2

[Ding!][Memuaskan para pelanggan]

[+300 poin] [Total : 600 poin]

Ariel memeriksa bahan-bahan di dapur dan melihat ada beberapa bahan yang sudah mau habis.

"Ayah, Bunda, Ariel pergi dulu ya!" teriak Ariel sambil pamit pergi untuk belanja.

Setiba di pasar, Ariel melihat seorang kakek-kakek berteriak minta tolong.

"Tolong! Cucu saya diculik!" teriak kakek tersebut.

"Kakek, cepat hubungi polisi! Saya akan mengejar mereka agar tak kehilangan jejaknya!" ujar Ariel bergegas pergi, mengikuti arah penculik itu pergi.

[Ding!] [Keahlian mengemudi digunakan]

[-5 poin] [ Sisa : 595 poin]

"Bos, ada seorang bocah mengejar kita!" ujar penculik yang duduk di belakang.

"Tenang saja, dia tidak akan bisa mengejar kita," jawab si penculik yang mengemudi motor.

"Bos, dia semakin mendekat!" ujar penculik yang duduk di belakang.

Penculik itu semakin mempercepat motornya, namun Ariel tetap berusaha untuk mengejarnya. Dalam kecepatan tinggi, Ariel berusaha berpikir taktik yang tepat untuk bisa menangkap penculik tersebut. Tiba-tiba, Ariel melihat sesuatu yang bisa dijadikan untuk lompatan motornya.

Kedua penculik itu terlihat terkejut melihat motor Ariel terbang melompati mereka. Motor penculik itu jadi kehilangan kendali dan akhirnya menabrak trotoar pinggir jalan.

Ketika salah satu penculik itu terpental, terlempar dari motor bersama gadis yang ia culik, Ariel segera melompat untuk menangkap gadis itu.

"Aku akan menangkapmu!" teriak Ariel seraya melompat dan berhasil gadis itu.

[Kelincahan telah digunakan] [-5 Poin] [590 poin]

[Luka telah dipulihkan] [-poin] [Sisa : 580 poin]

"Apa kamu baik-baik saja?" tanya Ariel pada gadis kecil tersebut.

Gadis kecil itu tidak menjawab, namun matanya penuh dengan rasa terima kasih. Ariel merasa lega melihat gadis itu tidak terluka parah. Sementara kedua penculik itu, Ariel segera mengikatnya agar mereka tidak kabur dan ia segera menghubungi polisi untuk melaporkan kejadian tersebut sambil menjaga gadis kecil itu.

[Ding!] [Berhasil mengalahkan penjahat]

[+100 poin] [Total : 680]

Ketika polisi tiba, Ariel memberikan keterangan mengenai pengejaran dan penculikan yang terjadi.

Kemudian, Ariel kembali ke pasar untuk mengambil barang belanjaannya setelah menyerahkan urusan penculik dan gadis itu kepada pihak polisi.

Keesokan harinya, Ariel mengantarkan motor yang ia pinjam dari dalam keadaan sudah rusak.

"Tidak! Motorku!" teriak Bang Jo, pemilik motor yang Ariel pinjam. Ia terkejut melihat motor kesayangan miliknya rusak parah.

"Nanti saya bawa ke bengkel," kata Ariel, merasa harus tanggung jawab setelah merusak motornya.

"Kau pasti kebut-kebutan di jalan dan akhirnya mengalami kecelakaan," tuduh Bang Jo. "Ini mustahil bisa diperbaiki lagi!"

"Saya memang kebut-kebutan, tapi untuk menolong seseorang," jawab Ariel.

"Tidak usah berbohong!" kata Bang Jo. "Kau hanya alasan saja agar tidak disalahkan."

"Dia tidak berbohong," sela seseorang yang tiba-tiba datang ke tempat mereka.

Ariel tampak mengenal orang tersebut dan ternyata ia kakek-kakek yang ditemuinya di pasar kemarin.

"Kakek, kenapa Anda ke sini?" tanya Ariel terkejut.

"Tentu saja untuk berterima kasih padamu karena kamu sudah menyelamatkan cucu saya, Rina," jawab Kakek tersebut dengan senyuman hangat. "Segera setelah polisi membawa Rina kembali, dia langsung menceritakan semua yang terjadi. Aku sangat berterima kasih padamu, Ariel."

"Aku hanya melakukan apa yang seharusnya dilakukan," jawab Ariel sambil tersenyum malu.

"Kamu lebih dari itu," kata Kakek. "Kamu telah menunjukkan keberanian dan kepedulian yang luar biasa. Kamu telah membuktikan bahwa usia bukanlah batasan untuk membantu orang lain."

"Aku tidak akan bisa melakukannya tanpa bantuan Kakek," kata Ariel.

"Kau yang telah menemukan keberanianmu sendiri, Ariel. Saya hanya memberikan dorongan," kata Kakek itu dengan bangga.

Bang Jo, yang mendengarkan percakapan mereka, merasa malu dan menyesal atas tuduhannya sebelumnya.

"Aku minta maaf, Ariel," kata Bang Jo dengan penuh penyesalan. "Kamu telah menunjukkan bahwa aku salah memahamimu."

Ariel tersenyum dan mengangguk. Dia belajar bahwa tindakan baik tidak perlu dibuktikan, tapi cukup membantu orang lain dengan tulus dan ikhlas.

"Omong-omong, saya lupa memperkenalkan diri. Nama saya Rudi Hermanto, dan saya ingin mengundangmu untuk datang ke kediamanku," kata Kakek Rudi sambil tersenyum ramah pada Ariel.

"Apa? Mengundangku?" tanya Ariel terkejut.

"Iya, Rina sangat ingin bertemu lagi denganmu dan mengucapkan terima kasih secara langsung," jelas Kakek Rudi.

"Aku sangat senang menerima undanganmu, Kakek Rudi. Terima kasih banyak," balas Ariel dengan antusias.

"Rudi Hermanto?" kata Bang Jo terkejut. "Bukannya itu nama orang terkaya di kota ini."

Kakek Rudi hanya tersenyum dan salah satu anak buahnya muncul menyerahkan sebuah kunci.

"Ini untuk mengganti motormu yang telah rusak," kata Kakek Rudi seraya menyerahkan kuncinya kepada Bang Jo.

Ternyata Bang Jo diberikan satu unit motor sport keluaran terbaru, yang harganya sangat mahal. Ia pun benar-benar terkejut dan tidak dapat menyembunyikan kegembiraannya.

"Terima kasih, Kakek Rudi! Saya tidak pernah menyangka akan mendapatkan hadiah sebesar ini," ucap Bang Jo sambil tersenyum lebar.

Kakek Rudi hanya mengangguk dan berkata, "Motormu sudah ikut berjasa dalam penyelamatan cucu saya kemarin."

Bang Jo sendiri adalah tetangganya Ariel yang kemarin meminjamkan motornya.

"Sebelum berangkat, apa Tuan Rudi ingin bertemu orang tua saya terlebih dahulu?" tanya Ariel.

Kakek Rudi tersenyum hangat. "Tentu, Ariel. Aku ingin mengucapkan terima kasih pada mereka juga, sehingga aku bisa memastikan bahwa mereka tahu betapa berharganya anak seperti kamu."

Ariel tersenyum lega. Dia merasa senang dapat memperkenalkan Kakek Rudi kepada orang tuanya yang selalu mendukungnya.

Kemudian, Ariel datang ke rumahnya dengan Kakek Rudi. Rasa gugup campur bahagia terlihat di wajahnya ketika Kakek Rudi mengucapkan terima kasih kepada orang tuanya dan menceritakan keberanian dan kebaikan yang telah ditunjukkan oleh Ariel. Kakek Rudi juga berjanji untuk memberi hadiah, yaitu tempat baru untuk mereka berjualan.

Kedua orang tua Ariel merasa bangga dan terharu. Mereka mengucapkan terima kasih pada Kakek Rudi atas hadiahnya yang melimpah, tetapi Kakek Rudi hanya menjawab, "Ariel pantas mendapatkannya. Dia adalah orang yang istimewa."

Setelah memperkenalkan Kakek Rudi pada orang tuanya, barulah Ariel berangkat ke kediaman Rina.

"Anda memiliki banyak pengawal, kenapa bisa terjadi hal seperti kemarin?" tanya Ariel ketika mereka dalam perjalanan.

"Ada banyak lalat di antara para pengawal," jawab Tuan Rudi, menyinggung soal penyusup.

Kakek Rudi segera menceritakan bahwa kedua orang penculik kemarin itu adalah orang yang menyamar menjadi pengawal. Ketika diintrogasi oleh pihak polisi, mereka tidak mau mengakui apa motif mereka dan siapa yang memerintahkan mereka untuk menculik Rina. Namun, setelah melalui penyelidikan lebih lanjut, polisi menemukan bahwa ada keterlibatan seseorang dari dalam keluarga Hermanto yang menjadi dalang di balik penculikan tersebut.

"Kami sudah mengorek informasi dari mereka, dan ternyata ada seseorang yang membayar mereka untuk menculik cucuku, Rina," ungkap Kakek Rudi dengan nada serius.

"Apa? Siapa orang itu? Dan kenapa dia mau menculik cucumu, Rina?" tanya Ariel heran.

"Polisi masih terus menyelidiki dan belum mendapatkan semua jawaban," kata Kakek Rudi.

Kemudian, Kakek Rudi meminta agar Ariel menjadi pengawal pribadi cucunya untuk sementara.

"Baiklah," jawab Ariel setuju.

Ariel merasa kekuatan sistem miliknya akan berguna dan akan sangat bagus jika bisa menjalin hubungan dengan orang penting seperti keluarga Hermanto.

Sesampainya di kediaman Hermanto, Ariel disambut oleh Rina, gadis berumur 9 tahun, yang langsung memeluknya ketika ia baru saja turun dari mobil.

"Kak Ariel!" panggil Rina yang sangat senang bertemu dengan penyelamatnya. "Maaf, kemarin aku terlalu takut untuk bicara denganmu."

"Jangan khawatir, mulai sekarang aku dan kakekmu akan melindungimu dengan baik," kata Ariel sambil memeluk Rina dengan erat.

Hari itu, ketika semuanya selesai menceritakan kejadian penculikan Rina kepada Pak Erik Hermanto, ayahnya Rina, suasana di ruang keluarga terasa sangat tegang. Semua anggota keluarga tidak bisa membayangkan siapa dalang di balik semua ini.

Selama ini, keluarga Hermanto dianggap sebagai keluarga yang sukses dan begitu dihormati, membuat mereka sulit percaya bahwa dalangnya ada di antara mereka sendiri.

"Kita harus mencari tahu siapa dalang yang melakukan penculikan ini," kata Kakek Rudi dengan sungguh-sungguh. "Polisi sedang menginvestigasi, tapi mungkin kita bisa melacak sendiri."

"Ayah, apa kamu yakin bocah sekolahan ini dapat melindungi Rina saat keluar rumah?" tanya Pak Erik meremehkan Ariel.

Tak lama kemudian, tampak Ariel akan berhadapan dengan beberapa pengawal yang ditunjuk untuk menguji kemampuannya dalam melindungi Rina. Dengan tenang, Ariel menyambut tantangan tersebut.

"Saya yakin bisa melindungi Rina dengan baik," jawab Ariel tanpa ragu.

'Saya memiliki kekuatan dari sistem dan saya pasti bisa memenangkan pertarungan ini.'

Pak Erik memandangnya ragu, namun Kakek Rudi memberikan dukungan. "Ariel adalah cucuku yang pemberani dan bertanggung jawab. Saya yakin dia akan melindungi Rina dengan sebaik-baiknya."

Ariel mulai menunjukkan kemampuannya dalam bertarung. Dalam beberapa gerakan yang cepat dan gesit, Ariel berhasil menangkis serangan-serangan pengawal itu. Meskipun mereka lebih banyak jumlahnya, Ariel dapat mengalahkan mereka satu per satu dengan kecerdikan dan kekuatan fisiknya.

[Ding!] [Keahlian bela diri digunakan] [-5 poin]

[Ding!] [Menambah kekuatan pukulan] [-5 poin]

[Ding!] [Memperkuat kekuatan fisik] [-5 poin]

[Ding!] [Menambah kelincahan] [-5 poin]

[Selamat, semua musuh telah berhasil dikalahkan]

[Sisa 660 poin + 150 poin] [Total : 810 poin]

Pertempuran berakhir, para pengawal terkapar di tanah sambil mengeluh kesakitan. Pak Erik terlihat terkejut melihat kehebatan Ariel dalam bertarung.

"Kau ternyata lebih dari sekadar bocah sekolahan biasa," kata Pak Erik dengan muka terkejut. "Maafkan keraguan saya sebelumnya. Kamu memang pantas dipercaya untuk melindungi Rina."

Ariel hanya tersenyum sambil memberikan senyuman kecil kepada Rina yang menatapnya dengan kagum. Mereka sadar bahwa mereka harus bersatu dan saling mendukung untuk mencari tahu dalang penculikan Rina.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Keyozzx

Keyozzx

Misi Mambantu Semua Manusia Dibumi Jangan Utamakan Membantu Lebih Penting Dari Kebutuhan Mc Kita Terus Jangan Lupaa Sumbang Uang Yang iya Dapat Dari Sistem Ke Wanita Mantre bang😃

2024-02-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!