Pagi ini Farah bangun masih dengan kepala beratnya, dia mencoba tetap tenang dan tidak membuat mamanya curiga,seperti biasa Farah membantu mamanya di dapur sebelum berangkat kerja.
Semalaman dia berusaha memantapkan hatinya, mencoba menerima kenyataan demi keluarganya, Farah tidak ingin keluarganya ikut menanggung beban kalau dia tidak menerima kontrak itu dia akan menjadi penggangguran.
Di dapur dia melihat mamanya yang sedang sibuk memasak, Farah menghampirinya dan mencoba memberikan bantuan karena emang masih subuh, masih banyak waktu untuk bersiap.
"Mahh masak apa???"
"Sudah bangun, masak nasi goreng sayang"
"Farah bantu ya mah???"
"Gak usah, kamu mandi saja dan bersiap, hari ini bukannya masuk kerja" jelas ibu Mirna(mama Farah)
"Iyaa mah, tapi masih terlalu pagi"
"Ya sudah,kamu bawa saja ini nasi goreng ke meja makan" jelas Ibu Mirna.
Farah membawa nasi goreng dan menata meja makan, setelah itu dia bergegas untuk mandi. Setelah rapi Farah kembali ke meja makan, di sana keluarganya sudah berkumpul, ada papanya,mamanya dna juga adik semata wayangnya Faisal.
Ritinitas pagi yang selalu mereka lakukan adalah sarapan bersama, walaupun hanya menu sederhana tapi mereka terlihat sangat menikmatinya.
"Farahh bagaimana perkerjaan barumu" tanya papanya
"Baik pah, gak ada masalah" bohong Farah
"Kakak sekarang bekerja di perusahaan besar ya kak?" tanya Faisal polos.
Farah hanya menggangguk dan segera menyelesaikan sarapannya, tidak mau keluarganya sampai mencium gelagat mencurigakan dari dirinya. Farah berusaha tetap tenang kemudian berpamitan pada kedua orangtuanya untuk segera berangkat.
Seperti biasa Farah berangkat kekantor menggunakan motor kesayangannya , berbeda dengan kemarin hari ini Farah sepertinya masih binggung antara menerima dan menolak permintaan CEOnya.
Tiba dikantor Farah bertemu dengan Rena dilobby.
"Farahhh... hai kamu jalan ngeloyor aja sampe gak tau aku ada disini" protes Rena
"Eeehh... maaf Ren ...aku lagi sedikit ngelamun tadi " jawab Farah sambil mengulas senyum.
"Ayo kita naik bareng...ehh ngomong- ngomong bagaimana kemaren??? ".
"Gimana apanya Ren??? " Farah kebingungan .
"Kemaren itu hari pertama kamu dikantor apalagi kamu berdua satu ruangan dengan bos Devan...hhmmm semua pada pengen tau jadi asistennya , apalagi bos kita ganteng banget heheheee..."celoteh Rena dalam lift.
"Biasa aja Ren".
"Whattt ...Farah apa kamu demam??? atau pusing gitu???, satu ruangan sama bos Devan biasa aja...kalau aku bisa-bisa gak kerja cuma pandangin dia doang hahahaa" seru Rena ...
"Kamu gak tau saja Ren apa yg terjadi" gumam Farah dalam hati.
Begitu lift terbuka Farah langsung pergi meninggalkan Rena, Farah takut Rena menanyakan banyak hal yang akan membuatnya lebih pusing untuk mencari alasan.
"Selamat bekerja Ren sampai ketemu nanti siang ya , kita makan siang bareng" Farah berlalu pergi meninggalkan Rena dan masuk ruangannya.
Farah duduk terdiam dikursinya , mengerutkan kening dan meremas-remas tangannya, rasa gelisah itu muncul lagi dihatinya , padahal tadi malam dia susah memantapkan hatinya , tapi tetap saja gelisah itu muncul dengan sendirinya.
Dia mencoba membuka kembali Map biru yang kemaren membuatnya seperti orang linglung. Dia mulai membaca satu persatu pasal.yang ada di dalamnya, karena kemaren belum sempat membacanya.
Dibukanya satu persatu lembar demi lembar surat itu dan matanya seakan lepas dari tempatnya saat melihat berapa besar kompensasi yang akan dia dapatkan setelah pernikahan.
Farah merasa sangat sedih, seakan sekarang dia menjual dirinya demi uang, seandainya ada pilihan lain dia tidak akan pergi dan tidak pernah mau menerima uang itu walaupun jumlah nol nya sangat banyak bahkan kalkulatornya pun tidak akan cukup menghitung untuk jumlah nol sebanyak itu.
Dengan pelan Farah mulai menutup map biru itu dan memandangnya sebentar.
"Tidak ada pilihan lain" Gumamnya dalah hati.
Farah masih terdiam di meja kerjanya karena memang belum ada pekerjaan khusus yang di berikan kepadanya, dia hanya termemung dan memainkan polselnya.
Lama dia menguntak-atik ponselnya itu, mencoba untuk berselancar ke browser ponselnya mencari beberapa artikel tentang pernikahan kontrak. Farah terkejut saat pintu ruangan itu tiba-tiba terbuka.
Ceekreekk...
Suara pintu kantor nya terbuka ,sontak membuat Farah langsung terbangun dari duduknya sambil gemetar menatap orang yang muncul dari balik pintu.
Muka Farah kembali memerah sepeti tomat, tatapannya kosong dan terlihat gurat keresahan didalam wajahnya.
"Kenapa ekspresi wajah kamu kayak lihat hantu dipagi hari ????" cetus Devan sambil berjalan ke mejanya.
"Gimana tentang penawaranku kemaren ?? apakah sudah kamu pikirkan dan sudah bisa jawab sekarang?? "
Baru saja duduk Devan sudah melancarkan serangan nya. Farah hanya bisa tertunduk dan binggung bagaimana cara menjawab Bosnya itu.
Lama Farah terdiam untuk kembali menata hatinya, bagaimanapun ini adalah pilihan tersulit untuknya, walaupun tadi dia sudah memantapkan dirinya dan mencoba menguatkan hatinya, tetap saja dihadapan Ceonya ini semua usaha yang dikerahkan tadi seakan hilang begitu saja.
Farah mulai mencoba menguatkan dirinya lagi dan mencoba mengajukan persyaratan yang tadi sudah terlintas di fikirannya.
" Saya boleh mengajukan syarat tidak pak???" kata Farah lirih
"Apa syarat kamu???".
"Saya bersedia jadi istri kontrak Bapak tapi saya mau ini jadi rahasia dikantor, saya tidak ingin teman-teman dan orang dikantor ini tau tentang pernikahan kita , saya gak mau jadi bahan gunjingan antar karyawan " jelas Farah.
"Oke kalau itu mau mu..aku setuju " jawab Devan
"Kalau kamu sudah setuju segera tanda tangani surat perjanjian itu, minggu depan kamu ikut aku kerumah bertemu dengan kedua orangtuaku sebagai calon istriku.
Sebulan kemudian kita menikah, aku juga butuh waktu buat meyakinkan orangtuamu, jadi waktu satu bulan cukup lah untuk meminta kamu dari orangtuamu biar mereka tidak curiga.
"Iyaa.. baik.. pak"
Farah membuka kembali map biru tadi dengan tangan gemetar, dia mulai memegang bolpoint dan membubuhkan tanda tangan diatasnya, segera menyerahkan map itu ke Devan.
Devan menerima map itu dengan senyum kemenangan, dan kemudian meyerahkan beberapa berkas kepada Farah.
"Ini berkas-berkas dari Rena, kamu atur jadwal ku, ingat aku mau satu hari, kosongkan semua jadwalku dihari kamis " jelas Devan mencairkan suasana.
Diambilnya setumpuk berkas dari meja CEOnya, dengan cekatan Farah membuka satu persatu file-file diatas mejanya sambil sesekali membuat catatan diagendanya.
"Farah .. ini sudah jam makan siang, kamu ikut aku makan siang diluar " pinta devan.
"Hahhh...saya pak??? ta..tapi saya tadi sudah janji makan siang bareng Rena dikantin kantor pak ".
"Kamu telpon Rena batalkan!!!"
"Iyyya..pak baik" jawab Farah.
"Hallo...ohh Farah ada apa telpon kok gak keluar aja ini sudah jam makan siang " ucap Rena .
"Ren maaf aku gak bisa makan siang bareng kamu, Pak Devan ngajak aku makan diluar " jelas Farah.
"Hahh ...apaa kamu bilang??? makan sama Bos " teriak histeris Rena
"Iyaa...jawab Farah langsung menutup telpon nya, dia yakin kalau gak buru-buru ditutup bakalan panjang pertanyaan Rena nanti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Nur Aida
cerita yg sangat menarik ditunggu kelanjutanx
2022-08-04
1
Santý
awal yg bagus
2022-06-21
0
Rania Ulfah
Seru nih kyknya
2021-12-27
0