Chapter 1. awal mula

Langit mulai berwarna oren , terlihat beberapa siswa sedang melakukan kegiatan klub sepulang sekolah, ada yang bermain basket, voli dan ada juga yang sedang berdiskusi di lorong. Sekolah akan di tutup pukul 18.00, jadi hanya siswa yang memiliki kegiatan saja yang masih tinggal di sekolah.

Di perpustakaan sekolah juga  hanya tersisa 5 orang.

Seorang pria terlihat sedang mencatat, wajahnya penuh dengan kegembiraan. Dia melihat ke arah jam.

“Oh.. sepertinya sudah waktunya!”

Aku sangat penasaran dengan apa yang ingin dikatakan Amalia kepadaku. Sambil mengingat apa yang dikatakan pacarnya saat makan siang tadi.

“Axel nanti sore jam 5 temui aku di kelas 2 F ya, jangan terlambat loh!”

Tidak seperti biasanya Amalia dengan wajah penuh semangat mendatangiku, apa ada hal yang baik sedang terjadi ?.

Karena hari ini adalah hari terakhir sekolah, dan besok mulai libur, apakah dia akan mengajak aku berkencan?.

dengan wajah penuh semangat axel membereskan buku lalu memasukannya ke dalam tas. Lalu berjalan keluar dari perpustakaan sambil bersenandung.

dia berjalan melihat ke arah siswa yang sedang bermain basket, beberapa siswa juga terlihat sedang beristirahat di lorong sambil mengelap keringat mereka.

“Hei xel mau kemana ?”

“ah.. aku ada janji dengan Amalia!”

Salah satu siswa bertanya sambil memegang air minum di tangan kirinya.

“sial kamu benar-benar membuatku iri!”

Dengan nada bercanda orang itu berbicara lalu meminum air yang tersisa di botol.

“kalau gitu semangat latihan nya!”

“ya!”

Axel berjalan menuju kelas f yang tidak jauh dari sana, ia membuka pintu di sana terlihat ada 5 orang pria dan 3 wanita yang sedang bercanda bersama.

“oh akhirnya kamu datang!”

Salah satu dari mereka adalah Amalia yang merupakan pacar Axel saat ini. Dia di sebut sebagai gadis paling cantik di sekolah, karena kecantikannya juga dia berkerja sebagai model untuk majalah remaja yang memperlihatkan fashion gadis seumurannya.

“Yo.. Axel akhirnya kamu datang!”

Di sebelah Amalia terlihat salah satu pria berjalan ke arahnya.

Dia adalah Brian mereka sudah kenal sejak SMP dan menjadi teman dekat 1 sama lain.

“Maaf apakah aku terlambat?”

Dengan canggung dia berbicara lalu menatap semua orang.

Kenapa banyak sekali orang ?, kupikir Amalia ingin berbicara denganku.

Dengan gelisah dia memandangi orang-orang di depannya.

 aku sering melihat mereka karena selalu bersama amalia.

“Bagaimana kalau kita langsung ke intinya ?”

Amalia berbicara dengan nada serius lalu semua orang di kelas itu terdiam tersenyum.

Axel yang tidak mengerti apa yang sedang terjadi gugup melihat amalia berjalan kearahnya secara perlahan.

“Sebenar ada yang ingin aku katakan padamu sejak lama!”

“Y.. ya.. A.. Apa itu ?”

Suasana menjadi sangat aneh, hatiku menjadi sangat gelisah saat amalia berbicara di depanku dengan penuh pecaya diri.

“Sebenarnya..”

gadis itu tiba-tiba menolah kearah Brian, lelaki itu berdiri di sebelah lalu merangkul bahunya.

“Kami sudah berpacaran sejak tahun kemarin!”

Mendengar perkataannya, Untuk Sesaat tubuh Axel membeku.

“HAA?…”

Mataku terbuka lebar mendengar perkataanya, ku pikir kupingku salah mendengar sesuatu, dengan sanggat gugup aku mulai bertanya kembali.

“A.. apa yang kamu bilang ?”

“Sudah kubilang… kalau aku dan brian sudah berkencan sejak kelas 2 SMA!”

Brian yang berdiri di sampingnya tersenyum dengan wajah kemenangan.

mendengar perkataan itu aku menundukan kepalaku, berharap perkataan yang pertama di dengar salah, tapi ternyata tidak, aku benar-benar tidak ingin mengakui kenyataan di depanku dan berusaha menyangkalnya.

“jadi aku ingin mengatakan kalau, aku ingin putus dengamu Axel!”

Amalia melingkarkan tangan kananya kearah Brian, dia berbicara dengan nada mengejek.

Entah kenapa badanku terasa sangat lemas, aku memegangi dadaku yang mulai terasa sakit.

“Hahaha..”

Teman-teman amalia juga mulai tertawa dan berbicara dengan nada mengejek.

Tapi axel tidak bisa mendengar itu.

“I.. itu bohongkan ?”

“Kenapa aku harus berbohong, benar kan Brian ?”

“ya.”

Entah kenapa saat mendengar perkataan itu aku mendengar sesuatu di dalam diriku mulai retak perlahan.

“kita adalah teman kan brian ?”

“ya, oleh karena itu aku akan membuat amalia bahagia!”

Pria itu berbicara dengan dengan penuh percaya diri tanpa rasa bersalah sama sekali.

Craakk…

Retakan di dalam diri Axel mulai terdengar lagi dan semakin membersar.

“Jadi selamat tinggal Axel.”

Kedua orang itu berjalan perlahan mendekati teman-temannya yang sedang tertawa menonton dari belakang, meninggalkan axel yang kepalanya tertunduk.

Tanganku mengeluarkan banyak keringat dingin. aku bahkan tidak bisa mendengar apapun lagi setelah amalia mengatakan selamat tinggal. Seolah-olah dunia membeku.

“Hey dia masih berdiam disana loh.”

“benar jika itu aku aku akan lari dan menangis.”

“hahaha.”

Tawaan serta ejekan terus menerus mereka lontarkan.

Tanpa menolah kearah mereka Axel langsung berlari kearah pintu masuk.

Di depan pintu masuk dia menabrak seseorang lalu terjatuh, dan berguling ke depan. Badan sangat terasa sakit terutama bahu yang menabrak orang itu dengan keras, tetapi Axel langsung bangun dan berlari tanpa meminta maaf kepada orang yang di tabrak.

Jika dirinya yang biasa, dia pasti akan langsung meminta maaf, tapi pikirannya saat ini sedang kacau,

Benar-benar tidak dapat memikirkan apapun lagi.

****

Sembari berlari tanpa tujuan beberapa ingatan dengan amalia muncul kembali.

Saat mereka sedang berkencan dan bercanda bersama.

“Kenapa ?”

Aku sudah kenal amalia sejak kecil, dia selalu berada di sampingku, bahkan saat orang tuaku meninggal karena kecelakaan, dia bilang kalau dirinya tidak akan mati dan akan selalu menemaniku, tapi sekarang apa ?.

Sejak saat itu kami mulai semakin dekat, jadi aku berpikir tidak apa-apa, jika Amalia ada di sampingku apapun yang aku hadapi, aku akan terus hidup dan bersamanya.

Orang-orang di sekitar menatap kearah Axel yang terus berjalan dan menabrak beberapa orang, dia hanya berlari dengan kepala tertunduk.

“ke..na..pa?”

Banyak sekali pertanyaan yang muncul di hadapanku, aku selalu melakukan apapun yang Amalia serta teman-teman di sekitarku memintanya. Dengan pemikiran seperti itu aku berpikir hal-hal baik akan datang kepadaku, jadi aku menjalaninya dengan senyuman.

“Tapi sekarang ?”

Entah kenapa langit tiba-tiba perlahan mulai menitikan air hujan, axel perlahan melambakan langkahnya dan menatap kelangit.

“HAHAHAHA..”

dia tertawa tetapi matanya tidak memperlihatkan itu, dia tertawa di tengah jalan dan beberapa orang memperhatikannya.

“Ada apa dengan anak itu?”

“Entah lah.”

“HAHAHAHAHAHAHAHAHHA.”

Axel terus tertawa tanpa henti dan menatap kelangit.

CRAAK… Craak…

Suara retakan mulai terdengar lagi.

Craaang!..

Suara itu semakin membersar dan Axel dapat mendengar kalau sesuatu di dalam dirinya pecah. Jadi dia mulai tertawa dengan sangat keras, air mata mulai keluar, tetapi karena air hujan dan rambut mengalangi matanya, orang-orang di sekitarnya tidak menyadari itu, menyangka kalau dia gila karena tertawa tidak jelas.

“hey.. apa yang terjadi itu menakutkan.”

“Haruskah kita memanggil polisi ?”

Orang-orang mulai memperhatikan axel, mereka merasa takut dengan tingkahnya.

“HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAH.”

“Ku pikir aku bisa hidup hanya dengan amalia setelah orang utaku meninggal, aku bahkan tidak pernah memikirkan hal ini akan terjadi.”

Tanpa memperdulikan sekitarnya axel berbicara sembari tertawa seperti yang kesurupan.

“HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAH.”

Aku tidak pernah berpikir brian juga akan melakukan itu, saat kelas 2 smp dia satu-satunya orang yang menganggapku sebagai teman, kami semakin menjadi dekat, bahkan aku menceritakan kisah tentang orang tuaku dan dia bersimpati, lalu kami bertiga menjadi teman baik, dia bahkan selalu berbicara kalau aku dan amalia adalah pasangan yang cocok.

Jadi apakah ucapan itu semua bohong ?, ah begitu ya.

Jika di pikir lebih jauh, sepertinya dari awal amalia, brian serta orang-orang di sekitarku hanya memanfaatku saja.

Orang-orang mulai sangat gelisah melihat tingkah lakunya, bahkan ada orang yang sudah mengangkat smartphone dan menekan tombol darurat, tetapi axel tidak memperhatikan sekitarnya lalu berjalan perlahan.

mengingat ketika orang-orang datang kepadaku berbondong-bondong meminta bantuan tugas sekolah atau hal lainya. itu mengingatkan bahkan mereka jarang sekali berterima kasih.

Poni yang menutupi mata, seluruh pakaian yang ia kenakan serta tasnya basah karena hujan. Axel sudah tidak tertawa dan suasananya tiba-tiba menjadi sunyi.

“Ayo pulang !”

setelah mengatakan itu dia berjalan kembali dengan wajah tanpa ekspresi.

Episodes
1 Chapter 00
2 Chapter 1. awal mula
3 chapter 2. masalalu
4 chapter 3. rumor yang beredar
5 Chapter 4. cara menjadi bahagia
6 Chapter 5. video yang beredar
7 chapter 6. potong rambut
8 Chapter 7. Silver Knight Gym 1
9 Chapter 8. Silver Knight Gym 2
10 Chapter 9. Silver Knight Gym 3
11 chapter 10. gelisah
12 Chapter 11. dibalik itu.
13 Chapter 12. amarah
14 Chapter 13. tekad
15 Chapter 14. bekal
16 Chapter 15. martial art
17 Chapter 16. siapa
18 Chapter 17. siapa
19 Chapter 18. luapan emosi
20 chapter 19. ajakan
21 Chapter 20. surprice
22 Chapter 21. makan
23 Chapter 22. makan 2
24 Chapter 23. makan 3
25 Chapter 24. ungkapan
26 Chapter 25. hadiah
27 Chapter 26. latihan.
28 chapter 27. pertemuan
29 CHapter 28. pertemuan 2
30 chapter 29. masuk sekolah
31 Chapter 30. masuk sekolah 2
32 Chapter 31. konflik
33 Chapter 32 konflik 2
34 Chapter 33 Penyesalan rafael
35 Chapter 34 setelah perkelahian.
36 Chapter 35 tuduhan palsu.
37 Chapter 36. tuduhan palsu 2
38 Chapter 37 Keributan.
39 Chapter 38 bukti.
40 Chapter 39. kebencian
41 Chapter 40. rencana
42 Chapter 41. awal dari penyesalan
43 Chapter 42. Demonstrasi SMA Bintang
44 Chapter 43. Demonstrasi SMA Bintang 2
45 Chapter 44. keributan
46 Chapter 45. konferensi pers
47 Chapter 46. konferensi pers 2
48 Chapter 47. pertemuan
49 Chapter 48. penangkapan.
50 Chapter 49. menginap
51 Chapter 50. menginap 2
52 Chapter 51. menginap 3
53 Chapter 52. menginap 4
54 Chapter 53. menginap 5
55 Chapter 54. hati seorang ibu
56 Chapter 55. hati seorang ibu 2
57 Chapter 56. mengingap 6
58 Chapter 57. pembalasan
59 Chapter 58. hari damai
60 Chapter 59. hari damai 2
61 Chapter 60. hari damai 3
62 Chapter 61. hari damai 4
63 Chapter 62 hari damai 5
64 Chapter 63. hari damai 6
65 Chapter 64 hadiah untuk mereka
66 Chapter 65. sekolah kembali dibuka
67 Chapter 66. sekolah kembali dibuka 2
68 Chapter 67. sekolah kembali dibuka 3
69 Chapter 68. sekolah kembali dibuka 4
70 Chapter 69. peringatan
71 Chapter 70. peringatan 2
72 Chapter 71. peringatan 3
73 chapter 72 peringatan 4
74 Chapter 73 peringatan 5
75 Chapter 74. peringatan 6
76 Chapter 75. peringatan 7
77 Chapter 76. peringatan 8
78 Chapter 77. ujian akhir semester
79 Chapter 78. ujian akhir semester 2
80 Chapter 79. ujian akhir semester 3
81 Chapter 80. Taman hiburan
82 Chapter 81. taman hiburan 2
83 Chapter 82. taman hiburan 3
84 Chapter 83. Taman hiburan 4
85 Chapter 84. Taman hiburan 5
86 Chapter 85. Isi hati
87 Chapter 86. isi hati 2
88 chapter 87. isi hati 3
89 Chapter 88. Tes maraton.
90 Chapter 89. Tes maraton 2
91 Chapter 90. tes maraton 3
92 Chapter 91. Tes maraton 4
93 Chapter 92. tes maraton 5
94 Chapter 93. tes maraton 6
95 Chapter 94. perasaan
96 Chapter 95. Intimidasi
97 Chapter 96. Intimidasi 2
98 Chapter 97. Intimidasi 3
99 Chapter 98. intimidasi 4
100 Chapter 99. intimidasi 5
101 Chapter 100. Intimidasi 6
102 Chapter 101. intimidasi 7
103 Chapter 102. Intimidasi 8
104 Chapter 103. Intimidasi 9
105 Chapter 104. Intimidasi 10.
106 Chapter 105. pelaku
107 Chapter 106. Pelaku 2
108 Chapter 107 pelaku 3
109 Chapter 108. pelaku 4
110 CHapter 109. pelaku 5
111 Chapter 110. pelaku 6
112 Chapter 111. perlawanan
113 Chapter 112. perlawanan 2 dan amarah axel
114 Chapter 113. Rumah sakit
115 Chapter 114. rumah sakit 2
116 Chapter 115. Rumah sakit 3
117 Chapter 116. rumah sakit 4
118 Chapter 117. rumah sakit 5
119 Chapter 118. konferensi pers Amalia.
120 Chapter 119. Konferensi pers Amalia 2
121 Chapter 120. nadia terlihat murung.
122 Chapter 121. Banyak hal yang terjadi
123 Chapter 122. restoran cepat saji.
124 Chapter 123. bahagia
125 Chapter 124. semangat
126 Chapter 125. tantangan
127 Chapter 126. Orange Sport Center
128 Chapter 127. Orange Sport Center 2
129 Chapter 128. Liburan
130 Chapter 129. Liburan 2
131 Chapter 130 liburan 3
132 Chapter 131. liburan 4
133 Chapter 132. liburan 5
134 Chapter 133. liburan 6.
135 Chapter 134. Liburan dan pertanyaan axel 7
136 Chapter 135. liburan dan tujuan 8
137 Chapter 136. liburan dan bermain di sungai.
138 Chapter 137. pesta tahun baru,
139 Chapter 138. pesta tahun baru 2
140 Chapter 139. pesta tahun baru 3
141 CHapter 140. hal-hal baru
142 Chapter 141. kedekatan.
143 Chapter 142. kegelisahan yang tiada hentinya.
144 Chapter 143. permintaan
145 Chapter 144. permintaan 2
146 Chapter 145. ungkapan
147 Chapter 146. jadi sampai saat itu, aku tidak akan memaafkanmu
148 Chapter 147. apa yang sebenarnya terjadi
149 Chapter 148. bersikaplah seperti biasa.
150 Chapter 150. SIAL
151 Chapter 151. tidak, tidak apa-apa
152 Chapter 152. hubungan kami tidak sepeti itu
153 Chapter 153. keren
154 Chapter 154. Munafik
155 Chapter 155. aku akan membuat kalian menyesal.
156 Chapter 156. Ketika orang lain berbicara seperti itu, apakah kamu berhenti
157 Chapter 157. jangan simpan semuanya sendirian
158 Chapter 158. Tidak, kenapa aku harus menyelamatkan mereka
159 Chapter 159. aku terkadang bingung dengan isi perut nadia
160 Chapter 160. Kencan
161 chapter 161. Kencan 2
162 Chapter 162. mayat tidak bisa bicara
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Chapter 00
2
Chapter 1. awal mula
3
chapter 2. masalalu
4
chapter 3. rumor yang beredar
5
Chapter 4. cara menjadi bahagia
6
Chapter 5. video yang beredar
7
chapter 6. potong rambut
8
Chapter 7. Silver Knight Gym 1
9
Chapter 8. Silver Knight Gym 2
10
Chapter 9. Silver Knight Gym 3
11
chapter 10. gelisah
12
Chapter 11. dibalik itu.
13
Chapter 12. amarah
14
Chapter 13. tekad
15
Chapter 14. bekal
16
Chapter 15. martial art
17
Chapter 16. siapa
18
Chapter 17. siapa
19
Chapter 18. luapan emosi
20
chapter 19. ajakan
21
Chapter 20. surprice
22
Chapter 21. makan
23
Chapter 22. makan 2
24
Chapter 23. makan 3
25
Chapter 24. ungkapan
26
Chapter 25. hadiah
27
Chapter 26. latihan.
28
chapter 27. pertemuan
29
CHapter 28. pertemuan 2
30
chapter 29. masuk sekolah
31
Chapter 30. masuk sekolah 2
32
Chapter 31. konflik
33
Chapter 32 konflik 2
34
Chapter 33 Penyesalan rafael
35
Chapter 34 setelah perkelahian.
36
Chapter 35 tuduhan palsu.
37
Chapter 36. tuduhan palsu 2
38
Chapter 37 Keributan.
39
Chapter 38 bukti.
40
Chapter 39. kebencian
41
Chapter 40. rencana
42
Chapter 41. awal dari penyesalan
43
Chapter 42. Demonstrasi SMA Bintang
44
Chapter 43. Demonstrasi SMA Bintang 2
45
Chapter 44. keributan
46
Chapter 45. konferensi pers
47
Chapter 46. konferensi pers 2
48
Chapter 47. pertemuan
49
Chapter 48. penangkapan.
50
Chapter 49. menginap
51
Chapter 50. menginap 2
52
Chapter 51. menginap 3
53
Chapter 52. menginap 4
54
Chapter 53. menginap 5
55
Chapter 54. hati seorang ibu
56
Chapter 55. hati seorang ibu 2
57
Chapter 56. mengingap 6
58
Chapter 57. pembalasan
59
Chapter 58. hari damai
60
Chapter 59. hari damai 2
61
Chapter 60. hari damai 3
62
Chapter 61. hari damai 4
63
Chapter 62 hari damai 5
64
Chapter 63. hari damai 6
65
Chapter 64 hadiah untuk mereka
66
Chapter 65. sekolah kembali dibuka
67
Chapter 66. sekolah kembali dibuka 2
68
Chapter 67. sekolah kembali dibuka 3
69
Chapter 68. sekolah kembali dibuka 4
70
Chapter 69. peringatan
71
Chapter 70. peringatan 2
72
Chapter 71. peringatan 3
73
chapter 72 peringatan 4
74
Chapter 73 peringatan 5
75
Chapter 74. peringatan 6
76
Chapter 75. peringatan 7
77
Chapter 76. peringatan 8
78
Chapter 77. ujian akhir semester
79
Chapter 78. ujian akhir semester 2
80
Chapter 79. ujian akhir semester 3
81
Chapter 80. Taman hiburan
82
Chapter 81. taman hiburan 2
83
Chapter 82. taman hiburan 3
84
Chapter 83. Taman hiburan 4
85
Chapter 84. Taman hiburan 5
86
Chapter 85. Isi hati
87
Chapter 86. isi hati 2
88
chapter 87. isi hati 3
89
Chapter 88. Tes maraton.
90
Chapter 89. Tes maraton 2
91
Chapter 90. tes maraton 3
92
Chapter 91. Tes maraton 4
93
Chapter 92. tes maraton 5
94
Chapter 93. tes maraton 6
95
Chapter 94. perasaan
96
Chapter 95. Intimidasi
97
Chapter 96. Intimidasi 2
98
Chapter 97. Intimidasi 3
99
Chapter 98. intimidasi 4
100
Chapter 99. intimidasi 5
101
Chapter 100. Intimidasi 6
102
Chapter 101. intimidasi 7
103
Chapter 102. Intimidasi 8
104
Chapter 103. Intimidasi 9
105
Chapter 104. Intimidasi 10.
106
Chapter 105. pelaku
107
Chapter 106. Pelaku 2
108
Chapter 107 pelaku 3
109
Chapter 108. pelaku 4
110
CHapter 109. pelaku 5
111
Chapter 110. pelaku 6
112
Chapter 111. perlawanan
113
Chapter 112. perlawanan 2 dan amarah axel
114
Chapter 113. Rumah sakit
115
Chapter 114. rumah sakit 2
116
Chapter 115. Rumah sakit 3
117
Chapter 116. rumah sakit 4
118
Chapter 117. rumah sakit 5
119
Chapter 118. konferensi pers Amalia.
120
Chapter 119. Konferensi pers Amalia 2
121
Chapter 120. nadia terlihat murung.
122
Chapter 121. Banyak hal yang terjadi
123
Chapter 122. restoran cepat saji.
124
Chapter 123. bahagia
125
Chapter 124. semangat
126
Chapter 125. tantangan
127
Chapter 126. Orange Sport Center
128
Chapter 127. Orange Sport Center 2
129
Chapter 128. Liburan
130
Chapter 129. Liburan 2
131
Chapter 130 liburan 3
132
Chapter 131. liburan 4
133
Chapter 132. liburan 5
134
Chapter 133. liburan 6.
135
Chapter 134. Liburan dan pertanyaan axel 7
136
Chapter 135. liburan dan tujuan 8
137
Chapter 136. liburan dan bermain di sungai.
138
Chapter 137. pesta tahun baru,
139
Chapter 138. pesta tahun baru 2
140
Chapter 139. pesta tahun baru 3
141
CHapter 140. hal-hal baru
142
Chapter 141. kedekatan.
143
Chapter 142. kegelisahan yang tiada hentinya.
144
Chapter 143. permintaan
145
Chapter 144. permintaan 2
146
Chapter 145. ungkapan
147
Chapter 146. jadi sampai saat itu, aku tidak akan memaafkanmu
148
Chapter 147. apa yang sebenarnya terjadi
149
Chapter 148. bersikaplah seperti biasa.
150
Chapter 150. SIAL
151
Chapter 151. tidak, tidak apa-apa
152
Chapter 152. hubungan kami tidak sepeti itu
153
Chapter 153. keren
154
Chapter 154. Munafik
155
Chapter 155. aku akan membuat kalian menyesal.
156
Chapter 156. Ketika orang lain berbicara seperti itu, apakah kamu berhenti
157
Chapter 157. jangan simpan semuanya sendirian
158
Chapter 158. Tidak, kenapa aku harus menyelamatkan mereka
159
Chapter 159. aku terkadang bingung dengan isi perut nadia
160
Chapter 160. Kencan
161
chapter 161. Kencan 2
162
Chapter 162. mayat tidak bisa bicara

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!