Transformasi Si Lemah
Seorang siswa bernama Ariel, tampak tertidur pulas ketika pelajaran sedang berlangsung. Mia, siswi yang duduk di sebelahnya, terlihat berusaha untuk membangunkannya.
Mia dengan hati-hati menepuk-nepuk bahu Ariel yang sedang tertidur. "Ariel, bangun dong! Pelajaran sedang berlangsung," bisiknya pelan. Namun, Ariel masih tertidur pulas tanpa merespons.
Mia mulai agak panik dan mencoba untuk tidak menarik perhatian guru. Dia mencuri pandangan ke arah depan kelas, memastikan bahwa guru tidak melihat mereka. Setelah itu, dia mencoba lagi, kali ini dengan mengguncang pelan bahu Ariel.
"Ariel, ayolah bangun. Kita mungkin akan ditegur oleh guru," Mia berbisik dengan nada sedikit lebih keras. Tapi sekali lagi, Ariel tetap tidak bereaksi, dan dia terus terlelap di mejanya.
Pandangan Mia beralih ke seorang teman sebangkunya, Rian, yang seolah mencoba menghela nafas dalam-dalam melihat kejadian ini. Mereka berdua merasa perlu mencari cara lain untuk membantu Ariel terbangun.
Akhirnya, Mia mendapat ide untuk menggunakan sebuah pulpen yang ada di mejanya. Dengan menggunakan pulpen itu, dia mulai dengan lembut mengetuk-ngetukkan pulpen di atas meja Ariel. Suara kecil itu bergema di telinga Ariel, tapi entah bagaimana dia masih tetap terlelap.
Mia merasa semakin panik. Dia tidak ingin Ariel mendapatkan masalah karena tertidur di kelas, namun semua usahanya sepertinya tidak ada gunanya. Rian kemudian memberikan saran kepada Mia untuk mencoba menggunakan metode yang lebih drastis.
"Pak Hendra! Saya tidak bisa konsentrasi belajar dengan seseorang yang mendengkur di kelas!" teriak Dimas tiba-tiba, seraya menunjuk ke arah Ariel.
"Mia, cepat bangunkan dia!" ujar Pak Hendra dengan tegas kepada Mia setelah mendengar teriakan Dimas.
Mia yang semakin panik dan terdesak segera mengambil keputusan drastis tersebut. Dalam sekejap, dia mengambil air dari botol minumannya dan dengan cepat menuangkannya ke arah kepala Ariel.
"Ariel! Bangun! Guru kita marah!" teriak Mia sambil memercikkan air ke wajah yang masih tertidur pulas milik Ariel.
Air yang tiba-tiba mengenai wajahnya membuat Ariel terkejut dan akhirnya terbangun dari tidurnya. Dia langsung menyeka wajahnya dengan tangan dan memandang kebingungan ke sekeliling kelas.
"Apa atapnya bocor?" tanya Ariel heran.
"Sadarlah, Ariel. Pak Guru marah karena kau tidur di kelasnya," jawab Mia memberitahu situasinya.
"Ariel, cepat maju ke depan!" kata Pak Hendra dengan nada marah.
Ariel yang masih mengantuk hanya mengangguk dan segera maju ke depan.
"Cepat kerjakan soal yang ada di papan tulis!" pinta Pak Hendra pada Ariel. "Kalau jawabanmu salah, kau harus keliling lapangan sebanyak 10 putaran!"
"Ariel adalah murid peringkat paling terakhir di kelas kita. Saya yakin ia tidak akan mampu mengerjakan pertanyaan matematika pada papan tulis," bisik Rian kepada Mia.
Mia merasa khawatir, tetapi tidak bisa berbuat apa-apa untuk membantu Ariel. Meski begitu, Ariel tampak sedang mengerjakan soal matematika di papan tulis itu dengan cukup cepat.
"Kurasa ia hanya sekadar mengisi sembarangan dan pasrah menerima keadaannya," pikir Rian.
Tapi, Rian menyadari ada hal aneh terjadi saat melihat Pak Hendra tampak begitu terkejut.
"B-bagaimana bisa kau mengisi jawabannya dengan benar kali ini?" tanya Pak Hendra heran.
"Apa Bapak pikir saya tidak akan mampu mengerjakannya?" jawab Ariel seraya menaruh kembali alat tulisnya ke meja.
"Ya!" jawab Pak Hendra. "Kau selalu mendapat nilai paling buruk sampai ulangan terakhir kemarin."
"Aku tahu, Pak Hendra," jawab Ariel. "Tapi itu karena saya tidak serius mengikutinya."
Pak Hendra terdiam sejenak. Terlihat keheranan dan masih tak percaya dalam tatapannya.
"Aku salah menilaimu, Ariel," kata Pak Hendra dengan suara yang lebih lembut. "Aku terlalu cepat menyerah padamu."
"Aku akan berusaha lebih keras lagi, Pak," kata Ariel dengan semangat. "Saya ingin membuktikan bahwa saya bisa menjadi murid yang baik."
Pak Hendra tersenyum dan mengangguk. "Saya percaya kamu bisa melakukannya, Ariel. Kau boleh duduk kembali ke tempatmu."
Dimas tampak tak puas dan melayangkan sebuah protes. "Lalu, bagaimana dengan hukumannya?"
"Bapak akan membebaskannya untuk kali ini asalkan Ariel tidak mengulanginya lagi," jawab Pak Hendra.
"Saya mengaku salah, Pak. Tapi, semalam saya menghabiskan waktu untuk belajar," jelas Ariel.
"Kau dengar itu, Dimas?" kata Pak Guru Hendra. "Sebentar lagi memang akan segera ujian dan tidak bisa dipungkiri bahwa belajar adalah hal yang penting. Ariel sudah mengakui kesalahannya dan berjanji untuk lebih berusaha lagi. Kita beri kesempatan kedua untuk Ariel."
Dimas masih terlihat agak kesal, tapi ia tidak berkata apa-apa. Ia hanya mengangguk singkat dan kembali ke tempatnya.
Pak Hendra memberi senyuman kepada Ariel. "Aku sangat mengharapkan kamu bisa menunjukkan kemampuan terbaikmu dalam ujian nanti. Tetap semangat dan berusaha keras, Ariel."
"Aku akan, Pak. Terima kasih atas kesempatannya," jawab Ariel dengan rasa syukur.
Pak Hendra lalu melanjutkan pelajarannya seperti biasa. Tetapi, ada rasa bangga yang terpancar dari matanya. Ia merasa senang melihat keberanian dan semangat belajar yang dimiliki oleh Ariel.
[Ding!] [Berhasil mengejutkan guru dan teman sekelas] [+50 poin skill]
"Aku tidak bisa tidur nyenyak semalaman karena pemberitahuan aneh ini selalu muncul dan terus menggangguku," gumam Ariel.
Ariel sempat kesal pada layar sistem tersebut, tapi berkatnya, ia bisa menjawab soal di papan tulis tadi.
"Kurasa aku harus mencari tahu apa ini," pikir Ariel.
Setelah jam sekolah selesai, Ariel bergegas pulang menuju ke rumahnya. Namun, ia mendapati ada empat orang pria berpenampilan gangster sedang mengamuk ketika baru saja tiba.
"Cepat bayar hutangmu atau kami hancurkan tempat rumah makan ini!" seru salah satu dari mereka.
Ariel terperanjat melihat situasi tersebut. Ia bergegas mendekati orang tuanya yang tampak ketakutan. Namun, tanpa berpikir panjang, ia mengambil inisiatif untuk menghadapi para gangster tersebut.
"Dia siapa?" tanya salah satu dari gangster, menunjuk Ariel.
"Dia anakku, Ariel," jawab ibu Ariel dengan suara gemetar.
"Ayo, cepat bayar hutangmu, atau kami akan merusak semuanya!" kata salah satu gangster sambil mengancam.
Ariel merasa emosi memuncak. Ia tidak tahan melihat orang tuanya terancam seperti itu. Ia memutuskan untuk menggunakan kekuatan misterius yang diberikan oleh sistem.
Para gangster tersebut terkejut melihat Ariel langsung menyerang mereka. Mereka menahan serangan dan berusaha mencari cara untuk melawan Ariel yang sekarang terlihat lebih kuat.
Ariel melangkah maju dengan percaya diri. Ia melepaskan pukulan menghantam salah satu gangster, membuatnya terlempar ke tanah.
[Menambah kekuatan pukulan!] [-5 poin dikurangi]
Kemudian, Ariel dengan cepat bergerak menghindari serangan yang datang dari gangster lainnya.
[Menghindari serangan lawan!] [-5 poin dikurangi]
Ia terus menggunakan keterampilan tempur dari sistem untuk menghadapi para gangster.
Keempat gangster tersebut terkejut melihat kekuatan dan keterampilan bertarung Ariel. Mereka mencoba melawan dengan serangan balasan, tetapi mereka tidak mampu mengalahkannya. Ariel menghindari serangan mereka dengan refleks yang tinggi dan membalas dengan pukulan yang akurat.
Akhirnya, para gangster itu melarikan diri dalam kekalutan. Ariel bernapas lega melihat mereka pergi. Ia kemudian melepaskan lencana dan merasakan tubuhnya kembali normal.
[Ding!] [Anda telah berhasil mengusir penjahat]
[+100 Poin telah ditambahkan] [Total : 180 Poin]
"Hebat sekali, Ariel!" seru ayah Ariel dengan bangga.
"Aku tidak tahu aku bisa melakukannya," ujar Ariel dengan senyuman.
"Tapi mereka pasti akan kembali lagi jika kita tak segera melunasi hutangnya," sela ibunya khawatir.
Ariel setuju dengan ucapan ibunya, tapi orang tuanya sekarang belum punya uang untuk membayarnya.
"Dari pagi restoran kecil kita belum ada satu pun pembeli," ungkap ayahnya dengan raut wajah sedih.
Ariel segera memutar otak dan akhirnya menemukan ide untuk membuat menu makanan baru.
"Harusnya aku bisa membuat menu baru mengandalkan kekuatan sistem," pikir Ariel.
Ariel pun mulai merencanakan menu makanan baru yang unik dan menggiurkan. Dengan menggunakan kekuatan sistem yang diberikan, ia memiliki keunggulan dalam menciptakan rasa yang istimewa dan menghasilkan makanan yang belum pernah ada sebelumnya.
Dalam waktu singkat, Ariel berhasil menciptakan beberapa hidangan baru yang dapat menggugah selera. Ia membuat hidangan dengan sentuhan khusus, menggunakan bumbu-bumbu yang langka, dan mengkombinasikan berbagai cita rasa yang tak terduga.
[Ding!] [Berhasil membuat menu makanan baru]
[+120 poin telah ditambahkan][Total : 300 poin]
Restoran dibuka pada hari berikutnya, Ariel memamerkan menu baru tersebut kepada pelanggan. Mereka tertarik dengan keunikan hidangan dan tertarik untuk mencoba.
Dalam sekejap, kabar tentang makanan enak dan unik dari restoran ini menyebar luas. Orang-orang mulai berdatangan dalam jumlah besar untuk mencicipi hidangan-hidangan buatan Ariel.
Restoran kecil itu terkesan dengan peningkatan pesanan yang drastis. Orang-orang datang dengan ramai-ramai, membawa teman dan keluarga untuk mencoba hidangan khas Ariel.
"Wow! Saya belum pernah memakan makanan selezat ini sebelumnya!" kata seorang pelanggan yang terkesan.
"Apa rahasianya, Ariel? Kok makananmu begitu istimewa?" tanya seorang pelanggan penasaran.
Ariel tersenyum bangga. "Rahasia makanan istimewa kami terletak pada bahan-bahan bermutu tinggi yang kami gunakan, serta resep yang kami kembangkan sendiri secara eksklusif. Kami sangat berhati-hati dalam memilih bahan-bahan segar dan mengutamakan kualitas setiap hidangan yang kami sajikan kepada pelanggan kami."
Pelanggan pun semakin penasaran dan memuji kreativitas Ariel dalam mengolah bahan-bahan menjadi hidangan yang istimewa dan unik. Setiap hidangan memiliki sentuhan khas yang membuat pelanggan terkesan dan ingin mencoba lagi.
"Selain itu, kami juga selalu mengutamakan pelayanan yang ramah dan cepat. Kami ingin setiap pelanggan merasa nyaman dan senang saat berada di restoran kami," tambah Ariel.
Tak hanya itu, Ariel juga tidak ragu mencoba hal-hal baru dan berinovasi dalam menciptakan menu restoran. Ia senang bereksperimen dengan bahan-bahan baru, teknik memasak yang berbeda, serta menyajikan kombinasi rasa yang tak terduga.
Hal ini membuat pelanggan semakin penasaran dan ingin mencoba semua hidangan unik yang Ariel tawarkan. Mereka pun terus membagikan pengalaman mereka kepada teman dan keluarga, sehingga membuat restoran Ariel semakin terkenal.
[Ding!][Memuaskan para pelanggan]
[+300 poin] [Total : 600 poin]
Ariel memeriksa bahan-bahan di dapur dan melihat ada beberapa bahan yang sudah mau habis.
"Ayah, Bunda, Ariel pergi dulu ya!" teriak Ariel sambil pamit pergi untuk belanja.
Setiba di pasar, Ariel melihat seorang kakek-kakek berteriak minta tolong.
"Tolong! Cucu saya baru saja diculik!" teriak kakek-kakek tersebut.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
miyamura kun~
cukup menarik👍
2024-04-12
0
Keyozzx
gak sekalian Membantu Orang dipasar dan Mengutamakan Mambantu orang Dari Pada Diri Sendiri Jangan Lupa Kasih Semua Resep Makanan Dari Sistem Biar Semua Orang Bahagia Sama Kasih Yang 1 Triliun Per orang Mc Kita Kan Baik'
😋
2024-02-29
0
absolut
lanjut lanjut lanjut lanjut
2024-02-11
0