Reina bergegas keluar dari ruangan dan menuju kantor Pusat Assassin spy, sebenarnya ia tidak ingin menemui pimpinan, namun rasa penasaran membuatnya mau tidak mau harus bertemu dengan pimpinan.
Di jalan dia berpapasan dengan Rey, tapi Reina yang tidak peduli kembali mempercepat kan langkah nya, banyak mata memperhatikan kepergiannya termasuk anggota yang sedang bertugas menjaga pintu masuk.
Sempat salah satu anggota ingin mengikuti kemana Reina pergi, namun belum sempat mendekat, langkah nya tertahan dengan satu gerakan jari.
" Pergi. jangan ikuti aku!" ucap Reina setelah melirik singkat kearah dua lelaki yang sempat Reina lewati di pintu masuk.
" kemana anda akan pergi ketua?" tanya salah satu lelaki berbadan tegap dengan postur tubuh lebih besar dari anggota lainnya.
Reina berjalan menuju motor yang terparkir digarasi. Mengambil kunci motor di sakunya, menyalakan mesin motor dan mulai mengendari kearah belokan tepat di samping kiri dua lelaki yang masih setia di tempatnya.
Merasa diabaikan, kedua lelaki itu menghadang kendaraan Reina yang sempat ingin melewati keduanya.
" Minggir!" ketus Reina dengan tatapan yang dingin.
Melihat kedua pria yang bahkan tidak bergeming, Reina membunyikan gas motor nya, bahkan asap motor sampai menyebar keseliling ruangan.
Diam dan tenang, hal itu yang mereka lakukan, mereka tau ketuanya adalah seorang gadis yang keras kepala, mau berapa kali pun mereka bertanya dia tidak akan pernah mau mengatakannya sampai benar-benar disudut kan.
Mereka memang bawahannya, tapi bukan berarti mereka Tidak memiliki hak apapun untuk mengetahui kemana ketua nya akan pergi.
" kami tidak akan menyingkir jika anda tidak memberitahu kemana anda akan pergi."
Reina memutar bola matanya malas, mematikan mesin motor dan kembali menatap dua pria yang tak berpindah dari tempat sebelumnya.
" Aku punya urusan dengan pimpinan, menyingkir lah." ketus Reina dengan nada yang datar.
kedua pria itu saling berpandangan, wajah mereka sedikit terkejut dengan perkataan Reina, apa mereka tidak salah mendengar nya?
Mereka sangat tau jika Reina tidak pernah sekalipun bertemu dengan pimpinan, bahkan jika itu sebuah panggilan darurat, ia enggak menemui pimpinan secara langsung, dan biasanya yang menggantikan tempatnya adalah Rey.
Tapi kali ini berbeda, Reina sendiri lah yang ingin menemui pimpinan, bahkan tidak ada panggilan misi yang berkaitan dengan pertemuan bersama pimpinan, apa ada sesuatu hal yang terjadi?
Mau bertanya pun tak mungkin, karena Reina tidak akan pernah menjelaskan dengan tujuan apa ia menemui pimpinan. Jika itu misi seharusnya mereka lah orang pertama yang mengetahui informasi itu terlebih dahulu sebelum Reina. Tapi kali ini berbeda.
Hanya satu cara untuk mengetahui apa yang akan Reina lakukan untuk bertemu dengan pimpinan.
" Kami akan ikut bersama anda" dengan suara yang tegas ia berjalan mendekati Reina yang masih terduduk di atas motor.
" Tidak." suaranya yang datar membuat kedua pria terdiam.
" Tap-"
" Sekali lagi Kelian menghadang jalan ku, jangan berpikir untuk bisa berjalan dengan dua kaki." mata Reina mengkilat tajam, bahkan kedua pria yang sempat berdiri tegak menundukkan kepalanya takut.
Melihat suasana hati Reina yang sudah berubah dingin, kedua pria tidak bisa berkutik dengan ancaman yang dikatakan reina. Siapa yang berani membantah Reina dengan mode menerkam nya. jangankan mereka anggota lain pun akan diam dan menunduk jika Reina sudah menunjukkan raut wajah kebencian seperti itu.
Merasa tidak memiliki kesempatan lagi untuk berdebat, kedua pria menepih kesamping memberi jalan kepada Reina.
Reina yang merasa situasi sudah berpihak kepadanya, bergegas kembali menyalakan mesin motor dan berlalu pergi meninggalkan kedua pria yang sama menatap kendaraan nya yang kian menjauh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments