang berdiri di sana, diantara mereka terdapat amalia yang wajahnya sangat merah, dapat di lihat bahwa dia masih menangis.
“Hey, kalian cepat masuk kesini!”
Mereka datang masuk perlahan-lahan.
“MAAFKAN KAMI!”
setelah masuk ke dalam guru melototi mereka, lalu entah kenapa mereka malah meminta maaf kepadanya, dapat di lihat kalau Axel tidak mengeri sama sekali.
“Axel mohon maafkan mereka, terutama amalia, mereka hanya ingin kembali bermain bersamamu!”
Aku tidak tahu kenapa teman-teman yang lain meminta maaf, tetapi melihat suasananya, sepertinya mereka tidak ingin amalia melakukan itu sendirian jadi semua orang datang bersama-sama.
“Tidak apa-apa, sebaiknya aku yang meminta maaf!”
Axel bangkit dari tempat tidur lalu membungkukan kepala.
Setelah itu guru menyuruh kami bersalaman satu sama lain, dan mulai kembali menjadi teman, sejak saat itu keberadaan amalia di haku menjadi sangat besar, bahkan aku sendiri tidak dapat menyadari nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments
Hikari Kei
jujur, saya pas ngetik nyesek. ga tega nulis masalalu memyedihkan. T.T
makasih sudah membaca, semoga karya saya bisa di nikmati
2024-03-11
4
Rohad™
Nyesek sad, gak bisa membayangkan kejadiannya. 🤦♂️😥
2024-03-11
2