"Maap mas tapi pasien tidak bisa di selamatkan" ucap dokter. nathan yang mendengar perkataan dokter langsung bersandar di dinding dan langsung terduduk di dekat dinding tersebut.
"Bu kak dewa baik baik aja kan buk?" tanya ara.
"Kita juga belum tau nak" ucap Dania. tidak lama kemudian dokterlun keluar dari ruangan tersebut.
"Dok gimana keadaan kak dewa dok?" tanya ara yang melepaskan pegangan nya dari Erina.
"Maap mbak pasien tidak bisa di selamatkan" ucap dokter. Dania yang mendengarnya pun langsung menangis histeris. sedangkan ara masih tidak percaya bahwa orang yang selalu menyemangatinya telah meninggalkannya.
"Dokter becanda kan?" tanya ara tapi dokter tersebut hanya mengabaikannya.
"Jawab dok" bentak ara kepada dokter tersebut.
"Nak tenang nak tenang" ucap nita dan langsung memeluk ara tapi ara melepaskannya dan hendak masuk kedalam ruangan. dan tak lama kemudian nathan pun keluar dari ruangan tersebut. ara yang ingin masuk pun terhenti karna melihat nathan.
"Kak dewa baik baik ajakan?" tanya ara dengan mata yang berbinar air mata. tetapi nathan tidak memperdulikan ara.
"Jawab gw... kak dewa baik baik aja kan?" bentak ara dan memegang kerah baju nathan. nathan langsung melihat ke arah ara dengan tatapan yang tak bisa di artikan. orang orang yang berada di sana semuanya melihat kearah ara dan nathan sedangkan Dania pingsan karna kehilangan putranya. david pun menggendong Dania menuju ruangan sebelah.
"Lo budek hah?......gw nanya sama lo" bentak ara lagi.
"Ra udah ra udah" ucap Erina dan Andita menenangkannya.
"Lo baru sembuh jangan terlalu banyak pikiran" ucap nathan sambil memegang tangan kiri ara yang memegang kerah bajunya.
"Minggir gw masuk" bentam ara.
"Jenazah dewa lagi di urus sama dokter jadi lo gak boleh masuk" ucap nathan.
"Gw mau masuk" bentak ara lagi. nathan merasa geram akan ara yang tidak mendengarkan perkataannya pun langsung menggendong ara seperti seorang penculik dan membawa ara kembali ke ruangannya.
Orang orang yang berada di depan ruangan dewa pun terkejut melihat nathan menggendong ara. tapi tidak dengan nita dan andre. mereka berdua malah senang melihat nathan dan ara seperti itu.
"Lepasin gw" bentak ara yang sudah di baringkan di atas tempat tidur di rumah sakit.
"Diem" ucap nathan di depan muka ara.
"Lepasin gw" ucap ara sambil menangis.
"Lo tenang atau gw gak bakal nemuin lo sama dewa?" ancam nathan kepada ara.
"Apa urusan lo hah...apa peduli lo" bentak ara.
"Kalo lo gak mau yaudah lo gak bakal ketemu dewa" ancam nathan lagi seketika ara langsung mengehentikan tangisannya dan menarik nafas panjang dan mencoba untuk tenang.
Nathan yang melihat ara yang sudah tenang tapi masih sedikit menangis pun langsung menghampirinya. "yaudah ayo kita liat dewa" ajak nathan. ara pun langsung menganggukkan kepalanya dan keluar dari ruangan tersebut di ikuti oleh nathan di belakangnya.
Erina yang melihat ara sudah keluar dari ruangannya pun langsung berjalan menuju ara. "Ra lo gak kenapa napa?" tanya Erina.
"Gw gakpapa" ucap ara dan melihat ke arah ruangan dewa tapi dia tidak melihat Sheyla.
"Sheyla di mana?" tanya ara kepada Erina dan Andita. nathan yang mendengarnya pun langsung menoleh ke arah ara.
"Kak sheyla udah pulang" jawab Andita.
"Kenapa dia pulang?" tanya ara.
"Gak tau tadi katanya ada urusan" jawab Erina.
Ara merasakan sedih yang teramat dalam karna di saat saat sperti ini tidak ada satu orang keluarga pun yang menemaninya. "Mami sama papi kenapa gak ke sini?" tanya ara. Erina dan Andita langsung terdiam karna mereka tidak mau menambah kesedihan ara dengan mengatakan sejujurnya. nathan yang melihat Erina dan Andita kebingungan menjawab langsung mengajak ara menemui dewa.
"Lo mau di sini terus apa ngeliat dewa?" tanya nathan datar.
"Gw ke ruangan kak dewa dulu ya " pamit ara dan langsung meninggalkan kedua temannya tersebut.
Dewa yang sudah tidak bernyawa hanya terbaring di tempat tidur rumah sakit dengan di selimuti dengan kain. Ara dan nathan yang sekarang sudah sampai di rungan. dan ara sesegera mungkin membuka kain yang menutupi seluruh tubuh dewa. Ara begitu sedih dan langsung memeluk kekasih nya tersebut dan langsung menangis.
Hiks....hiksss...
Tangisan ara pecah ketika dia memeluk tubuh yang tidak bernyawa tersebut. nathan hanya melihat ara tanpa mengatakan apa apa. nathan sebenarnya sangat sedih akan kepergian sepupunya tersebut tapi dia tidak menampakkan kesedihannya kepada orang orang.
"Kakak kenapa tinggalin ara...hiks....hiksss.." ucap ara dengan tangisannya.
"Kakak jangan tinggalin ara kak... cuma kakak yang menjadi penyemangat ara...hiks hiks... tapi kakak kenapa ninggalin ara...hiks....hiksss..." ucap ara masih dalam tangisannya.
"Ara mau ikut kakak" ucap ara. seketika nathan langsung berjalan ke arah ara.
"Udah ayo kita keluar... dokter mau ngurus jenazah dewa" ajak nathan.
"Gak gw gak mau" ucap ara yang masih menangis.
"Dewa harus di bawa pulang dan di makamkan" ucap nathan.
"Gw mau ikut kak dewa" ucap ara yang tidak mau melepaskan pelukannya dari dewa.
"Lo ngomong apa sih" ucap nathan dan langsung melepaskan pelukan ara dari dewa.
"Lo apa apaan sih hah" bentak ara.
"Dewa gak suka ngeliat lo kayak gini" ucap nathan.
"Tau apa lo hah" bentak ara lagi. tapi nathan tidak mengubris ara.
"Dok tolong urus jenazah saudara saya dok" ucap nathan kepada dokter dan membawa ara keluar dari ruangan tersebut.
Di depan ruangan tersebut terlihat Erina dan Andita yang sedang berdiri tegak di depan sedangkan nita dan andre di ruangan sebelah marna Dania belum sadarkan diri sedangkan Vino di suruh oleh nita untuk pulang ke rumah dewa untuk menyiapkan pemakaman jenazah dewa.
Plakkk...
Satu tamparan mendarat ke wajah nathan.
Erina dan Andita yang melihatnya pun langsung kaget akan ara yang tiba tiba menampar orang. "Ara lo kenapa" tanya Erina. tapi ara tidak memperdulikan Erina dan dia masih menatap kesal ke arah nathan. sedangkan nathan hanya diam dan tidak mau memperpanjang masalah.
"Lo kenapa bawa gw keluar hah" bentak ara kepada nathan.
"Lo gak liat kalo dokter mau ngurus jenazahnya dewa?" ucap nathan kasar. sedangkan ara hanya bisa menangis dan tidak bisa menjawab apa apa.
"Udah ra tenang dokter mau ngurusin jenazahnya kak dewa" ucap Erina dan mengajak ara duduk di kursi rumah sakit. ara hanya menangis di pelukan Erina sedangkan Andita menenangkannya.
"udah ra jangan nangis.... lo itu baru sembuh....lo juga harus mikirin kesehatan lo" ucap Andita.
"Gw Mau ikut kak dewa" kata kata yang terus terlontar dari mulut ara.
"Ra lo gak boleh ngomong gitu" ucap Erina. tapi ara terus memanggil nama dewa. tidak lama kemudian Dania yang sudah sadar langsung menuju ke ruangan anaknya di ikuti oleh david yang memapahnya dan nita juga andre yang mengikuti dari belakang.
"Bicik mau ketemu sama dewa nat" ucap Dania.
"Jenazah dewa masih di urus dokter bi" ucap nathan.
Sedangkan nita melihat lihat ke sudut sudut ruangan tapi dia tidak menemukan keluarga ara. hanya ada Erina dan Andita yang mendampingi ara. "Ya allah kasian banget sama calon mantuku" guman nita sambil melihat ke arah ara.
"Bunda kenapa?" tanya andre kepada nita yang sedari tadi terlihat memikirkan sesuatu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 362 Episodes
Comments
syifa
emg keluarga Ara gk ada akhlak 😠
2021-03-13
0
Leni Oktafia Kusuma Dewi
😭😭😭
2021-03-10
0
jung jepri
semangatt
2021-01-29
0