Malam semakin larut. Reina menatap jendela kaca yang terkena tetesan air hujan , saat ini ia sudah berada di markas persembunyian nya, Tidak banyak yang tahu tempat ini, hanya orang-orang yang memiliki identitas yang sama yang bisa memasuki tempat ini.
Reina yang sedang berbaring di sofa menikmati kesendiriannya dengan bermain ponsel, disela-sela kesendirian nya, bunyi deritan pintu mengalihkan pandangannya.
" ketua.." seorang lelaki berbadan tegap dengan wajah tampan berkulit kuning Langsat berjalan menghampirinya.
" Rey! apa aku harus mengatakan berulang kali untuk tidak memanggil ku dengan sebutan ketua." sorot mata tajam menghunus kearah pria yang sedang berjalan kearahnya.
Rey yang mendapatkan sorotan tajam dengan konyolnya menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Maaf.." ucapnya dengan ragu.
" Apa ada misi baru?" tanya Reina Tampa menatap kearah pria yang sudah mengambil posisi duduk tepat diujung kakinya.
Reina yang sedari tadi merebahkan dirinya di sofa tidak mengambil posisi duduk untuk menghargai Rey yang sudah duduk didepannya. Iyah malah menyibukkan diri dengan menonton layar ponsel Tampa harus menatap lelaki yang memukul kakinya singkat.
Tidak mendapatkan respon apapun Rey menghembus nafas pelan, dengan lirikan singkat Rey berkata " Aku tidak tau, terdengar seperti misi namun juga tidak, ini lebih bersifat kepemilikan."
Reina terdiam sejenak, sempat ia perhatikan lelaki yang masih setia duduk dipojokkan sofa, perkataanya sedikit membingungkan. Apa maksudnya dengan kepemilikan?
Wajar saja jika Reina bertanya demikian, pasalnya setiap Rey datang tidak lain untuk memberikan pesan yang datang dari pimpinan untuk menjalankan misi baru yang akan datang.
Tapi kali ini berbeda, ia tidak mengerti dengan kata yang berakhiran dengan kepemilikan, apa itu berkaitan dengan harta benda atau hak waris.
" Aku tidak mengerti dengan ucapan mu Rey, katakan lebih jelas agar aku bisa mengerti." sahut Reina perlahan bangun dengan memposisikan tubuhnya untuk duduk.
" Aku juga tidak terlalu paham, karena pimpinan hanya memberikan misi ini padamu, aku tidak tau mengapa hanya dirimu saja yang diberikan kepemilikan. Yang jelas informasi yang diberikan kepada ku hanya itu. Selebihnya pimpinan akan mengatakannya kepadamu." lanjut Rey kembali menyenderkan tubuhnya disofa.
" Apa harus aku yang menemui pimpinan?" Tanya Reina lagi dengan mendengus tak suka.
" Bukankah itu sudah seharusnya, kau harus menemuinya untuk meminta kejelasan, aku saja dibikin bingung oleh ucapannya."
Reina kembali diam, ia menatap mata Rey dengan jarak yang dekat bahkan itu hanya menyisakan jarak 10 Senti dari tempatnya.
Melihat tatapan tajam menyorot begitu dekat, Tampa sadar Rey mundur dengan perasaan canggung " A..ada apa? Kau membuatku takut."
Reina mendengus dengan dingin, " Apa kau lupa Rey, hubungan ku dengan pimpinan tidak lah baik, jika kami bertemu kau tau kan apa yang akan terjadi. Aku tidak sependapat dengan nya, dan lagi.."
" Dia adalah ibumu" lanjut Rey Tampa ragu sedikitpun.
Rey sudah lama tau mengenai pimpinan assassin spy yang merupakan kedua orang tua Reina, Rey sendiri adalah sahabat Reina sejak duduk di bangku SMA, sejak saat itu juga Rey bekerja dibawah pimpinan assassin spy.
Assassin spy sendiri merupakan organisasi mata-mata pembunuh yang dibentuk oleh perizinan negara, pekerjaan agen assassin spy cukup tersembunyi , bahkan tidak ada yang mengetahui organisasi ini terbentuk.
Hal ini bertujuan untuk menghindari adanya hal politik yang mengancam. Assassin spy dilakukan semata-mata melindungi masyarakat dan juga negara agar terbebas dari orang-orang yang rakus akan kekuasaan.
" Mau seperti apapun kau harus tetap menemuinya Reina." ucap Rey datar kemudian bangun dan berjalan menuju pintu.
Melihat kepergian Rey yang sudah menghilang dari ruangan, Reina mendengus dengan dingin.
" sial!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments